Anda di halaman 1dari 17

KAIDAH MUAMALAT TASYRI’IYYAH

DALAM SYARIAT ISLAM


HUKUM ISLAM : Setiap tindakan dan
perbuatan manusia yang termasuk
tindakan aplikakatif konkret inderawi dan
dapat diterapi ketentuan hukum adalah
kategori mu’amalah yang masuk ddalam
wilayah ketetapan hukum islam (at-tasyri’
al-Islami)
NORMA-NORMA HUKUM
• NORMA-NORMA HUKUM, TERDIRI DARI PERATURAN
PERUUNDANG-UNDANGAN BERUPA TASYRI’ ILAHI (Divine
Law) dan TASYRI’ WADH’I (Positive Law)
• TASYRI’ ILAHI (Divine Law): aturan hukum illahi bersifat
paripura dan dapat merealisasikan tujuan yang ingin
dicapai dalam segala bidang hukum
• TASYRI’ WADH’I (Positive Law) : aturan hukum yang
bersumber dari manusia dan bersifat terbatas dan
mengandung berbagai kelemahan dalam merealisasi tujuan
yang diinginkan berupa kebaikan dalam segalaa aspek
hukumnya.
DEFINISI DAN KLASIFIKASI HUKUM SYAR’I
(ISLAM)
• HUKUM SYAR’I DALAM KONSEPSI ISLAM : titah
(khitab) Allah Swt yang berkaitan dengan perbuatan-
perbuatan mukallaf dalam bentuk; tuntutan,
pemberian pilihan, atau penetapan
• Titah Allah adalah “Firman-Nya” dan ia merupakan
hukum-Nya yang terkait dengan perbuatan-
perbuatan mukallaf (manusia secara keseluruhan)
tanpa pengecualian dalam bentuk tuntutan (untuk
melakukan atau meninggalkan sesuatu), alternasi
(pemberian pilihan), atau Penetapan.
KLASIFIKASI HUKUM SYAR’I : HUKUM TAKLIFI
dan HUKUM WADH’I
• HUKUM TAKLIFI: kklasifikasi hukum yaang berkaitan
dengan seluruh tingkah laku manusia dari segi
tuntutan untuk melakukan dan meninggalkan sesuatu.

• HUKUM WADH’I: klasifikasi hukum sebagai ungkapan


atas tanda-tanda konkrt dan nyata yang dapat
ditangkap indera manusia yang menunjukkan kita
pada ketetapan hukum dan karakteristiknya serta
mengantarkan kita pada ketetapan hukum syar’i yang
benar.
HUKUM ISLAM
• PEMBUAT HUKUM (AL-hakim); PEMBANGUN (al-
munsyi’); PEMBERI INSTRUKSI (muwajjih); dan
SUMBER HUKUM (al-mashdar syari’) adalah
ALLAH SWT

• SUBJEK HUKUM (al-mahkum ‘alaih, mukallaf):


adalah manusia (hamba)
• OBJEK HUKUM : segala tindakan dan perbuatan
manusia dalam keseluruhan aspek kehidupannya
KATEGORISASI HUKUM TAKLIFI
• 1. WUJUB (Wajib)
• 2. NADB (Mandub)
• 3. TAHRIM (Muharram)
• 4. KARAHAH (Makruh)
• 5. IBAHAH (Mubah)
KATEGORISASI HUKUM WADH’I
• 1. SEBAB
• 2. SYARAT
• 3. PENGHALANG (al-mani’)
KAIDAH-KAIDAH HUKUM ISLAM
• PRINSIP DALAM HUKUM ISLAM : Kata PRINSIP
berarti ASAS, yakni kebenaran yang menjadi
pokok dasar orang berpikir, bertindak, dan
sebagainya
• PRINSIP-PRINSIP HUKUM ISLAM, ialah cita-cita
yang menjadi pokok dasar dan
landasaan/tumpuan hukum Islam
ASAS-ASAS DAN PRINSIP-PRINSIP TERPENTINGG
YANG MELANDASI KAIDAH SYAR’IYYAH
ASAS-ASAS PERUNDANG-UNDANGAN HUKUM
ISLAM (At-Tasyri’ Al-Islami) :
• 1. MENEGASI KESULITAN dan KESEMPITAN
• 2. MEMINIMALISIR PEMEBANAN HUKUM
• 3. GRADUALITAS KETETAPAN HUKUM
• 4. ADAPTABILITAS KEMASLAHATAN MANUSIA
• 5. KEADILAN MUTLAK
PRINSIP-PRINSIP TERPENTING YANG MENGATUR
MASYARAKAT DALAM BINGKAI KAIDAH SYARA’
• 1. PERSAUDARAAN
• 2. ANTI DISKRIMINASI KELAS
• 3. MENDEKATKAN SI KAYA DAN SI MISKIN
• 4. SOLIDARITAS SOSIAL
• 5. SOLIDARITAS DALAM TANGGUNG JAWAB
• 6. PEMANFAATAN KEKAYAAN UNTUK
KESAHTERAAN SOSIAL
KAIDAH DALAM HUKUM
ISLAM
• Kata Kaidah secara etimologi berarti asas. Adapun
secara terminologi, memiliki beberapa makna yang
diantaranya:
• 1. Menurut As-Syuyuthi dalam kitab Al- Asybah wa
An-Nazhair bahwa kaidah adalah hukum yang
bersifat kulli (menyeluruh) atau general Law yang
melipiti emua bagiannya.
• 2. Menurut Mustafa Az-Zarqa, Kaidah ialah hukum
yang bersifat aghlabi (berlaku sebagian besar) yang
meliuti sebagian besar dalilnya
3. Kaidah ialah pengendalian dari hukum-hukum
furu’ yang bermacam-macam dengan
meletakkannya dalam satu wadah (kaidah)
yang umum (kulli) yang mencakup seluruh
furu’
• Disimpulkkan : Kaidah merupakan rumusan-
rumusan yang bersifat global guna membantu
para mujtahid dalam penetapan hukum
tentang masalah furu’ (cabang)
MACAM-MACAM KAIDAH HUKUM
ISLAM
• Kesepakatan ulama, kaidah-kaidah dibagi
dalam dua (2) bagian, yakni :
• 1. Kaidah Asasiyah
• 2. Kaidah Ghairu asasiyah
KAIDAH ASASIYAH
KAIDAH ASASIYAH ADALAH KAIDAH YANG DIPANDANG SEBAGAI KAIDAH
INDUK. Kaidah ini dipegang oleh seluruh Mazhab.. Kaidah ini juga
dikenal dengan istilah QAWAID AL-KHAMSAH (kaidah-kaidah yang lima) :
1. “Segala sesuatu (perbuatan) tergantung pda tujuannya”. “Al-Umur
bimaqasidih”
2. “Adapun Kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukum”. “Al- ‘Adah
Muhakkamah”
3. “Kemudharatan itu harus dihilangkan”. Al- Darar Yuzal”
4. “Yang sudah diyakini tidak dapat dihapus oleh keragu-raguan”. “Al-
Yaqien layazul au layuzal bi al-syak”
5. “Kesukaran itu mendatangkan kemudahan”. “Al-Masyaqah Tajlib At-
Taisir”
KAIDAH GHAIRU ASASIYAH
• Walaupun kedudukannya bukan sebagai kaidah
Asasiyah, namun keberadaannya tetap didudukan
sebagai kaidah yang penting dalam hukum Islam.
• Kaidah Ghiru Asasiyah ini ada 40 kaidah (-kitab Al-
Asybah wa An-Nazhair, karangan Imam Jalaluddin
Abdurrahman bin Abi Bakar Al-Suyuthi.
• Ditambah lagi dengan 68 kaidah yang terdapat
dalam kitab Al-Jalallatul Ahkamil Adhiyah yang telah
disempurnakan oleh Mustafa Ahmad Az-Zarqa
Urgensi KAIDAH dalam hukum islam

• Di dalam hukum-hukum fikih yang terinci itu,


ada terdapat kesamaan alasan dan sebab, dan
oleh karenanya disusunlah kaidah-kaidah yang
bersifat umum
• Kaidah-kaidah ini bertujuan sebagai
petunjukkan bagi para mujtahid dalam
menetapkan hokum yang bersifat furu’, untuk
mewujudkan keadilan dan kemaslahatan umat.
• Selain itu, tujuan dari pembuatan kaidah-
kaidah kulliyah ini adalah sebagai klasifikasi
masalah furu’ (cabang) menjadi beberapa
kelompok, dan tiap-tiap kelompok itu
merupakan kumpulan-kumpulan dari
masalah-masalah yang serupa

Anda mungkin juga menyukai