Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 3:

GIZI REMAJA Iin


Niken
Eros
Hofi
Siti indrianah
Intan
Kiki
Neng fauziah
Ayu
lisa
PENGERTIAN GIZI

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan


yang dikonsumsi secara normal melalui proses absobsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ, serta menghasilkan energi.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari
makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan
menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun
dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum,
ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin
dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan
tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-
hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal
dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang
berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam,
daging, susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat
pembangun berperan sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NUTRISI

Gizi berasal dari bahasa Arab yaitu algizzai yang artinya sari pati
makanan. Pola makan seimbang memenuhi kebutuhan tersebut.
Susu dikonsumsi sebagai penyempurna. Pada dasarnya masalah
gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu
ketidak seimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi
yang dianjurkan. Keadaan giziatau status gizi merupakan
gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup
lama.Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal,
maupun gizi lebih.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap keadaan nutrisi
usia sekolah dan remaja:
1. Psikologis
2. Lingkungan sekolah
3. Konsumsi makanan tidak cukup
4. Pilihan terhadap makanan
5. Tidak ada nafsu makan.
KEADAAN GIZI REMAJA SAAT
Masalah yang berdampak negative terhadap kesehatan dan gizi
remaja. Di samping penyakit atau kondisi yang terbawa sejak lahir,
penyalahgunaan obat, kecanduan alcohol dan rokok, serta hubungan
seksual terlalu dini, terbukti menambah beban para remaja. Dalam
beberapa hal masalah gizi remaja serupa, atau merupakan
kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia defisiensi
besi, kelebihan dan kekuranga berat badan. Masalah ini berpangkal
pada “kegemaran yang tidak lazim, lupa makan, dan hamil”. Yang
sedikit berbeda adalah cara mengenai masalah. Di Negara yag
sedang berkembang, sekitar 27% remaja laki-laki dan 26% remaja
wanita menderita anemia; sementara di Negara maju angka tersebut
hanya berada pada bilangan 5% dan 7%.
Ada 3 alasan mengapa remaja diaktegorikan rentan:
1. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energy dan zat gizi yang lebih banyak
2. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut
penyesuaian masukan energy dan zat gizi
3. Kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan
alcohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energy dan zat
gizi, di samping itu tidak sedikit remaja yang makan secara
berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas.
Akibat kekurangan gizi Pada usia remaja
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak
tumbuh kembang yang kedua kurang asupan zat gizi karena pola
makan yang salah, pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin
langsing). Remaja putri yang kurang gizi tidak dapat mencapai status
gizi yang optimal (kurus, pendek dan pertumbuhan tulang tidak
proporsional). Kurang zat besi dan gizi lain yang penting untuk
tumbuh kembang (zinc), sering sakit-sakitan. Dari kedua masalah
status gizi remaja putri tersebut, diperlukan upaya peningkatan
status gizinya, karena remaja putri membutuhkan zat gizi untuk
tumbuh kembang yang optimal dan remaja putri perlu suplementasi
gizi guna meningkatkan status gizi dan kesehatannya.Kurus
merupakan masalah gizi yang umumnya lebih banyak ditemukan
pada remaja perempuan.
“Kurus itu indah”, kata mereka dan sering merupakan moto bagi
remaja perempuan. Body image kurus itu indah dan cantik,
merupakan salah satu penyebab anorexia nervosa dan bulimia
(keduanya merupakan keadaan buruk akibat ingin kurus, sehingga
menolak makan atau memuntahkan kembali makanan yang telah
dimakan), khususnya remaja perempuan. Masa remaja merupakan
masa yang sangat “rentan”.Peningkatan kadar hormon estrogen dan
progesterone pada remaja serta hormon testosteron pada remaja pria
terjadi dengan pesat pada masa ini. Jika tidak diimbangi dengan
perawatan tubuh yang baik, terutama kebersihan badan dan asupan
nutrisi yang baik, peningkatan kadar hormon tersebut bisa
mengakibatkan munculnya jerawat yang sering kali mengganggu
penampilan. Hal ini terjadi akibat kurangnya mengkonsumsi Vitamin
A, C, dan E yang banyak terdapat pada bit, sayur-sayuran, buah-
buahan.
Salah satu masalah gizi remaja yang berkaitan
langsung dengan AKI adalah anemia gizi. Anemia,
dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi
makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat
besi, selain faktor infeksi sebagai pemicunya.
Anemia, terjadi pula karena peningkatan
kebutuhan pada tubuh seseorang seperti pada
saat menstruasi, kehamilan, melahirkan,
sementara zat besi yang masuk sedikit.
Cara Mengatasi Masalah Nutrisi Pada Usia Remaja
a. Program Edukasi Gizi
Upaya-upaya pendidikan gizi pada remaja lebih efektif dilakukan di
sekolah, khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), karena pada masa ini remaja
mengalami pertumbuhan cepat (growth spurt) setelah pertumbuhan
pada masa balita.
b. Program Suplementasi GiziSuplementasi adalah penambahan satu
atau lebih unsur pada keadaan yang biasa terjadi. Suplementasi gizi
adalah satu atau lebih zat gizi yang ditambahkan ke konsumsi makanan
sehari-hari dengan harapan terpenuhi kebutuhan gizinya.Contoh:
melalui pemberian makanan maupun produk zat gizi seperti pil besi
dan vitamin A.
C. Program Fortifikasi Bahan Makanan
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi tertentu ke dalam
bahan makanan dengan tujuan agar masyarakat terhindar dari
defisiensi (kekurangan) zat gizi tersebut. Biasanya, zat gizi yang
ditambahkan adalah zat gizi mikro yang masih menjadi
masalah di Negara bersangkutan atau berisiko untuk menjadi
masalah jika tidak dilakukan fortifikasi pada bahan makanan
tersebut.Contoh: Umumnya bahan makanan itu adalah bahan
makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat dan   iodium
pada garam ataupun fortifikasi besi pada tepung.
cara menghitung BMR:

cara perhitungan menggnakan factor koreksi. Dengan cara ini, BMR


diperkirakan melalui perkalian “factor” (0.9-1.0) dengan berat badan selama 24
jam. Dengan demikian, BMR untuk wanita 0.9 x BB (kg) x 24 jam; dan laki-
laki 1.0 x BB (kg) x 24 jam. Jika seorang laki-laki, misalkan, mempunyai berat
badan 60 kg; maka BMR laki-laki itu selama 24 jam ialah:1 x 60 x 24 = 1440
kkal (bandingkan dengan hasil yang diperoleh jika digunakan rumus Harris-
Bennedict).Table Rumus Harris-Bennedict BMR = 66.42 + (13.75 BB) + (5 TB) –
(6.78 U)BMR = 655.1 + (9.65 BB) + (1.85 TB) – (4.68 U) 
Keterangan:BMR = Basal Metabolic Rate (kkal)
BB = Berat Badan (dalam kilogram).
berat yang digunakan bergantung padatujuan perhitungan energy ini, dapat
berat normal,berat ideal, atau berat sekarang.TB = Tinggi badan (dalam
meter)U = UsiaAdapun hasil perhitunga BMR dengan persamaan Harris-
Bennedict, berdasarkan penelitian Daly, dkk. (1985) berlebih 10-15%,
sementara hasil riset Long dkk. (1979, 1980) menunjukan bahwa kelebihan
tersebut hanya sebesar 3%. Dengan demikian, hasil perhitungan dengan
persamaan ini harus dipotong sebanyak kelebihan tersebut (sebagian besar
literature menuliskan angka 10%).
Perhitungan Energi Remaja
Dalam menentukan besaran kebutuhan akan kalori, penentuan usia
ginekologik lebih penting ketimbang usia kronologis. Sebab, pertmbuhan
linear belum optimal sebelum mencapai usia ginekologik 4-5 tahun. Usia
ginekologik adalah jumlah tahun yang dihabiskan setelah seorang wanita
mengalami menstruasi pertama (menarche). Pertambahan berat badan dari
usia ginekologik selama 1-5 tahun berturut-turut adalah 4.8 kg (tahun I), 2.8
kg (tahun II), 1.0 kg (tahun III), dan), 0.8 kg (tahun IV-V).Dengan demikian jika
seorang wanita baru sekali datang haid, dan kemudian hamil, maka selama
kehamilannya dia bukan saja harus menambah berat badan sebanyak 10-12
kg, tetapi juga harus ditambah dengan penambahan berat badan pada usia
ginekologik pertama; yaitu 3.8 adalah energi, protein, kalsium, besi, dan zinc.
CONTOH KASUS
Karina, usia 20 tahun, dengan TB 152 cm dan BB 41 kg adalah seorang
mahasiswa di sebuah universitas swasta. Tiap hari karina kulliah pukul 07.00
WIB sampai 16.00 WIB, dan selalu begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas
kuliahnya. Setiap begadang karina selalu meminum kopi. Karina kerap kali tidak
sempat sarapan, dan untuk menghemat karina hanya mengonsumsi lauk nabati.
Karina merupakan anak kost. Sudah tiga minggu ini karina merasa mengantuk
dikelas, selain itu karina juga sering merasa cepat lelah, mata berkunang-
kunang, cepat merasa pusing, lemas, dan kurang nafsu
makan. Beberapa hari yang lalu karina sempat pingsan saat
sedang praktik di laboratorium kampus. Khawatir dengan
keadaan teman 1 kostnya, tini membawa karina ke rumah sakit
dan di dapatkan hasil sebagai berikut:
TD : 90/60 mmHg Saturasi transferin : 15%
Fisik : sklera mata tampak pucat Serum ferritin : 90 g/l
Suhu : 370c Glukosa darah : 90 mg/dl
Hb : 10 g/dl Kolestrol total : 140 mg/dl
Ht : 30% Eritrosit : 4 jt/ml

Audit gizi:
Pagi : nasi putih(1P)+telur ceplok(1P)+teh hangat
Siang : nasi putih(2P)+tempe goreng(1P)+sayur bening bayam, waluh &
kacang panjang(1P)+teh manis
Malam : nasi goreng(11/2 P)+tahu goreng tepung(1P)+kopi (2 gelas)
SOAP
Subjective(S)
Keluhan dan kondisi pasien:
Pasien selalu begadan dan selalu meminum kopi
Pasien kerap kali tidak sarapan
Pasien hanya mengonsumsi lauk nabati saat sarapan
Pasien selalu merasa mengantuk saat kuliah
Pasien sering merasa cepat lelah
Pasien merasakan matanya berkunang-kunang
Pasien merasakan cepat pusing, lemas dan kurang nafsu makan
Riwayat penyakit yang tidak pernah diderita:
Tidak ada
Objective(O)
TD: 90/60 mmHg
Fisik: sklera mata tampak pucat
Suhu: 370c
Hb: 10 g/dl
Ht: 30%
Saturasi transferin: 15%
Serum ferritin: 90 g/l
Glukosa darah: 90 mg/dl
Kolestrol total: 140 mg/dl
Eritrosit: 4 jt/ml
Assessment(A)
Gizi yang kurang pada remaja
Penatalaksanaan(P)
Melakukan informed consent
Melakukan pemeriksaan
Melakukan konseling pada pasien untuk mengatur pola makan, pola istirahat dan meminum vitamin
Member pada teman pasien untuk mengingatkan pasien agar menjaga pola makan dan pola
istirahat

Anda mungkin juga menyukai