Anda di halaman 1dari 50

PENDAHULUAN 1

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN ASAHAN
2

3
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN ASAHAN

4
KONDISI AGRIBISNIS
KABUPATEN ASAHAN

ANALISA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS


KABUPATEN ASAHAN 5
STRATEGI PENGEMBANGANAN AGRIBISNIS
KABUPATEN ASAHAN 6
Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan
penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi
salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan masukan dan keluaran produksi (Agroindustri),
pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan
Sektor agribisnis memiliki peran strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional. Hal ini digambarkan melalui kontribusi
yang nyata dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku
industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga kerja, sumber
pendapatan, dan sumber devisa negara.
Maksud dan Tujuan

Maksud
Maksud dari Penyusunan Rencana Pengembangan Agribisnis
Kabupaten Asahan ini untuk merencanakan pengelolaan
pengembangan potensi Agribisnis dari sektor hulu sampai dengan hilir
serta lembaga pendukungnya, melalui pemanfaatan potensi sumber
daya, pemenuhan kebutuhan dan daya saing produk Agribisnis
Kabupaten Asahan.

Tujuan
Tujuan dari Rencana Pengembangan Agribisnis Kabupaten Asahan
ini bertujuan sebagai acuan bagi para pengambil keputusan dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan
agribisnis secara komprehensif dan terpadu dari aspek hulu, hilir
maupun aspek pendukungnya
Ruang Lingkup

Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah pekerjaan ini adalah wilayah administratif Kabupaten


Asahan

Lingkup Materi dan Kegiatan


Lingkup pekerjaan ini mencakup:
 Persiapan
 Mobilisasi tenaga ahli
 Survey pengumpulan
 Analisa Data
 Perumusan strategi
 Presentase Laporan

Lingkup Waktu
Pekerjaan akan dilaksanakan dalam waktu 4 (empat) bulan atau 120
(seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak penandatanganan
kontrak
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN
ASAHAN
RPJMD 2016-2021 Kabupaten Asahan
visi Kabupaten Asahan yang akan diwujudkan pada masa depan yaitu terwujudnya:
“Terwujudnya Asahan yang Religius, Sehat, Cerdas dan Mandiri”

Misi Kabupaten Asahan, yaitu:


 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis IMTAQ
 Meningkatkan pelayanan dan kesadaran kesehatanmasyarakat
 Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan yang berkeadilan
 Mengembangkan pola pembangunan dan partisipatif, proaktif, kreatif dan
 inovatif dengan menjadikan masyarakat yang cerdas sebagai basis utama pelaku
pembangunan ditengah kompetisi global.
 Mengelola kemajemukan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai budaya dan
memelihara kearifan lokal.
 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang profesional, amanah, bersih dan
berwibawa secara akuntabel dan transparan dengan berorientasi pada pelayanan publik
yang prima untuk mendorong percepatan pembangunan
 Meningkatkan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana lainnya secara merata
dalam rangka mendorong terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berwawasan
lingkungan.
 Mendorong terciptanya penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM), keamanan,
ketertiban, keadilan, dan perlindungan bagi masyarakat
 Meningkatkan daya saing pertanian dalam arti luas
 Melakukan percepatan pembangunan perekonomian dengan mendorong pertumbuhan
investasi daerah yang dipadukan dengan koperasi dan UKM, pariwisata, perdagangan,
industri, pembangunan pasar tradisional dan modern.
Dari visi dan misi Kabupaten Asahan diatas maka diturunkan kebijakan
pembangunan dalam beberapa sektor yang berkaitan langsung dengan
pekerjaan Pengembangan Agribisnis yang akan diuraikan berikut:
 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah.
 Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha Kecil dan
Menengah.
 Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi.
 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri.
 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri.
 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
 Program peningkatan dan pengembangan ekspor.
 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Usaha Kecil dan Menengah.
 Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha Kecil dan Menengah.
 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi.
 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.
 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi.
 Program Pengembangan Data dan Informasi.
 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi.
 Program Peningkatan Kelembagaan.
Arahan RTRW Kabupaten Asahan

Dalam rencana sistem pusat perkotaan membagi pusat kegiatan menjadi 4 (empat)
bagian, seperti terlihat dalam tabel berikut ini.
KONDISI AGRIBISNIS KAB. ASAHAN

Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Asahan


terletak diantara koordinat 2o 30’
sampai dengan 3o 10’ Lintang Utara
dan 99o 01’ sampai dengan 100o 00’
Bujur Timur. Secara administratif,
wilayah Kabupaten Asahan
berbatasan langsung dengan Selat
Malaka (Gambar 1). Batas-batas
wilayah administrasi Kabupaten
Asahan, dapat diuraikan sebagai
berikut :
 Sebelah Utara : Kabupaten Batu
Bara,
 Sebelah Selatan: Kabupaten
Labuhan Batu Utara, dan
Kabupaten Toba Samosir,
 Sebelah Barat: Kabupaten
Simalungun, dan
 Sebelah Timur : Selat Malaka.
KONDISI KEPENDUDUKAN

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang bermukim di


Kabupaten Asahan tahun 2018
berjumlah 724.379 jiwa yang
menempati areal seluas 3.732,97 Km².
Jumlah penduduk terbesar terdapat
pada Kecamatan Kisaran Timur dengan
jumlah 74.821 jiwa (10,29% dari
jumlah penduduk Kabupaten Asahan)
kemudian diikuti oleh Kecamatan
Kisaran Barat dengan jumlah 60.044
jiwa (8,26% dari total penduduk
Kabupaten Asahan), sementara
kecamatan yang terkecil jumlah
penduduknya terdapat pada Kecamatan
Sei Kepayang Timur dengan jumlah
9.302 jiwa (1,28% dari total penduduk
Kabupaten Asahan).
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan selain disebabkan kenaikan angka kelahiran juga disebabkan oleh
pertambahan penduduk akibat laju urbanisasi mengingat Kabupaten Asahan memiliki daya tarik perekonomian bagi
masyarakat di kawasan hinterland-nya. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2010-2015 yaitu
sebesar 1,11%/tahun dan pada periode tahun 2010-2018 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan yaitu sebesar
1,01%/tahun.
Penyebaran dan Kepadatan Penduduk

Angka kepadatan penduduk


Kabupaten Asahan tahun 2018
sebesar 194 jiwa/Km2, dimana
kepadatan penduduk tertinggi
terdapat pada Kecamatan Kisaran
Timur sebesar 2.480 jiwa/Km2
kemudian diikuti Kecamatan Kisaran
Barat sebesar 1.830 jiwa/Km2
sedangkan kepadatan penduduk
terendah terdapat pada Kecamatan
Bandar Pasir Mandoge dan Sei
Kepayang sebesar 50 jiwa/Km2.
KONDISI PEREKONOMIAN

Produk Domestik Regional Bruto

Besarnya PDRB menurut lapangan


usaha baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan 2010
sepanjang tahun 2010-2018 secara
umum menunjukkan kenaikan yang
konstan. Pada tahun 2010, PDRB
Kabupaten Asahan Atas Dasar Harga
(ADH Berlaku) mencapai Rp.
16.076.728,9 milyar mengalami
peningkatan menjadi Rp. 34 666 912,6
milyar pada tahun 2018.

Produk Domestik Regional Bruto atas


harga dasar konstan (2010) Kabupaten
Asahan terus meningkat. Nilai PDRB
meningkat dari Rp. 16.076.728,9
milyar pada tahun 2010 menjadi Rp.
24.844.068,1 milyar pada tahun 2018.
Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian yang kokoh akan


menjadi motor penggerak perekonomian dan
sekaligus penopang ketahanan ekonomi
daerah. menunjukkan kondisi struktur
ekonomi Kabupaten Asahan. Selama
periode 2012-2016, struktur ekonomi
Kabupaten Asahan didominasi oleh sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan dengan
kontribusi terhadap PDRB sebesar 40,05%
(tahun 2014), 37,37% (tahun 2015), 37,23%
(tahun 2016), 36,63% (tahun 2017) dan
36,04% (tahun 2018).
Pendapatan perkapita

PDRB per kapita Kabupaten Asahan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Berdasarkan harga
berlaku naik dari Rp. 23.980.840 menjadi Rp. 47.857,42 sedangkan harga konstan 2010 juga mengalami
peningkatan dari Rp. 23.980,84 tahun 2010 menjadi Rp. 34.297,06 pada tahun 2018.
Laju Pertumbuhan Ekonomi
 Kabupaten Asahan juga merupakan penyumbang pembentukan PDRB di Provinsi Sumatera Utara, disamping itu
Kabupaten Asahan merupakan barometer perekonomian Provinsi Sumatera Utara.
 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Asahan digerakkan oleh pertumbuhan konsumsi, investasi, pengeluaran
pemerintah dan nilai dari ekspor impor.
Pertanian dan Perkebunan

 Perkembangan ekonomi daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh keunggulan


komperatif suatu daerah, spesialisasi wilayah, serta potensi ekonomi yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Oleh karena itu pemanfaatan dan pengembangan seluruh potensi
ekonomi menjadi prioritas utama yang harus digali dan dikembangkan dalam
melaksanakan pembangunan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

Pertanian dan Perkebunan


A. Komoditi Padi
 Berdasarkan Kabupaten Asahan Dalam Angka Tahun 2019, komoditi unggulan
pertanian tanaman pangan di Kabupaten Asahan saat ini meliputi padi
(sawah+ladang), Umbi-umbian, Kacangan dan Jagung. Dalam 5 tahun (2014-
2018) terakhir perkembangan produksi komoditi padi di Kabupaten Asahan
mengalami peningkatan sebesar 3,39% per tahun, dimana hal ini terjadi disamping
karena penambahan luas lahan yaitu sebesar 4,37% per tahun juga karena
peningkatan produktivitas lahan
B. Komoditi Umbi-umbian
 Produksi komoditi ubi kayu di Kabupaten Asahan pada tahun 2016 adalah
sebesar 23.530 ton dengan luas tanam 815 ha. Luas tanam dan produksi
komoditi ubi kayu pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 411 Ha dan
10.850,61 Ton, dengan daerah produksi terdapat di adalah Kecamatan Setia
Janji, Rahuning, Aek Songsongan.
C. Komoditi Jagung
 Pada tahun 2016 luas tanam Jagung di Kabupaten Asahan seluas 2.900 Ha
dengan produksi sebesar 13.581 Ton. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir laju
pertumbuhan luas lahan tanaman Jagung mengalami penurunan sebesar
-29,87% per tahun dan pertumbuhan produksi juga mengalami peningkatan
4,82% per tahun. Adapun sebaran luas lahan tanam terbesar ada di Kecamatan
Buntu Pane, Teluk Dalam, Pulau Rakyat, dan Kecamatan Bandar Pulau.
D. Kelapa
 Penyebaran lahan komoditi kelapa terdapat di Kecamatan Silo Laut seluas

6.632,50 Ha (30,07% dari luas tanaman kelapa), Kecamatan Sei Kepayang


seluas 4.424 Ha (20,05%), Tanjung Balai seluas 3.470,50 Ha (15,73%),
Kecamatan Sei Kepayang Timur seluas 3.307 Ha (14,99%), dan Sei
Kepayang Barat seluas 1.585 Ha (7,19%).
E. Coklat
 Sebaran luas perkebunan coklat dominan terbesar di Kecamatan Air Batu

dengan luas 325,27 Ha (22,03%), Kecamatan Silo Laut dengan luas 229,00
(15,51%), dan Kecamatan B. P. Mandoge dengan luas 132,71 Ha (8,99%).
Di Kabupaten Asahan belum ada pabrik yang mengolah hasil perkebunan
coklat ini.
F. Kelapa Sawit
 Perkebunan kelapa sawit menyebar merata di seluruh wilayah kecamatan

tetapi yang paling dominan terletak di Kecamatan Bandar Pulau seluas


21.383 Ha (27,73%), Kecamatan B.P. Mandoge seluas 9.465 Ha
(12,28%), dan Kecamatan Aek Kausan seluas 5.437 Ha (7,05%).
Sebagian besar produksi perkebunan kelapa sawit rakyat diolah di pabrik
PTPN dan swasta yang ada di sekitar perkebunan. Hasil perkebunan sawit
diolah menjadi CPO, minyak goreng, fatty acid, dan lain-lain.
G. Karet
 Penyebaran lahan sebagian besar terletak di Kecamatan Aek Songsongan

seluas 2.060,50 Ha (37,48%), Bandar Pulau seluas 1.685 Ha (30,65%)


dan B. P. Mandoge seluas 634 Ha (11,53% dari total luas areal). Hasil
produksi diolah di pabrik karet di sekitar daerah tersebut yang dimiliki
oleh perusahaan PTPN maupun swasta dengan hasil produksi berupa
latex pekat, SIR 20, crumb rubber, dan lain-lain.
H. Buah-buahan
1. Mangga
 Produksi komoditi mangga terdapat di Kecamatan Aek Kuasan 226,2 ton
(11,12% dari total produksi mangga), Kecamatan Sei Dadap produksinya
212,8 ton (10,46%), Sei Kepayang Timur produksinya 170,7 ton (8,39%),
Kecamatan Meranti produksinya 138,6 ton (6,81%), Kecamatan Aek Ledong
produksi 132,5 ton (6,51%), Kecamatan Rawa Panca Arga produksinya 124,7
Ha (6,13%) dan Bandar Pulau produksinya 130,8 Ha (5,10%).
2. Durian
 Sebaran produksi komoditi durian dominan terbesar di Kecamatan Bandar
Pulau dengan produksi 286,5 ton (20,33%), Kecamatan Buntu Pane dengan
produksinya 160,6 ton (11,40%), Kecamatan Tinggi Raja dengan poduksinya
151,8 ton (10,77%), Kecamatan Air Batu dengan produksinya 128,2 ton
(9,10%), Kecamatan Air Joman dengan produksinya 101,2 ton (7,18%) dan
Kecamatan Silau Laut dengan produksinya 100,8 ton (7,15%).
3. Pisang
 Produksi komoditi pisang terdapat di Kecamatan Silau Laut 1.272 ton
(20,99% dari total produksi pisang), Kecamatan Air Joman produksinya
876,2 ton (14,46%), Tanjung Balai produksinya 713,5 ton (11,77%),
Sei Dadap produksinya 671,3 ton (11,08%), Kecamatan Tinggi Raja
produksinya 605,4 ton (9,99%), dan Kecamatan Setia Janji produksi 308,9
ton (5,10%).
4. Salak
 Sebaran produksi komoditi salak dominan terbesar di Kecamatan Air

Joman dengan produksi 1.503,4 ton (96,26%).

H. Sayur-sayuran
 Untuk sayur-sayuran produksi komoditi sayur-sayuran terdapat di

Kecamatan Air Joman yang meliputi (sawi, kacang panjang, cabe besar,
ketimun, kankung dan bayam).
Perikanan
 Secara keseluruhan, total hasil ikan di Kabupaten Asahan tahun 2018 berjumlah

34.426,50 ton yang dibagi atas hasil budidaya sebesar 2.628 ton (7,02%), perairan
umum sebesar 200 ton (0,53%) dan ikan laut sebesar 34.598,5 ton (92,45%). Untuk
ikan laut, persentase terbesar terdapat di Kecamatan Tanjung Balai (61,24%),
Kecamatan Sei Kepayang Barat sebesar (18,40%), diikuti Kecamatan Sei Kapayang
Timur (11,44%) dan Kecamatan Silo Laut (6,87 %). Untuk hasil budidaya air tawar
persentase terbesar terdapat pada kecamatan Rawang Panca Arga (51,67%),
Kecamatan Air Joman (13,51%) Kecamatan Simpang Empat (7,54%) dan
Kecamatan Bandar Pulau (6,57%). Persentase terbesar untuk hasil ikan perairan
umum adalah Kecamatan Teluk Dalam (30,75%), Kecamatan Pulau Rakyat
(17,25%), Kecamatan Sei Kapayang (12,75%).
Peternakan
 Populasi ternak sapi potong di Kabupaten Asahan berjumlah 137.803 ekor untuk
tahun 2018. Sebaran populasi ternak sapi potong terbesar terdapat di Kecamatan
Pulau Rakyat (9,86% dari total populasi ternak), Kecamatan Air Batu (8,22%),
Kecamatan Buntu Pane (6,98%), dan Kecamatan Rahuning (6,86%).
 Populasi ternak kerbau di Kabupaten Asahan berjumlah 2.271 ekor, dengan
sebaran Kecamatan Kisaran Timur (12,59% dari total populasi ternak kerbau),
Kecamatan Air Joman (8,23%), dan diikuti Kecamatan Pulo Bandring (7,27 %).
 Populasi ternak kambing di Kabupaten Asahan 86.988 ekor, namun yang terbesar
terdapat di Kecamatan B. P. Mandoge (11,09% dari seluruh populasi ternak
kambing), Kecamatan Air Batu (9,20%), Kecamatan Tinggi Raja (9,02%), dan
Kecamatan Simpang Empat (6,31%).
 Sebaran populasi ternak domba berjumlah 37.019 ekor dimana terbesar berada di
Kecamatan Aek Kuasan sebesar 12,83% dari total populasi ternak domba, diikuti
oleh Kecamatan Pulau Rakyat (11,11%), dan kecamatan Pulo Bandring
(10,77%).
 Populasi Ayam Kampung berjumlah 987.800 ekor dengan populasi terbesar pada
kecamatan Maranti (20,18% dari total populasi ternak ayam kampung), Simpang
Empat (20,05%), B. P. Mandoge (19,75%), dan Aek Kuasan (13,87%).
 Sedangkan populasi ayam pedaging berjumlah 13.130.1630 ekor. Penyebaran
terbesar meliputi Kecamatan Aek Songsongan (20,01%), Kecamatan Simpang
Empat (17,89%), dan Kecamatan Teluk Dalam (17,71%).
ASPEK PENGELOLAAN HASIL PERTANIAN DI KABUPATEN
ASAHAN
Kondisi pengelolaan hasil pertanian di Kabupaten Asahan mencakup pengolahan
makanan. Berdasarkan data BPS (2019), Industri Besar dan Menengah (IBM) di
Kabupaten Asahan pada tahun 2018 berjumlah 16 industri besar, jenis IBM dengan
jumlah unit usaha sebanyak 56 unit usaha yang didominasi oleh industri kopra.
A. Pengolahan Kelapa
 Di Kabupaten Asahan terdapat 39 buah perusahaan industri pengolahan kelapa
yang termasuk kategori industri sedang.
B. Industri Pengolahan Hasil Laut/Ikan
 Terdapat 9 (Sembilan) perusahaan industri pengolahan hasil laut/ikan di
Kabupaten Asahan
C. Industri Penggilangan Padi
 Terdapat 5 (lima) buah industri penggilingan padi di Kabupaten Asahan yaitu 3
(tiga) buah di Kecamatan Kisaran Timur, 1 (satu) buah di Kecamatan Simpang
Empat dan 1 (buah) di Kecamatan Air Batu.
D. Industri Kelapa Sawit
 Kabupaten Asahan memiliki 5 (lima) perusahaan industri kelapa sawit yang
dikategorikan sebagai industri sedang atau menengah. Tiga perusahaan industri
kelapa sawit berada di Kecamatan Rahuning, satu perusahaan terletak di
Kecamatan Pulau Rakyat dan satu perusahaan ada di Kecamatan Bandar Pulau.
E. Industri Pengolahan Karet
 Terdapat 3 (tiga) buah perusahaan industri pengolahan karet yang berkategori
industri sedang, yang berdomisili di kecamatan Kisaran Timur (2 buah) dan
kecamatan Setia Janji. Perusahaan ini mengolah hasil perkebunan karet PTPN
dan perkebunan rakyat, yang menghasilkan crumb rubber dan centrifuge latex.
F. Industri Lainnya.
Perusahaan industri lainnya terdiri dari :
 Industri Pembuatan tepung jagung (1 buah) di Kecamatan Kisaran Barat
 Industri Pengolahan Ubi (1 buah) di Kecamatan Kisaran Timur
 Industri pembuatan kerupuk (1 buah) di Kecamatan Simpang Empat
G. Industri Pengolahan Karet
 Terdapat 3 (tiga) buah perusahaan industri pengolahan karet yang berkategori
industri sedang, yang berdomisili di kecamatan Kisaran Timur (2 buah) dan
kecamatan Setia Janji. Perusahaan ini mengolah hasil perkebunan karet PTPN
dan perkebunan rakyat, yang menghasilkan crumb rubber dan centrifuge latex.
KONDISI FASILITAS

Fasilitas Pendidikan
Sekolah Dasar (SD)
Pada tahun 2018, fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Asahan terdapat 530 unit yang
terdiri dari 384 unit SD negeri, 54 unit SD swasta serta 92 unit sekolah Madrasah Ibtidiyah. Jumlah fasilitas
pendidikan tingkat sekolah dasar terbanyak terdapat di Kecamatan Kisaran Barat yaitu sebesar 34 unit SD,
sedangkan yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Sei Kepayang Timur yaitu sebesar 6 unit SD.
Perbandingan jumlah Sekolah Dasar dan jumlah murid di Kabupaten Asahan adalah 1 : 176.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)


Jumlah fasilitas pendidikan tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Kabupaten Asahan pada tahun 2018
terdapat 197 unit dengan jumlah jumlah murid untuk tingkat pendidikan SMP yaitu sebanyak 63.375 siswa
dan jumlah guru untuk tingkat SMP yaitu sebanyak 3.896 jiwa. Perbandingan jumlah SMP dengan jumlah
murid di Kabupaten Asahan untuk tahun 2018 adalah 1 : 322, serta perbandingan jumlah murid dengan
jumlah guru di Kabupaten Asahan adalah 1 : 16.

Sekolah Menengah Atas (SMA)


Fasilitas pendidikan untuk sekolah tingkat atas pada tahun 2018 di Kabupaten Asahan terbagi atas 3 yaitu
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 44 unit, 43 unit Madrasah Aliyah, serta Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) sebanyak 40 unit.
Perbandingan jumlah SMA dan jumlah murid di Kabupaten Asahan adalah 1 : 334, dan perbandingan jumlah
SMK dan jumlah murid adalah 1 : 306
Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Atas (SMA)

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)


Fasilitas Kesehatan

Ketersediaan fasilitas kesehatan di Kabupaten


Asahan sangat memadai. Jumlah fasilitas
Kesehatan yang terdapat di Kabupaten Asahan
hingga saat ini adalah sebanyak 247 unit yang
terdiri atas Rumah Sakit berjumlah 9 unit,
Puskesmas berjumlah 29 unit, Puskesmas
Pembantu berjumlah 111 unit, Rumah
Bersalin berjumlah 2 unit, Klinik/Balai
Kesehatan berjumlah 58 unit, dan Apotek
berjumlah 38 unit. Kecamatan Kisaran Barat
memiliki fasilitas kesehatan terbanyak yaitu
24 unit. Sedangkan Kecamatan Meranti
memiliki fasilitas kesehatan terkecil yaitu
sejumlah 3 unit.
Fasilitas Perdagangan

Ketersediaan fasilitas
perdagangan di Kabupaten
Asahan berjumlah sebanyak
4.640 unit yang terdiri atas
Kios berjumlah 1.268 unit,
Los berjumlah 1.142 unit,
Pelataran berjumlah 2.230
unit.
KONDISI PRASARANA INFRASTRUKTUR

Sistem Transportasi

Jaringan Jalan
Kondisi jalan di Kabupaten Asahan pada tahun 2018 mencapai 1.734,48 km yang terbagi atas jalan negara (81,79
km), jalan propinsi (254,56 km) dan jalan kabupaten (1.398,13 km).
Untuk jalan kabupaten, jenis permukaan jalan sebagian besar permukaannya adalah kerikil yaitu sebesar 32,32
persen, 28,54 persen hotmix, 24,60 persen tanah, 13,62 persen aspal dan 0,91 persen tanah.
Sementara itu jika berdasarkan kondisinya, maka jalan kabupaten memiliki kondisi rusak berat sepanjang 480,65
Km atau sebesar 34,38% dari seluruh panjang jalan kabupaten, 402,76 Km dengan kondisi rusak atau 28,81%
dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 328,51 Km dengan kondisi baik atau 23,51% dari seluruh panjang
jalan di kabupaten ini, sedangkan panjang jalan dengan kondisi sedang 112,32 Km atau 8,03% dari total panjang
jalan di Kabupaten Asahan.

Terminal
Terminal angkutan umum di Kabupaten Asahan terdapat sebanyak 1 unit, yaitu Terminal Kisaran. Letak terminal
tersebut berada pada pusat kota dan daerah-daerah di pinggiran Kabupaten Asahan. Kabupaten Asahan memiliki
terminal yang termasuk terminal golongan A, yaitu Terminal Kisaran.
Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun 2018 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Tahun 2018
Jaringan Air Minum

Sistem penyediaan air bersih di


Kabupaten Asahan pada umumnya
sudah terlayani oleh PDAM Tirta
Silau, dengan memanfaatkan sumber
air permukaan, mata air dan sumur
bor. Banyaknya pelanggan air bersih
di Kabupaten Asahan ini pada tahun
2018 didominasi oleh penggunaan
untuk rumah tangga yaitu sebesar
17.061 pelanggan untuk rumah
tangga.
ANALISA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAB. ASAHAN

Analisa lq

Dari analisis lq yang dihasilkan serta sebarannya ke kecamatan-kecamatan dapat


disimpulkan bahwa komoditi yang potensial dikembangkan kaitannya dengan
pengembangan agribisnis meliputi:
a. Tanaman kelapa untuk sub sektor perkebunan rakyat yang lokasinya berada di sekitar
kecamatan Silo Laut, Tanjung Balai, Sei Kepayang, Sei Kepayang Timur, dan Sei
Kepayang Barat.
b. Padi, jagung dan ubi untuk sub sektor tanaman pangan yang berlokasi di Rawang
Panca, Sei Kepayang, dan Meranti (untuk padi), serat B. P. Mandoge Pulau Rakyat, dan
Bandar Pulau (untuk jagung dan ubi)
c. Kambing, Sapi potong dan ayam potong untuk sub sektor peternakan yang berlokasi di
Pulau Rakyat, Air Batu, Aek Kuasan, Silau Laut dan Pulau Bandring
d. Pisang dan mangga, durian untuk sub sektor buah-buahan yang berada di kecamatan
Air Joman, Silo Laut, Air Batu (untuk pisang) dan kecamatan Aek Kuasan, Aek Ledong
dan Tinggi Raja
e. Ikan laut dan budidaya untuk sub sektor perikanan yang berada di kecamatan Tanjung
Balai, Sei Kepayang Timur, Sei Kepayang Barat dan Silo Laut (untuk ikan laut),
kecamatan Rawang Panca, Silo Laut serta Air Joman (untuk ikan budidaya).
Analisa IFE dan EFE

Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor
internal usaha pertanian. Nilai total yang dibobot pada matriks ini merupakan hasil
penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-masing faktor strategis internal
usaha pertanian.
Tabel - A n a l i s i s M a t r i k s I F E

Tabel - Analisis Matriks IFE


Bo bo t Rating Sko r
No. Fakto r Internal
(a) (b) (c = axb)
Kekuatan
1 . K o m it m e n p e m e r in t a h d a e r a h k a b u p a t e n A s a h a n 0,15 4 0,60
2 . Petani adaptif terhadap informasi dan teknologi baru 0,050 3 0,150
3 . Pengetahuan dan keterampilan petani dalam
0,075 4 0,30
menjalankan kegiatan
4 . P e m b e li y a n g d a t a n g k e t e m p a t u s a h a . 0,025 3 0,075
5 . M u la i t u m b u h p r o s e s in d u s t r i k e c il/ r u m a h t a n g g a 0,15 4 0,60
6 . A d a n y a U n iv e r s it a s A s a h a n 0,025 3 0,075
Kelemahan
1 . R is ik o g a g a l p a n e n 0,025 2 0,05
2 . P e la y a n a n p e n y u l u h a n 0,10 1 0,10
3 . A k s e s ja la n k e d e s a d a n ja la n u s a h a t a n i 0,10 1 0,10
4 . S is t e m o r g a n i s a s i, le m b a g a k o p e r a s i d a n k o o r d i n a s i
0,05 1 0,05
k e lo m p o k p e t a n i
5 . K e m a m p u a n p e t a n i u n t u k m e n g a r s ip d a t a p r o d u k s i
0,025 2 0,05
dan keuangan
6 . Usia petani dan keberlangsungan usaha 0,15 1 0,15
7 . F a s ilit a s B a n k & S e r ti fi k a t A s e t 0,025 2 0,05
8 . B e lu m a d a p o s p e n g u m p u l, s o r t a s i, d a n p e n g e m a s a n 0,05 2 0,10

T o t a l S k o r M a t r ik s I F E 1,0 0 0 2,450
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks IFE, diperoleh bahwa total
nilai skor terbobot sebesar 2,45. Dari total skor terbobot tersebut dapat
disimpulkan bahwa usaha pertanian memiliki posisi internal yang lemah karena
berada di bawah nilai 2,50. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pertanian belum
mampu dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi
kelemahan yang ada. Kekuatan utama usaha pertanian ini adalah komitmen
pemerintah dalam menyediakan saprodi dan mulai tumbuh industri rumah
tangga dengan masing-masing skor sebesar 0,60. Sedangkan kelemahan utama
usaha pertanian adalah usia petani yang sudah ujur dan tidak ada penerusnya
dengan bobot tertinggi yaitu sebesar 0,15 tapi rating rendah yaitu 1 yang
berarti kelemahan mayor.

Analisis Matriks EFE


Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-
faktor eksternal usaha pertanian. Nilai total yang dibobot pada matriks ini
merupakan hasil penjumlahan total dari perkalian bobot dan rating masing-
masing faktor strategis eksternal usaha pertanian. Perhitungan yang lebih rinci
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel - Analisis Matriks EFE

No Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (c=axb)

Peluang
1. K e b ij a k a n p e m e r in t a h d a la m m e la k u k a n k a jia n
p e n g e m b a n g a n k o m d it a s u n g g u la n 0,15 4 0,60
2. Peluang pasar 0,05 4 0,20
3. Peluang kerjasama 0,025 3 0,075
4. T in g k a t k e s a d a r a n m a s y a r a k a t 0,05 3 0,15
5. Lingkungan mendukung 0,225 4 0,90

No Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (c=axb)

Ancaman
1. Pergantian pejabat pemerintah yang sudah ada. 0,10 2 0,20
2 Fluktuasi harga 0,05 2 0,10
3. Intervensi gaya hidup, nilai, dan budaya luar 0,15 1 0,15
4. Belum ada euforia berwirausaha 0,10 1 0,10
5. Tingkat pendapatan masyarakat sekitar lokasi usaha 0,10 1 0,10
Total skor matriks EFE 1,000 2,575

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel matriks EFE, diperoleh bahwa total nilai skor
terbobot sebesar 2,575. Hal ini menunjukkan bahwa usaha agribisnis relatif kuat dalam
memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Peluang utama adalah lingkungan
yang mendukung dalam mengembangkan komoditas unggulan, dengan skor sebesar 0,90.
Sedangkan ancaman utama yaitu intervensi gaya hidup, nilai dan budaya dengan bobot
nilai paling tinggi yaitu 0,15 namun rating 1 yang berarti ancaman mayor.
Analisa SWOT
Untuk menentukan alternatif strategi pengembanngan komoditi dilakukan dengan
perumusan alternatif strategi dengan analisis SWOT yang dilakukan dengan
penggabungan/kombinasi antara kedua faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan
faktor eksternal (peluang dan ancaman), hasil skoring faktor internal dan faktor eksternal,
perolehan nilai tertinggi terdapat pada strategi SO (Strengths-Opportunities) sebesar
3,72, strategi ST (Strengths-Treats) sebesar 2,45, Strategi WO (Weaknesses-
Opportunities) sebesar 2,57, sedangkan yang terendah terdapat pada strategi WT
(Weaknesses-Threats) sebesar 1,30.

Tabel - Skor Faktor Internal dan Faktor Eksternal

EFE IFE
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses)
Strategi (SO) Strategi (WO)
Peluang (Opportunities)
1,8 + 1,92 = 3,72 0,65 + 1,92 = 2,57
Ancaman (Threats) Strategi (ST) Strategi (WT)
1,80 + 0,65 = 2,45 0,65 + 0,65 = 1,30
Faktor Kekuatan (Strengths) 1,80
Faktor Kelemahan (Weaknesses) 0,65
Faktor Peluang (Opportunities) 1,92
Faktor Kekuatan (Strengths) 0,65
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAB. ASAHAN

a. Subsistem Agribisnis Hulu


Pengadaan sarana produksi Strategi untuk mengembangan agribisnis hulu yaitu
membentuk sarana produksi yang berfungsi sebagai penyedia bibit, pupuk, serta
pengaadaan alat pengolah hasil produksi sehingga hasil produk bisa diolah lebih lanjut oleh
petani sehingga dapat meningkatkan nilai jual.
b. Subsistem Budidaya
Peningkatan sumber daya manusia, penyuluhan dan pelatihan tentang budidaya. Adapun
strategi dalam memelihara dan menjaga kualitas yaitu dengan cara meningkatan
sumberdaya manusia bertujuan untuk meningkatkan produktifitas, kualitas produksi petani
dan untuk menambah nilai jual produk maka perlu adanya pengolahan produk lebih baik.
Maka dari itu perlu strategi dalam mengembangkan sumber daya manusia seperti pelatihan
tentang budidaya hingga pasca panen serta penggunaan alat pengolah dan pelatihan tentang
mengelola tanaman secara efiesien.
Pemanfaatan Lahan Secara Efisien Meningkatnya kebutuhan lahan terus terjadi dari tahun
ke tahun. Pemanfaatan yang tidak tidak tepat guna mendorong timbulnya kerusakan
lingkungan. Alih fungsi lahan yang tidak terkendali tidak baik bagi keberlangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, perlu strategi terencana dan terpimpin
agar penggunaan lahan tidak terkesan boros dan menyimpang jauh dari harapan yang
dikehendaki oleh siapapun.
c. Subsistem Agribisnis Hilir
Pengembangan pemasaran Strategi untuk pengembangan pemasaran dapat dilakukan petani
atau pengusaha agribisnis dengan cara petani harus mengetahui kemana harus menjual hasil
produksinya, serta jalur-jalur mana yang harus dilalui. Kemudian petani harus mencari
informasi mengenai perkembangan harga serta mengadakan promosi. Agar petani
mendapatkan harga yang stabil maka strategi yang perlu dilakukan adalah membentuk
rantai pemasaran yang lebih efisien dan meminimalisir dana yang dikeluarkan pada tahap
penjualan yaitu dengan membentuk sarana pengumpul tingkat kecamatan agar petani tidak
harus lagi menjual keluar kecamatan dan kota. Pengembangan pemasaran juga bertujuan
untuk memperluas kerjasama usaha tani.
d. Subsistem Jasa Layanan Pendukung (kelembagaan)
Pengadaan kelembagaan yang mampu meningkatan modal dalam kegiatan agribisnis.
Strategi untuk mengembangkan modal bagi petani kayu manis di kecamatan adalah
membentuk Koperasi Unit Desa (KUD) dengan cara bekerja sama dengan pemerintah
kecamatan dan investor untuk menanamkan modal. Koperasi tersebut dapat difungsikan
sebagai unit peminjaman modal.
Pembentukan kelompok tani
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan
permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat
potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat
berkembang secara optimal dan mendukung pembangunan pertanian.
PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAB. ASAHAN

1. Meningkatkan peran pemerintah dalam peningkatan pengembangan agribisnis dengan


memanfaatkan potensi yang ada melalui kegiatan:
a. Melakukan penyuluhan kepada petani tentang pengembangan agribisnis dengan
memaksimalkan penggunaan lahan untuk memperluas usahatani.
b. Melakukan pelatihan teknis atau studi banding kepada kelompok tani ke daerah
pengembangan komoditi untuk meningkatkan keterampilan petani terhadap
peningkatan produksi komoditi.
2. Meningkatkan motivasi petani mengingat adanya permintaan pasar dan masih terbukanya
peluang peningkatan produksi.
a. Mengupayakan penyediaan akses informasi pasar guna memenuhi permintaan pasar.
b. Mengupayakan perbaikan infrastruktur untuk mempermudah petani dalam
melakukan usahatani dan pendistribusian atau pemasaran produksi.
c. Mengupayakan bantuan modal usahatani untuk pembiayaan usahatani.
3. Meningkatkan pembinaan oleh PPL dalam peningkatan produksi dan transformasi produk
sehingga terbukanya peluang agribisnis oleh petani.
a. Melakukan penyuluhan tentang pengenalan agribisnis dan cara membudidayakan
yang baik.
b. Melakukan pembinaan keterampilan dalam mengolah produk menjadi produk
olahan atau peningkatan nilai lebih terhadap komoditi pertanian.
c. Melakukan penyuluhan tentang peluang agribisnis.
4. Program Pengembangan strategi pemasaran
Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya terutama
menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan,
keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang sudah mulai mengubah paradigma
pemasaran menjadi menjual apa yang diinginkan oleh pasar (konsumen).
5. Program dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis.
Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga
pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan dari perbankan
akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah. Selama ini yang terjadi
adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada agribisnis daerah, khususnya pada
on farm agribisnis.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai