Anda di halaman 1dari 39

PANDUAN PENULISAN KARYA ILMIAH FAKULTAS FILSAFAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Pengantar
Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
(UKWMS) sebagai institusi pendidikan berkomitmen untuk menghasilkan karya
ilmiah yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Selama proses
perkuliahan setidaknya ada beberapa jenis karya ilmiah yang harus dibuat oleh
mahasiswa dan segenap akademisi di Fakultas Filsafat, yaitu paper, makalah dan
artikel untuk tugas kuliah, buletin dan jurnal, serta proposal skripsi, dan skripsi.
Dalam pembuatan karya ilmiah diperlukan panduan bagi seluruh akademisi di
lingkungan Fakultas Filsafat. Buku ini disusun sebagai panduan bagi seluruh
akademisi di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala dalam
menyusun karya ilmiah. Selain terkait dengan penulisan dalam proses
perkuliahan, panduan pengutipan dalam buku ini juga merupakan panduan bagi
format penulisan artikel tulisan dalam bulletin, jurnal serta buku yang diterbitkan
oleh Fakultas Filsafat.

1.2.Sistematika Buku
Panduan ini dibagi menjadi dua bagian utama. Bagian pertama berisi
mengenai panduan teknis penulisan umum yang digunakan bagi seluruh penulisan
karya ilmiah di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai teknik pengutipan, catatan kaki dan
daftar pustaka yang digunakan di Fakultas Filsafat. Pada bagian ini juga akan
dijelaskan mengenai penggunaan bahasa dalam karya ilmiah.
Bagian kedua dari buku ini berisi tentang panduan skripsi. Panduan skripsi
memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai sistematika yang digunakan
dalam skripsi di Fakultas Filsafat. Di dalam panduan skripsi juga akan dijelaskan
mengenai proses pengajuan skripsi yang akan dimulai dengan penyusunan
proposal skripsi. Proposal skripsi wajib diajukan oleh mahasiswa yang hendak

1
menempuh skripsi. Mahasiswa yang mengajukan proposal tersebut akan
menjalani proses sidang proposal untuk menentukan apakah proposal tersebut
disetujui atau tidak disetujui untuk dilanjutkan menjadi skripsi.
Selain kedua bagian tersebut di atas, buku ini juga akan dilengkapi dengan
lampiran-lampiran yang berisi format-format serta portofolio yang dibutuhkan
dalam penulisan karya ilmiah di Fakultas Filsafat UKWMS.

2
BAB II
PANDUAN TEKNIS PENULISAN

2.1.Kutipan
2.1.1. Pengertian Kutipan
Sebuah karya tulis ilmiah senantiasa mempertimbangkan pendapat dan
hasil pemikiran dari penulis lain dalam penulisannya. Dalam hal ini, penulis
seringkali harus mengutip pendapat dari sumber lain tersebut. Dalam upaya untuk
mengutip pendapat dari sumber lain ini, asal dari sumber lain harus dirujuk dalam
catatan kaki dan daftar pustaka.
Kutipan adalah “peminjaman” kalimat, pendapat, ide, kesimpulan
penelitian atau ucapan seseorang yang dilakukan dalam penulisan karya tulis
untuk menguatkan, mendukung dan/atau menajamkan pemikiran atau argumentasi
penulis. Kutipan dapat juga bersifat kritik atau menawarkan sudut pandang yang
berbeda dari penulis untuk dikonfrontasikan atau diperdebatkan.
Dalam karya ilmiahdi Fakultas Filsafat, kutipan diperkenankan namun
perlu diperhatikan bahwa sebuah karya tulis adalah hasil proses pengolahan
pemikiran penulis dan bukan sekedar kumpulan kutipan. Mengutip terlalu banyak
dapat menimbulkan terganggunya alur pembahasaan sebuah topik yang justru
membuat originalitas karya tulis diragukan.

2.1.2. Jenis kutipan


Berdasarkan cara mengutip, kutipan dapat dibedakan menjadi dua yakni:
1. Kutipan langsung (direct quotation), yakni “peminjaman” pendapat
penulis lain dengan mengambil secara lengkap sesuai dengan teks aslinya.
Kutipan langsung bisa dibedakan menjadi kutipan pendek atau kutipan
panjang.
2. Kutipan tidak langsung (indirect quotation), yakni “peminjaman”
pendapat penulis lain yang disajikan kembali dengan kata-kata sendiri atau
dengan meminjam beberapa kata kunci atau kata asli dari penulis lain

3
tersebut. Kutipan ini juga dibedakan menjadi kutipan pendek atau kutipan
panjang.

2.1.3. Cara menulis kutipan


2.1.3.1.Penulisan kutipan langsung (direct quotation)
1. Kutipan langsung ditulis tanpa ada perubahan apapun dari teks aslinya. Tanda
titik atau koma pada akhir kutipan diletakkan sebelum tanda kutip penutup.
Perubahan dari teks aslinya perlu diketik dalam kurung. Perubahan huruf
besar dan kecil dari kutipan dijalin dalam kalimat dan menjadi satu kesatuan.
Contoh: ......Karena itu dapat dipahami pernyataan Frederick Powell “bagi
orang-orang Amerika, kebebasan menjelaskan keutamaan. Di sisi lain, orang-
orang Eropa disibukkan dengan pengejaran kesetaraan sebagai keutamaan
yang menentukan terbentuknya masyarakat yang baik.” Sebab tafsir atas nilai
dan kebebasan......
2. Koreksi terhadap kesalahan penulis lain atau tidak disetujui dapat dituliskan
[sic!] yang berarti penulis tidak bertanggungjawab atas kesalahan pada
sumber aslinya. Contoh: ... Sidang umum MPR 1988 berusaha mengelakkan
votong [sic!] demi terwujudnya azas musyawarah mufakat.
3. Perubahan pembetulan bisa juga dengan ulasan singkat. Contoh: “Sidang
umum MPR 1988 berusaha mengelakkan votong [yang betul adalah voting]
demi terwujudnya azas musyawarah mufakat.”
4. Perubahan pembetulan dapat juga diletakkan pada catatan kaki.
5. Penulis dapat juga menghilangkan bagian yang tidak relevan dengan cara,
jika menghilangkan empat baris atau kurang atau tidak lebih dari satu alinea,
digunakan tiga titik berkurung [...].
6. Jika bagian yang dilompati berada pada akhir kutipan, maka tiga titik
ditambah satu titik penutup kalimat. Contoh : “There are a number of possible
methods by which wages maybe distributed, each having it unique effect on
motivation and values. Since no single [...] method is universally accepted,
the effect is actual practice and mixture....”.

4
7. Jika menghilangkan lebih dari empat baris perlu menambahkan lima titik
[.....].
8. Kutipan langsung pendek: dinilai sebagai kutipan pendek jika kurang dari
empat baris. Ditulis menyatu dengan teks utama, diapit dengan tanpa kutip,
menggunakan jarak dua spasi seperti teks utama dan diakhiri dengan nomor
urut catatan kaki. Contoh: Karena itu dapat dipahami pernyataan Frederick
Powell “bagi orang-orang Amerika, kebebasan menjelaskan keutamaan. Di
sisi lain, orang-orang Eropa disibukkan dengan pengejaran kesetaraan sebagai
keutamaan yang menentukan terbentuknya masyarakat yang baik.”1 Sebab
tafsir atas nilai dan kebebasan......
9. Kutipan langsung panjang: jika terdiri dari empat baris atau lebih, kutipan
ditulis terpisah dari teks utama dengan jarak masuk satu tabs atau 5 ketukan
dari margin kiri dan kanan. Ditulis dengan spasi tunggal, diapit oleh tanda
kutip dan diakhiri dengan nomor urut catatan kaki. Bila kutipan terlalu
panjang misalnya satu halaman dan lebih, sebaiknya dimasukkan dalam
lampiran. Ukuran huruf untuk kutipan langsung panjang diperkecil menjadi
Times New Roman 11 dengan spasi 1. Sebelum dan sesudah kutipan diberi
jarak satu spasi.
Contoh:
“Plato menerima dari Protagoras kepercayaan pada relativitas
penginderaan dan persepsi inderawi, tapi ia tidak akan menerima suatu
relativisme universal: sebaliknya, pengetahuan, pengetahuan absolut dan
tak dapat salah itu dapat diterima, tapi tidak dapat menjadi sama dengan
persepsi inderawi yang mana relatif, elusif dan merupakan subjek
terhadap pengaruh dari segala pengaruh sementara dari bagian dari baik
subjek maupun objek.”2

1
“For Americans liberty defined virtue. On the other hand, Europeans become preoccupied with
the pursuit of equality as the defining virtue of the good society.” (Frederick Powell, Liberty and
Society, New York: Sage Press, 2008, hlm. 25.) (contoh)
2
“Plato accepts from Protagoras the belief in the relativity of sense and sense-perception, but he
will not accept a universal relativism: on the contrary, knowledge, absolute and infallible
knowledge, is attainable, but it cannot be the same as sense-perception, which is relative, elusive
and subject to the influence of all sorts of temporary influences on the part of both subject and
object.” (Frederick Coplestone, A History of Philosohy Volume 1: Greece and Rome, From The
Pre Socratic to Plotinos, New York:Image Books Doubleday, 1993, hlm. 149-150.)

5
Jika panjang kutipan lebih dari satu halaman, kutipan harus diletakkan dalam
lampiran.
10. Setiap kutipan (baik itu kutipan langsung pendek maupun kutipan
langsung panjang) pada tubuh karangan harus berbahasa Indonesia.
Pengutipan karya yang berbahasa asing harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dengan mencantumkan teks aslinya pada catatan kaki. Setelah teks
asli tersebut ditulis, harus dituliskan pula sumber kutipan yang dicantumkan
dalam kurung.
11. Kutipan dalam kutipan: jika ada kutipan yang berada dalam kutipan,
kutipan tersebut ditulis dengan diapit tanda kutip tunggal, (‘........’).
12. Kutipan pada catatan kaki: ada kemungkinan kutipan yang panjang dinilai
perlu tetap dicantumkan, namun apabila dijalin dalam teks tidak relevan
dengan alur pembahasaan, maka dapat dimasukkan dalam catatan kaki.
Kutipan pada catatan kaki ditulis dengan spasi tunggal, dengan diapit tanda
kutip pembuka dan penutup. Antar alinea diberi jarak 1,5 spasi. Untuk
kutipan yang berasal dari teks berbahasa selain bahasa Indonesia, lihat
pedoman kutipan langsung panjang pada nomor 10
13. Kutipan atas ucapan lisan: ungkapan lisan dapat disertakan apabila telah
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari narasumber, sehingga kekurangan
dan kesalahan dapat diperbaiki oleh yang bersangkutan. Kutipan ucapan lisan
dapat dimasukkan dalam catatan kaki juga. Contoh penulisan sebagai berikut:
.....Dalam menanggapi pragmatisme dewasa ini, Anastasia Jessica, dalam
seminar Budaya Kota tanggal 23 Januari 2012 mengatakan a.l.,:
“.....Pragmatisme dewasa ini menjebak orang untuk selalu menilai segala
sesuatu dalam fungsi dan kegunaan saja dan meminggirkan nilai luhur
lainnya......”

2.1.3.2.Kutipan tidak langsung (indirect quotation)


Kutipan tidak langsung adalah peminjaman intisari, ide atau uraian dari
penulis lain yang ditulis dengan kata-kata sendiri tanpa mengubah maksud dan
artinya.

6
1. Kutipan tidak langsung pendek: untuk kutipan tidak langsung pendek ditulis
menyatu dengan teks utama tanpa dikurung dengan tanda kutip dan diakhiri
dengan nomor catatan kaki. Sumber pengarang diusahakan hanya dari satu
sumber. Contoh: ... di dunia ini semuanya perlu dilihat dengan tenang dan
bijak dan tidak mudah terkejut atau heran. Susetya juga berpendapat bahwa
‘aja gumunan’ mencerminkan nasihat yang baik, agar orang tidak
berkepribadian lemah, kerdil, suka keheranan dan seterusnya.3
2. Untuk setiap kutipan tidak langsung, sumber pustaka yang memberi
inspirasi tulisan harus disampaikan pada catatan kaki, dimulai dengan Bdk.
(baca=bandingkan) atau Lih. (baca=lihat) (lihat no 1. Kutipan tidak langsung
pendek)

2.2.Catatan Kaki
Catatan kaki (footnote) adalah rujukan teks yang diambil penulis,
dituliskan pada bagian bawah/kaki teks utama karya tulis, sedangkan Catatan
akhir (end note) adalah catatan atau penjelasan yang ditulis pada akhir dari suatu
bab. Dalam penulisan skripsi lazim digunakan catatan kaki/footnote.
2.2.1. Tujuan Pembuatan Catatan Kaki
1. Untuk menyusun pembuktian ilmiah
Semua pernyataan penting harus didukung oleh pembuktian. Pembuktian
dapat diuraikan dalam teks utama dan catatan kaki. Catatan kaki
menunjukkan dasar pembuktian melalui hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh pengarang lainnya dalam karya-karyanya. Catatan kaki
dimaksudkan untuk menunjukkan sumber dan tempat di mana sebuah
pernyataan atau argumen telah diperkuat atau dibuktikan oleh penulis lain.
2. Menyampaikan keterangan tambahan
Catatan kaki dapat digunakan untuk menyampaikan catatan tambahan untuk
memperkuat uraian penulis. Prinsip yang umum adalah laju dan alur
penulisan tidak boleh diganggu oleh referensi atau keterangan tambahan

3
Bdk. Agustinus Susetya, Belajar Filsafat Jawa, Jakarta: Buku Dua, 1998, hlm. 29. (contoh)

7
namun menjadi lebih berkualitas keilmiahannya apabila disertai keterangan
tambahan.
3. Merujuk bagian lain dari teks
Catatan kaki dapat dipergunakan oleh penulis untuk menunjuk pada bagian
lain atau pada bab yang berbeda. Penunjukkan mengenai lampiran tulisan
juga dapat diterangkan dalam catatan kaki.

2.2.2. Penggunaan Catatan Kaki


Catatan kaki dipergunakan apabila :
1. Ada kutipan langsung dan tidak langsung.
2. Meminjam tabel, peta, diagram dari sumber lain atau bagian naskah lain.
3. Adanya keterangan tambahan atau pelengkap di luar alur pembahasan.
4. Merujuk pada bagian lain dari karya tulis itu sendiri.

2.2.3. Teknik Pembuatan Catatan Kaki


Catatan kaki secara umum dibuat dengan mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Nomor catatan kaki pada teks utama ditulis 0.5 spasi naik ke atas, diketik
setelah titik dan tanda kutip.
2. Penulisan di bawah, pada catatan kaki (footnote), dengan menggunakan
huruf Times New Roman 10. Hendaknya dirapikan batas kiri dan kanan.
3. Penomoran catatan kaki dimulai dari nomor satu (1) untuk setiap bab.
4. Semua catatan kaki diakhiri dengan titik.
5. Catatan kaki dalam suatu tulisan ilmiah harus konsisten.

2.2.4. Unsur-unsur Catatan Kaki dalam Pengutipan Karya Ilmiah


2.2.4.1. Nama Pengarang.
1. Ditulis dengan urutan nama dan nama keluarga. (Ket.: catatan-catatan kaki
yang dikutip di bawah berlaku sebagai contoh, bukan sebagai sumber).

8
2. Karya yang dikarang oleh kelompok pengarang berjumlah kurang dari 4
orang, namanya ditulis semua sesuai contoh berikut:4 atau5
3. Jika jumlah pengarang lebih dari 3 orang, ditulis nama penulis pertama
saja lalu diikuti: et.al. , Atau dkk. atau cs.6 (untuk tiap karya, penulisan
nama pengarang harus konsisten)
4. Pada kumpulan tulisan yang dijadikan sebuah buku, penulisannya sama
seperti no. 1-3, ditambah singkatan ed. (editor) dibelakang nama
penyunting, kemudian judul buku tersebut. Apabila editornya dua orang,
maka ditambahkan eds.7
5. Jika buku atau bunga rampai tanpa editor, maka langsung ditulis judul
bukunya.
6. Jika buku tersebut adalah hasil terjemahan, judul terjemahan dituliskan
terlebih dahulu, dengan judul asli disertakan di antara tanda kurung. Nama
penerjemah juga harus disertakan setelah judul asli.8
7. Apabila catatan kaki merujuk pada kutipan tidak langsung, sebelum nama
penulis ditambahkan singkatan Bdk. (Bandingkan).9

2.2.4.2. Judul
1. Judul buku, majalah, buletin, jurnal, ensiklopedi ditulis dengan huruf
miring atau italic, dengan huruf besar di awal huruf setiap kata.10
2. Sesudah dikutip pada catatan kaki, kutipan kedua dengan sumber yang
sama secara berurutan dapat menggunakan Ibid.,

4
Ted Benton dan Ian Craib, Filsafat Ilmu Sosial, Maumere: Penerbit Ledalero, 2009, hlm. 115.
(contoh)
5
J.E. Wert, C.O. Neidt, and J.S. Ahmann, Statistical Methods in Educational and Psychological
Research, New York: Charles Scribner’s Sons, 1914, hlm. 275. (contoh)
6
M. Veloccia et.al., Globalizzazione, paure e Speranze per il futuro dell’uomo, Roma: Progetto
Roma Europa, 2001, hlm. 89. (contoh)
7
Andang L. Binawan, “Teologi dan Gereja yang Mencari”, dalam B. Susanto (ed.). Teologi dan
Praksis Komunitas Post Modern, Yogyakarta: Kanisius, 1994, hlm. 46. (contoh)
8
T. Benton dan Ian Craib, Filsafat Ilmu Sosial Pendasaran Filosofis Bagi Pemikiran Sosial, ( judul
asli: Philosophy of Social Science, The Philosophical Foundations for Social Thought),
diterjemahkan oleh Antonius Bastian Limahekin, Maumere: Penerbit Ledalero, 2009, hlm. 115.
(contoh)
9
Bdk. Franz Magnis Suseno, Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles, Yogyakarta: Kanisius,
2009, hlm. 30. (contoh)
10
J. P. Guilford, General Psychology, New York: Sage Press, 1939, hlm. 553. (contoh)

9
3. Jika catatan kaki kedua mengikuti catatan kaki sebelumnya dengan sumber
yang sama, halaman yang sama, maka digunakan Ibid., berasal dari kata
latin Ibidium :sama dengan atas.11
4. Jika halaman sumber yang dikutip berbeda dengan halaman yang dikutip
sebelumnya, maka setelah Ibid., diikuti nomor halaman.12
5. Untuk catatan kaki dari sumber yang sama dengan yang pernah dikutip,
namun tersisipi oleh catatan kaki yang lain, yang berasal dari sumber
lainnya, maka digunakan singkatan Op.Cit., berasal dari kata Latin Opere
Citato: dalam karya yang telah dikutip. Di depan Op.Cit., ditulis kembali
nama penulisnya dan setelah Op.Cit. ditulis nomor halamannya.13(ini bila
karya yang dijadikan sebagai referensi hanya satu karya dari sang
pengarang) Bila ada beberapa karya dari satu pengarang yang dijadikan
sebagai referensi, harus disebut nama pengarang dan judulnya, lalu nomor
halaman tidak perlu op.cit.
6. Apabila digunakan dua sumber yang berbeda dari satu penulis, maka
dalam pengulangan, judul buku perlu ditulis dua atau tiga kata awal agar
tidak menimbulkan keraguan.
7. Penyebutan nama penulis untuk catatan kaki yang kedua cukup
menggunakan nama singkat pengarang. Apabila karya lebih dari satu,
judul singkat diperlukan dan setelahnya diberi titik 3 kali lalu nomor
halaman yang dimaksudkan.14
8. Rujukan pada sebuah artikel, judul ditulis dalam tanda kutip, baik itu
artikel dari harian15, jurnal16, majalah17, ensiklopedi18, kertas kerja pada

11
Ibid.
12
Ibid., hlm. 640.
13
Andang L. Binawan, Op.Cit., hlm. 29.
14
J.P. Guildford, Fundamental Statistics..., Op.Cit., hlm. 201
15
Muji Sutrisno, “Kebudayaan Timur dan Budaya Kekerasan”, dalam Kompas, Selasa, 16
Desember 1997, hlm. 10.
16
Reza A.A. Wattimena, “Slavoj Zizek Tentang Manusia Sebagai Subyek Dialektis”, dalam Jurnal
Orientasi Baru, Vol 20 (April 2011), hlm. 72.
17
M. Dawam Rahardjo, “ Dunia Bisnis di Persimpangan Jalan”, dalam Prisma, Juli, 1983, hlm.
10.
18
T. Wright, “Language Varieties: Language and Dialect”, dalam Encyclopaedia of Linguistics,
Oxford: Pergamon press, 1969, hlm. 243-251.

10
diskusi panel, seminar19, lokakarya, bahan yang tidak diterbitkan seperti
skripsi, disertasi yang tidak diterbitkan, diktat.20

2.2.4.3. Data Publikasi


1. Tempat dan Tahun penerbitan buku dicantumkan pada catatan kaki
pertama saja.
2. Untuk majalah, tidak perlu dalam catatan kaki dimuat nama tempat dan
penerbit, tetapi harus dicantumkan nomor jilid atau volume, nomor
halaman, tanggal, bulan dan tahun.
3. Untuk berita harian, perlu dicantumkan penanggalan lengkap : hari,
tanggal, bulan dan tahun serta halaman.
4. Jika data penerbitan tidak diketahui, disebutkan apa adanya, tanpa tempat
dan nama penerbit.21

2.2.4.4. Jilid dan Nomor Halaman


1. Jika buku terdiri dari beberapa jilid, maka harus dicantumkan nomor
jilidnya dengan menyebut angka Romawi sebelum penerbit.22
2. Nomor halaman menggunakan hlm lalu nomor halaman dan dicantumkan
setelah tahun. Antara tahun dan hlm dipisahkan oleh koma.
2.2.4.5. Dokumen Gereja dan Negara
1. Catatan kaki untuk kutipan dari Dokumen Konsili, menyertakan
keterangan penerjemahnya sebagaimana contoh berikut:23
2. Kutipan dari Ensiklik Gereja sebagaimana contoh berikut:24

19
Otto Sumarwoto, “ Aspek Ekologi dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai”, Kertas Kerja yang
disampaikan pada Pertemuan Diskusi Pengelolaan Dareh Aliran Sungai, Bogor, Juni 1979, hlm.
8.
20
Sermada K. Donatus, “Filsafat Manusia”, Diktat STFT Widya Sasana, Malang, 2004, hlm. 36.
21
Augustin Bea, The Historicity of the Gospel, (tanpa tempat dan penerbit), 1962, hlm. 45.
22
A. Lightstone, Concepts of Calculus. Vol. I, Harper & Row: New York, 1966. hlm. 75.
23
“Dekrit Tentang Ekumenisme” (UR), no. 15, dalam Dokumen Konsili Vatikan II. (judul asli tidak
tercantum) diterjemahkan oleh R. Hardawiryana, Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI-
Obor, 1993, hlm. 39.
24
Yohanes Paulus II, Encyclical Letter: Fides et Ratio, Art. 39, diterjemahkan oleh A.
Widyamartaya, Yogyakarta: Kanisius, 1999.

11
3. Kutipan dari Kitab Hukum Kanonik ( KHK) sebagaimana contoh
berikut:25
4. Dokumen Kenegaraan dikutip sebagaimana contoh berikut:26

2.2.4.6. Artikel Internet


1. Agar dapat dipertanggungjawabkan, artikel dari internet yang dapat
dikutip setidaknya dilengkapi dengan nama penulis artikel. Sebagai
kelengkapan, tanggal artikel diupload (kalau diperoleh informasinya);
tanggal dan waktu artikel tersebut diakses juga dicantumkan.27
2. Artikel internet yang tidak dilengkapi nama penulis artikel dapat diambil
apabila berasal dari website surat kabar dan website dari lembaga-
lembaga resmi lain yang sekiranya dapat dipertanggungjawabkan isinya.
3. Artikel yang dapat dirujuk oleh penulis karya ilmiah hanya artikel yang
berasal dari alamat website sesuai dengan rujukan fakultas Filsafat
Universitas Katolik Widya Mandala.
4. Terkait dengan artikel dari internet ini, dosen pendamping memiliki
kewenangan untuk menentukan alamat web mana saja yang boleh
digunakan.

2.3. Daftar Pustaka


2.3.1. Pengertian Daftar Pustaka
Pada bagian penutup suatu karya ilmiah ditampilkan daftar pustaka yang
ditempatkan tepat sebelum lampiran (kalau ada lampiran). Daftar pustaka adalah
daftar yang memuat semua karya yang telah dijadikan sumber rujukan atau
masukan atau bacaan yang terkutip dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah.

25
Kitab Hukum Kanonik (Codex, Iuris canonici, 1983), Kan. 774, diterjemahkan oleh Sekretariat
KWI. Jakarta: Obor, 1991.
26
MPR Republik Indonesia, “ Ketetapan MPR Republik Indonesia Nomor II/MPR/1993 Tentang
Garis-Garis Besar Haluan Negara”, dalam Ketetapan-ketetapan MPR Republik Indonesia 1993
beserta GBHN Republik Indonesia 1993-1998, Bandung: Citra Umbara, ( tanpa Tahun), hlm. 44.
(contoh)
27
Franz Magnis Suseno, Menyelamatkan Demokrasi Kita, 18 April 2017,
http://nasional.kompas.com/read/2017/04/18/19285141/menyelamatkan.demokrasi.kita (diakses
pada 19 Juli 2017, pk. 13). (contoh)

12
Sumber tersebut dapat meliputi buku, karya tulis, makalah ceramah, jurnal,
dokumen, skripsi dll.
Sumber informasi yang tidak dipandang sebagai pustaka, misalnya karya
seseorang pada suatu website yang bukan bagian dari majalah atau buku yang ber
ISBN, pada akhir kalimat saduran sebelum tanda titik diberi nomor yang diketik
sebagai subscript di antara tanda kurung ( 1 ), penyebutan sumbernya berupa
catatan kaki pada halaman itu juga dengan menyebutkan penulis artikel dalam
web, judul artikel, tanggal artikel dimuat dan alamat ‘website’ (URL) serta
tanggal pengutipan.

2.3.2. Penyusunan Daftar Pustaka


Cara penyusunan daftar pustaka umumnya mengikuti sistem nama-tahun.
Sistem nama-tahun daftar pustaka disusun berurutan secara alfabetis berdasarkan
nama keluarga pengarang pertama atau editor pertama. Daftar pustaka dalam
karya ilmiah di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya mengikuti
sistem nama-tahun, dalam hal ini nama keluarga pengarang (atau editor) pertama
setiap pustaka disebutkan terlebih dahulu diikuti tanda koma, setelah itu nama
(atau nama-nama) kecilnya diketik dengan huruf kapital pada huruf pertama. Cara
penulisan pustaka dijelaskan di bawah ini.

2.3.2.1. Pengetikan Nama Pengarang atau Editor


Karena tidak semua pengarang mencantumkan nama keluarga, di daerah
tertentu disebut nama marga, untuk praktisnya, kata terakhir pada nama itulah
yang dianggap sebagai nama keluarga, dan yang namanya hanya terdiri dari satu
kata, kata itu sendirilah yang dipandang sebagai nama keluarga. Pengarang atau
editor suatu karangan berapa pun jumlahnya disebutkan semua.
Aturan pengetikan pengarang sebagai berikut:
1. Untuk pengarang yang terdiri dari dua orang, nama keluarga pengarang
pertama disebutkan terlebih dahulu dan antara kedua nama diselipkan 'dan'
atau simbol ‘&’, contoh: Kolthoff, I. M. dan J. J. Lingane atau Dreyfus,
Hubert & Paul Rabinow.

13
2. Untuk pengarang yang jumlahnya lebih dari dua orang, selipan 'and' atau 'dan'
didahului dengan tanda koma, misalnya Sohn, D.H., Y.C. Kim, S.H. Koh,
E.J. Park, X. Li, dan B.H. Lee.
3. Buku yang memuat sejumlah karya pengarang penyumbang diedit oleh
seorang atau lebih editor, di belakang deretan nama editor disebutkan
kefungsian mereka itu, misalnya Rowe, R. C., P. J. Sheskey, dan P. J. Weller
(Eds.), atau kalau hanya seorang ditulis dengan (Ed.).
4. Tentang penulisan nama pengarang ini, yang harus diperhatikan oleh penulis
adalah konsistensi. Bila penulis menggunakan kata ‘dan’ di antara dua (atau
lebih) nama pengarang, kata penghubung ini harus digunakan di seluruh
naskah ketika penulis menuliskan dua (atau lebih) nama pengarang. Demikian
pula bila penulis memilih menggunakan simbol ‘&’ dalam menuliskan nama
pengarang.

2.3.2.2.Pengetikan Buku
Urutan penyebutan informasi pustaka berupa buku adalah sebagai berikut:
1. Nama-nama semua penulis atau editor, atau nama lembaga jika penulisnya
berupa tim.
2. Judul buku dengan huruf italic.
3. Nomor volume (ini tidak selalu ada),
4. Nomor edisi atau penerbitan (bukan nomor cetakan).
5. Penerjemah dan judul asli (bila merupakan karya terjemahan)
6. Nama kota tempat perusahaan penerbit berkantor
7. Nama penerbit ditulis setelah tanda titik dua di belakang nama kota tempat
perusahaan penerbit berkantor
8. Tahun terbit dituliskan setelah tanda koma pada akhir nama penerbit.
9. Penulisan antar unsur diberi pemisah berupa tanda koma (,) dan diakhiri
dengan tanda titik.
Contoh penulisan pustaka berupa buku ini seperti di bawah ini.
Hardiman, F. Budi, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004.

14
Ditjen POM Depkes RI, Formularium Indonesia, ed. 2. Depkes RI: Jakarta, 1995.

2.3.2.3. Buku yang Memuat Sejumlah Karya Penulis


Urutan penyebutan informasi pustaka berupa buku yang memuat karangan
sejumlah penulis adalah sebagai berikut:
1. Nama penulis dari bagian yang dikutip.
2. Judul bagian yang dikutip, ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik
(“...”)
3. Kata 'dalam' untuk dilanjutkan dengan nama penulis/editor buku.
4. Judul buku, ditulis italic.
5. Nomor volume (ini tidak selalu ada),
6. Nomor edisi atau penerbitan, bukan nomor cetakan.
7. Nama kota tempat perusahaan penerbit berkantor (bukan nama negara bukan
pula nama negara bagian), diakhiri dengan titik dua.
8. Nama perusahaan penerbit
9. Tahun terbit.
Penulisan pustaka ini dicontohkan seperti di bawah ini.
Wolterstorff, Nicholas, “The Migration of Theistic Arguments: From Natural
Theology to Evidentialist Apologetics, dalam Ann Loades and Loyal D.
Rue (eds.), Contemporary Classics in Philosophy of Religion, Illinois:
Open Court Publishing Company, 1991.

Witiak, D. T. dan D. D. Miller, Kolesterol, Adrenokortikoid, dan Hormon


Kelamin, dalam W. O. Foye (Ed.), Prinsip-prinsip Kimia Medisinal, jil. 2,
diterjemahkan oleh H. R. Rasyid, K. Firman, H. Dhanutirto, T. Suwarno,
dan A. Musadad, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.

2.3.2.4. Buku Terjemahan


Urutan penyebutan informasi pustaka berupa buku terjemahan adalah
sebagai berikut:
1. Nama-nama semua penulis.
2. Judul buku terjemahan ditulis italic.
3. Nomor volume (ini tidak selalu ada),

15
4. Nomor edisi atau penerbitan, bukan nomor cetakan.
5. Judul asli dalam tanda kurung
6. Nama penerjemah.
7. Nama kota tempat perusahaan penerbit berkantor (bukan nama negara bukan
pula nama negara bagian), titik dua.
8. Nama perusahaan penerbit.
9. Tahun terbit.
Penulisan pustaka berupa buku terjemahan dicontohkan seperti di bawah ini.
Benton, T dan Ian Craib, Filsafat Ilmu Sosial Pendasaran Filosofis Bagi
Pemikiran Sosial, (judul asli: Philosophy of Social Science, The
Philosophical Foundations for Social Thought), diterjemahkan oleh
Antonius Bastian Limahekin, Maumere: Penerbit Ledalero, 2009.

Naess, Arne, Ecology, Community, and Livestyle, ( judul asli: Økologi, Samfunn
og Livsstil), diterjemahkan dari bahasa Norwegia ke bahasa Inggris oleh:
David Rothenberg, Cambridge: Cambridge University Press, 1989.

Alternatif:
Naess, Arne, Ecology, Community and Lifestyle, Cambridge: Cambridge
University Press 1989, (orig. Norwegia, 1950)

2.3.2.5. Buku Tanpa Pengarang


Contoh:
Dokumen Konsili Vatikan II, (judul asli tidak tercantum) diterjemahkan oleh R.
Hardawiryana, Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1993.

2.3.2.6. Dokumen Gereja


Contoh:
Yohanes Paulus II, Veritatis Splendor, diterjemahkan oleh R. Hardawiryana,
Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1993.

2.3.2.7. Skripsi/Tesis/Disertasi
Urutan penyebutan informasi pustaka berupa skripsi, tesis, atau disertasi
adalah sebagai berikut:

16
1. Nama peneliti/ penulis.
2. Judul buku dengan huruf italic.
3. Penyebutan skripsi, tesis, atau disertasi.
4. Nama kota tempat perguruan tinggi,
5. Nama perguruan tinggi,
6. Tahun terbit.
Contoh penulisan pustaka berupa skripsi, tesis, atau disertasi seperti di bawah ini.
Pratiwi, V.D., Sintesis 3-Klorometilbenzoil Salisilat dan Uji Aktivitas Analgesik
pada Mencit (Mus musculus), Skripsi, Surabaya: Unika Widya Mandala,.
2000.

Kerovuo, J., A Novel Phytase from Bacillus: Charac-terization and Production


of the Enzyme, disssertation, Faculty of Science, Helsinki: University of
Helsinki, 2000.

6.2.2. Majalah
Urutan penyebutan informasi pustaka berupa majalah adalah sebagai
berikut:
1. Nama-nama semua peneliti.
2. Judul makalah dalam tanda petik (”...”) diakhiri kata ’dalam’.
3. Nama majalah diketik italic.
4. Nomor volume (tidak selalu ada).
5. Nomor majalah diketik dalam kurung
6. Tahun terbit majalah.

Penulisan pustaka berupa majalah ini dicontohkan seperti di bawah ini.


Farnsworth, N. R., “Biological and Phytochemical Screening of Plants”, dalam
Pharm Sci, vol. 55(3), 1966.
Opekar, F. dan P. Beran, “Rotating Disc”, dalam, Electroanal. Chem, vol. 69(3),
1997.

17
2.4. Bahasa dan Penulisan
Bahasa berperan penting dalam keberhasilan setiap komunikasi tulisan.
Oleh karena itu, dalam pembuatan karya ilmiah aspek penggunaan bahasa perlu
diperhatikan. Penulisan karya ilmiah dituntut menggunakan bahasa yang efisien
dan efektif. Bahasa yang efisien mempertimbangkan makna serta akurasi arti kata
dan ungkapan. Bahasa yang efektif menggunakan bahasa baku, yaitu yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai
dengan yang dimaksudkan.
Unsur-unsur kalimat dalam tulisan perlu diperhatikan kelengkapannya.
Kalimat yang baik haruslah mengandung pemikiran yang utuh, memiliki subyek
yang jelas, predikat, serta obyek bagi kalimat yang menggunakan kata kerja
transitif. Kalimat yang sempurna akan mampu berdiri sendiri dan mudah dipahami
maksudnya.
Di samping tata-bahasa yang benar, penggunaan kata juga harus tepat sesuai
dengan arti yang ingin kita sampaikan. Kita pada umumnya telah mengenal kata-
kata bahasa Indonesia, namun jika ragu-ragu dalam arti suatu kata, ada baiknya
kita mengacu kepada kata-kata yang secara resmi dapat digunakan yang termuat
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan
Bahasa.

2.4.1. Pengejaan Kata


Untuk pengejaan kata, kita perlu mengacu kepada Pedoman Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) yang disusun tahun 1972 oleh Pusat Pembinaan Bahasa
Depdikbud RI. Saat ini masih sering terjadi kekeliruan baik yang tidak disengaja
ataupun sebagai tindakan hiperkorek. Suatu kata dapat berdiri sendiri sebagai kata
depan (di, ke, dari, pada, kepada, dan sebagainya). Kata depan 'di' harus ditulis
terpisah misalnya pada ungkapan 'di bawah', 'di samping'. Kata depan ‘di’ ini
harus dicermati pembedaannya dari kata ‘di’ sebagai awalan. ‘di’ sebagai awalan
selalu digabung dengan kata kerja yang diterangkannya, misalnya: ‘dijalankan’,
‘dikorupsi’, ‘dihidupi’. Cermatilah penggunaan 'awalan' terutama yang berasal
dari bahasa asing yang harus dipadukan dengan kata paduannya, misalnya anti-,

18
pra-, dan pasca- misalnya dalam kata-kata antibiotika, prasejarah, dan
pascasarjana.
Kita harus cermat juga dalam penggunaan imbuhan di awal kata karena
huruf tertentu pada awal kata sering mengalami perubahan, misalnya terjemah
menjadi menerjemahkan (bukan menterjemahkan), kata dasar ubah menjadi
mengubah (bukan merubah), colok menjadi mencolok (bukan menyolok), taat
menjadi menaati (bukan mentaati), menyarikan dari kata dasar sari, dan banyak
contoh lain.

2.4.2. Pemenggalan Kata


Bidang yang dapat digunakan untuk pengetikan dibatasi oleh batas margin
pengetikan. Kata terakhir pada suatu baris oleh komputer secara automatis
dialihkan ke baris bawah berikutnya karena keterbatasan bidang pengetikan,
sehingga kadang-kadang antar kata pada suatu baris mempunyai jarak yang tidak
serasi. Untuk menghindari hal ini, kata tersebut harus dipenggal dengan tepat
sehingga penggalannya tidak menimbulkan pemaknaan yang berbeda dan
merusak kerapian tulisan. Pemenggalan kata dilakukan dengan mengikuti kaidah
baku tata bahasa Indonesia.

2.4.3. Efektivitas Paragraf


Teks suatu bagian naskah sering dibagi-bagi menjadi beberapa paragraf atau
alinea. Paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat yang menjelaskan suatu
kesatuan gagasan atau tema. Untuk menyatakan suatu gagasan secara lengkap
biasanya diperlukan paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf inti dan
paragraf penutup. Paragraf pembuka menjelaskan judul, paragraf penghubung
menghantarkan pembaca kepada inti yang akan diinformasikan, sedangkan
paragraf penutup merupakan simpulan penjelasan pada judul tersebut.

2.4.4. Pemilihan Kata untuk Istilah


Pedoman Umum Pembentukan Istilah yang dilampirkan pada bagian akhir
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan

19
Pembinaan Bahasa perlu kita gunakan sebagai acuan dalam penyebutan istilah
yang berasal dari bahasa asing kemudian pengejaannya disesuaikan. Penulisan
skripsi sedapat mungkin menggunakan kata resmi bahasa Indonesia, kecuali
jika tidak ada padanan kata bahasa Indonesianya yang tepat. Kata-kata seperti
diprediksi diganti diperkirakan, difilter dapat diganti disaring, dll.

20
BAB III
SKRIPSI

3.1. Pengantar
Skripsi merupakan mata kuliah wajib 6 (enam) SKS yang bertujuan
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk membuat karya ilmiah
tertulis dengan bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi untuk disajikan dan
dipertanggungjawabkan di hadapan tiga dosen Penguji Skripsi. Untuk
memperoleh gelar sarjana Filsafat, mahasiswa Fakultas Filsafat harus
menyelesaikan skripsi dan lulus dalam ujian skripsi. Skripsi di Fakultas Filsafat
merupakan karya ilmiah dengan menggunakan pendekatan filsafat sebagai objek
formal penelitian. Dalam hal ini, skripsi merupakan hasil penelitian yang asli atau
hasil proses pemikiran yang dapat bersifat memperbaharui, mengembangkan,
menemukan, dan menegaskan teori-teori dalam ilmu-ilmu filsafat dan yang
berhubungan dengan kajian ilmu filsafat, khususnya Filsafat Keilahian dan Etika
Terapan.
Sebelum proses penyusunan skripsi dilaksanakan, mahasiswa wajib untuk
mengambil matakuliah seminar proposal skripsi (PHL 335) dan menyusun
proposal skripsi. Pada matakuliah seminar proposal skripsi mahasiswa akan
dibimbing untuk menyusun Proposal skripsi, yaitu rancangan skripsi yang disusun
untuk dipertanggungjawabkan dalam sidang seminar proposal skripsi di hadapan
dua dosen ahli sebagai syarat untuk mengambil mata kuliah Skripsi.
Dalam proses menyusun skripsi, mahasiswa perlu mempelajari kelaziman
sistematika susunannya. Untuk itu skripsi harus dibuat dengan menggunakan
bahasa Indonesia baku, kalimat yang lengkap, menggunakan ejaan yang tepat,
sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Panduan ini merupakan pedoman teknis
bagi mahasiswa dalam menyusun proposal skripsi dan skripsi di Fakultas Filsafat
Universitas, Katolik Widya Mandala Surabaya.

21
3.2. Format Pengetikan dan Penjilidan Skripsi
Panduan ini merupakan petunjuk untuk format pengetikan dan penjilidan
proposal skripsi dan skripsi. Naskah untuk proposal dan skripsi diketik rapi
dengan ketentuan sebagai berikut:
3.2.1. Ukuran, Jenis Kertas dan Format Penjilidan
Naskah diketik pada kertas HVS putih berukuran A4 (21,0 cm x 29 cm)
dengan ketebalan kertas minimal 70gr dengan pencetakan atau pemotokopian
dilakukan pada satu muka helaian kertas (single side).
Naskah proposal skripsi tidak perlu dijilid buku, namun dijilid biasa
dengan sampul warna oranye, dilapis mika berwarna bening. Naskah yang
dikumpulkan untuk ujian skripsi tidak perlu dijilid buku, cukup dijilid biasa.
Naskah skripsi final diberi sampul hard cover berwarna oranye dengan penjilidan
berbentuk 'jilid buku'.

3.2.2. Batas dan Renggang Pengetikan


Naskah diberi batas pengetikan yang diukur dari tepi kertas yaitu 4 cm dari
tepi kiri dan tepi atas kertas dan 3 cm dari tepi kanan dan bawah kertas.
Pengetikan setiap awal alinea dimulai setelah 1 tab dari batas margin kiri atau tepi
kiri.
Naskah diketik dengan kerenggangan satu baris pengetikan dengan baris
berikutnya atau dengan jarak dobelspasi.

3.2.3. Pengetikan Judul


Skripsi harus diberi judul yang singkat namun jelas dan sebaiknya judul
tidak lebih dari 16 kata, yang mengandung beberapa kata kunci untuk
menggambarkan isi yang dibahas. Setiap judul diketikkan dengan huruf kapital
tebal/bold dan tidak diakhiri dengan tanda titik.Tiap judul bagian skripsi diketik
pada halaman baru simetris tengah (center) dengan huruf kapital jenis Times New
Roman Bold ukuran 12 pc, yaitu:
1. ABSTRAK
2. KATA PENGANTAR
3. DAFTAR ISI

22
4. DAFTAR LAMPIRAN
5. DAFTAR TABEL
6. DAFTAR GAMBAR
7. DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL
8. BAB I PENDAHULUAN
9. BAB II ISI SKRIPSI/BAHASAN
10. BAB III ISI SKRIPSI/BAHASAN
11. BAB IV KESIMPULAN
12. DAFTAR PUSTAKA
13. LAMPIRAN

3.2.4. Penomoran Halaman


Untuk membantu pembaca dalam menemukan bagian-bagian yang termuat
dalam suatu skripsi, kecuali jika dinyatakan lain, setiap halaman pengetikan diberi
nomor halaman dengan cara tertentu.
Setiap halaman pada bagian awal skripsi mulai dari halaman judul diberi
nomor halaman dengan angka Romawi-kecil (i, ii, iii, iv, ……) yang diketikkan
pada margin tepi kanan bawah kertas.
Pada halaman sampul dalam, halaman judul, lembar persetujuan publikasi
ilmiah, lembar pernyataan karya ilmiah non plagiat dan lembar persetujuan
pembimbing, nomor halaman tetap perlu ditulis.
Pada halaman mulai dari BAB I PENDAHULUAN yang merupakan awal
bagian inti skripsi sampai akhir skripsi diberi nomor halaman dengan angka Latin
(1,2, 3, . . .) jenis Times New Roman berukuran 12 pitch. Penomoran halaman
dengan angka Latin ini mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Halaman berjudul atau awal setiap bab baru diberi nomor yang
diketikkan pada tepi kanan bawah kertas, demikian juga nomor halaman
berikutnya.
2. Antara halaman daftar pustaka dan lampiran diselipkan satu lembar
kertas berwarna oranye sebagai penunjuk lampiran dan tidak diberi
nomor halaman.
3. Semua halaman lampiran diberi nomor halaman yang diketikkan
simetris tengah 3cm dari tepi bawah kertas.

23
3.2.5. Huruf
Huruf untuk naskah skripsi menggunakan huruf berjenis Times New
Roman berukuran 12 pitch, kecuali pengetikan untuk sampul skripsi
menggunakan ukuran 16 pitch yang ditebalkan. Huruf Italic
Huruf Italic yaitu huruf Latin bentuk miring digunakan untuk,
1. Kata atau ungkapan bahasa asing yang ejaannya bertahan dalam
berbagai bahasa.
2. Istilah yang belum lazim digunakan.
3. Kata atau istilah yang belum ditemukan padanan bahasa Indonesianya.

3.2.5.1. Huruf Yunani


Huruf Yunani dapat digunakan sebagai sumber atau dasar
etimologi sebuah pengertian, dan diikuti penjelasannya dalam bahasa
Indonesia.

3.2.5.2. Huruf Kapital


Yang menggunakan huruf kapital kecuali dikatakan lain adalah:
1. Huruf pertama pada awal suatu kalimat.
2. Huruf awal setiap kata dalam judul tabel.
3. Judul skripsi serta judul setiap bab baru dan setiap anak bab.
4. Awal huruf nama diri.
5. Singkatan tertentu.

3.2.6. Penulisan Angka dan Lambang


Dalam tulisan resmi, kita mengenal dua macam angka yaitu angka Latin (1,
2, 3, … ), angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, . . .) serta Romawi besar (I, II, III, IV,
…. ). Angka Latin digunakan dalam kalimat untuk menyatakan:
1. Bilangan mulai dari 10.
2. Bilangan yang disertai desimal, misalnya 1,5 spasi.

24
Kalimat tidak boleh diawali dengan angka, untuk ini angka dinyatakan
dengan huruf misalnya: ‘Tiga puluh warga negara……’, atau lebih baik lagi jika
susunan katanya diubah, misalnya: ‘ Warga negara yang berjumlah 30 ...’.
Angka Romawi kecil khusus dalam skripsi digunakan untuk memberi
nomor halaman-halaman pada bagian awal skripsi. Angka Romawi-besar sering
digunakan dalam menunjukkan bab, misalnya BAB III dst.

3.2.7. Ilustrasi
Dalam skripsi, ilustrasi dapat digunakan untuk memperjelas dan
memperkuat argumen. Ilustrasi yang ditampilkan dapat dalam bentuk tabel,
grafik, gambar atau foto.
3.2.7.1. Tabel
Bentuk tabel dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang data
hasil pengamatan atau pengukuran atau hal lain, biasanya jika responden yang
diamati cukup banyak. Data tersebut dapat juga ditampilkan dalam bentuk grafik
atau pun histogram yang dalam skripsi semuanya dikelompokkan sebagai gambar.
Hindari pembuatan tabel yang sangat rumit atau data yang disajikan demikian
banyak sehingga bukannya membantu mempermudah tetapi mempersulit pembaca
dalam memahaminya.Oleh karena itu data yang disajikan dipilah-pilah terlebih
dahulu, yang dimuat dalam tabel hanya data yang telah diolah dengan menerapkan
statistika, bukan data hasil pengukuran yang masih 'mentah'.
Setiap tabel diberi nomor dan judul. Setelah kata Tabel diketikkan dua
angka Latin yang dipisahkan dengan tanda titik, angka pertama menyandikan bab
tempat tabel berada, dan angka kedua menyandikan nomor urut tabel pada bab
yang bersangkutan. Penempatan tabel pada suatu halaman ketikan diusahakan
simetris tengah dan penempatan judul tabel diserasikan dengan lebar tabelnya.

3.2.7.2. Gambar
Penyajian data hasil penelitian atau penjelasan lain dalam bentuk grafik,
diagram , foto, atau bentuk-bentuk lain yang bukan tabel dikelompokkan sebagai
gambar. Jika penjelasan dalam bentuk kalimat biasa lebih efisien dan lebih

25
mempermudah pembaca memahami informasi yang ingin disampaikan, maka
sebaiknya tidak digunakan bentuk gambar.
Gambar, seperti halnya tabel, diberi nomor setelah kata Gambar diketikkan
dua angka Latin yang dipisahkan dengan tanda titik, angka pertama menyandikan
bab tempat gambar berada, dan angka kedua menyandikan nomor urut gambar
yang terdapat pada bab yang bersangkutan. Berbeda dari tabel, gambar tidak
berjudul tetapi mempunyai ‘kalimat penjelasan’ yang diketikkan sebagaimana
lazimnya mengetikkan kalimat, yaitu hanya kata pertama pada awal kalimat yang
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
Kata Gambar, nomor gambar, dan tanda 'titik' diketik dalam huruf tebal, dan
setelah tiga ketukan renggangan (space bar), kalimat penjelasan ini diketik
dengan huruf biasa (tidak tebal) diletakkan simetris-tengah dengan panjang yang
diserasikan dengan lebar gambarnya. Jika kalimat ini demikian panjang sehingga
lebih dari satu baris maka diterapkan kerenggangan antarbaris satu spasi, dan
huruf pertama kalimat penjelasan ini dijadikan patokan batas-kiri khusus untuk
penjelasan ini.

26
3.3. Proposal Skripsi
Proposal skripsi adalah usulan penelitian yang wajib diajukan oleh
mahasiswa sebelum mahasiswa dapat mulai melakukan penelitian skripsi. Usulan
tersebut akan dipertanggungjawabkan dalam ujian seminar proposal skripsi.
Seminar proposal skripsi akan dilaksanakan secara terbuka di hadapan dua orang
dosen penguji dan dapat diikuti oleh mahasiswa dan peserta lain.

3.3.1. Pengertian Proposal Skripsi


Skripsi merupakan penelitian ilmiah yang menjadi penentu kelulusan
mahasiswa. Sebelum memulai proses penelitian skripsi, diperlukan rancangan
penelitian yang teruji kelayakannya, sehingga penelitian yang dilakukan dapat
dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Proposal skripsi merupakan
usulan rancangan penelitian yang memberi gambaran mengenai pokok
permasalahan, tujuan, metode, tinjauan pustaka, serta skema naskah hasil
penelitian.

3.3.2. Prasyarat dan Ketentuan Pengajuan Proposal Skripsi


Sebelum dapat mengajukan proposal skripsi, mahasiswa harus memenuhi
beberapa prasyarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas. Syarat dan
ketentuan yang ditentukan oleh fakultas Filsafat untuk pengajuan proposal skripsi:
1. Telah menyelesaikan 110 sks dengan IPK minimal 2,00
2. Telah menyelesaikan Praktikum Wajib Cogito, dan Praktikum Wajib
Analisa Sosial.
3. Telah menyelesaikan matakuliah Seminar Proposal Skripsi (PHL
355), serta mengikuti sosialisasi penulisan skripsi.
4. Bagi mahasiswa Konsentrasi Filsafat Keilahian, tema skripsi harus
terkait atau terbuka pada tema-tema pokok Filsafat Keilahian Katolik.
5. Bagi mahasiswa Konsentrasi Etika Terapan, tema skripsi harus terkait
atau terbuka pada tema-tema pokok Etika Terapan.
6. Nilai matakuliah yang terkait dengan tema skripsi minimal B.

27
3.3.3. Proses Pembimbingan, Pengajuan Proposal Skripsi dan Pelaksanaan
Seminar Proposal
Mahasiswa yang sudah menyelesaikan naskah proposal skripsi
mengumpulkan tiga eksemplar naskah proposal skripsi di Tata Usaha.
Pengumpulan dilakukan sesuai dengan waktu periode proposal skripsi yang
ditentukan oleh Fakultas. Proposal skripsi yang dikumpulkan harus dilengkapi
dengan persetujuan dari pembimbing pra-proposal yang dipilih oleh mahasiswa
dan bersedia untuk membimbing. Pembimbing pra proposal adalah pembimbing
yang dipilih oleh mahasiswa dan bersedia untuk membimbing selama proses
penyusunan proposal skripsi. Pemilihan pembimbing pra proposal skripsi harus
disesuaikan dengan tema skripsi yang diambil.
Setelah proposal dikumpulkan, Fakultas akan menjadwalkan waktu untuk
seminar proposal. Mahasiswa mempertanggungjawabkan proposal skripsi pada
seminar proposal skripsi yang akan dilaksanakan secara terbuka di hadapan 2
dosen penguji dan peserta seminar yang lain. Mahasiswa yang dinyatakan lulus
akan melanjutkan proses skripsi dengan dibimbing oleh dosen pembimbing yang
ditentukan oleh Fakultas. Mahasiswa yang belum lulus akan dijadwalkan untuk
sidang ulang dengan perbaikan dan revisi.

3.3.1. Sistematika Proposal Skripsi


Proposal skripsi terdiri dari beberapa sub bab yang menggambarkan
mengenai rancangan penelitian yang akan dikerjakan dalam penelitian skripsi

3.3.1.1. Latar Belakang


Latar belakang penelitian mengungkapkan mengenai dasar dan alasan
mengapa penelitian dilakukan. Biasanya latar belakang penelitian berisi
persoalan-persoalan yang akan menjadi titik tolak bagi penelitian. Persoalan yang
menjadi dasar penelitian dapat berupa persoalan konseptual dan/atau persoalan
fenomenal.
Persoalan konseptual adalah persoalan yang muncul pada tataran konsep
pemikiran. Dalam konteks filsafat persoalan konseptual seringkali muncul dalam

28
teori-teori filosofis dari tokoh-tokoh filsafat. Persoalan fenomenal adalah
persoalan yang hadir dalam bentuk fenomena. Fenomena adalah peristiwa-
peristiwa yang akan dianalisis lebih lanjut melalui pemikiran filsafat. Dalam latar
belakang penelitian, urgensi dari penelitian juga harus diungkapkan.

3.3.1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah berisi pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian
skripsi. Pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah harus meliputi objek
material dan objek formal skripsi. Objek material merupakan objek yang dikaji
dalam penelitian. Objek formal adalah teori yang digunakan sebagai pisau analisis
yang akan digunakan untuk membedah persoalan.

3.3.1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian berisi mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh penulis
dalam melakukan penelitian dan menyusun skripsi.

3.3.1.4. Hipotesa
Hipotesa adalah jawaban sementara berupa pendapat, proposisi atau teori-
teori yang sudah ada mengenai topik skripsi, yang nanti akan diuji dalam
penelitian skripsi. Hipotesa bersifat tidak wajib (kalau ada).

3.3.1.5. Metode Penelitian


Dalam menulis metode penelitian, mahasiswa menjelaskan mengenai
sumber data dan metode analisis.
a. Sumber Data
Pada bagian ini juga dijelaskan mengenai jenis data dan cara
memperoleh data. Dalam bagian ini juga dicantumkan pustaka primer yang
digunakan dalam menyusun penelitian.

b. Metode Analisis Data

29
Pada bagian ini dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
menganalisis data. Dalam penelitian filsafat terdapat beberapa metode
yang dapat digunakan untuk menganalisis, seperti:
interpretasi/hermeneutika, meta analisis, analisis wacana, kesinambungan
historis, induksi-deduksi, koherensi intern, holistika. Mahasiswa dapat
menggunakan kombinasi dari metode-metode tersebut. Metode yang
dipergunakan harus disesuaikan dengan topik penelitian. Penjelasan
mengenai metode yang digunakan dalam skripsi akan disampaikan pada
mata kuliah Metodologi Penelitian Filsafat (PHL 123) dan Seminar
Proposal Skripsi (PHL 355).

3.3.1.6. Tinjauan Pustaka


Untuk membuat sebuah karya tulis diperlukan informasi dari berbagai
sumber bacaan. Tinjauan pustaka berisi kutipan mengenai gagasan pokok dalam
sumber pustaka. Gagasan yang dikutip adalah gagasan-gagasan yang mendasari
penelitian yang akan dilakukan serta gagasan yang relevan dengan topik skripsi.
Kutipan diambil dari buku sumber utama. Gagasan-gagasan pokok ditampilkan
dalam bentuk kutipan yang dibahasakan kembali oleh penyusun skripsi
(parafrase).
Sesuai dengan etika para ilmuwan, pada akhir setiap kutipan harus
dicantumkan sumber pustaka, dengan menyebutkan sumber dalam catatan kaki.
Untuk suatu penulisan karya ilmiah diperlukan minimal 3 sampai 5 buku sumber
sebagai pustaka utama, selanjutnya buku-buku lainnya sebagai sumber kedua dan
pendukung, termasuk dari artikel pada jurnal, majalah dan surat kabar serta
ensiklopedi.

3.3.1.7. Skema Penulisan


Skema penulisan merupakan gambaran kerangka susunan skripsi, yang
memuat susunan pembahasan yang direncanakan dalam skripsi. Ide-ide pokok
yang nanti akan dikembangkan dalam tiap bab skripsi akan dibahas dalam skema
tersebut.

30
3.3.1.8. Rencana Kerja
Bab ini merupakan bab yang khusus ditampilkan pada saat penyusunan
proposal skripsi dan dihilangkan saat penyusunan skripsi. Rencana kerja berisi
alokasi waktu yang direncanakan oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi.
Alokasi waktu pelaksanaan mencakup prediksi tahapan waktu pelaksanaan dari
awal pengumpulan pustaka sampai dengan pelaksanaan ujian skripsi dan
pengumpulan naskah skripsi. Waktu pelaksanaan perlu dirancang sedemikian rupa
untuk membantu mahasiswa dalam penyelesaian proposal dan skripsi.

3.3.1.9. Daftar Pustaka


Format daftar pustaka dalam proposal skripsi di fakultas filsafat dibuat
sesuai dengan ketentuan daftar pustaka dalam panduan penyusunan karya ilmiah
di fakultas filsafat.

31
3.4. Sistematika Penyusunan Skripsi I: Bagian Awal Skripsi (Sampul,
Lembar Pernyataan, Halaman Pengesahan, Halaman Persembahan,
Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar)
Berdasarkan susunannya, skripsi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir skripsi. Setelah sampul, bagian awal
skripsi disusun berdasarkan urutan berikut:
1. Salinan halaman sampul.
2. Halaman judul.
3. Lembar persetujuan publikasi ilmiah.
4. Lembar pernyataan karya ilmiah non plagiat.
5. Lembar persetujuan pembimbing.
6. Kata pengantar.
7. Daftar isi.
8. Daftar tabel.
9. Daftar gambar.
10. Daftar lampiran.
11. Daftar singkatan dan simbol.
12. Halaman abstrak bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Khusus untuk bagian awal, proposal hanya memuat salinan halaman sampul dan
lembar persetujuan pembimbing dengan penggantian kata skripsi menjadi
proposal skripsi.

3.4.1. Sampul
Sampul buku skripsi final dibuat menggunakan hardcover berwarna
oranye khas filsafat, semua hurufnya menggunakan tinta warna hitam. Huruf
dicetak timbul. Di balik sampul ini direkatkan kertas tebal putih yang
kepanjangannya membentuk lembar pertama skripsi, diikuti dengan lembar
berikutnya berupa kertas tebal putih bermotif logo Widya Mandala berwarna
dengan tulisan yang sama dengan tulisan pada halaman sampul. Pada punggung
skripsi diketikkan dengan tinta warna hitam nama mahasiswa, judul skripsi, dan

32
tahun skripsi disetujui pembimbing. Pita pembatas buku skripsi yang digunakan
adalah pita dengan warna kuning emas.
Semua informasi pada halaman sampul, kecuali jika dinyatakan lain, diketikkan
dengan huruf kapital jenis Arial ukuran 16 pitch yang ditebalkan (bukan Arial
Bold tetapi Arial biasa yang ditebalkan) secara simetris tengah (center), berturut-
turut dari atas adalah:
1. Judul skripsi diketikkan mulai dari batas margin atas menerapkan
kerenggangan antarbaris judul 1,5 spasi.
2. Lambang Widya Mandala (lihat contoh di lampiran A) ukuran 6 x 7 cm
diletakkan dua spasi di bawah judul.
3. Nama lengkap mahasiswa dua spasi di bawah lambang Widya Mandala
diketikkan dengan huruf kapital tebal dan satu spasi di bawahnya nomor
induk mahasiswa (NRP).
4. Kata FAKULTAS FILSAFAT UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA
MANDALA SURABAYA yang diketikkan 1,5 spasi di atas tahun saat
skripsi ini ditandatangani oleh pembimbing yang diketikkan menempel pada
batas margin bawah sampul. Contoh pengetikan sampul skripsi dilihat pada
Lampiran A Contoh Cover Skripsi.

3.4.2. Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah


Halaman ini dimaksudkan untuk memberikan hak publikasi yang
dilakukan oleh Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala dengan
sepersetujuan oleh penulis serta mengingatkan pada para pembaca agar jika
mengutip sebagian atau seluruh naskah ini, harus mengikuti etika pengutipan
pustaka, yaitu menyebutkan nama pengarang dan lembaganya, yaitu Fakultas
Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Lembar Persetujuan
ditandatangani oleh mahasiswa di atas materai Rp 6.000,- (enam ribu rupiah).
Contoh halaman ini dapat dilihat pada Lampiran B. Contoh Halaman Lembar
Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah.

33
3.4.3. Lembar Pernyataan Karya Ilmiah Bebas Plagiasi (Non-Plagiat)
Halaman ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan bahwa penelitian
yang dilakukan oleh penulis adalah merupakan hasil karya asli penulis dan bukan
merupakan kecurangan akademik meliputi: melakukan tindakan tidak jujur
dalam mendapatkan data penelitian, melakukan tindakan plagiat; menyuap,
memberi hadiah dan mengancam; menyuruh orang lain menggantikan
kedudukannya dalam penyelesaian skripsi; menggunakan data penelitian
orang lain untuk hasil skripsinya. Contoh halaman ini dapat dilihat pada Commented [f1]: Diganti dengan merujuk pada panduan non-
plagiasi UKWMS
Lampiran C. Contoh Halaman Lembar Pernyataan Karya Ilmiah Non Plagiat.

3.4.4. Lembar Persetujuan Pembimbing Commented [f2]: Bagaimana dengan dosen penguji? Apakah
ada mekanisme tertentu untuk mengontrol evaluasi.....
Semua informasi pada halaman ini diketik menggunakan huruf Times
Bisa dibuatkan SOP proses pengajuan, proses skripsi, proses
pengajuan sidang, proses sidang, proses revisi,
New Roman berukuran 12 pitch. Halaman pengesahan memuat hal-hal berikut:
SOP Alur proses skripsi
1. Nama mahasiswa. Proposal
Pengajuan Sidang
2. Nomor induk mahasiswa (NRP). Revisi
Yudisium
3. Bulan dan tahun skripsi dinyatakan lulus oleh pembimbing.
Maka skripsi harus dimintakan tandatangan dosen penguji dan
dicopy sebanyak 6 kali
4. Nama (nama-nama) pembimbing.
Sidang skripsi bisa diajukan sebelum periode ujian
Tata-letak pada halaman ini diatur sedemikian rupa, yang contohnya dapat dilihat
Skripsi harus selesai dalam 3 kali periode krs,, jika belum selesai
pada Lampiran D. Contoh Halaman Persetujuan. dalam 3 periode krs, maka mahasiswa harus mengulang sidang
proposal skripsi.

3.4.5. Kata Pengantar


Kata pengantar memuat informasi tentang pelaksanaan penulisan seperti
kapan dan lama penelitian, lokasi penelitian dll. Sering penelitian melibatkan
pihak lain, pernyataan terima kasih atas bantuan teknis atau saran yang diterima
dapat dimuat pada kata pengantar ini. Pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi karena kedudukannya memang mewajibkan untuk membantu
tidak perlu diberi ucapan terima kasih, misalnya Rektor yang menyalurkan
beasiswa tugas akhir, atau Dekan yang membuatkan surat permohonan atau
memberikan izin penggunaan berbagai fasilitas yang ada di bawah wewenangnya.
Nama orang dengan gelar akademik tidak perlu diawali dengan sebutan ‘Bapak’,

34
atau ‘Ibu’. Untuk menyatakan diri sendiri dapat digunakan kata ‘saya’ atau
‘penulis’, namun hindari kata ‘kami’ atau ‘kita’.

3.4.6. Daftar Isi


Daftar isi disusun secara teratur dan rapih dengan bantuan fitur Table of
Contents dari komputer program pengolah kata yang digunakan, sehingga
memudahkan dalam proses penyusunan naskah dalam setiap perubahan isinya.
Judul ‘DAFTAR ISI’ diketikkan dengan huruf kapital tebal.
Jarak antar baris pada dasarnya 1,5 spasi, kecuali Judul bab atau anak bab
yang panjangnya lebih dari satu baris, maka jarak antarbarisnya satu spasi. Tanda
titik-titik untuk mengisi spasi dari judul dimuat pada daftar isi haruslah rapi dan
teratur, dan tidak boleh menabrak tepi kanan yang memuat nomer halamannya.
Gunakan fitur tab rata kanan yang tersedia pada program komputer yang
digunakan. Contoh daftar isi dapat dilihat pada Lampiran E.

3.4.7. Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Singkatan Masing-masing


daftar ini diketik pada halaman tersendiri dengan format seperti daftar
isi.
Dalam suatu skripsi mungkin digunakan sejumlah singkatan dan simbol
yang lazim maupun yang tidak lazim sehingga perlu dibuatkan suatu daftar untuk
memudahkan pembaca memahaminya.

3.4.8. Lampiran
Hal-hal yang tidak serasi jika diselipkan dalam naskah dimuat dalam
bentuk lampiran, misalnya contoh perhitungan atau pengolahan data
responden.Setiap lampiran diberi sandi dengan huruf kapital.

3.4.9. Halaman Abstraksi


Abstraksi skripsi (extended abstract) terdiri dari sekitar 200-400 kata
dengan kata kunci maksimal 5 kata, yang merupakan ikhtisar/ringkasan skripsi
tanpa memuat kutipan pustaka apapun. Abstrak dibuat dalam bahasa Indonesia

35
dan bahasa Inggris, memuat latar belakang dan tujuan penelitian, metode yang
digunakan serta kesimpulan hasil penelitian yang dinyatakan secara obyektif.
Kata ‘ABSTRAKSI’ diketik simetris-tengah tepat menempel pada batas
margin atas, dua spasi di bawahnya diketikkan judul skripsi dengan kerenggangan
satu spasi.Nama mahasiswa diketikkan dua spasi di bawah judul dan satu spasi
dibawahnya diketikkan nomor induk mahasiswa. Kalimat-kalimat abstrak
diketikkan tiga spasi di bawah NRP mulai dari batas margin kiri.
Abstrak dalam bahasa Inggris diketik dengan tata ketik seperti versi bahasa
Indonesia. Karena penelitian ini sudah selesai dilakukan, abstrak dalam bahasa
Inggris menggunakan kalimat dalam past-tense atau present perfect tense.

3.5. Sistematika Penyusunan Skripsi II: Bagian Inti Skripsi


Bagian inti skripsi berisi berisi bab-bab yang memuat hasil penelitian,
mulai dari proses perencanaan yang termuat dalam Pendahuluan (BAB I) hingga
pada kesimpulan penelitian serta saran (Bab terakhir). Bab I dalam skripsi
memuat proses perencaan skripsi seperti pada apa yang sudah termuat dalam
proposal skripsi.
Mengenai pengaturan bab dan sub-bab dalam skripsi mahasiswa wajib
berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Bab yang susunannya tetap adalah Bab
I yang memuat Pendahuluan. Sistematika bab selanjutnya mengenai pembahasan
disusun oleh mahasiswa dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Bab terakhir
minimal harus memuat “Kesimpulan” dan “Saran”. Kesimpulan adalah hasil
akhir dari penelitian yang menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. “Saran”
yang wajib ada dalam konteks penelitian adalah saran yang diberikan peneliti
terhadap penelitian selanjutnya mengenai tema skripsi.

3.6. Petunjuk Teknis Pengaturan Bab


Setiap awal bab diketik pada halaman baru. Penunjuk bab (BAB I, BAB
II….) yang diikuti dengan angka kapital romawi yang menunjukkan nomor bab.

36
Di bawah penunjuk bab ini dengan jarak 1,5 spasi diketikkan judul bab yang
bersangkutan dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan titik.
Suatu bab dapat terdiri dari dua atau lebih anak bab, setiap anak bab dapat
terdiri dari dua atau lebih cucu bab, demikian pula setiap cucu bab dapat terdiri
dari dua atau lebih cicit bab, masing-masing bagian bab ini harus memiliki judul.
Cicit bab merupakan bagian bab yang terkecil yang tidak boleh memiliki bagian
yang lebih kecil daripada ini.
Judul anak bab diawali dengan dua angka Latin yang dipisahkan dengan
tanda titik dan diakhiri dengan tanda titik. Angka pertama menyandikan nomor
bab tempat anak bab tersebut berada, angka kedua menyandikan nomor urut anak
bab yang dimiliki oleh bab tersebut dan judul anak babnya sendiri diketikkan
sesuai dengan perataan tubuh paragraf. Judul anak bab diketikkan dengan huruf
ukuran 12. Huruf depan setiap kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital
kecuali untuk kata hubung (sesuai dengan penulisan judul dalam bahasa
Indonesia), dicetak tebal (bold) dan tidak diakhiri dengan tanda titik. Penomoran
diketik ukuran 12 pc.
Judul cucu bab diawali dengan tiga angka yang masing-masing dipisahkan
dengan tanda titik. Dua angka pertama merupakan sandi anak bab dan angka yang
ketiga merupakan nomor urut cucu bab yang dimiliki oleh anak bab yang
bersangkutan. Judul cucu bab diketikkan menggunakan format yang sama dengan
anak bab.
Berbeda dari anak dan cucu bab, cicit bab melanjutkan penomoran dengan
menambahkan satu nomor dibelakangnya yang dikuti dengan tanda titik. Ditulis
sesuai dengan format anak bab dan cucu bab tetapi tanpa dicetak tebal.
Contoh pengaturan bab, pengetikan judul dan teks bab serta bagian-
bagiannya dapat dilihat pada Lampiran daftar isi.

3.7. Proses Pembimbingan dan Pengajuan Ujian Skripsi


Selama proses penyusunan skripsi mahasiswa akan dibimbing oleh
seorang dosen pembimbing. Tujuan dari proses pembimbingan adalah menuntun

37
dan membantu mahasiswa dalam menyusun skripsi sehingga skripsi yang disusun
dapat memenuhi standar karya ilmiah. Waktu penyusunan
Setelah proses penyusunan skripsi selesai, maka mahasiswa
mempertanggungjawabkan skripsinya pada ujian skripsi. Skripsi diuji oleh tiga
dosen, yakni Dosen Pembimbing dan dosen lain yang memiliki kompetensi sesuai
dengan tema skripsi. Ujian bersifat tertutup dengan alokasi waktu sekitar kurang
lebih satu jam.
Untuk dapat diuji mahasiswa harus mendaftar ujian skripsi melalui bagian
tata usaha fakultas filsafat. Ujian akan dijadwalkan oleh Fakultas dengan
menyesuaikan jadwal para penguji. Jadwal ujian akan diumumkan di papan
pengumuman. Untuk dapat melaksanakan ujian skripsi mahasiswa harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Fakultas. Berikut syarat-syarat
pengajuan ujian skripsi:
1. Telah lulus 138 sks mata kuliah dengan IPK minimal 2,00 dan nilai
semua matakuliah minimum C.
2. Mengumpulkan skripsi sebanyak 3 eksemplar skripsi dengan dijilid
sederhana (dapat dijilid mika atau dijepit menggunakan binder clip)
selambat-lambatnya pada batas waktu pengumpulan yang ditetapkan
oleh Fakultas.
3. Mahasiswa telah mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing
minimal delapan kali dan dibuktikan dengan mengumpulkan form
pembimbingan skripsi.
4. Skripsi yang diajukan harus sudah disetujui untuk diujikan dan
ditandatangi oleh dosen pembimbing skripsi.

3.8. Rangkuman Skripsi


Sebagai syarat yudisium, maka mahasiswa harus mempublikasikan
skripsinya dalam bentuk jurnal ilmiah. Oleh karena itu mahasiswa harus
mengumpulkan rangkuman skripsi yang disesuaikan dengan format jurnal
WIWEKA. Skripsi dirangkum dalam naskah 5.000 – 10.000 kata, dilengkapi

38
dengan abstrak 200 – 400 kata dengan kata-kata kunci maksimal 5 kata.
Rangkuman skripsi dikumpulkan dalam bentuk softcopy yang di CD-kan.

3.9. Skripsi dalam Bentuk Digital


Dalam rangka digitalisasi koleksi tugas akhir, pengumpulan tugas akhir ke
Fakultas dan perpustakaan dilakukan dalam dua bentuk yakni bentuk naskah dan
bentuk file elektronis yang dikemas dalam CD-ROM. Naskah elektronis yang
dikumpulkan harus sesuai dengan yang tercetak dan tidak diberi password.
Naskah digital dalam CD-ROM tersebut diberi logo yang memuat logo UKWMS,
jenis skripsi, judul skripsi, nama mahasiswa dan NRP serta tanda tangan
pembimbing dan mahasiswa yang bersangkutan. Contoh logo dapat dilihat pada
lampiran L. Logo Skripsi Digital.
Data skripsi ini disimpan dalam satu file yaitu full text lengkap dengan
nama file “NRP.pdf” menggunakan program komputer pencetak file berformat
PDF, seperti: Adobe Acrobat, Go2PDF, PrimoPdf, dll. Dalam hal ini, lembar
pengesahan dan lembar pernyataan harus sudah ditandatangani dan disertakan
dalam satu kesatuan tugas akhir dalam bentuk file gambar yang telah di-scan.

39

Anda mungkin juga menyukai