Anda di halaman 1dari 23

VI.

TEORI LOKASI DAN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN KAWASAN

A.LOKASI DAN BIAYA PRODUKSI


B.PENENTUAN LOKASI OPTIMAL PERUSAHAAN DENGAN
SATU PASAR SATU BAHAN BAKU
C.PENERAPAN TEORI LOKASI DALAM BIDANG PERTANIAN

Armen Mara, PKA, 2019


A. Lokasi dan Biaya Produksi

 Lokasi dimana barang-barang dihasilkan merupakan salah satu faktor yang


menentukan biaya produksi.
 Terutama karena berbedanya biaya angkut (transportasi), biaya angkut berkaitan
dengan jarak atau lokasi sehingga berbeda lokasi berbeda biaya angkut
 Berbedanya biaya produksi tersebut akan menyebabkan berbedanya harga jual
yang ditetapkan oleh produsen yang berarti menentukan pula daya saing dari
produk yang dihasilkan.
 Biaya angkut ada dua, yaitu biaya angkut input dan biaya angkut output
 Kombinasi kedua biaya tersebut akan menentukan harga barang yang dijual
 Oleh karena itu lokasi produksi selalu menjadi pertimbangan bagi seorang
pengusaha.

Armen Mara, PKA, 2013


Penentuan harga jual suatu barang

A Harga Jual (P)


Keuntungan
B
Biaya Angkut
C

Biaya produksi

Armen Mara, PKA, 2013


Tugas seorang perencana pembangunan
kawasan
 Tugas seorang perencana pembangunan
kawasan adalah menentukan dimana proses
produksi (lokasi optimum) harus dilakukan
supaya biaya yang dikeluarkan serendah
mungkin.
 Untuk menentukan lokasi optimum dapat

dilakukan dengan ”analisis lokasi”.

Armen Mara, PKA, 2019


Ada beberapa cara dalam menentukan lokasi
optimal diantaranya adalah:
 Penentuan lokasi perdagangan yang melayani
pelanggan,
 Penentuan lokasi perusahaan satu bahan baku dan satu
pasar
 Penentuan lokasi industri dua bahan baku dan satu
pasar.

Armen Mara, PKA, 2013


Penentuan lokasi perdagangan yang melayani
pelanggan,

CPO
TBS
t T-t
T
Lokasi Lokasi Lokasi
bahan baku Pabrik Pasar

Armen Mara, PKA, 2013


B. Penentuan Lokasi Optimal Perusahaan dengan Satu
Pasar Satu Bahan Baku

 k = rm + rc (T-t)
Rp

rmto
rmt =Biaya transport input

rc(T-to)

rc(T-to) rc(T-t)= biaya transport output

rmto

M C

t T T-t

Armen Mara, PKA, 2013


Keterangan :
 rm = biaya angkut input dari lokasi ke pabrik
 rc = biaya angkut output dari pabrik ke pasar
 t = jarak antara lokasi input dengan pabrik
 T = jarak total
 M = sumber input
 C = pasar

Armen Mara, PKA, 2013


Contoh

 Suatu pabrik atau aktivitas ekonomi menggunakan satu jenis bahan baku
dan menjual semua produknya ke satu pasar.
 Dimana pabrik tersebut sebaiknya dibangun supaya perusahaan
mendapatkan biaya terendah.
 Untuk maksud tersebut William Alomso (1990) memberikan contoh
sebagai berikut.
 Suatu pabrik memproduksi kotak baja yang bahan bakunya baja dan
diperoleh dari suatu tempat yang terletak di M, kota tersebut dijual ke
Kota C. Biaya produksi seperti upah, harga bahan baku, sewa tanah dll
sama untuk semua lokasi.
 Untuk itu satu-satunya biaya yang harus dipertimbangkan adalah biaya
transport. Biaya ini terdiri dari sebagai berikut:
Armen Mara, PKA, 2013
Bagaimana menghitung biaya transpor tersebut ?

Diketahui :
Biaya transport input dari M ke Pabrik
Biaya transport output dari Pabrik ke C
Seterusnya diketahui pula sebagai berikut:
T = jarak antara M dengan C
t = jarak antara M dengan pabrik
Maka dapat dikatakan bahwa :
Perbedaan jarak antara pabrik dan Pasar = (T-t)
Dimisalkan biaya per mil untuk membawa input adalah rm maka biaya per
unit akan menjadi (rm t)
Dimisalkan pula biaya transport untuk membawa kotak baja adalah rc
per mil maka biaya transport per unit adalah rc (T-t) selanjutnya biaya
transport total (k) adalah jumlah dari biaya-biaya tersebut.

Armen Mara, PKA, 2013


Biaya total itu adalah

k = rm t + rc (T-t)
= rm t + rc T- rc t
= rm t - rc t + rcT
= (rm - rc )t + rcT
 Dari persamaan ini dapat dikemukakan bahwa :

 Bila rm > rc Maka perusahaan akan menempatkan pabrik


di t yang sekecil mungkin, yaitu di t = 0
atau di M
 Bila rm < rc Maka perusahaan akan menempatkan pabrik
di t yang paling besar, yaitu di t = max atau
di C dimana t = T
 Bila rm = rc Maka perusahaan dapat memilih dimana saja
antara M dan C, dimana biaya transport total
sama untuk semua tempat
Armen Mara, PKA, 2013
3. Penerapan Teori Lokasi dalam Bidang Pertanian

 a. Kasus Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit


 b. Kasus Pabrik Pengolahan Karet
 c. Kasus Rice Milling Unit (RMU

Armen Mara, PKA, 2013


Latihan:
 Untuk memperdalam pemahaman tentang teori
lokasi kerjakan lah Latihan berikut:

Armen Mara, PKA, 2013


Kasus: Lokasi Rice Milling Unit (RMU)

Diketahui :
P adalah lokasi persawahan
Q adalah lokasi pemasaran beras
Jarak P ke Q adalah 100 Km

Biaya angkut padi = Rp.7.000,- per ton per 10 Km


Biaya angkut beras = Rp 20.000 per ton per 10 Km
Rendemen padi ke beras = 70%
Pertanyaan :
1. Dimana lokasi Rice Milling Unit (RMU) sebaiknya upaya biaya
angkut total sekecil-kecilnya .
2. Berapa biaya angkut total dari komuditi padi dan beras tersebut.
Armen Mara, PKA, 2013
Kasus: Lokasi Pabrik CPO
Diket : Biaya angkut 1 truk TBS (Tandan Buah Segar)
kelapa sawit dari kebun ke pabrik adalah sebesar
Rp.10.000,- per Km.
Sedangkan baiaya angkut 15 tangki CPO dari
pabrik ke pelabuhan ekspor adalah Rp.75.000,- per Km.
Sepuluh truk TBS tersebut dapat dibuat menjadi 1 tangki CPO
Ditanya :
1. Dimana pabrik seharusnya dibuat supaya biaya angkut menjadi
kecil
2. Berapa biaya angkut total dari komuditi TBS dan CPO tersebut.

Armen Mara, PKA, 2013


Kasus: Lokasi Pabrik Crumb Rubber

Diket ; Biaya angkut 1 Kg Slab tebal dari kebun ke


pabrik Rp.1000 / Km
Biaya angkut crumb rubber dari pabrik ke
pelabuhan Rp.100/Km
Setiap 1 Kg slab tebal akan menjadi 0,5 Kg
crumb rubber
Ditanya :
1. Dimana pabrik seharusnya dibuat supaya biaya angkut
menjadi kecil
2. Berapa biaya angkut total dari komuditi Slab dan Crumb
rubber tersebut
Armen Mara, PKA, 2013
Armen Mara, PKA, 2013
TBS

Armen Mara, PKA, 2013


CPO

Armen Mara, PKA, 2013


PENGANGKUTAN TBS, PABRIK, DAN PENGANGKUTAN CPO

Pabrik
CPO

CPO
TBS

Armen Mara, PKA, 2013


Armen Mara, PKA, 2013
Armen Mara, PKA, 2013
Armen Mara, PKA, 2013

Anda mungkin juga menyukai