Ruang Lingkup Pengantar Agribisnis W
Ruang Lingkup Pengantar Agribisnis W
Ruang Lingkup Pengantar Agribisnis W
Sistem agribisnis :
Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling
terkait dan mempengaruhi satu sama lain
Sub-sistem agribisnis :
Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) =
pengadaan saprotan
Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) = budidaya
pertanian/usahatani
Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) =
agroindustri hasil pertanian
Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) faktor produksi,
hasil produksi dan hasil olahan
Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-
system) = subsistem jasa (service sub-system)
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM
Lembaga
Lembaga Pendukung Lembaga
Swadaya
dan Perdagangan Penelitian
Masayarakat
Berbagi Sumberdaya
Berbagi Tujuan
Secara Ekonomi
kegiatan agribisnis yang dilakukan harus dapat membuahkan
pertumbuhan ekonomi, kapital, penggunaan sumberdaya dan
investasi secara efektif dan efisien.
Secara Ekologi
agribisnis harus sesuai dengan agroekosistem dimana agribisnis
dilaksanakan
II. Karakteristik dan Ruang Lingkup
Agribisnis
Karakteristik Agribisnis
• Agribisnis sebagai suatu “Sistem” : Interdependensi
antar sub sistem
• Agribisnis sebagai suatu “Praktek Bisnis”
– Pasar adalah Raja
– Persaingan adalah Aturan Mainnya
– Perubahan adalah Sesuatu Yang Pasti
• Agribisnis sebagai suatu “Paradigma Pembangunan
Pertanian”
• Agribisnis sebagai suatu “Keilmuan” : Ekonomi
Agribisnis dan Manajemen Agribisnis
KENDALA
AGRIBISNIS
MUTU BELUM STANDAR
TEKNOLOGI PASCA PANEN BELUM
DIKEMBANGKAN PADA SEMUA DAERAH
KONTINUITAS PRODUKSI
SUMBER DAYA MANUSIA
TEKNOLOGI PENGOLAHAN : PENGEMBANGAN
PRODUK BARU MASIH RENDAH
MENDAPATKAN PASAR
HAMBATAN
PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS DI
INDONESIA
POLA PRODUKSI TERPENCAR
SARANA PRASARANA KURANG MEMADAI
TRANSPORTASI (BIAYA) TINGGI
PEMUSATAN AGROINDUSTRI DI KOTA-KOTA
BESAR
SISTEM KELEMBAGAAN, TERUTAMA DI
PEDESAAN, LEMAH
KEUNIKAN AGRIBISNIS
STRUKTUR PASAR
SISTEM PRODUKSI DAN PEMASARAN
STRUKTUR PASAR YANG BERVARIASI
PROSES KONSENTRASI
INTEGRASI VERTIKAL DAN KOORDINASI VERTIKAL
AGROINDUSTRIALISASI
KEUNIKAN AGRIBISNIS
PT. TWIIN berhasil meminang HIPA 19 dan HIPA 21 untuk dilakukan lisensi.
Sebagai upaya akselerasi pengembangan kedua hibrida ini, PT TWIIN melakukan
produksi benih HIPA 19 dan HIPA 21 seluas 75 ha dengan sistem korporasi bersama
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan di tahun 2020. Bahkan di tahun yang sama
PT. TWIIN bekerjasama dengan BB Padi untuk perbanyakan tetua HIPA 19 dan 21
untuk menyiapkan korporasi produksi benih seluas lebih 500 ha di 2021 atau setara
dengan 750 sampai 1000 ton benih F1 padi hibrida. Rangkaian kegiatan ini sekaligus
diharapkan dapat mendukung program pengembangan padi hibrida di Kawasan Food
Estate Kalimantan Tengah. Salah satu kunci pengembangan padi hibrida adalah
produksi benihnya, apabila PT TWIIN telah mendapatkan kunci ini, setidaknya satu
pintu keberhasilan sudah terbuka” kata Dr. Satoto “Agar kegiatan produksi benih ini
dapat berkelanjutan, kedepannya PT TWIIN harus mampu mengidentifikasi lokasi-
lokasi yang sesuai dan mitra petani yang responsif terhadap teknologi ini. Kami yakin
PT TWIIN dapat menjadi salah satu ujung tombak pengembangan padi hibrida
khususnya produk Balitbangtan, dimulai dengan tersedianya 1000 ton benih di tahun
2021 nanti
Contoh kasus
Griya Hidroponik Cirebon berlokasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Cirebon, Jawa
Barat. Pemilik Griya Hidroponik Cirebon adalah Kombes Polisi Nugraha Trihadi dan dikelola oleh Rafli, seorang ahli pertanian
dari IPB, Bogor.
Sistem berbudidaya sayuran di dalam green house Griya Hidroponik Cirebon menggunakan sistem hidroponik horizontal dan
sistem hidroponik vertikal. Untuk sistem horizontal, menggunakan pipa paralon 2,5 inch dengan lubang tanam berdiameter
sekitar 5 cm dan jarak antar lubang tanam 10 cm. Sementara itu, untuk sistem hidroponik vertikal, menggunakan pipa paralon 4
inch dengan lubang tanam berdiameter sekitar 5 cm dan jarak antar lubang tanam sekitar 20 cm.
Ada sekitar 10 jenis sayuran yang ditanam di green house Griya Hidroponik Cirebon. Mulai dari pakcoy, kangkung, bayam
merah, bayam hijau, selada merah, selada hijau, kailan, hingga caisim, kale, dan sawi pagoda. Setiap minggunya, Griya
Hidroponik Cirebon menyemai 3.000 benih sayuran untuk mengatur masa panen sayuran hidroponik.
Saat ini, selain berbudidaya sayuran, Griya Hidroponik Cirebon juga menyelenggarakan wisata edukasi dan petik sayur.
Nugraha ingin mengampanyekan hidroponik sebagai alternatif untuk bercocok tanam melalui Griya Hidroponik yang
dimilikinya ini.
Ke depannya, saya ingin menjadikan Griya Hidroponik Cirebon sebagai agrowisata petik sayur dan juga sarana edukasi untuk
memperkenalkan hidroponik lebih luas lagi,” ujar Nugraha saat dikunjungi oleh Kelompok Substansi Sayuran Daun dan Jamur
Ditjen Hortikultura, pertengahan Februari.
Gria Hidroponik telah memiliki tujuh mitra petani hidroponik. Ketujuh mitra ini dibantu proses pemasaran produknya dengan
ketentuan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang Griya Hidroponik tetapkan.
Mengenai green house budidaya hidroponik seperti Griya Hidroponik Cirebon ini, Koordinator Kelompok Substansi Sayuran
Daun dan Jamur, Indra Husni berharap dapat menjadi contoh dan diduplikasikan ke daerah lain.