TREASURY
• PP5.5.17. Berikut adalah daftar informasi yang tidak komprehensif
yang mungkin relevan dalam menilai perubahan pada risiko kredit:
Possible Outstanding Recoverable Duration DCF Provision Weight Weighted PSAK 55 PSAK 71 Increase
(before
discounting)
Normal 3,000,000 2,500,000 2 years 1,992,985 1,007,015 60% 604,209 1,007,015 1,183,740 176,725
1,183,740
- nilai pemulihan (recovery) masa yang akan datang dari setiap skenario
Ekonomi Positif
• Kenaikan BI Rate dianggap sebagai konsekuensi usaha, tidak masalah
sepanjang perusahaan masih berkesempatan menghasilkan
keuntungan yang dapat menutup margin biaya akibat kenaikan BI rate,
dampaknya kepada PD bisa tidak signifikan (0) bisa pula negatif (-)
Consumer Price Index
Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen (IHK) menggambarkan perubahan harga dari satu
periode ke periode lainnya untuk "sekelompok" barang dan jasa.
Consumer Price Index menunjukkan perbandingan harga sejumlah barang dan jasa yang sama pada tahun
tertentu terhadap suatu tahun dasar.
Consumer Price Index juga menunjukkan perubahan biaya hidup seseorang atau masyarakat ditinjau dari
perubahan harga barang dan/atau jasa yang dikonsumsi.
Consumer Price Index seringkali digunakan untuk menghitung pendapatan riil (real income) dan daya beli
(purchasing power) dan untuk menyesuaikan tunjangan pensiun dan perhitungan pajak (tax brackets).
CONTOH
• Seseorang membeli lima buah pepaya dan dua buah jeruk pada tahun
2010. Jika yang bersangkutan ingin mengetahui berapa besar perubahan
biaya hidupnya sekarang pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2010,
maka dapat dihitung Consumer Price Index sebagai berikut:
• Dalam hal ini CPI seseorang tersebut menggunakan tahun 2010 sebagai
tahun dasar. CPI tersebut menunjukkan berapa kenaikan biaya untuk
membeli lima buah pepaya dan dua buah jeruk pada tahun 2018
dibandingkan dengan tahun 2010. Dalam kenyataannya CPI yang
dikeluarkan oleh BPS yang dijadikan dasar untuk menghitung inflasi tidak
hanya mencakup dua jenis barang tersebut saja, melainkan meliputi
beratus jenis barang dan jasa yang berbeda, namun menggunakan
prinsip perhitungan yang sama.
CPI dan PD
Ekonomi Normatif
• Kenaikan CPI mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat turun, daya beli
turun, daya bayar turun maka peluang default akan meningkat (+)
Ekonomi Positif
• Kenaikan CPI mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat turun, daya beli
turun, daya bayar turun maka peluang default akan meningkat (+)
• Penurunan daya bayar diantisipasi dengan menyisihkan dana untuk
mengamankan kemampuan membayar kewajiban sehingga dampak inflasi
kepada PD tidak signifikan (0) atau bahkan negatif (-) bila debitur mengalihkan
pengeluaran terhadap konsumsi barang jasa lain untuk membayar kewajiban
(pada kondisi perkiraan inflasi akan berjangka panjang dan debitur berniat
lebih cepat melunasi kewajiban pinjamannya)
Inflasi & Deflasi
• Inflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang dan jasa secara
umum mengalami kenaikan atau terjadi penurunan nilai uang dalam
negeri
• Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu
meluas.
• Deflasi adalah suatu keadaan dimana harga barang dan jasa secara
umum mengalami penurunan atau terjadi peningkatan nilai uang
dalam negeri
INFLASI
• Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang.
• Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari
suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi.
• Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab
meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan
GDP Deflator.
• Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan
terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat
antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.
Tingkat Inflasi
• Data yang sangat erat hubungannya dengan inflasi adalah indeks
harga konsumen (IHK). Perhitungan inflasi membutuhkan data indeks
harga konsumen pada dua periode waktu yang menjadi perhatian.
• Inflasi dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Inflasi dan PD
Ekonomi Normatif
• Inflasi mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat turun, daya beli turun, daya
bayar turun maka peluang default akan meningkat (+)
Ekonomi Positif
• Inflasi mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat turun, daya beli turun, daya
bayar turun maka peluang default akan meningkat (+)
• Penurunan daya bayar diantisipasi dengan menyisihkan dana untuk mengamankan
kemampuan membayar kewajiban sehingga dampak inflasi kepada PD tidak
signifikan (0) atau bila debitur mengalihkan pengeluaran terhadap konsumsi barang
jasa lain untuk membayar kewajiban (pada kondisi perkiraan inflasi akan berjangka
panjang dan debitur berniat lebih cepat melunasi kewajiban pinjamannya) dampak
inflasi bahkan negatif (-)
Deflasi
Ekonomi Normatif
• Deflasi mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat naik, daya beli
naik, daya bayar naik maka peluang default akan menurun
Ekonomi Positif
• Deflasi mengakibatkan kesejahteraan riil masyarakat naik, daya beli
naik, daya bayar naik maka peluang default akan menurun
• Deflasi bisa berarti ekonomi lesu, perekonomian tidak bergerak,
penghasilan turun, daya beli turun, daya bayar turun maka peluang
default akan naik
NILAI TUKAR MATA UANG ASING
• Sehubungan mata uang asing dikenal Depresiasi, Apresiasi, Revaluasi
dan devaluasi.
• Depresiasi memiliki persamaan dengan devaluasi, yaitu sama-sama
merupakan penurunan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing
• Depresiasi adalah suatu proses penurunan nilai mata uang dalam negeri
yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan sedangkan Devaluasi
adalah kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah ekspor ke luar negeri dan
membatasi jumlah impor serta menambah devisa
• Devaluasi mata uang adalah suatu tindakan penyesuaian nilai tukar mata uang terhadap
mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Sentral atau Otoritas Moneter yang
mengadopsi sistem nilai tukar tetap. Devaluasi tersebut biasanya dilakukan apabila rezim
yang mengadopsi sistem nilai tukar tetap tersebut menilai bahwa harga mata uangnya
dinilai terlalu tinggi dibandingkan nilai mata uang negara lain dimana nilai mata uang
tersebut tidak didukung oleh kekuatan ekonomi negera yang bersangkutan. Mata uang
suatu negara dikatakan mengalami kelebihan nilai dapat dilihat dari perbedaan inflasi
kedua negara. Negara yang inflasinya tinggi seharusnya akan segera mengalami penurunan
nilai namun dalam sistem nilai tukar tetap proses penyesuaian tersebut tidak berlaku
secara otomatis karena penyesuaian nilai tukar tersebut harus melalui penetapan
pemerintah. Tanda-tanda suatu mata uang yang mengalami kenaikan nilai antara lain
ekspor yang terus menurun dan industri manufaktur mulai mengalami penurunan kinerja.
• Apresiasi adalah suatu proses peningkatan nilai mata uang dalam
negeri yang disebabkan adanya mekanisme perdagangan
• Revaluasi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk
meningkatkan nilai mata uang di dalam negeri terhadap mata uang
asing. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan
intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil
Kenaikan Nilai Tukar dan PD
Ekonomi Normatif
• Kenaikan nilai tukar akan berkontribusi terhadap kenaikan biaya
produksi, menggerus keuntungan dan menurunkan daya bayar,
berdampak kepada naiknya probability of default
Kenaikan Nilai Tukar dan PD
Ekonomi Positif
• Kenaikan nilai tukar akan berkontribusi terhadap kenaikan biaya
produksi, menggerus keuntungan dan menurunkan daya bayar,
berdampak kepada naiknya probability of default.
• Bagi eksportir kenaikan nilai tukar merupakan berita gembira,
keuntungan meningkat dan PD turun.
Pengangguran
• Pengertian pengangguran
• Macam pengangguran
• Penyebab pengangguran
• Dampak pengangguran
• Cara mengatasi pengangguran
Pengangguran
• Istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,
sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan yang layak.
Macam Pengangguran
Berdasarkan lama waktu kerja
• Pengangguran Struktural
• Pengangguran Konjungtural (siklikal)
• Pengangguran Friksional
• Pengangguran musiman
Penyebab pengangguran
• Jumlah lapangan kerja lebih kecil dari jumlah pencari kerja
• Kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja
• Terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK)
• Berbagai regulasi dan perilaku birokrasi yang kurang kondusif bagi pengembangan
usaha
• Urbanisasi
• Stabilitas politik yang tidak stabil
• Perilaku proteksi negara maju dalam menerima ekspor dari negara berkembang
Dampak Pengangguran
• Menurunkan penerimaan negara
• Menurunkan tingkat ketrampilan
• Meningkatkan biaya sosial
• Menurunkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
• Menurunkan aktivitas perekonomian
Pengangguran dan PD
Ekonomi Normatif
• Kenaikan pengangguran berarti daya beli masyarakat akan turun, produk
yang dijual makin tidak laku, keuntungan akan berkurang dan daya bayar
masyarakat berkurang. Dampaknya PD akan naik.
Pengangguran dan PD
Ekonomi Positif
• Kenaikan pengangguran berarti daya beli masyarakat akan turun, produk yang dijual makin
tidak laku, keuntungan akan berkurang dan daya bayar masyarakat berkurang. Dampaknya
PD akan naik.
• Kenaikan pengangguran menjadikan mereka yang butuh kerja bersedia dibayar dengan
harga yang lebih murah. Kondisi ini menurunkan biaya tenaga kerja bagi perusahaan dan
akan meningkatkan keuntungan. Dampaknya kemampuan debitur dalam membayar
angsuran ke bank akan meningkat. PD akan turun.
• Pada kondisi lain, meski tercatat sebagai pengangguran dalam kenyataannya banyak
mereka yang bekerja informal yang secara umum tidak mengurangi pendapatan per kapita
per bulannya sehingga data kenaikan pengguran tidak berdampak signifikian kepada PD
HARGA BBM
• Kenaikan harga BBM berdampak pada peningkatan harga-harga barang /jasa sehingga mendorong laju
inflasi pada level yang cukup tinggi berimplikasi pada menurunnya daya beli masyarakat.
• Harga BBM secara historis merupakan faktor yang dapat memacu laju inflasi ke level yang tinggi. Ekonom
menilai setiap kenaikan BBM bersubsidi sebesar 20% maka akan meningkatkan laju inflasi tahunan
sekitar 0,4%. Inflasi yang berakselerasi akan memaksa BI untuk meningkatkan level suku bunga
acuannya, BI rate. Sebagai acuan suku bunga, peningkatan BI rate akan diikuti oleh peningkatan suku
bunga pinjaman dan kemudian suku bunga simpanan di perbankan
• Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat kenaikan biaya produksi sehingga memunculkan masalah
keuangan perusahaan. Pada kondisi yang memaksa kesulitan perusahaan berdampak kepada pekerja,
sepertihalnya menunda pembayaran gaji, atau mengurangi jumlah pekerja.
Multiplier Effect Kenaikan Harga BBM
• Kenaikan harga BBM akan menaikkan harga barang dan jasa, karena harga bahan bakar itu
menjadi komponen penting dalam penentuan harga produk barang dan jasa.
• Ketika harga barang dan jasa naik, dengan asumsi pendapatan masyarakat tetap maka daya
beli masyarakat pun turun.
• Bahkan sangat mungkin terjadi bahwa pendapatan masyarakat tidak selalu naik sebanding
dengan kenaikan harga BBM.
• Akibat lebih lanjut, jika harga barang dan jasa naik maka produk domestik tidak dapat
bersaing dengan produk asing yang membanjiri Indonesia.
• Dampak lebih lanjut adalah penjualan industri turun, omzet turun, pendapatan masyarakat
turun.
• Akibat lebih lanjutnya adalah PHK dan naiknya angka pengangguran.
KENAIKAN BBM DORONG PENGGUNAAN TRANSPORTASI
UMUM
53
COLLECTIVE IMPAIRMENT
TAHAP V
TAHAP I TAHAP III TAHAP IV
TAHAP II Proyeksi
Penetapan Penetapan Proyeksi
Proyeksi PD atas TAHAP VII
Pola Trend Pola Trend Nilai TAHAP VI
PD per Dasar Nilai Pembentu
Inherent Variabel Variabel Uji Asumsi
Bucket per Variabel kan ECL
Behavioral Makro Makro
Segmen Makro
PD Ekonomi Ekonomi
Ekonomi
54
Tahap 1
Penetapan Pola Trend Inherent Behavioral PD
Dalam melakukan forecasting dilakukan telaahan terhadap pola
gerak PD di masa sebelumnya untuk memperkirakan pola gerak
PD di masa mendatang.
Dalam telaahan tersebut diekspektasi adanya ketergantungan
kejadian masa yang akan datang dengan masa sebelumnya, dalam
arti aktivitas di masa yang akan datang mengikuti pola yang terjadi
di masa lalu
Hubungan atau keterkaitan masa lalu dengan masa kini dapat
ditentukan dengan penelitian
55
Data empiris menunjukkan adanya volatilitas data
dari waktu ke waktu yang tampilannya seringkali
fluktuatif mengaburkan kecenderungan esensi
gerak dari PD pada tiap waktunya
Agar dapat diperoleh informasi yang terandal
terkait trend gerak PD, maka dilakukan pemulusan
terhadap data aktual PD menggunakan
eksponensial smoothing.
56
Hasil pemulusan akan mengungkap Pola Trend
Inherent Behavioral PD dengan cara meredam efek
acak yang ditampilkan oleh pergerakan cross
section dari PD
Dengan melakukan pemulusan akan diungkap
gerak sejati dari PD atas dasar data time series.
57
Pemulusan dilakukan menggunakan beberapa alternatif
koefisien pemulusan untuk merekam efek dari waktu-waktu
yang berbeda terhadap PD.
Atas dasar hasil yang diperoleh dari berbagai alternatif
pemulusan tersebut akan terekam bahwa untuk waktu yang
berbeda sangat dimungkinkan didapati perilaku PD yang
berbeda akibat dampak variabel makro yang berbeda pada
tiap waktunya maupun akibat kinerja pengelolaan bank
yang berbeda pada tiap waktunya
58
INHERENT BEHAVIORAL PD
Untuk mengurangi randomness trend
PD yang merupakan data time series
digunakan exponential smoothing
terhadap PD hasil Migration Analysis
3 tahun terakhir
59
Tahap II
Proyeksi PD per Bucket per Segmen
Proyeksi nilai PD ditujukan untuk memperoleh gambaran
besarnya PD di masa mendatang atas dasar trend
pergerakan data PD dari masa lampau.
Untuk itu harus dicari trend gerak PD di masa sebelumnya
untuk dapat memprediksi nilai PD di masa mendatang.
Untuk memperoleh informasi trend gerak PD, dilakukan
penelusuran menggunakan model-model yang
merepresentasikan trend gerak data time series
60
FORWARD LOOKING PD
Forward Looking terhadap estimasi PD dilakukan melalui tujuh tahapan:
61
OBSERVASI POLA DATA
62
TVAR & MONTE CARLO ITERATION
Untuk PD bucket 1
dilakukan proyeksi untuk
1 tahun didasarkan
Penetapan pola trend
inherent behavioral PD
63
FORWARD LOOKING PD
Data yang digunakan adalah data PD hasil Migration Analysis 3
tahun terakhir yang telah dikonversi terkait Inherent Behavioral
PD yang dihasilkan dari tiga skenario konstanta pemulusan
Model yang digunakan adalah yang memenuhi kondisi berikut:
Memenuhi asumsi klasik Ordinary Least square
P-value independent variabel < 0,05
R-square model > 0,80
64
FORWARD LOOKING PD
65
Tahap IV: Proyeksi Nilai Variabel Ekonomi Makro
66
COLLECTIVE IMPAIRMENT
Pemilihan
• Data Intern Pola Data • Uji Koefisien
• Data Ekstern • Linier Regresi
Parsial
• Quadratic • Ekstrapolasi
• Qubic • Interpolasi
Analisa • dll
Pola Data Modelling
67
FORWARD LOOKING PD
68
UJI PEMENUHAN ASUMSI DAN
PENETAPAN MODEL
70
UJI PEMENUHAN ASUMSI DAN
PENETAPAN MODEL
71
PEMBENTUKAN ECL
72
PEMBENTUKAN ECL
73
ADAPTASI TERHADAP EKONOMI
NORMATIF
74
Hubungan Variabel Makro dengan PD
Ekonomi Ekonomi
Normatif Positif
Inflasi + +/-/0
CPI + +/-/0
PDB - +/-/0
Kurs + +/-/0
Pengangguran + +/-/0
BBM + +/-/0
BI Rate + +/-/0
76