KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN ASAHAN
2
3
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN ASAHAN
4
KONDISI AGRIBISNIS
KABUPATEN ASAHAN
Maksud
Maksud dari Penyusunan Rencana Pengembangan Agribisnis
Kabupaten Asahan ini untuk merencanakan pengelolaan
pengembangan potensi Agribisnis dari sektor hulu sampai dengan hilir
serta lembaga pendukungnya, melalui pemanfaatan potensi sumber
daya, pemenuhan kebutuhan dan daya saing produk Agribisnis
Kabupaten Asahan.
Tujuan
Tujuan dari Rencana Pengembangan Agribisnis Kabupaten Asahan
ini bertujuan sebagai acuan bagi para pengambil keputusan dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan
agribisnis secara komprehensif dan terpadu dari aspek hulu, hilir
maupun aspek pendukungnya
Ruang Lingkup
Lingkup Wilayah
Lingkup Waktu
Pekerjaan akan dilaksanakan dalam waktu 4 (empat) bulan atau 120
(seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak penandatanganan
kontrak
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN
ASAHAN
RPJMD 2016-2021 Kabupaten Asahan
visi Kabupaten Asahan yang akan diwujudkan pada masa depan yaitu terwujudnya:
“Terwujudnya Asahan yang Religius, Sehat, Cerdas dan Mandiri”
Dalam rencana sistem pusat perkotaan membagi pusat kegiatan menjadi 4 (empat)
bagian, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
KONDISI AGRIBISNIS KAB. ASAHAN
Kondisi Geografis
Jumlah Penduduk
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan selain disebabkan kenaikan angka kelahiran juga disebabkan oleh
pertambahan penduduk akibat laju urbanisasi mengingat Kabupaten Asahan memiliki daya tarik perekonomian bagi
masyarakat di kawasan hinterland-nya. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2010-2015 yaitu
sebesar 1,11%/tahun dan pada periode tahun 2010-2018 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan yaitu sebesar
1,01%/tahun.
Penyebaran dan Kepadatan Penduduk
PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Berdasarkan harga
berlaku naik dari Rp. 23.980.840 menjadi Rp. 47.857,42 sedangkan harga konstan 2010 juga mengalami
peningkatan dari Rp. 23.980,84 tahun 2010 menjadi Rp. 34.297,06 pada tahun 2018.
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Asahan juga merupakan penyumbang pembentukan PDRB di Provinsi Sumatera Utara, disamping itu
Kabupaten Asahan merupakan barometer perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan digerakkan oleh pertumbuhan konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah dan nilai dari ekspor impor.
Pertanian dan Perkebunan
dengan luas 325,27 Ha (22,03%), Kecamatan Silo Laut dengan luas 229,00
(15,51%), dan Kecamatan B. P. Mandoge dengan luas 132,71 Ha (8,99%).
Di Kabupaten Asahan belum ada pabrik yang mengolah hasil perkebunan
coklat ini.
F. Kelapa Sawit
Perkebunan kelapa sawit menyebar merata di seluruh wilayah kecamatan
H. Sayur-sayuran
Untuk sayur-sayuran produksi komoditi sayur-sayuran terdapat di
Kecamatan Air Joman yang meliputi (sawi, kacang panjang, cabe besar,
ketimun, kankung dan bayam).
Perikanan
Secara keseluruhan, total hasil ikan di Kabupaten Asahan tahun 2018 berjumlah
34.426,50 ton yang dibagi atas hasil budidaya sebesar 2.628 ton (7,02%), perairan
umum sebesar 200 ton (0,53%) dan ikan laut sebesar 34.598,5 ton (92,45%). Untuk
ikan laut, persentase terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung Balai (61,24%),
Kecamatan Sei Kepayang Barat sebesar (18,40%), diikuti Kecamatan Sei Kapayang
Timur (11,44%) dan Kecamatan Silo Laut (6,87 %). Untuk hasil budidaya air tawar
persentase terbesar terdapat pada kecamatan Rawang Panca Arga (51,67%),
Kecamatan Air Joman (13,51%) Kecamatan Simpang Empat (7,54%) dan
Kecamatan Bandar Pulau (6,57%). Persentase terbesar untuk hasil ikan perairan
umum adalah Kecamatan Teluk Dalam (30,75%), Kecamatan Pulau Rakyat
(17,25%), Kecamatan Sei Kapayang (12,75%).
Peternakan
Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Asahan berjumlah 137.803 ekor untuk
tahun 2018. Sebaran populasi ternak sapi potong terbesar terdapat di Kecamatan
Pulau Rakyat (9,86% dari total populasi ternak), Kecamatan Air Batu (8,22%),
Kecamatan Buntu Pane (6,98%), dan Kecamatan Rahuning (6,86%).
Populasi ternak kerbau di Kabupaten Asahan berjumlah 2.271 ekor, dengan
sebaran Kecamatan Kisaran Timur (12,59% dari total populasi ternak kerbau),
Kecamatan Air Joman (8,23%), dan diikuti Kecamatan Pulo Bandring (7,27 %).
Populasi ternak kambing di Kabupaten Asahan 86.988 ekor, namun yang terbesar
terdapat di Kecamatan B. P. Mandoge (11,09% dari seluruh populasi ternak
kambing), Kecamatan Air Batu (9,20%), Kecamatan Tinggi Raja (9,02%), dan
Kecamatan Simpang Empat (6,31%).
Sebaran populasi ternak domba berjumlah 37.019 ekor dimana terbesar berada di
Kecamatan Aek Kuasan sebesar 12,83% dari total populasi ternak domba, diikuti
oleh Kecamatan Pulau Rakyat (11,11%), dan kecamatan Pulo Bandring
(10,77%).
Populasi Ayam Kampung berjumlah 987.800 ekor dengan populasi terbesar pada
kecamatan Maranti (20,18% dari total populasi ternak ayam kampung), Simpang
Empat (20,05%), B. P. Mandoge (19,75%), dan Aek Kuasan (13,87%).
Sedangkan populasi ayam pedaging berjumlah 13.130.1630 ekor. Penyebaran
terbesar meliputi Kecamatan Aek Songsongan (20,01%), Kecamatan Simpang
Empat (17,89%), dan Kecamatan Teluk Dalam (17,71%).
ASPEK PENGELOLAAN HASIL PERTANIAN DI KABUPATEN
ASAHAN
Kondisi pengelolaan hasil pertanian di Kabupaten Asahan mencakup pengolahan
makanan. Berdasarkan data BPS (2019), Industri Besar dan Menengah (IBM) di
Kabupaten Asahan pada tahun 2018 berjumlah 16 industri besar, jenis IBM dengan
jumlah unit usaha sebanyak 56 unit usaha yang didominasi oleh industri kopra.
A. Pengolahan Kelapa
Di Kabupaten Asahan terdapat 39 buah perusahaan industri pengolahan kelapa
yang termasuk kategori industri sedang.
B. Industri Pengolahan Hasil Laut/Ikan
Terdapat 9 (Sembilan) perusahaan industri pengolahan hasil laut/ikan di
Kabupaten Asahan
C. Industri Penggilangan Padi
Terdapat 5 (lima) buah industri penggilingan padi di Kabupaten Asahan yaitu 3
(tiga) buah di Kecamatan Kisaran Timur, 1 (satu) buah di Kecamatan Simpang
Empat dan 1 (buah) di Kecamatan Air Batu.
D. Industri Kelapa Sawit
Kabupaten Asahan memiliki 5 (lima) perusahaan industri kelapa sawit yang
dikategorikan sebagai industri sedang atau menengah. Tiga perusahaan industri
kelapa sawit berada di Kecamatan Rahuning, satu perusahaan terletak di
Kecamatan Pulau Rakyat dan satu perusahaan ada di Kecamatan Bandar Pulau.
E. Industri Pengolahan Karet
Terdapat 3 (tiga) buah perusahaan industri pengolahan karet yang berkategori
industri sedang, yang berdomisili di kecamatan Kisaran Timur (2 buah) dan
kecamatan Setia Janji. Perusahaan ini mengolah hasil perkebunan karet PTPN
dan perkebunan rakyat, yang menghasilkan crumb rubber dan centrifuge latex.
F. Industri Lainnya.
Perusahaan industri lainnya terdiri dari :
Industri Pembuatan tepung jagung (1 buah) di Kecamatan Kisaran Barat
Industri Pengolahan Ubi (1 buah) di Kecamatan Kisaran Timur
Industri pembuatan kerupuk (1 buah) di Kecamatan Simpang Empat
G. Industri Pengolahan Karet
Terdapat 3 (tiga) buah perusahaan industri pengolahan karet yang berkategori
industri sedang, yang berdomisili di kecamatan Kisaran Timur (2 buah) dan
kecamatan Setia Janji. Perusahaan ini mengolah hasil perkebunan karet PTPN
dan perkebunan rakyat, yang menghasilkan crumb rubber dan centrifuge latex.
KONDISI FASILITAS
Fasilitas Pendidikan
Sekolah Dasar (SD)
Pada tahun 2018, fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Asahan terdapat 530 unit yang
terdiri dari 384 unit SD negeri, 54 unit SD swasta serta 92 unit sekolah Madrasah Ibtidiyah. Jumlah fasilitas
pendidikan tingkat sekolah dasar terbanyak terdapat di Kecamatan Kisaran Barat yaitu sebesar 34 unit SD,
sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Sei Kepayang Timur yaitu sebesar 6 unit SD.
Perbandingan jumlah Sekolah Dasar dan jumlah murid di Kabupaten Asahan adalah 1 : 176.
Ketersediaan fasilitas
perdagangan di Kabupaten
Asahan berjumlah sebanyak
4.640 unit yang terdiri atas
Kios berjumlah 1.268 unit,
Los berjumlah 1.142 unit,
Pelataran berjumlah 2.230
unit.
KONDISI PRASARANA INFRASTRUKTUR
Sistem Transportasi
Jaringan Jalan
Kondisi jalan di Kabupaten Asahan pada tahun 2018 mencapai 1.734,48 km yang terbagi atas jalan negara (81,79
km), jalan propinsi (254,56 km) dan jalan kabupaten (1.398,13 km).
Untuk jalan kabupaten, jenis permukaan jalan sebagian besar permukaannya adalah kerikil yaitu sebesar 32,32
persen, 28,54 persen hotmix, 24,60 persen tanah, 13,62 persen aspal dan 0,91 persen tanah.
Sementara itu jika berdasarkan kondisinya, maka jalan kabupaten memiliki kondisi rusak berat sepanjang 480,65
Km atau sebesar 34,38% dari seluruh panjang jalan kabupaten, 402,76 Km dengan kondisi rusak atau 28,81%
dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 328,51 Km dengan kondisi baik atau 23,51% dari seluruh panjang
jalan di kabupaten ini, sedangkan panjang jalan dengan kondisi sedang 112,32 Km atau 8,03% dari total panjang
jalan di Kabupaten Asahan.
Terminal
Terminal angkutan umum di Kabupaten Asahan terdapat sebanyak 1 unit, yaitu Terminal Kisaran. Letak terminal
tersebut berada pada pusat kota dan daerah-daerah di pinggiran Kabupaten Asahan. Kabupaten Asahan memiliki
terminal yang termasuk terminal golongan A, yaitu Terminal Kisaran.
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun 2018 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Tahun 2018
Jaringan Air Minum
Analisa lq
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor
internal usaha pertanian. Nilai total yang dibobot pada matriks ini merupakan hasil
penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-masing faktor strategis internal
usaha pertanian.
Tabel - A n a l i s i s M a t r i k s I F E
T o t a l S k o r M a t r ik s I F E 1,0 0 0 2,450
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa total
nilai skor terbobot sebesar 2,45. Dari total skor terbobot tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pertanian memiliki posisi internal yang lemah karena
berada di bawah nilai 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pertanian belum
mampu dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi
kelemahan yang ada. Kekuatan utama usaha pertanian ini adalah komitmen
pemerintah dalam menyediakan saprodi dan mulai tumbuh industri rumah
tangga dengan masing-masing skor sebesar 0,60. Sedangkan kelemahan utama
usaha pertanian adalah usia petani yang sudah ujur dan tidak ada penerusnya
dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 0,15 tapi rating rendah yaitu 1 yang
berarti kelemahan mayor.
Peluang
1. K e b ij a k a n p e m e r in t a h d a la m m e la k u k a n k a jia n
p e n g e m b a n g a n k o m d it a s u n g g u la n 0,15 4 0,60
2. Peluang pasar 0,05 4 0,20
3. Peluang kerjasama 0,025 3 0,075
4. T in g k a t k e s a d a r a n m a s y a r a k a t 0,05 3 0,15
5. Lingkungan mendukung 0,225 4 0,90
Ancaman
1. Pergantian pejabat pemerintah yang sudah ada. 0,10 2 0,20
2 Fluktuasi harga 0,05 2 0,10
3. Intervensi gaya hidup, nilai, dan budaya luar 0,15 1 0,15
4. Belum ada euforia berwirausaha 0,10 1 0,10
5. Tingkat pendapatan masyarakat sekitar lokasi usaha 0,10 1 0,10
Total skor matriks EFE 1,000 2,575
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks EFE, diperoleh bahwa total nilai skor
terbobot sebesar 2,575. Hal ini menunjukkan bahwa usaha agribisnis relatif kuat dalam
memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang utama adalah lingkungan
yang mendukung dalam mengembangkan komoditas unggulan, dengan skor sebesar 0,90.
Sedangkan ancaman utama yaitu intervensi gaya hidup, nilai dan budaya dengan bobot
nilai paling tinggi yaitu 0,15 namun rating 1 yang berarti ancaman mayor.
Analisa SWOT
Untuk menentukan alternatif strategi pengembanngan komoditi dilakukan dengan
perumusan alternatif strategi dengan analisis SWOT yang dilakukan dengan
penggabungan/kombinasi antara kedua faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan
faktor eksternal (peluang dan ancaman), hasil skoring faktor internal dan faktor eksternal,
perolehan nilai tertinggi terdapat pada strategi SO (Strengths-Opportunities) sebesar
3,72, strategi ST (Strengths-Treats) sebesar 2,45, Strategi WO (Weaknesses-
Opportunities) sebesar 2,57, sedangkan yang terendah terdapat pada strategi WT
(Weaknesses-Threats) sebesar 1,30.
EFE IFE
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
Strategi (SO) Strategi (WO)
Peluang (Opportunities)
1,8 + 1,92 = 3,72 0,65 + 1,92 = 2,57
Ancaman (Threats) Strategi (ST) Strategi (WT)
1,80 + 0,65 = 2,45 0,65 + 0,65 = 1,30
Faktor Kekuatan (Strengths) 1,80
Faktor Kelemahan (Weaknesses) 0,65
Faktor Peluang (Opportunities) 1,92
Faktor Kekuatan (Strengths) 0,65
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAB. ASAHAN