Anda di halaman 1dari 13

ATRESIA ANI

KELOMPOK 2:
1. ROSTINA 9. HERIYANTO
2. RUSMINAH 10. DARUSWAN
3. AZIZ RIANSYAH 11. MEGAWATI
4. YULIA ERNI12. RITA RIANA
5. EKO FITRIANTO 13. TRIONO
6. HARJUNADI 14. ROBIYAH
7. OKTA DINATA 15. YULI REMA H
8. HERIAN 16. SOFYA HELYSA
PENGERTIAN
 Atresia ani disebut juga anorektal anomali
atau imperforata anus. Merupakan kelainan
kongenital dimana terjadi perkembangan
abnormal pada anorektal di saluran
gastrointestinal.
 Atresia ani atau anus imperforata adalah

malformasi congenital dimana rectum tidak


mempunyai lubang ke luar (Wong,2004).
ETIOLOGI
 Atresia ani dapat disebabkan oleh beberapa factor,
yaitu :
 Putusnya saluran pencernaan atas dengan daerah
dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
 Adanya kegagalan pembentukan septum urorektal
secara sempurna karena gangguan pertumbuhan,
fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan
embrionik.
 Gangguan organogenesis dalam kandungan dimana
terjadi kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam
kandungan berusia 12 minggu atau 3 bulan.
 Kelainan bawaan yang diturunkan dari orang tua.
Jika kedua orang tua menjadi carier maka 25%-
30% menjadi peluang untuk terjadinya atresia ani,
kemudian adanya kelainan sindrom genetic,
kromosom yang tidak normal dan kelainan
congenital lainnya juga dapat beresiko menderita
atresia ani.
 Terjadinya gangguan pemisahan kloaka menjadi
rektum dan sinus urogenital, biasanya karena
gangguan perkembangan septum urogenital pada
minggu ke-5 sampai ke-7 pada usia kehamilan.
TANDA DAN GEJALA
 Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula
 Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran

bayi.
 Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam
 Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang letaknya

salah.
 Pengukuran suhu rektal pada bayi tidak dapat dilakukan.
 Adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada fistula) dan

distensi bertahap
 Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.
 Lebih dari 50% pasien dengan atresia ani mempunyai kelainan

congenital lain.
 Perut kembung 4-8 jam setelah lahir. (Betz. Ed 7. 2002)
PENATALAKSANAAN
 Kolostomi
 PSARP (Posterio Sagital Ano Rectal Plasty)
 Tutup kolostomi
 Perawatan Postoperasi
ASKEP
 PENGKAJIAN
* Pengjkajian
* Riwayat kesehatan
* Pemeriksaan fisik
* Pemeriksaan penunjang
Diagnosa keperawatan
 Gangguan pola eliminasi konstipasi berhubungan
dengan abnormalitas organ.
 Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan.
 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kolostomi
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
gejala terkait penyakit, vistel retrovaginal,
dysuria, trauma jaringan post operasi.
 Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan
perawatan tidak adekuat, trauma jaringan post
operasi.
Intervensi
 DX 1
* Monitor tanda dan gejala konstipasi
* Monitor feses: frekuensi, konsistensi dan
volume
* Monitor bising usus
* Dukung intake cairan
 DX 2
* Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif, termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitasnya.
* Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan (misalnya: bayi
menangis)
 DX 3
* Dorong keluarga untuk menemani pasien
(bayi)
* Jaga kebersihan daerah penyakit/trauma,
pantau respon pasien
* Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
pasien (bayi)
 DX 4
* Jaga kebersihan dan pantau didaerah
yang di kolostomi pada pasien (bayi)
* Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pada daerah yang beresiko
* Monitor status nutrisi pasien
EVALUASI
 Evaluasi mengacu pada penilaian, tahapan,
dan perbaikan, menggunakan evaluasi SOAP
dalam asuhan keperawatan atresia ani
sebagai berikut :
 S: subjectiv
 O: objektif
 A: assesment
 P: plan

Anda mungkin juga menyukai