Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOEKONOMI

Pendahuluan
Mayaranti Wilsya, S. Far., Apt., M. Sc.
definisi

 deskripsi dan analisis biaya terapi pada masyarakat


atau sistem pelayanan kesehatan.
 proses identifikasi, pengukuran, dan membandingkan
biaya, risiko, dan manfaat dari program, pelayanan,
atau terapi dan menentukan alternatif yang
memberikan keluaran kesehatan terbaik untuk sumber
daya yang digunakan
prinsip
menetapkan identifikasi alternatif menentukan hubungan antara
masalah intervensi income dan outcome

interpretasi dan identifikasi dan mengukur


pengambilan menilai biaya dan outcome dari alternatif
kesimpulan efektivitas intervensi
ruang lingkup
1. pemerintah : sangat berguna dalam memutuskan apakah suatu obat layak dimasukkan ke
dalam daftar obat yang disubsidi, serta membuat kebijakan-kebijakan strategis lain yang terkait
dengan pelayanan kesehatan. Contoh kebijakan terkait farmakoekonomi yang relatif baru
diterapkan di Indonesia adalah penerapan kebijakan INA-DRG (Indonesia-Diagnosis Related
Group) yang menyetarakan standar pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah.
2. industri farmasi : penelitian dan pengembangan obat, strategi penetapan harga obat, serta
strategi promosi dan pemasaran obat.
3. rumah sakit : data farmakoekonomi dapat dimanfaatkan untuk memutuskan obat mana saja
yang dapat dimasukkan atau dihapuskan dalam formularium rumah sakit, yang biasanya
disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit. Farmakoekonomi juga dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan pedoman terapi obat.
4. tenaga kesehatan : berperan mewujudkan penggunaan obat yang rasional dengan membantu
pengambilan keputusan klinik, mengingat penggunaan obat yang rasional tidak hanya
mempertimbangkan aspek keamanan, khasiat, dan mutu saja, tetapi juga harus
mempertimbangkan aspek ekonomi.
5. pasien : diharapkan akan memperoleh alokasi sumber daya pelayanan kesehatan yang optimal
dengan cara mengukur serta membandingkan aspek khasiat serta aspek ekonomi dari
berbagai alternatif terapi pengobatan.
tujuan
• membandingkan obat yang berbeda untuk pengobatan pada kondisi yang sama selain
itu juga dapat membandingkan pengobatan (treatment) yang berbeda untuk kondisi
yang berbeda).
• untuk memperbaiki kesehatan individu dan publik, serta memperbaiki proses
pengambilan keputusan dalam memilih nilai relatif diantara terapi-terapi
alternatif. Jika digunakan secara tepat, data farmakoekonomi memungkinkan
penggunanya mengambil keputusan yang lebih rasional dalam proses pemilihan
terapi, pemilihan pengobatan, dan alokasi sumber daya sistem. Dalam kaitannya
dengan hal ini, penggunanya bisa dari berbagai kalangan, diantaranya
pengambil keputusan klinis dan administratif, termasuk dokter, apoteker,
anggota komite formularium dan administrator perusahaan asuransi.
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penerapan farmakoekonomi dalam meningkatkan kualitas
hidup manusia adalah:

1. Memberikan pelayanan maksimal dengan biaya yang terjangkau


Hal ini memberikan manfaat, yaitu terdapat banyak pilihan
obat yang dapat diberikan untuk tindakan terapi bagi
pasien. Oleh karena itu, pertimbangan farmakoekonomi
dalam menentukan terapiyang akan diberikan kepada
pasien sangat diperlukan, misalnya dengan penggunaan
obat generik. Di Indonesia khususnya, telah terdapat 232
jenis obat generic yang diregulasi dan disubsidi oleh
pemerintah dengan harga yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan obat patennya.
2. Angka kesembuhan meningkat
Angka kesehatan meningkat dan angka kematian menurun.
Terapi yang diberikan oleh dokter akan berhasil apabila
pasien patuh terhadap pengobatan penyakitnya. Kepatuhan
ini salah satunya dipengaruhi oleh factor ekonomi. Selain
itu ketepatan dokter dalam memilih terapi yang tepat untuk
penyakit pasien atau berdasar Evidense Based Medicine
juga berpengaruh.
3. Menghindari tuntutan dari pihak pasien dan asuransi terhadap
dokter dan rumah sakit karena pengobatan yang mahal
Seorang pasien menjadi semakin kritis dan ingin tahu untuk
apa saja ia membayar, termasuk dalam halo bat-obatan
atau terapi serta pemeriksaan yang dilakukan. Apabila ada
kesan kelalaian dokter dan pihak rumah sakit, pasien
berhak mengajukan tuntutan ke pengadilan.
metode farmakoekonomi
1. Cost Minimal Analysis (CMA)
CMA adalah suatu analisa mengenai obat yang outcome dan efektifitasnya dianggap
ekuivalen (Sama), yang beda mungkin cuma regiman dose, atau administration (cara
pemberian), atau juga antara obat me too dengan generiknya yang dianggap memiliki
efektivitas dan outcome yang equivalent.

dalam CMA, hanya melihat mana cost nya yang minimal. Misal, obat A dikasi 3x sehari
tablet biasa, dan obat B 1xsehari sustain release. Dianggap kedua obat efektifitasnya
sama, dan outcomenya eqivalent. yang dilihat di antara kedua obat tersebut adalah
manakah yang lebih cost minimal.

Kekurangan CMA adalah : analisis ini mengabaikan efektifitas (hanya menganggap sama),
walaupun sebetulnya efektifitasnya sebenarnya beda. hanya melihat mana dari segi cost
(biaya) lebih murah. merupakan metode yang paling sederhana.
2. Cost Benefit Analysis (CBA)
Cost benefit analysis ini menilai benefit yang kita peroleh dari suatu terapi maupun suatu program di mana
outcomenya dinilai dalam bentuk uang. Jadi, benefit yang kita dikonversikan ke rupiah dulu. CBA ini dapat
digunakan untuk menganalisa dua program yang sama sekali berbeda, karena outcome nya kan sama-sama
moneter. CBA ini dapat menganalisa dalam skala makro, kaya skala 1 negara atau satu propinsi. Dan satu-
satunya analisa farmakoekonomi yang bisa menilai 1 program saja dengan menghitung NET BENEFITNYA.
Bagi pemerintah, kebanyakan yang digunain adalah CBA ini.

Contohnya : Pemerintah ingin menilai, program manakah yang lebih memiliki benefit yang besar antara program
pemberantasan TB atau pemberian vaksin polio.
Cara menghitungnya adalah :
CBA = B/C
*C= cost (dalam moneter) dan B = Benefit (dalam moneter)
Jika nilai CBA > 1 berarti programnya lebih benefit, jadi sebaiknya dilaksanakan itu program
Jika nilai CBA = 1 berarti ada atau nda ada program,
Jika nilai CBA < 1 berarti program tersebut malah mendatangkan kerugian
Cara menghitung Net benefit = Benefit-Cost (dalam moneter)

Kekurangan CBA ini adalah : terkadang ada benefit yang intangible, yang tidak bisa dimoneterkan, sehingga
hasilnya jadi bias.
Contoh, bagaimana cara merupiahkan nyeri?
3. Cost Effective Analysis (CEA)

CEA merupakan analisa farmakoekonomi yang membandingkan cost-effektivitas antara 2 pengobatan


yang hasilnya atau outcome nya dinilai dari natural unit. CEA tidak perlu dirupiahkan. Cukup pada
natural unitnya. Natural unit mencakup tekanan darah, life-saving, kadar gula darah, kolesterol dan
lain sebagainya.

Hasil akhirnya adalah dalam bentuk rasio cost efektifitas (ACER = an average Cost Effective Ratio)

ACER = health care cost (dalam moneter)/clinical outcome (dalam natural unit)

Untuk membandingkan dua obat alternatif yang lebih baik, bisa dihitung tambahan biaya dan
efektifitas yang kita dapatkan (ICER = incremental cost effective ratio)

ICER = Cost A-Cost B (dalam moneter)/Effect A- Effect B (dalam %)

dengan Formula ICER ini kita dapat melihat berapa tambahan biaya yang diperlukan untuk
mendapatkan efek dari penggantian obat A ke obat B.
Contoh CEA adalah : Obat-obat hipertensi akan dibandingkan antara obat A yang memiliki
mekanisme kerja X dengan obat B yang mmeiliki mekanisme kerja Y. Outcome nya adalah
penurunan tekanan darah.

Diketahui obat A dengan harga 25ribu dapat menurunkan tekanan darah 20 mmHg,
sementara obat B harganya 35ribu dapat menurunkan tekanan darah 15 mmHg. Jadi, obat
A ternyata lebih cost effective dibandingkan obat B.

Contoh lain : Obat C dengan 150ribu dapat menyelamatkan 30 nyawa. Akan tetapi obat D
dengan 200ribu, tapi dapat menyelamatkan 50 nyawa. Artinya, walaupun obat D lebih
mahal, tapi dari cost-effective, obat D ternyata lebih baik.

Kekurangan CEA adalah hanya dapat menilai obat dengan skala mikro. Hanya bisa
ngebandingin obat dengan outcome yang sama. Misal, sama-sama menurunkan tekanan
darah, sama-sama menurunkan kolesterol. Mekanisme kerja boleh berbeda. Tapi, tidak
bisa digunakan untuk obat-obat yang berbeda outcome nya.
4. Cost Utility Analysis (CUA)

CUA ini sebenarnya adalah analisa farmakoekonomi yang paling komprehensif. Selain
menganalisa berdasarkan Cost-Effective, dia juga menilai QALY (Quality-Adjust Life Years).
Jadi, dia juga menilai bagaimana kualitas hidup setelah pengobatan pasien bagemana.
Jadi, outcome nya dinilai berdasarkan QALY nya.

QALY biasanya digunakan untuk mengukur status kesehatan seseorang dan


dikombinasikan dengan data morbiditas dan mortalitas.

Anda mungkin juga menyukai