Pembimbing:
dr. Sri Hastuti, Sp.JP(K), FIHA
IMA tipe
IMA tipe 1 IMA tipe 2 IMA tipe 4 IMA tipe 5
3
Stenosis aorta adalah obstruksi katup aorta yang menyebabkan
aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta terganggu.
Etiologi
• Stenosis aorta dan regurgitasi aorta dapat terjadi pada pasien tanpa gejala
ataupun dengan gejala klinis tergantung dari derajat klasifikasi pada
diagnosis.
Kombinasi antiplatet dan antikoagulan:
• Penggunaan warfarin bersama aspirin dan/atau clopidogrel
meningkatkan risiko perdarahan dan oleh karena itu harus
dipantau ketat.
• Kombinasi aspirin. Clopidogrel, dan antagonis vitamin K jika
terdapat Indikasi dapat diberikan bersama-sama dalam waktu
sesingkat mungkin dan dipilih target terendah yang masih
efektif.
• Jika antikoagulan dibenkan bersama aspirin dan clopidogrel,
terutama pada penderita tua atau nsiko tinggi perdarahan,
target INR 2-2.5 mg lebih dianjurkan.
ACE Inhibitor/Angiotensi Receptor Blocker
ACE Inhibitor bermanfaat untuk mengurangi remodelling dan menurunkan
angka kematian pasien pasca infark miokard yang disertai Gangguan
fungsi sistolik jantung, dengan atau tanpa gejala klinis gagal jantung.
Rekomendasi:
• ACE Inhibitor Indikasikan pada pasien dengan fraksi ejeksi ventrikel
kiri ≤ 40%. pasien DM, hipertensi, dan penyakit ginjal kronik untuk
pengobatan jangka panjang kecuali bila ada kontraindikasi.
• ARB merupakan Oltemotf pada pasien yang Infoleran terhodop ACE
Inhibitor.
Statin
Tanpa melihat nilai awali kolesterol LDL dan tanpa mempertimbangkan
modifikasi diet, statin harus diberikan pada semua pasien NSTEMI
termasuk mereka yang telah menjalani terapi revaskutarsasi. Jika terdapat
kontraindikasi. Terapi statin intensitas tinggi hendakrnya dimulai sedini
mungkin.
Komplikasi
Gagal Jantung
Perdarahan
Syok kardiogenik
Aritmia
Ruptur Kardiak
Ruptur Septum Ventrikel
Beberapa pengobatan jangka panjang yang direkomendaikan adalah :
• Aspirin diberikan seumur hidup, apabila dapat ditoleransi pasien.
• Pemberian penghambat reseptor ADP dilanjutkan selama 12 bulan kecuali bila
berisiko perdarahan tinggi.
• Statin dosis tinggi diberikan sejak awal dengan tujuan menurunkan kolesterol LDL
< 70 mg/dl.
• Penyekat beta disarankan untuk pasien dengan penurunan fungsi sistolik ventrikel
kiri (LVEF<40%).
• ACE-1 diberikan dalam 24 jam pada semua pasien dengan LVHEF <40% dan yang
menderita gagal jantung, diabetes, hipertensi, atau PGK, kecuali di indikasi
kontrakan
• ACE-1 juga disarankan untuk pasien lainnya untuk mencegah berulangnya kejadian
iskemik, dengan memilih agen dan dosis yang telah terbukti efikasinya.
• ARB dapat diberikan pada pasien dengan intolenrasi ACE-1, dengan memilih agen
dan dosis yang telah terbukti efikasinya.
• Antagonsis aldosteron disarankan pada pasien setelah MI yang sudah mendapatkan
ACE -1 dan Beta blocker dengan LVEF <35% dengan diabetes atau gagal, apabila
tidak ada disfungsi ginjal yang bermakna (kreatinin serum > 25 mg/dl pada pria dan
> 2 mg/dl pada wanita) atau hiperkalemia.
Kesimpulan
• SKA adalah penyakit yang gawat dan harus diidentifikasi dan
ditangain dengan cepat supaya komplikasi yang lebih parah tidak
terjadi.
• Pada fase awal, ACS itu masih reversible, tapi bila sudah fase
lebih lama, infark tidak dapat dikembali ke otot jantung yang
normal. Otot jantung tidak dapat pulih dengan sendirinya.
• Faktor-faktor resiko SKA seperti diabetes mellitus, hipertensi,
dislipidemia, obesitas, merokok dan lain-lain dapat menyebabkan
lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan
mengalami kerusakan sehingga terbentuknya plak pada pembuluh
darah koroner dan menyempitnya lumen arteri koroner, dan
mengurangi aliran darah/iskemia miokard. Bila plak aterosklerotik
mengalami ruptur akan menyebabkan SKA.
Kesimpulan
• Pengobatan SKA ada banyak cara, pengobatan farmakologis,
tindakan intervensi kardiologi dan pembedahan. Tetapi yang paling
penting kita harus evaluasi apa faktor risiko yang ada pada penderita
dan menghilangkan risiko itu. Dengan cara modifikasi gaya hidup,
mengatasi faktor risiko/penyebab agar progresi penyakit dapat
dihambat dan rekurensi SKA di minimalisasikan.
• Tindakan PCI maupun bedah pintas jantung (CABG) dikerjakan
sesuai dengan indikasi yang tepat. Dengan kemajuan yang pesat
dalam bidang intervensi kardiologi, sebagian kasus SKA yang
dulunya harus dilakukan tindakan bedah jantung, sekarang ini dapat
diatasi dengan PCI.
TERIMAKASIH