Ruang Lingkup Pengantar Agribisnis W

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

NAMA : WAHYU ARDIAN


NIM : 190302001
EKONOMI PEMBANGUNAN
Ruang Lingkup
Sistem
Agribisnis
I. Perkembangan Pertanian dan Agribisnis

1. Konsep Sistem Pertanian

Secara sempit pertanian diartikan sebagai suatu kegiatan


produktif yang menghasilkan komoditi pertanian. Kegiatan
tersebut dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
konsumsi.

Perkembangan pertanian dibagi dalam tiga tahap, yaitu :


1. Tahapan dimana manusia menganggap pertanian
sebagai way of life : fase mengambil makanan dari
alam dan ladang berpindah
2. Tahapan budidaya.
3. Tahapan dimana petani mulai memasukkan unsur bisnis
(komersialisasi = berdagang)
2. KONSEP AGRIBISNIS

Komoditi pertanian sangat bergantung pada alam,


sehingga memiliki sifat :
1. pasokan musiman mengandung ketidakpastian
2. Beragam dalam kualitas dan kuantitas
3. Perishable (mudah rusak/busuk) dan Fragile (mudah
rusak karena benturan)
4. Kamba : Voluminous
Pengertian Agribisnis Sebagai Suatu Sistem :
1. John Davis dan Ray Goldberg memandang agribisnis sebagai
seluruh rangkaian aktivitas produktif beberapa subsistem. Walaupun
belum memasukkan unsur bisnis, pengertian tersebut memandang
agribisnis sebagai suatu sistem.
2. E. Paul Roy memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi
berbagai susbsistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk
mengintegrasikan berbagai subsistem menjadi sebuah sistem.
3. Kenneth D. Duft memandang agribisnis dengan petani sebagai pokok
bahasan. Duft dalam pengertiannya memasukkan unsur bisnis dengan
tetap berpegang pada agribisnis sebagai suatu sistem.
4. Bungaran Saragih memandang agribisnis sebagai paradigma
pembangunan pertanian
BEBERAPA PENGERTIAN AGRIBISNIS
1. Pengertian fungsional
 Rangkaian fungsi-fungsi kegiatan untuk memenuhi
kegiatan manusia
 Sistem agribisnis mencakup 3 aspek utama :
 aspek pengolahan usaha (produksi) pertanian : pangan,
hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan
 aspek produk penunjang keg. pra-pasca panen : industri
penghasil pupuk, bibit unggul, dll
 aspek sarana penunjang : perbankan, pemasaran, penyuluhan,
penelitian
2. Pengertian struktural
 Kumpulan unit usaha atau basis yg melaksanakan fungsi-
fungsi dari masing-masing sub-sistem
 Tidak hanya mencakup bisnis pertanian yang besar,
tetapi skala kecil dan lemah (pertanian rakyat)
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM

Sistem agribisnis :
 Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling
terkait dan mempengaruhi satu sama lain

 Sub-sistem agribisnis :
 Sub-sistem faktor input pertanian (input factor sub-system) =
pengadaan saprotan
 Sub-sistem produksi pertanian (production sub-system) = budidaya
pertanian/usahatani
 Sub-sistem pengolahan hasil pertanian (processing sub-system) =
agroindustri hasil pertanian
 Sub-sistem pemasaran (marketing sub-system) faktor produksi,
hasil produksi dan hasil olahan
 Sub-sistem kelembagaan penunjang (supporting institution sub-
system) = subsistem jasa (service sub-system)
AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM

 On-farm activities(usahatani) : budidaya pertanian


 Off-farm activities(luar usahatani) :
 Pengadaan sarana produksi
 Agroindustri pengolahan
 Pemasaran dan jasa-jasa penunjang
Dimensi Strategis Agribisnis
Pemerintah

Lembaga
Lembaga Pendukung Lembaga
Swadaya
dan Perdagangan Penelitian
Masayarakat

Berbagi Sumberdaya

Pemasok Industri Distributor dan


Petani
Input Produksi Pengolahan Konsumen

Berbagi Tujuan

Kualitas dan Kemampuan Respon Konsumen Keamanan dan


Produktifitas Berinovasi yang Effisien Reliabilitas

Sumber: Wilk and Fensterseifer


3. KONSEP AGRIBISNIS BERKELANJUTAN

 Secara Ekonomi
kegiatan agribisnis yang dilakukan harus dapat membuahkan
pertumbuhan ekonomi, kapital, penggunaan sumberdaya dan
investasi secara efektif dan efisien.

 Secara Ekologi
agribisnis harus sesuai dengan agroekosistem dimana agribisnis
dilaksanakan
II. Karakteristik dan Ruang Lingkup
Agribisnis
Karakteristik Agribisnis
• Agribisnis sebagai suatu “Sistem” : Interdependensi
antar sub sistem
• Agribisnis sebagai suatu “Praktek Bisnis”
– Pasar adalah Raja
– Persaingan adalah Aturan Mainnya
– Perubahan adalah Sesuatu Yang Pasti
• Agribisnis sebagai suatu “Paradigma Pembangunan
Pertanian”
• Agribisnis sebagai suatu “Keilmuan” : Ekonomi
Agribisnis dan Manajemen Agribisnis
KENDALA
AGRIBISNIS
 MUTU BELUM STANDAR
 TEKNOLOGI PASCA PANEN BELUM
DIKEMBANGKAN PADA SEMUA DAERAH
 KONTINUITAS PRODUKSI
 SUMBER DAYA MANUSIA
 TEKNOLOGI PENGOLAHAN : PENGEMBANGAN
PRODUK BARU MASIH RENDAH
 MENDAPATKAN PASAR
HAMBATAN
PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS DI
INDONESIA
POLA PRODUKSI TERPENCAR
 SARANA PRASARANA KURANG MEMADAI
 TRANSPORTASI (BIAYA) TINGGI
 PEMUSATAN AGROINDUSTRI DI KOTA-KOTA
BESAR
 SISTEM KELEMBAGAAN, TERUTAMA DI
PEDESAAN, LEMAH
KEUNIKAN AGRIBISNIS

 PANGAN MERUPAKAN KEBUTUHAN DASAR


MANUSIA
 PIRAMID MASLOW
 PERTUMBUHAN POPULASI DUNIA
 KETAHANAN PANGAN
 KETIDAKSTABILAN POLITIK
 PERHATIAN TERHADAP KESEHATAN
KEUNIKAN AGRIBISNIS
 PROSES PRODUKSI BIOLOGIS
 KUANTITAS DAN KUALITAS YANG BERBEDA
UNTUK SETIAP KOMODITAS
 SANGAT BERGANTUNG PADA TANAH,
AGROEKOLOGIS, HPT, INTERVENSI MANUSIA
 PRODUKSI MUSIMAN
 PERANAN TERHADAP EKONOMI NASIONAL
 SUMBANGAN TERHADAP PDB
 MENYERAP TENAGA KERJA YANG BESAR
 SEKTOR PEMBANGUNAN UTAMA DI NEGARA
BERKEMBANG
KEUNIKAN AGRIBISNIS
 MUDAH RUSAK
 KUALITAS DAN KEAMANAN PANGAN
MENURUN DALAM PERUBAHAN WAKTU
 PERSEDIAAN DAN PENGANGKUTAN
 PERHATIAN TERHADAP KUALITAS
 PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM
 KONSERVASI TANAH DAN AIR
 DAMPAK LINGKUNGAN TERGANTUNG
PADA INTENSITAS TEKNOLOGI DAN
PRODUKSI
 BIOTEKNOLOGI
KEUNIKAN AGRIBISNIS

 STRUKTUR PASAR
 SISTEM PRODUKSI DAN PEMASARAN
 STRUKTUR PASAR YANG BERVARIASI
 PROSES KONSENTRASI
 INTEGRASI VERTIKAL DAN KOORDINASI VERTIKAL
 AGROINDUSTRIALISASI
KEUNIKAN AGRIBISNIS

 KEBERADAAN KELEMBAGAAN YANG BERVARIASI


 MULTINATIONAL CORPORATIONS
 FAMILY FARMS
 FARMER'S COOPERATIVES
 TRADE ASSOCIATIONS
 STATE COMMISIONS
 MARKETING ORDERS
KEUNIKAN AGRIBISNIS
 PERIMBANGAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN
 STABILITAS KOMUNITAS PEDESAAN
TERGANTUNG DARI PENDAPATAN
USAHATANINYA
 PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI
 INTERVENSI PEMERINTAH
 CAKUPANNYA LUAS
 SETIAP NEGARA/BLOK PERDAGANGAN MEMILIKI
PENDEKATAN KEBIJAKAN
 SUBSIDI DAN TARIF
 EXCESS SUPPLY DAN DEPRESSED PRICES
 PERDAGANGAN BEBAS PRODUK PERTANIAN ?
Contoh kasus

 PT. TWIIN berhasil meminang HIPA 19 dan HIPA 21 untuk dilakukan lisensi.
Sebagai upaya akselerasi pengembangan kedua hibrida ini, PT TWIIN melakukan
produksi benih HIPA 19 dan HIPA 21 seluas 75 ha dengan sistem korporasi bersama
Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan di tahun 2020. Bahkan di tahun yang sama
PT. TWIIN bekerjasama dengan BB Padi untuk perbanyakan tetua HIPA 19 dan 21
untuk menyiapkan korporasi produksi benih seluas lebih 500 ha di 2021 atau setara
dengan 750 sampai 1000 ton benih F1 padi hibrida. Rangkaian kegiatan ini sekaligus
diharapkan dapat mendukung program pengembangan padi hibrida di Kawasan Food
Estate Kalimantan Tengah. Salah satu kunci pengembangan padi hibrida adalah
produksi benihnya, apabila PT TWIIN telah mendapatkan kunci ini, setidaknya satu
pintu keberhasilan sudah terbuka” kata Dr. Satoto “Agar kegiatan produksi benih ini
dapat berkelanjutan, kedepannya PT TWIIN harus mampu mengidentifikasi lokasi-
lokasi yang sesuai dan mitra petani yang responsif terhadap teknologi ini. Kami yakin
PT TWIIN dapat menjadi salah satu ujung tombak pengembangan padi hibrida
khususnya produk Balitbangtan, dimulai dengan tersedianya 1000 ton benih di tahun
2021 nanti
Contoh kasus

Griya Hidroponik Cirebon berlokasi di Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Desa Kedungjaya, Kecamatan Kedawung, Cirebon, Jawa
Barat. Pemilik Griya Hidroponik Cirebon adalah Kombes Polisi Nugraha Trihadi dan dikelola oleh Rafli, seorang ahli pertanian
dari IPB, Bogor. 
Sistem berbudidaya sayuran di dalam green house Griya Hidroponik Cirebon menggunakan sistem hidroponik horizontal dan
sistem hidroponik vertikal. Untuk sistem horizontal, menggunakan pipa paralon 2,5 inch dengan lubang tanam berdiameter
sekitar 5 cm dan jarak antar lubang tanam 10 cm. Sementara itu, untuk sistem hidroponik vertikal, menggunakan pipa paralon 4
inch dengan lubang tanam berdiameter sekitar 5 cm dan jarak antar lubang tanam sekitar 20 cm.
Ada sekitar 10 jenis sayuran yang ditanam di green house Griya Hidroponik Cirebon. Mulai dari pakcoy, kangkung, bayam
merah, bayam hijau, selada merah, selada hijau, kailan, hingga caisim, kale, dan sawi pagoda. Setiap minggunya, Griya
Hidroponik Cirebon menyemai 3.000 benih sayuran untuk mengatur masa panen sayuran hidroponik.
Saat ini, selain berbudidaya sayuran, Griya Hidroponik Cirebon juga menyelenggarakan wisata edukasi dan petik sayur.
Nugraha ingin mengampanyekan hidroponik sebagai alternatif untuk bercocok tanam melalui Griya Hidroponik yang
dimilikinya ini.
Ke depannya, saya ingin menjadikan Griya Hidroponik Cirebon sebagai agrowisata petik sayur dan juga sarana edukasi untuk
memperkenalkan hidroponik lebih luas lagi,” ujar Nugraha saat dikunjungi oleh Kelompok Substansi Sayuran Daun dan Jamur
Ditjen Hortikultura, pertengahan Februari.
Gria Hidroponik telah memiliki tujuh mitra petani hidroponik. Ketujuh mitra ini dibantu proses pemasaran produknya dengan
ketentuan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan standar yang Griya Hidroponik tetapkan. 
Mengenai green house budidaya hidroponik seperti Griya Hidroponik Cirebon ini, Koordinator Kelompok Substansi Sayuran
Daun dan Jamur, Indra Husni berharap dapat menjadi contoh dan diduplikasikan ke daerah lain.

Anda mungkin juga menyukai