Anda di halaman 1dari 8

Edisi Teks dalam

Manuskrip Arab Pegon


Pengantar...
Pembahasan edisi teks tidak lepas dari proses penyuntingan itu sendiri. Di tahap
penyuntingan ini, seorang filologis dituntut untuk menghadirkan edisi teks yang
siap dibaca dan di pahami khalayak luas.
Untuk sampai pada edisi teks ini, tentunya seorang pengkaji filologi telah
melakukan serangkaian tahap metodologis, yang disesuaikan dengan objek naskah
kajiannya.
Dalam hal ini, Setidaknya ada beberapa jenis dan model edisi teks yang dapat
dihasilkan oleh seorang filologis, di antaranya:
1. Edisi Faksimile (facsimile edition)
2. Edisi Diplomatik (Diplomatic Edition)
3. Edisi Campuran (eclectik edition)
4. Edisi Kritis (critical edition)
1. Edisi Faksimile
Merupakan model suntingan teks yang dihasilkan melalui penciptaan kembali
(recreation) atau duplikasi sebuah teks, baik melalui cara konvensional (cetak dari
microfilm atau photo copy), maupun cara mutakhir (cetak dari hasil alih media
digital melalui mesin scanner atau kamera digital.
Contoh yang melakukan edisi ini adalah, teks Hikayat Isma Yatim oleh Willem van
der Mollen
Kelebihan: teks yang ditampilkan ke pembaca betul-betul “asli”, apa adanya tanpa
campur tangan si penyunting sedikit pun.
Kekurangan: para pembaca tidak mendapat bantuan apa pun ketika menjumpai
kesulitan membaca dan memahami teks dalam naskah yang ditulis dalam aksara
atau bahasa yang tidak lazim lagi dipakai.
2. Edisi Diplomatik
Model suntingan teks yang dihasilkan melalui upaya transkripsi setia dari sebuah
teks agar sesuai aslinya.
Kata “asli” di atas bukan merujuk pada versi awal yang ditulis pengarang, tetapi
pada teks yang sedang dihadapi oleh sang penyunting.
Model ini tidak bertujuan untuk menghadirkan teks yang memiliki bacaan terbaik,
melainkan untuk menyajikan teks “apa adanya”.
Dalam edisi ini ada tanda-tanda diakritik atau tanda baca tertentu yang niscaya
digunakan untuk menandai bagian teks yang terpaksa harus dihilangkan atau
ditambahkan.
3. Edisi Campuran
Nama lainnya adalah edisi gabungan.
Yakni model suntingan teks yang dihasilkan melalui penggabungan bacaan dari
lebih dari satu versi naskah.
Penyunting tidak mendasarkan suntingannya pada satu sumber, tetapi dari beberapa
salinan naskah yang menurutnya patut di gabungkan.
Tujuannya bukan menelusuri teks awal yang ditulis pengarang, tetapi lebih kepada
menghasilkan teks baru yang berdasarkan pertimbangan subyektifnya penting
untuk dihadirkan ke hadapan pembaca.
Kelebihan: isinya yang lebih lengkap
Kelemahan: menghasilkan teks baru dan bisa jadi jauh dari versi asli yang ditulis
pertama kali oleh pengarang.
4. Edisi Kritis
Model suntingan teks yang dihasilkan melalui hasil olah penyuntingan yang
menginginkan terbentuknya sebuah teks dengan kualitas bacaan terbaik.
Di model ini, penyunting melakukan campur tangan berupa: perbaikan,
pengurangan, penambahan, atau penggantian kata sejauh dapat dipertanggung
jawabkan.
Campur tangan di atas dilakukan jika penyunting meyakini bahwa di dalam teks
ada ketidak ajegan, tidak patut, atau menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang
mutlak yang diyakini kebenarannya.
Lanjutan..
Lebih lanjut dengan model ini diadakan pengelompokkan kata, pembagian kalimat,
digunakannya huruf besar, pungtuasi, dan diberikan pula komentar mengenai
kesalahan-kesalahan teks.
Pembetulan yang tepat didasarkan pada pemahaman yang sempurna sebagai hasil
perbandingan dengan naskah-naskah sejenis dan sezaman.
Semua perubahan yang diadakan dicatat di tempat yang khusus agar selalu dapat
diperiksa dan diperbandingkan dengan bacaan naskah sehingga masih
memungkinkan penafsiran lagi oleh pembaca. (Baried, 1985: 68)
Sekian

Anda mungkin juga menyukai