Anda di halaman 1dari 15

OSTEOMIELITIS

KRONIS N I K A FA U Z I A H

1 2 1 0 0 11 8 1 6 2

PRECEPTOR
DENI HERMANA. DR., SPOT

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

SMF ILMU BEDAH

FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I S B A

RUMAH SAKIT AL ISLAM BANDUNG

2019
OSTEOMIELITIS KRONIS
DEFINISI

Osteomyelitis kronis umumnya merupakan lanjutan dari osteomyelitis akut yang tidak
terdiagnosis atau terapi yang tidak adekuat pada osteomielitis hematogenik akut
menyebabkan terjadinya infeksi yang menetap dan menjadi kronik, atau relatif berhenti untuk
kemudian muncul kembali di lain waktu (rekuren).
EPIDEMIOLOGI

Angka kejadian penyakit ini tergantung dari angka kegagalan penanganan osteomielitis
hematogenik akut, akibat:
• Kegagalan / keterlambatan diagnosa
• Kegagalan terapi antibiotik
• Kegagalan tindakan bedah yang diperlukan saat fase akut
ETIOLOGI

Umum Adults (>16 tahun)


• Staphylococcus aureus (70%-80%) • Staphylococcus epidermidis
• Streptococcus pyogenes, • S. aureus
• Proteus Mirabilis, • Pseudomonas aeroginosa
• Aeruginosa • E. coli
• Pseudomonas
• E. coli
Trombosis
Infeksi Hematogen area nekrosis avaskular Abses
pembuluh darah lokal

Akumulasi pus dan peningkatan tekanan lokal

Pus tersebar hingga ke korteks melalui


sistem Havers dan kanal Volkmann

Terkumpul dibawah periosteum

Pus keluar dari korteks, menembus Rasa nyeri lokalisata Menstimulasi pembentukan
soft tissues - permukaan kulit involukrum periosteal (fase
disekitarnya, membentuk suatu sinus kronis)
drainase.
A: Infeksi menyebabkan inflamasi pada metafisis tulang.jaringan tulang tidak dapat meregang sehingga terjadi peningkatan
tekanan intraosseus
B: Yang menghalangi aliran lebih lanjut akibatnya jaringan tulang mengalami iskemia dan nekrosis. Penyebaran infeksi akan
mencari jalan keluar sehingga mebentuk fistel
C: Bagian tulang yang mati akan terlepas dari tulang yang hidupdan disebut sebagai sekuester sedangkan rongga di tengah
tulang disebut involukrum
MANIFESTASI KLINIS

• Nyeri tulang terlokalisir


• Pyrexia
• Redness and tenderness recurred
• Cairan yang keluar dari luka / sinus setelah operasi, yang bersifat menahun.
• PF : sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi dengan nyeri tekan.
• Sekuestrum yang menonjol keluar melalui kulit.
• Riwayat fraktur terbuka atau osteomyelitis pada penderita
DIAGNOSIS
• Anak sudah melewati fase
septikemia akibat
osteomielitis akut
• Gejala sistemik lebih
ringan dibanding akut
• Terdapat nyeri lesi residual
disertai pembengkakan,
nyeri tekan, dan terdapat
satu atau beberapa sinus
• Laboratorium: ↑↑ laju
endap darah, leukositosis
↑↑titer antibodi anti-
stafilokokus
• Pemeriksaan kultur dan uji
sensitivitas diperlukan
untuk menentukan
organisme penyebabnya.
RADIOLOGI (X-ray examination)
• Tampak gambaran sekuestrum, rarefaksi lokal, sklerosis, dan pembentukan tulang periosteal.
Mirip dengan gambaran osteosarkoma dan Ewing’s sarcoma.
• Abses Broadie juga akan tampak seperti lesi osteolitik neoplasma.
• Sinogram (pada sinus) juga dapat ditentukan lokasi infeksi pada tulang.
KLASIFIKASI

CIERNY-MADER
Sistem staging untuk osteomielitis yang
diklasifikasikan berdasarkan penyebaran
anatomis dari infeksi dan status fisiologis
dari penderitanya

Stadium 1 – medular

Stadium 2 – korteks

Stadium 3 – medular dan kortikal yang terlokalisasi

Stadium 4 – medular dan kortikal difus


STAGING

• Stage 1 atau 2 dengan tipe host A  hasil pengobatannya


baik
• Stage 1-3 dengan tipe host B jika infeksi terlokalisir dan
tulang masih dalam kontinuitas dan stabil  masih ada
peluang pemulihan
• Tipe host C  prognosisnya buruk
• Stage 4 (misal pada infeksi difus yang tidak terobati) : operatif
dikontraindikasikan, pilihan terbaik pengobatan paliatif jangka
panjang  Supression Treatment. Dapat disarankan
amputasi.
TATALAKSANA
• Osteomielitis kronik tidak akan pernah sembuh selama sekuestrum belum dihilangkan. Baik secara
alami (melalui pembentukan sinus) ataupun melalui sekuesterektomi.
• Terapi antibiotik diterapkan secara sistemik dan lokal
• Untuk membersihkan abses residual dapat dilakukan operasi saucerization, di mana permukaan tulang
dibuka hingga ke dasar abses membentuk mangkuk. Setelah dilakukan sekuesterektomi dan sauserisasi
maka larutan obat AB dialirkan ke dalam ruang tsb menggunakan infus yg kontinu, dan pus dialirkan
dengan drainase.

Antibiotik Local Treatment Operasi


• Fusidic acid • Insisi • Setelah eksaserbasi
• Clindamycin • Drainase akut
• Cephalosporine • Pengeluaran jaringan
• Vancomycin and nekrotik
teicoplanin • Drainase dan irigasi
KOMPLIKASI
1. Kontraktur sendi
2. Fraktur patologis
3. Amyloid disease
4. Degenerasi maligna pada epidermis (karsinoma epidermoid) akibat terbentuknya sinus selama
bertahun-tahun

PROGNOSIS
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai