Anda di halaman 1dari 24

KIMIA ORGANIK

BAHAN ALAM
Oleh Kelompok 04
Gelombang 3
“ANGGOTA”
Kelompok 4

M. Usamah
Aldi Pangestu Gilang Deka
Abdul
Jaelani Pratama
Quddus

(1918286) (1918355) (1918410)


JUDUL
JURNAL
Antimicrobial Activity of Terpenoids
Extracted from Annona muricata Seeds and
its Endophytic Aspergilus niger Strain SH3
Either Singly or in Combination
Abstrak
Annona muricata ( Annonaceae) adalah spesies tumbuhan tropis yang terkenal
dengan buahnya yang dapat dimakan. Disebut juga dengan buah sirsak. Buah ini
memiliki beberapa khasiat untuk pengobatan dan juga memiliki efek toksik. Ekstrak dari
A. muricata terkenal karena aktivitas antimikroba, antiradang, antiprotozoa, antioksidan,
insektisida, larvasida, dan sitotoksik. Annona muricata memiliki aktivitas antimikroba
terhadap berbagai mikroorganisme patogen yang mendukung etnomedisinalnya untuk
pengobatan berbagai penyakit infeksi.

Hasil dari penilitian ini adalah endofit A.Strain niger SH3 dan ekstrak biji annona
menunjukan kandungan terpenoid yang tinggi ditunjukan dengan intesnsitas warna
cokelat kemerahan yang tinggi. Pada analisis GC-MS menemukan enam senyawa
terpenoid dari ekstrak endofit A.niger SH3 dan empat senyawa dari ekstrak biji dengan
waktu retensi yang yang berbeda. Uji antimikroba dilakukan dengan menggunakan
ekstrak A.niger Strain SH3 dan ekstrak biji annona secara tunggal atau kombinasi
terhadap S.aureus, P.aeruginosa, E-coli, dan C.albicans.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Annona muricata Bioaktivitas


(buah sirsak) “Terpenoid”
1.2 1 . 3 M A N FA AT
TUJUAN
Makalah ini bertujuan Makalah ini bermanfaat
untuk mengetahui untuk mengetahui
aktivitas mikroba aktivitas mikroba
terpenoid yang di ekstrak terpenoid dari ekstrak
dari biji annona Biji Annona nuricata
muricata dan endofit dan endofit jamur
Aspergillus niger strain Aspergellus niger
SH3 baik tunggal
maupun kombinasi.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
Menggunakan GC / MS (Agilent Technologies 7890A) yang dihubungkan dengan
detektor selektif massa (MSD Agilent 7000) yang dilengkapi dengan apolar Agilent
HP-5 ms (5% -phenyl methyl polysiloxane) kolom kapiler (30 m × 0,25 mm) id dan
ketebalan film 0,25 µm). Gas pembawa adalah helium dengan kecepatan linier 1
ml / menit.
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah biji dan buah dari Annoa muricata yang
dikumpulkan dari pertanian Abo-Rawash, Mesir. Benih disterilkan di permukaan
kemudian dikeringkan dengan udara sebelum digiling menjadi bubuk pada suhu
kamar dan ditimbang.
2.2 Cara Kerja
2.2.2 Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit dari Biji, Daging Buah, dan
Kulit Sirsak (A. Muricata)
Bagian A. muricata untuk 2 buah A. muricata Buah dikupas dan dipotong secara
diisolasi dan identifikasi segar disterilkan pada aseptik, diperoleh daging buah dan
dipisahkan dari tanamannya bagian kulit luarnya kulit buah segar

Pertumbuhan jamur
disubkultur untuk
menghasilkan kultur murni Pelat kemudian diinkubasi Potongan kecil kemudian
pada cawan Cazpex-dox pada suhu 25-27° C sampai dilapisi pada media (PDA)
dalam kemiringan dan pertumbuhan jamur dari yang mengandung
disimpan pada suhu 4 ° C eksplan dapat diamati kloramfenikol

Prosedur yang sama diterapkan pada daging buah dan kulit buah busuk dimana
buah ditempatkan dalam kantong polietilen steril dan disimpan selama satu
minggu untuk memungkinkan pembusukan. Isolasi jamur endofit dari Annona
Benih dilakukan dengan menambahkan serbuk biji pada permukaan piring,
kemudian diinkubasi. Isolasi endofit jamur teridentifikasi secara morfologis dan
mikroskopis menurut Moubasher.
2.2.3 Ekstraksi Terpenoid dari Biji Sirsak (Annona)

Dimasukkan etanol Pasangkan pada orbital shaker, Ekstrak pekat kemudian


sebanyak 250 mL dan 20 untuk dlakukan ekstraksi secara disimpan dalam desikator
g serbuk biji A.muricata agitasi sebanyak 3 kali selama vakum pada suhu kamar
dalam erlenmeyer 48 jam untuk digunakan lebih lanjut

2.2.4 Ekstraksi Terpenoid dari Jamur Endofit Sirsak (Annona)

Jamur yang diisolasi ditanam Setelah 3 minggu Pada filtrat kultur,


pada labu standar 2 L yang pembiakan pada 25˚C ditambahkan 0,25 g natrium
berisi 500 mL Potato cairan kultur dilewatkan karbonat dengan sering
Dextrose Broth melalui empat lapis kain diguncang
katun tipis untuk
menghilangkan padatan.

dipekatkan dan diuapkan kemudian terpenoid diekstraksi


sampai kering. Residu dengan pelarut etil asetat
disimpan untuk analisis
selanjutnya
2.2.5 Uji Kualitatif Terpenoid (uji Salkowski)

5 ml ekstrak dicampur Pewarnaan coklat kemerahan


dengan 2 ml kloroform yang menunjukan hasil positif
dan 3 ml H2SO4 untuk keberadaan terpenoid.

2.2.6 Analisis GC-MS dari Terpenoid Jamur dan Biji

Analisis dilakukan menggunakan GC Identifikasi komponen didasarkan pada


/ MS dengan detektor selektif massa, perbandingan spektrum massa dan
yang memakai gas pembawa helium waktu retensi dengan senyawa otentik

2.2.7 Uji Aktivitas Antimikroba

Aktivitas antimikroba terpenoid diuji Patogen ekstrakJamur dan


pada ekstrak dari jamur endofit, diinokulasi Annona diaplikasikan
ekstrak biji secara tunggal, dan dalam dengan cara pada permukaan pelat
kombinasi diuji terhadap satu spesies menggoreskan pada 5 mg / disk yang
bakteri Gram + ve (Staphylococcus permukaan dilarutkan dalam
aureus), dua spesies bakteri Gram -ve media yang DMSO
(Escherichia coli dan Pseudomonas disterilkan
aeruginosa) dan satu spesies jamur
( Candida albicans)
Cawan petri diinkubasi Sensitivitas kemudian Ampisilin (5 mg / cakram)
pada suhu 37 ° C ditentukan dengan digunakan sebagai kontrol
selama 48 jam untuk mengukur diameter rata- positif untuk bakteri. Amfoterisin
spesies bakteri dan 25 rata zona hambat dalam B (5 mg / cakram) digunakan
° C selama 72 jam mm sebagai kontrol positif untuk C.
untuk Candida albicans

 2.8.1 Penentuan Aktivitas Relatif Tes kontrol hanya untuk


Aktivitas relatif dari ekstrak yang diuji mengenai pelarut juga dilakukan.
kontrol positif dihitung dengan menggunakan rumus :
Aktivitas relatif dari ekstrak uji =
Dimana :
x: total area penghambatan ekstrak uji
y: luas total penghambatan pelarut
z: total area penghambatan obat standar
3.1 Hasil BAB III
3.1.1 Isolasi dan identifikasi jamur endofit
Sumber
Buah
Biji TC dan FR (%)
HASIL DAN
Buah
Bulir Kulit
Fr
PEMBAHASAN
TI Fr (%) TI Fr (%) TI Fr
(organisme F R F R S (%) TC
alami)
(F) (F) (R) (R) (S)
(S)
(%) Jamur endofit yang diisolasi dari
Aspergillus berbagai bagian A. muricata (buah
0 8 1 3 0 1 3.33 11 39.28 0 0 12 18.4
niger keadaan segar dan busuk serta
Aspergillus biji). Sebanyak 65 isolat jamur
niger strain
SH3
5 6 4 6 4 9 30 12 42.86 4 57.14 25 38.5 terdeteksi pada tanaman A.
muricata yang merupakan 6
Penicillium
glabrum 3 0 1 0 2 4 13.33 0 0 2 28.57 6 9.23 spesies jamur endofit yang diwakili
oleh 3 genera. Genus Aspergillus
Penicillium
jensenii 2 0 1 0 0 3 10 0 0 0 0 3 4.61 merupakan genus yang paling
banyak muncul yaitu dengan 37
Penicillium
sclerotium
isolat dan 2 spesies, diikuti oleh
2 2 4 3 0 6 20 5 17.86 0 0 11 16.9
Penicillium dengan 20 isolat dan 3
Rhizoctoni spesies. Genus yang paling tidak
a solani 5 0 2 0 1 7 23.33 0 0 1 14.28 8 12.4 dominan adalah Rhizoctonia yang
Total merupakan satu spesies dengan 8
17 16 13 12 7 30 46.15 28 43.08 7 10.77 65 100
Count isolat.

F = buah segar; R = buah busuk; S = biji; TC = total hitungan (cfu/ml); TI = total isolat; Fr (%) = frekuensi
Persentase frekuensi spesies jamur
endofit yang diisolasi dari berbagai Total isolat jamur endofit yang diisolasi dari berbagai
bagian A. muricate bagian A.muricata

Persentase Frekuensi

12% 18%
Total Isolat
35
17%
30
38% 25
5% 9%
20
15
10
Aspergillus niger Aspergillus niger SH3 5
Penicillium glabrum Penicillium jensenii
0
Penicillium sclerotium Rhizoctonia solani Biji Buah Busuk Buah Segar

Total Isolat

Genera jamur Aspergillus, Penicillium, dan


Rhizopus yang diisolasi dari A. muricata sebagai
endofit Dapat disimpulkan bahwa di antara flora
endofit, genera Aspergillus merupakan cendawan
kelompok inti Annona dengan frekuensi kolonisasi
56,9%.
3.1.2 Penetapan Terpenoid

Uji kualitatif terpenoid (Uji Salkowski) yang


Ekstrak (tes Salkowski) Intensitas Warna dihasilkan oleh spesies jamur endofit yang
diisolasi dari A. Muricata dan ekstrak biji
Ekstrak bulir - menunjukkan intensitas warna coklat
Ekstrak biji ++ kemerahan yang tinggi dimana hal tersebut
Ekstrak jamur   mengindikasikan konsentrasi terpenoid
yang tinggi. Selanjutnya kombinasi ekstrak
A. niger ++
biji dan A. niger strain SH3 menunjukkan
A. niger strain SH3 +++ terpenoid yang tinggi

P. glabrum -
P. jensenii +
P. sclerotum -
R. solani +

Ekstrak campuran (A.


niger strain SH3 dan +++
ekstrak biji)

+ = rendah; ++ = sedang; +++ = tinggi; - = tidak ada sama sekali


3.1.3 GC-MS dari terpenoid dalam ekstrak A. niger strain SH3 dan Biji A. Muricata
Area (%) Waktu Retensi
Terpenoid
(menit)
Sepuluh senyawa
terpenoid dideteksi di
1’,1’.Dicarboxy.1á,2á.dihydro.3’H.cycloprop[1,2]cholesta.1,4,6.trien.3.on
e
1.55 30.98 antara enam
Tetra.tert.but
senyawa dari ekstrak
2,6.di(3.propenyl).3,7.imethoxybiycyclo(3.3.0)octa.3,7.diene.2,4,6,8dicar 1.82 31.98 A.Niger strain SH3
boxylate dengan waktu retensi
25-Norisopropyl-9,19-cyclolanostan-22-en-24-one,3-acetoxy-24-phenyl-
2.17 34.35
yang berbeda-beda
4,4,14-trimethyl dan ekstrak biji A.
Silane,[(3a',5a',11a',20S)-pregnane- 3,11,17,20,21-
1.77 38.59 muricata
pentayl]pentakis(oxy)]pentakis.trimethyl
Anodendroside G, monoacetate (CAS) 1.38 39.29
3-[(Z)-2-Phenylethenyl]cholestan-2-one 1.54 45.70
Ekstrak A. niger
2,4,6,8,10-Tetradecapentaenoic acid,9a(acetyloxy)-
1a,1b,4,4a,5,7a,7b,8,9,9a- decahydro-4a,7b-dihydroxy-3-
strain SH3
0.24 33.50
(hydroxymethyl)1,1,6,8-tetramethyl-5-oxo-1H- Cyclopropa[3,4]benz[1,2-
e]azulen-9- yl.ester
Biji A. Muricata
4,6,8(14)-Cholestatriene 0.14 39.00
4-O-Methylphorbol 12,13-didecanoate 0.23 45.01
Pregnan-18-oic acid 3,9,11,20-tetrol, 3,11- diacetate, 18,20-lactone 0.23 46.75
Aktivitas antimikroba ekstrak
3.1.4 Aktivitas Antimikroba biji dan jamur secara tunggal
Aktivitas antimikroba ekstrak A. niger strain SH3 yang diisolasi dari A. atau kombinasi menunjukkan
muricata dan ekstrak biji (tunggal dan kombinasi) bahwa kedua ekstrak memiliki
aktivitas antimikroba terhadap
Diameter zona inhibisi (mm)   spesies bakteri gram + ve dan
Patogen spesies bakteri gram-v, tetapi
Mikroorganisme Kontrol Kontrol Ekstrak A. Ekstrak Ekstrak C. albicans resisten terhadap
Negatif Positif niger Biji Gabungan salah satu dari keduanya
 
strain secara tunggal dan dalam
SH3 kombinasi. P. aeruginosa
Bakteri Gram + 0a ± 21a ± 0.1 12b ± 0.5 11a ± 0.0 10a ± 0.0 sangat rentan terhadap aksi
ve 0.0   penghambatan kedua ekstrak.
S. Aureus Bakteri Selain itu, E. coli dan S.
E. coli 0a ± 25b ± 0.0 14a ± 0.0 12a ± 0.0 11b ± 0.5 aureus masing-masing sangat
 
0.0 sensitif. Ekstrak gabungan
P. aeruginosa 0a ± 25a ± 0.1 15a ± 0.0 13b ± 1.5 12a ± 0.0 menunjukkan penurunan
 
0.0 aktivitas antimikroba yang
Ragi C. albicans 0a ± 21b ± 0.0 0a ± 0.0 0a ± 0.0 0a ± 0.0 dapat dikaitkan dengan efek
 
0.0 Antagonis antara ekstrak biji
dan ekstrak endofit A. niger
strain SH3
Aktivitas relatif dibandingkan dengan kontrol positif
standar
Patogenik Aktivitas Relatif (%) Hasil aktivitas antimikroba ekstrak A. niger
Ekstrak A. strain SH3, ekstrak biji dan kombinasinya
Mikroorganisme Ekstrak dibandingkan dengan kontrol positif baik
niger strain Ekstrak Biji Campuran
 
SH3 Ampicillin maupun Amphotericin B untuk
mengevaluasi persentase penghambatan
S. aureus 32.65 27.43 22.67 relatifnya, dimana ekstrak A. niger strain
        SH3 menunjukkan persentase
E. coli 31.37 23.04 19.36 penghambatan relatif maksimum terhadap
        P. aeruginosa (36%), (32,65%) terhadap
P. aeruginosa 36.00 27.05 23.05 S. aureus (31,37%) terhadap E. coli diikuti
        dengan ekstrak biji dan ekstrak kombinasi
C. albicans 0.00 0.00 0.00 menunjukkan persentase paling sedikit
   
Persentase Aktivitas relatif A. niger strain SH3 dan
ekstrak bijinya baik secara tunggal maupun kombinasi

Persentase Aktivitas Relatif

40%

35%

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
S. aureus E. coli P. aeruginosa C. albicans

A. niger SH3 Ekstrak Biji Ekstrak Campuran


BAB V
KESIMPULAN

Annona muricata dengan jamur endofitnya memiliki


peran penting sebagai agen antimikroba terhadap
mikroorganisme tertentu. Dengan begitu, Annona
muricata dapat digunakan untuk pengobatan banyak
infeksi yang dapat dikaitkan dengan adanya
terpenoid
 
HASIL DISKUSI

1. Pertanyaan Muhammad Sidiq Al Penjawab : Gilang Deka Pratama (1918355)


Jawaban : karena kontrol positif dibuat
Hafid Anwar (1918409)
sebagai kontrol metode yang bertujuan untuk memastikan metode yang dilakukan
“Pada uji aktivitas antimikroba Kenapa
sudah benar atau belum yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat. Disini
c.albicans menggunakan amforterisin c.albicans adalah jamur bukan bakteri seperti yang lain maka dari itu tidak
B sebagai kontrol positif bukan menggunakan ampisilin karena ampisilin bukan senyawa antijamur melainkan
menggunakan Ampisilin ?” antibakteri jadi tidak bisa dijadikan kontrol positif untuk C.albicans. Dan alasan
digunakan amforterisin B adalah karena Amphotericin B masih sensitif terhadap
C. albicans. Maka dari itu dijadikan kontrol positif.
HASIL DISKUSI
2. Pertanyaan Avisani Dewanta
Penjawab : Muhammad Usamah Abdul Quddus Lubis (1918410)
(1918310)
Jawaban : pada saat uji kualitatif terpenoid (salkowski) memang
“Kenapa pada uji aktivitas antimikroba,
dihasilkan kalau ekstrak A nigger strain SH3 dan ekstrak Biji A.
pada bagian ekstrak gabungan
Muricata memiliki kandungan terpenoid yang cukup tinggi, nah tetapi
aktivitasnya menurun padahal kedua
ketima kedua ekstrak ini digabung maka akan mengakibatkan efek
ekstrak tersebut sama sama mengandung
antagonis yaitu keadaan ketika efek dari suatu senyawa atau obat
terpenoid, bukannya seharusnya
menjadi berkurang atau hilang sama sekali, dimana disebabkan oleh
aktivitasnya lebih tinggi?”
keberadaan senyawa lainnya. Maka dari itu ketika uji aktivitas
antimikroba aktivitas ekstrak gabungan menurun.
HASIL DISKUSI
Penjawab : Gilang Deka Pratama (1918355)
3. Pertanyaan Indah Rizki
Jawaban : di jurnal yang kita bahas ini dia tidak membahas tentang
Amelia (1918367) efek samping dari terpenoid itu sendiri, namun menurut Armelle T
“Disini kan dibahas tentang mbaveng peneliti dari afrika lewat jurnalnya berjudul "Harmful and
manfaat terpenoid sebenarnya ada protective Effects of terpenoids from african medicinal plants" ada

efek samping gak sih dari terpenoid beberapa kompon terpenoid dari tanaman di afrika yang
menunjukan toxic effects yang menyebabkan masalah
itu sendiri?”
gastrointestinal (pendarahan saluran pencernaan) dan gangguan
pada sistem saraf pusat, tapi karena jurnalnya kita dapat dari
website researchgate. Kita gak bisa baca full isi jurnalnya
HASIL DISKUSI
Penjawab : ALDI PANGESTU JAELANI (1918286)
Jawaban: Untuk sifat toksiknya, pada jurnal ini tidak dibahas. Namun menurut jurnal yg
4. Pertanyaan Virani Haura
sudah saya baca dari Putu Nita Cahyawati berjudul EFEK FARMAKOLOGI DAN
Syamsudin (1918498) TOKSISITAS SIRSAK, menyebutkan perlu adanya banyak penelitian dan pengkajian
mengenai efek toksisitas ini, dan keamanan A.Mucirata. kemudian didalam jurnalnya
“Dalam abstrak tadi menyebutkan
juga menyebutkan pada pemberian ekstrak A.Mucirata ke hewan percobaan, dalam dosis
bahwa buah ini memikiki efek yang rendah hingga sedang tidak menimbulkan efek toksisitas, namun pada dosis yg

toksik? Nah efek toksiknya itu apa? tinggi dapat menimbulkan kerusakan ginjal yg mengarah pada gagal ginjal.
ada beberapa senyawa yang diisolasi dari A.Mucirata ini menunjukan efek neurotoksik
Dan berbahaya ga sih untuk baik secara in vitro maupun in vivo. Yang terkuat ada pada ektrak dagingnya yang

manusia?” menyebabkan 67% kematian sel hewan pada konsentrasi 1miu g/mL. Tetapi hingga saat
ini masih harus dilakukan banyak sekali penelitan untuk mengidentifikasi dan mengukur
kandungan senyawa fitokimia beracun, perlu juga banyak penelitian untuk menguji
keamanan A.Mucirata ini, dosis optimal untuk farmakologi, serta profil toksisitas baik
akut maupun kronis.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai