Anda di halaman 1dari 12

SUNDARI LOVEA NURANTI ( 030.12.

264)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI Pembimbing :
BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSAL MINTOHARDJO Dr. Komang Arianto, Sp.OG
OKTOBER 2019
PENDAHULUAN
Gangguan hipertensi pada Gangguan hipertensi kehamilan
kehamilan sering menyebabkan meliputi hipertensi kronis tekanan
bebrapa resiko atau akibat yang darah sistolik (BP) ≥140 mmHg
membahayakan nyawa baik ibu atau BP diastolik ≥90 mmHg,
maupun bayi yang dikandungnya, pada kehamilan 20 minggu, di
pada beberapa keadaan dapat sertai dengan proteinuria.
meninggalkan gejala sisa di
kemudian hari.

Di Amerika Serikat, ini adalah penyebab utama


kematian ibu, morbiditas ibu yang parah, ibu harus
menjalani perawatan intensif, operasi caesar, dan
prematur.
EPIDEMIOLOGI DAN DEFINISI KLINIS PREEKLAMPSIA
FAKTOR RISIKO UNTUK PREEKLAMPSIA

Secara klasik, American College of Obstetrics


and Gynecology (ACOG) mendefinisikan
preeklampsia sebagai keberadaan hipertensi
dan proteinuria yang terjadi setelah 20 minggu
kehamilan pada pasien yang sebelumnya
normotensif.
FAKTOR RESIKO
Tahap 1: Placentation Abnormal, Invasi
Trofoblas, dan Antarmuka Ibu-Janin Selama
PATOGENESIS PREEKLAMPSIA implantasi plasenta normal, sitotrofoblas
bergabung ke dalam arteri spiral uterus
Tahap (1) plasentasi yang tidak ibu, membentuk sinus vaskular pada
normal pada awal trimester pertama antarmuka janin-ibu untuk menyediakan
diikuti oleh Tahap (2) “sindrom nutrisi bagi janin.
maternal pada trimester kedua dan Tahap 2: Patogenesis Sindrom Ibu
ketiga yang ditandai dengan
Ketidakseimbangan dalam Beredar Faktor
kelebihan faktor antiangiogenik.
Angiogenik, lebih dari satu dekade yang lalu,
beberapa kelompok mengidentifikasi peningkatan
kadar protein antiangiogenik sFLT1 dalam plasenta
yang dikumpulkan dari wanita dengan diagnosis
klinis preeklampsia. sFLT1 adalah protein larut yang
memberikan efek antiangiogenik dengan mengikat
dan menghambat aktivitas biologis protein
proangiogenik VEGF dan PlGF95
STUDY PERCOBAAN HEWAN
Hewan percoban dapat digunakan untuk memperluas
data korelasi yang diamati pada manusia menjadi
hubungan sebab dan akibat, seperti yang telah terlihat
dalam manipulasi sFLT1 dan sENG, dan merupakan alat
penting untuk menilai toksisitas dan kemanjuran dalam
terapi baru.

Ada keterbatasan, studi eksperimental pada model


hewan memungkinkan peneliti untuk menguji secara
langsung apakah faktor-faktor tertentu ditemukan
pada wanita dengan preeklampsia dapat
menyebabkan hipertensi dan manifestasi lain dari
sindrom.
KONTRIBUSI IBU HAMIL TERHADAP PENYAKIT
Dalam meta-analisis baru-baru ini dari 15 uji coba
terkontrol secara acak yang melaporkan kejadian gangguan
hipertensi kehamilan dengan penggunaan Metformin,
Kalafat et all menemukan pengurangan risiko gangguan
hipertensi pada kehamilan (RR). , 0,56; 95% CI, 0,37-0,85)
tetapi risiko preeklampsia berkurang secara signifikan (RR,
0,74; 95% CI, 0,09-6,28).

Disfungsi vaskular prahamil, seperti pada wanita dengan


hipertensi kronis, tidak hanya membahayakan perfusi
plasenta tetapi juga dapat meningkatkan respons plasenta
terhadap iskemia serta respons vaskular terhadap faktor
antiangiogenik seperti sFLT1.
PERAWATAN DAN MANAJEMEN PREEKLAMPSIA

Penatalaksanaan preeklampsia saat ini di • Pengobatan hipertensi berat memerlukan terapi


negara maju yaitu : farmakologis dengan la-betalol, nifedipine, atau
methyldopa
1. konseling prakonsepsi • Aspirin sekarang direkomendasikan untuk pencegahan
2. kontrol dan pemantauan BP perinatal preeklampsia pada wanita berisiko tinggi.

3. terapi aspirin prenatal pada wanita


berisiko tinggi, terapi hormon untuk pasien
<34 minggu, magnesium sulfat parenteral,
dan tindak lanjut yang teliti dari
postpartum.
PREEKLAMPSIA DAN CVD
KOMPLIKASI KARDIOVASKULAR JANGKA PENDEK PADA
PERIODE PASCAPARTUM
1. Dalam peripartum periode, preeklampsia dikaitkan dengan peningkatan risiko
kardiomiopati peripartum (PPCM) yang dapat berkembang menjadi gagal
jantung kronis, transplantasi jantung, atau kematian.
2. Sebuah studi dari 2 pusat medis tersier di Belanda menemukan bahwa total 42%
wanita dengan riwayat preeklampsia memiliki faktor risiko CVD yang signifikan
dibandingkan dengan 14,3% di antara wanita dengan riwayat kehamilan yang
tidak memiliki komplikasi.
3. Secara global terdapat peningkatan bukti bahwa riwayat preeklampsia harus
dipertimbangkan dalam stratifikasi risiko CVD. Preeklampsia juga dikaitkan
dengan risiko 4,7 kali lipat untuk penyakit ginjal tahap akhir berikutnya.
KESIMPULAN
Peningkatan fokus pada studi intervensi selama
postpartum, fase asimptomatik sangat penting untuk
meminimalkan risiko CVD dan komplikasinya yang
berpotensi fatal.
Preeklampsia adalah penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu di seluruh dunia

Anda mungkin juga menyukai