Anda di halaman 1dari 6

Nama Kelompok :

1. Christian Mola Mira Kaho (447386)


2. Denara Akmal (447387)
3. Elsa W Ramadhani (447389)
4. Fatih Henggar Panggalih (447392)

TEORI DAN PRAKTIK AKUNTANSI KEUANGAN


Bab 10 Laba

(1) Dengan mengacu pada standar lokal maupun internasional, jelaskan


mengenai laba komprehensif.
Jawab:
Laba Komprehensif Menurut Standar Lokal (PSAK 1 Revisi 2013)
Laporan laba rugi= Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif. Laba
dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas, ketentuan minimum
item dalam laporan laba rugi. Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika
disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat. Penyajian "pos luar
biasa/extraordinary item" tidak diperkenankan lagi. Minimum line item untuk
komponen laporan laba rugi komprehensif untuk memberikan informasi kepada
pengguna= beban keuangan, pajak.
Pendekatan Penyajian
Penyajian laporan keuangan menggunakan 2 pendekatan yaitu:
- Laporan laba rugi terpisah dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
sehingga terdapat dua laporan.
- Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam satu laporan.
Penyajian laba rugi untuk periode berjalan diatribusikan kepada kepentingan
pengendali dan non pengendali. Penyajian total laba rugi komprehensif untuk periode
berjalan diatribusikan kepada kepentingan pengendali dan non pengendali.
Minimum Line Item L/R Komprehensif
• Pendapatan;
• Biaya keuangan;
•Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
•Beban pajak;
•Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
- Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
-Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepas dalam rangka operasi yang dihentikan;
Penghasilan komprehensif lain, berisi pos-pos penghasilan dan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan
atau diizinkan oleh SAK. Komponen penghasilan komprehensif: selisih revaluasi aset
tetap, pengukuran kembali program imbalan pasti, laba rugi dampak dari penjabaran
laporan keuangan, perubahan nilai investasi available for sales, bagian efektif dari
keuntungan lindung nilai arus kas.

Laba Komprehensif Menurut Standar Internasional


The all inclusive concept of income atau laba komprehensif menurut FASB dalam
SFAC No.3 dan 6 adalah:

“perubahan tertentu yang lain dalam aset bersih (terutama keuntungan dan kerugian
tertentu yang ditahan) yang diakui dalam periode itu, seperti beberapa perubahan
dalam nilaipasar investasi dalam suatu sekuritas ekuitas yang mudah dipasarkan yang
diklasifikasikan sebagai aset lancar, beberapa perubahan dalam nilaipasar investasi
yang mempunyai praktik akuntansi khusus untuk sekuritas yang mudah dipasarkan
dan penyesuaian transaksi valuta asing”.

Laba komprehensif = laba bersih + penyesuaian pada tahun-tahun sebelumnya +


perubahan bukan pemilik dalam ekuitas yang tersis

Menurut U.S GAAP ASC 220-10, laba komprehensif adalah:

“The change in the equity (net assets) of business entity during a oeriod from
transactions and other events and circumstances from nonowner sources.
Comprehensive income comprises both of the following:
a. All components of net income
b. All components of other comprehensive income”.
Dimana dalam ASC 220, laba komprehensif lainnya terdiri atas:
1. Untung atau rugi yang belum direalisasi atas perubahan fair value sekuritas
investasi yang tersedia untuk dijual
2. Untung atau rugi yang belum direalisasi atas lindung nilai dari sekuritas derivative
3. Untung atau rugi yang belum direalisasi atas pengukuran kembali aset tersedia
untuk dijual (IAS 39)
4. Untung atau rugi aktuaria atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan
IAS 19.
5. Untung atau rugi atas lindung nilai dari suatu investasi dalam suatu entitas asing
transaksi valuta asing
6. Untung atau rugi pensiun imbalan pensiun atau pasca pensiun.

(2) Apa yang dimaksud dengan kualitas laba dan bagaimana teknik untuk
menentukan tingkat kualitas laba?
 Kualitas Laba

Menurut Schipper dan Vincent (2003), menunjukkan tingkat kedekatan laba


yang dilaporkan dengan Hicksian income, yang merupakan laba ekonomik yaitu
jumlah yang dapat dikonsumsi dalam satu perioda dengan menjaga kemampuan
perusahaan pada awal dan akhir perioda tetap sama. Sesuai dengan Schipper dan
Vincent, kualitas laba akuntansi ditunjukkan oleh ”kedekatan atau korelasi antara
laba akuntansi dan laba ekonomik” (Suwardjono, 2005, hlm. 463). Demikian juga,
Hodge (2003) memberikan definisi kualitas laba sebagai “the extent to which net
income reported on the income statement differs from “true” (unbiased and
accurate) earnings” (hlm. 37).
 Menentukan Tingkat Kualitas Laba
A. Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan
pengukurannya berdasarkan cara menentukan kualitas laba, yaitu berdasarkan:
a. Berdasarkan sifat runtun-waktu laba, kualitas laba meliputi: persistensi,
prediktabilitas (kemampuan prediksi), dan variabilitas. Atas dasar
persistensi, laba yang berkualitas adalah laba yang persisten yaitu laba yang
berkelanjutan, lebih bersifat permanen dan tidak bersifat transitori.
Persistensi sebagai kualitas laba ini ditentukan berdasarkan perspektif
kemanfaatannya dalam pengambilan keputusan khususnya dalam penilaian
ekuitas. Kemampuan prediksi menunjukkan kapasitas laba dalam
memprediksi butir informasi tertentu, misalnya laba di masa datang. Dalam
hal ini, laba yang berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam memprediksi laba di masa datang. Berdasarkan
konstruk variabilitas, laba berkualitas tinggi adalah laba yang mempunyai
variabilitas relatif rendah atau laba yang smooth.
b. Kualitas laba didasarkan pada hubungan laba-kas-akrual yang dapat diukur
dengan berbagai ukuran, yaitu: rasio kas operasi dengan laba, perubahan
akrual total, estimasi abnormal/discretionary accruals (akrual abnormal/
kebijakan), dan estimasi hubungan akrual-kas. Dengan menggunakan ukuran
rasio kas operasi dengan laba, kualitas laba ditunjukkan oleh kedekatan laba
dengan aliran kas operasi. Laba yang semakin dekat dengan aliran kas
operasi mengindikasi laba yang semakin berkualitas. Dengan menggunakan
ukuran perubahan akrual total, laba berkualitas adalah laba yang mempunyai
perubahan akrual total kecil. Pengukuran ini mengasumsikan bahwa
peru¬bahan total akrual disebabkan oleh perubahan discretionary accruals.
Estimasi discretionary accruals dapat diukur secara langsung untuk
menentukan kualitas laba. Semakin kecil discretionary accruals semakin
tinggi kualitas laba dan sebaliknya. Selanjutnya, keeratan hubungan antara
akrual dan aliran kas juga dapat digunakan untuk mengukur kualitas laba.
Semakin erat hubungan antara akrual dan aliran kas, semakin tinggi kualitas
laba.
c. Kualitas laba dapat didasarkan pada Konsep Kualitatif Rerangka Konseptual
(Financial Accounting Standards Board, FASB, 1978). Laba yang
berkualitas adalah laba yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yaitu
yang memiliki karakteristik relevansi, reliabilitas, dan komparabilitas
/konsistensi. Pengukuran masing-masing kriteria kualitas tersebut secara
terpisah sulit atau tidak dapat dilakukan. Oleh sebab itu, dalam penelitian
empiris koefisien regresi harga dan return saham pada laba (dan
ukuran-ukuran terkait yang lain misalnya aliran kas) diinterpretasi sebagai
ukuran kualitas laba berdasarkan karakteristik relevansi dan reliabilitas.
d. Kualitas laba berdasarkan keputusan implementasi meliputi dua pendekatan.
Dalam pendekatan pertama, kualitas laba berhubungan negatif dengan
banyaknya pertimbangan, estimasi, dan prediksi yang diperlukan oleh
penyusun laporan keuangan. Semakin banyak estimasi yang diperlukan oleh
penyusun laporan keuangan dalam mengimplementasi standar pelaporan,
semakin rendah kualitas laba, dan sebaliknya. Dalam pendekatan kedua,
kualitas berhubungan negatif dengan besarnya keuntungan yang diambil
oleh manajemen dalam menggunakan pertimbangan agar menyimpang dari
tujuan standar (manajemen laba). Manajemen laba yang semakin besar
mengindikasi kualitas laba yang semakin rendah, dan sebaliknya.
B. Givoly et al. (2010) mengukur kualitas laba menggunakan: 1) persistensi
akrual, 2) estimasi kesalahan dalam proses akrual, 3) ketiadaan manajemen
laba, dan 4) konservatisme.
C. Bellovary et al. (2005) menawarkan suatu Earnings Quality Assessment (EQA)
yang menyediakan ukuran independen tentang kualitas laba perusahaan. EQA
berisi 20 kriteria yang mempengaruhi kualitas laba yang mengevaluasi
beberapa periode laporan keuangan. EQA mempertimbangkan pos-pos
pendapatan dan biaya, perubahan akuntansi, akuisisi dan operasi yang
dihentikan. Model EQA juga menilai stabilitas laba yang membawa pada
pemahaman yang lengkap terhadap potensi laba masa datang.
D. Velury (1999) menggunakan ukuran kualitas laba sesuai dengan yang terdapat
dalam karakteristik kualitatif informasi keuangan (SFAC no.2), yaitu: nilai
prediksi, nilai umpan balik, tepat waktu, netral, kejujuran penyajian dan
Keterujian. Sivaramakrishnan, K dan Yu, S.C. (2008) meneliti tentang
hubungan antara corporate governance dan kualitas laba. Kualitas laba di
proksi menggunakan tiga alternatif yang secara luas digu-nakan dalam literatur
akuntansi, yaitu: 1) kualitas akrual, 2) Persistensi laba dan 3) prediktabilitas.
Schipper dan Vincent (2003) mengelompokkan konstruk kualitas laba dan
pengukurannya berdasarkan: 1) Sifat runtun waktu dari laba yang terdiri dari
persistensi, prediktabilitas, dan variabilitas laba. 2) Karakteristik kualitatif
dalam kerangka konseptual, 3) Hubungan antara pendapatan, kas dan akrual,
dan 4) Keputusan implementasi.
E. Lara et al. (2009), mengukur kualitas laba dengan mengfokuskan pada
manajemen laba dan pengaruhnya pada keandalan akuntansi diukur dengan
kondisi konservatisme. Katz mengukur kualitas laba dengan menggunakan
ukuran konservatisme, yaitu ketepatan waktu dalam mengakui kerugian
perusahaan dan mendeteksi terdapatnya earnings management dengan
menggunakan pendekatan cross sectional.
REFERENSI

http://www.iasplus.com/en-us/standards/ifrs-usgaap/comprehensive-income,
diakses pada tanggal 5 November 2019 pukul 09.08 wib
Subramanyam, K. R (2014). Financial Statement Analysis. Eleventh Edition.
Singapore: Mc. Graw Hill.
PSAK 1 Revisi 2013
Suwardjono. 2013. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan edisi
ketiga.Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai