PSIKIATRI
Mek.defensif ini bisa terdapat pada orang normal. Pada gangguan paranoid
(psikosis/skizofrenia paranoid) proyeksi ini merupakan mek. defensif utama dan
bisa berkembang menjadi waham (delusi) dan halusinasi.
Waham a/ keyakinan diri yg salah (tidak sesuai dan tidak didukung fakta) dan
tidak dapat dikoreksi (dalam wawancara psikiatri keyakinan tsb akan
dipertahankan).
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal adanya “suara hati nurani (suara dari
dalam diri sendiri)” yg dalam kondisi normal berhasil memaksa individu
mengakui dan menginsafi kesalahan diri sendiri.
Pada gangguan jiwa khususnya gangguan psikosis “suara hati
nurani menjadi bukan suara hati sendiri tapi seolah-olah
datang dari luar diriya”. Gejala tersebut merupakan dasar
terciptanya halusinasi.
Dengan melamun tersebut ia menjadi tidak takut lagi, walaupun rangsangan luar
tersebut merupakan rangsangan keras bagi dirinya. Dengan cara demikian maka
masalah real (nyata) tidak menganggu indv. tersebut. Ia dapat menarik diri ke
dalam dunia fantasi atau melamun.
Dengan cara melamun tersebut ia dapat :
- Mengubah arti dari kejadian (keadaan) yg dialaminya
- Memperoleh kepuasan (kesenangan) terhadap apa yg diinginkan
tanpa berbuat sesuatu (melamun merupakan mencari kepuasan
dalam fantasi)
Melamun (day dreaming) masih dianggap normal bila
dilakukan sebentar-sebentar kemudian indv.
menyadari bahwa ia melamun.
Indv. menggunakan mek. defensif ini terlihat seolah-olah tidak takut, tidak
peduli malahan terlihat gembira berlebihan. Padahal secara mendalam
(Unconscious level) sangat takut atau sedih.
6. Denial (Penyangkalan)
Hal ini berupa perlindungan diri terhadap kenyataan yang tidak
menyenangkan dengan menolak (mengingkari) hal tersebut.
Ansietas yang terjadi dapat dikurangi atau dihindari dengan mengaku
“tidak ada” terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan, perbuatan
memalukan atau yang membangkitkan perasaan bersalah.
7. Rasionalisasi
Mek. defensif ini berupa berusaha membuktikan bahwa tindakan/perbuatan yang
dilakukan adalah “rasional” (masuk akal) dan benar sehingga dapat disetujui diri
sendiri dan masyarakat.
Misalnya:
- Tidak lulus ujian dikatakan karena guru
tidak bisa mengajar, killer, dsb.
- Nilai ujian jelek dikatakan karena guru
dendam.
8. Identifikasi
Dengan mek. defensif identifkasi indv. menambah rasa harga diri dengan cara
meyamakan dirinya dengan orang lain atau instansi yang punya nama/kekuatan.
Misalnya :
- Menurut Bapak Kepala Sekolah mencontek tersebut tidak baik
- Menurut Bapak Hakim, perbuatannya bisa di hukum
9. Regresi
Dengan regresi terjadi kemunduran ke tingkat perkembangan yang lebih rendah dengan respon
kurang matang.
Misalnya :
- Merajuk karena tidak dikabulkan
permintaannya.
- Berguling-guling di tanah (Tempre Tantrum) karena di sakiti
hatinya.
- BAB/BAK di celana.
Mek. defensif ini dominan digunakan pada Skizofrenia Hebefrenik sehingga penderitanya dapat
telanjang, makan kotoran, sampah, dsb.
10. Sublimasi
Dengan sublimasi indv. Mencari kepuasan dengan kegiatan-kegiatan non-seksual/agresif yang dapat
diterima lingkungan/masyarakat untuk menghilangkan atau menahan dorongan seksual/agresif.
Mek. Defensif ini paling baik dan paling berhasil. Sebagian besar profesi individu sebagai
sublimasi.
Misalnya :
- Dorongan agresif (berkelahi) disalurkan dengan OR tinju
- Dorongan seksual dapat tersalur dengan aktif menari (balet)
11. Kompensasi
Dengan mek. defensif ini indv.menutupi kelemahan/kegagalan dengan
mewujudkan/menonjolkan sifat2 yang diingini. Atau pemuasan secara berlebihan dalam satu
bidang karena mengalami frustrasi/kegagalan dalam bidang lain.
Misalnya :
- Masuk fakultas keperawatan karena kegagalan
masuk kedokteran
- Mencintai seseorang karena gagal mendapatkan kasih sayang
seseorang
Pada gangguan histerik dengan menukar perasaan cemas dengan gangguan fungsi organ/kepribadian
(konversi) maka penderitanya menjadi tenang. Ini sebagai keuntungan primer (Primary Gains).
Karena terjadinya gangguan funsi organ/kepribadian maka indv. sering mendapat perhatian, dispensasi,
belas kasihan, dsb. Ini merupakan keuntungan sekunder (Secondary Gains).
Karena keuntungan primer dan sekunder tersebut terlihat seolah-olah penderitanya senang dengan
gangguan tersebut ( tidak mau sembuh).
14. Reaksi Formasi (Pembentukkan Reaksi)
Mekanisme ini berhubungan erat dengan repressi.
Kesadaran mengenai suatu impuls (biasanya impuls2 tidak
baik) dihindarkan dengan tingkah laku berlawanan.
Misalnya :
- Impuls permusuhan terhadap orang tua
membangkitkan tingkah laku over protective
(terlalu melindungi).
- Membohongi pasangan membangkitkan sifat2
terlalu memperhatikan
15. Peniadaan (Undoing)
Sebaliknya bila Ego tidak mampu menuntun Id dan terjadi perbuatan tidak
baik, maka SE akan menghukum Ego, dirasakan perasaan
bersalah/berdosa.
2. KEPRIBADIAN SIKLOTIMIK
Ditandai oleh alam perasaan (mood) bergelombang antara
gembira dan murung. Individu biasanya memiliki postur tubuh
Pycnicus (gemuk, berlemak, muka kemerah-merahan).
Cenderung mengalami Gangguan (Psikosis) Manik-Depresif.
Continous ……….
3. KEPRIBADIAN SKIZOID
Memiliki ciri2 : emosi dingin, afek datar, kurang mampu mengekspresikan
kehangatan, kelembutan dan kemarahan, tidak peduli terhadap
pujian/kecaman, menyendiri, banyak fantasi, kurang sensitif terhadap
norma/kebiasaan dan tidak memiliki teman dekat/akrab.
Individu cenderung mengalami Skizofrenia.
8. KEPRIBADIAN NARSISISTIK
Individu memiliki perhatian terlalu berlebihan terhadap diri
sendiri. Terlihat dengan cara berdandan berlebihan, terlihat
agar tetap cantik dan menarik, lebih memperhatikan
(mencintai) diri sendiri.
Continous ………..
- Perlu diperhatikan bahwa selama motif masih ada, semua persiapan untuk
suatu tindakan(aksi) masih tetap berlangsung.
Frustrasi (kecewa)
Tidak berhasil
Repressif
Keluhan/gejala tertentu
- Pada gangguan histerik fungsi badaniah atau mental hilang tanpa dikehendaki
penderita. Gejalanya sering timbul secara tiba2 bila penderita menghadapi keadaan
emosi (perasaan cemas) yang hebat. Dengan mengkonversi kecemasan kepada
gangguan fungsi organ atau mental, maka penderita menjadi tenang. Ini merupakan
keuntungan primer (primary gains). Akibat gangguan fungsi organ atau mental,
maka penderita mendapat pula bbrp keuntungan, seperti :
- mendapat perhatian berlebihan.
- mendapat bbrp fasilitas/dispensasi.
- diberikan cuti atau istirahat.
- dsb.
Keuntungan ini disebut keuntungan sekunder (secondary gains).
Akibat 2 keuntungan tersebut, maka seolah-oah penderita enggan sembuh dari
gangguan.
NEUROSIS HISTERIK
Neurosis histerik dibedakan menjadi 2 bagian :
a. Reaksi konversi (Neurosis histerik jenis histerik).
Kecemasan dikonversi dengan gangguan fungsi
sensori-motorik (lumpuh, kaku, anestesia,
analgesia, buta, tuli dsb).
b. Reaksi dissosiasi (Neurosis histerik jenis
dissosiatif).
Kecemasan dikonversi dengan pemisahan fungsi
kepribadian (amnesia, perubahan kesadaran,
kepribadian ganda, kesurupan dsb).
NEUROSIS DEPRESIF
Disini terjadi gangguan afek (mood) berupa afek depresif, tetapi tidak
menunjukkan tanda2 psikosis (seperti : waham,halusinasi, gangguan berat
dalam kemampuan daya nilai realitas lainnya).
Indikasi :
- Skizofrenia.
- Psikosis paranoid (gangguan waham menetap).
- Psikosis manik-depresif.
- gangguan tingkah laku pada Retardasi Mental.
Dosis :
- dosis awal 2 – 3 x 2,5 mg.
- dosis pemeliharaan 3 x 5 – 10 mg.
Efek samping :
- ngantuk, pusing lemas.
- Gangguan ekstra piramidalis.
- Occulogyric crisis.
- Hiperefleksi.
- Kejang-kejang grandmal.
Kontra indikasi :
- Depresi SSP.
- Koma.
- Gangguan liver.
- Dyscrasia darah.
- Hipersensitif.
3. Pirazine (taxillan)
Indikasi :
- Skizofrenia dengan agitasi, agresif, rasa permusuhan, halusinasi dsb.
- Depressi berat.
- Ansietas.
- Gangguan psikosomatik.
Dosis :
- dosis awal 3 x 50 mg.
- dinaikkan sampai 3 x 100 – 200 mg.
Efek samping :
- ngantuk, lesu, lemas, hipoakti.
- Gangguan ekstra piramidalis jarang.
Kontra indikasi :
- Koma.
- Gangguan kardiovaskuler berat.
- Hipersensitif.
4. Haloperidol (haldol, serenace,
lodomer dsb)
Indikasi :
- Gangguan psikotik.
- Sindroma Gilles de la Taurette.
- Gangguan periaku pada anak.
Dosis :
- dewasa 1 – 6 mg / hari dengan dosis terbagi.
Efek samping :
- ngantuk.
- gangguan ekstra piramidalis (sering terjadi).
Haloperidol decanoas (haloperidol yang
dilarutkan dalam minyak) merupakan long
acting antipsychotic.
Kemasan dalam bentuk ampul 50 mg.
Dosis : 1 amp (50 mg) / 3 – 6 minggu.
Kontra indikasi :
- Depresi SSP.
- Koma.
- Penyakit parkinsonisme.
- Hipersensitif.
5. Pimozide (orap)
Indikasi :
- Gangguan skizofrenia kronik untuk memperbaiki sosialisasi.
Dosis : 2 – 8 mg / hari.
Efek samping :
- Jarang timbul gangguan ekstra piramidalis pada dosis terapeutik.
Kontra indikasi :
- koma.
- Hipersensitif.
- Depresi endogen.
- Penyakit parkinson.
6. Flupenazine
Untuk kasus-kasus akut diberikan Flupenazine HCl (anatensol)
dalam bentuk tablet dan injeksi.
Dosis :
- 2,5 – 10 mg / hari dengan dosis terbagi.
- Bila diperlukan dosis dapat dinaikkan sp 20 mg / hari.
Untuk kasus-kasus kronis diberikan Flupenazine decanoat
(flupenazine dilarutkan dalam minyak), sebagai long acting
anti psychotic (berefek panjang) --- Modecate injeksi(25 mg /
amp).
Dosis :
- awal : 12,5 mg / 2 minggu.
- bila efek samping ringan/tidak ada, ditingkatkan 25 mg / 3 – 6
minggu.
Efek samping :
- Tersering gangguan estra piramidalis.
- Tardive diskinesia persistent.
- Ngantuk.
- Mimpi2 aneh.
Kontra indikasi :
- hipersensitif.
- Depresi SSP berat.
7. Sulpiride (dogmatil)
Indikasi :
- Gangguan pikosis.
- Gangguan ansietas.
- Gangguan tingkah laku.
- Neurosis depresi.
Dosis :
- Untuk gangguan psikosis 400 – 1600 mg / hari.
- Untuk gangguan non psikosis 150 – 300 mg / hari.
Efek samping :
- jarang terjadi ganguan ekstra piramidalis.
- Gangguan tidur.
Dosis :
- Awal : 50 – 100 mg / hari, dapat dinaikkan 150 –
250 mg / hari.
- Bila toleransi baik dapat dinaikkan menjadi 300 – 500
mg / hari.
Efek samping :
- lesu, ngantuk, hipoaktif.
- Pada penderita sensitif dapat terjadi gangguan ekstra
piramidalis, sakit kepala, muntah atau gangguan
jantung.
Kontra indikasi :
- koma.
- Gangguan kardiovaskuler.
- Hipersensitif.
9. Thioridazine (melleril)
Indikasi :
- Gejala positif Skizofrenia.
Dosis :
- Awal (initial) : 3 x 50 – 100 mg / hari.
Kontra indikasi :
- koma.
- Depresi SSP berat.
- Diskrasia darh.
- Hipersensitif.
10. Perfenazine
(trilafon, perfenazine)
Indikasi :
- Gejala positif Skizofrenia.
- Dalam dosis rendah digunakan untuk nausea, vomitus
dan cegukan.
Dosis :
- 3 x 4 - 8 mg / hari.
Efek samping :
- Sering timbul gangguan ekstra piramidalis.
- Gangguan endokrin, seperti : laktasi meningkat, gnekomasti,
menstruasi terganggu, sukar eyakulasi.
Kontra indikasi :
- hipersensitif.
- Koma.
- Depresi berat.
- Gangguan liver.
- Gangguan darah.
atypical antipsychotic agents
(obat-obat antipsikotik atipikal)
Dosis :
- 10 atau 15 mg 1 x sehari.
Efek samping :
- Sakit kepala.
- Mual, muntah.
- Konstipasi.
- Ansietas, insomnia, somnolens.
- Akhatisia.
Clozapine
(clozaril, clorilex dsb)
Indikasi :
- Skizofrenia yang tidak responsif / intoleran dengan
antipsikotik klasik.
- Mengurangi resiko terhadap perilaku bunuh diri berulang.
Dosis :
- Hari 1 : 1 – 2 x 12,5 mg.
- Berikutnya ditingkatkan 25 – 50 mg / hari sp 300 – 450 mg /
hari dengan pemberian terbagi.
- Dosis maksimal 600 mg / hari.
Efek samping :
- granulositopeni, agranulositosis, trombositopeni,
eosinofilia, leukositosis, leukemia.
- Ngantuk, lesu, lemah, tidur, sakit kepala, bingung,
gelisah, agitasi, delirium.
- Mulut kering atau hipersalivasi, penglihata kabur,
takikardi, postural hipotensi, hipertensi.
- Dsb.
Kontra indikasi :
- Ada riwayat toksik/hipersensitif.
- Gangguan fungsi Sumsum tulang.
- Epilepsi yang tidak terkontrol.
- Psikosis alkoholik dan psikosis toksik lainnya.
- Intoksikasi obat.
- Koma.
- Kollaps sirkulasi.
- Depresi SSP.
- Ganguan jantung dan ginjal berat.
- Gangguan liver.
Olanzapine (zyprexa)
Indikasi :
- Sizofrenia atau psikosis lain dengan gejala positive dan
negatif.
- Episode manik moderat dan severe.
- Pencegahan kekambuhan gangguan bipoler.
Dosis :
- Untuk skizofrenia mulai dengan dosis 10 mg 1 x sehari.
- Untuk episode manik mulai dengan dosis 15 mg 1 x sehari.
- Untuk pecegahan kekambuhan gangguan bipoler 10 mg / hari.
Quetiapine (serequel)
Indikasi :
- Skizofrenia.
Dosis/pemberian :
- Hari 1 : 50 mg, hari 2 : 100 mg, hari 3 : 200 mg, hari
4 : 300 mg.
- Selanjutnya 300 – 450 mg / hari dengan pemberian 2
x sehari.
Resperidone
(risperdal, persidal, zofredal)
Indikasi :
- Skizofrenia akut dan kronik dengan gejala positif dan negatif.
- Gejala afektif pada skizofrenia (skizoafektif).
Dosis :
- Hari 1 : 1 mg, hari 2 : 2mg, hari 3 : 3 mg.
- Dosis optimal - 4 mg / hari dengan 2 x pemberian.
- Pada orang tua, gangguan liver atau ginjal dimulai dengan 0,5
mg, ditingkatkan sp 1 – 2 mg dengan 2 x pemberian.
Zotepine (Lodopin)
Indikasi :
- skizofrenia.
Dosis :
- Dimulai 3 x 25 mg / hari.
1. Amitriptilin
Dosis : 3 x 25 – 75 mg / hari.
KI : infark miokard, gloukoma, hipersensitif.
2. Imipramin
Dosis : 3 x 25 – 75 mg / hari.
KI : infark miokard, hipersensitif, pdrt mendapat MAO I minimal harus
ditunggu 14 hari.
Disamping digunakan untuk anti depresi, dapat juga dipakai utk terapi
enuresis pada anak.
3. Clomipramin (anafranil)
indikasi : gangguan depresi, obsesif-kompulsif, fobia.
dosis : 30 – 150 mg / hari
4. Mianserin (tolvon)
dosis : 30 – 40 mg / hari.
KI : mania, hipersensitif.
5. Maproptilin HCl (Ludiomil, Sandepril)
Dosis : 3 x 25 – 50 mg / hari.
KI : hipersensitif, gloukoma, hipertrofi prostat.
6. Fluoxetin (kalxetin, lodep, elizac dsb)
dosis : 1 – 2 x 20 mg / hari.
KI : gloukoma, gangguan ginjal berat, gangguan liver.
6. Sertraline (zoloft, sirloft, Fridep dsb)
dosis : mulai dengan 50 mg, ditingkatkan sp 150 mg / hari.
7. Tianeptine (stablon)
dosis : 3 x 1 tab (12,5 mg) / hari.
8. Mirtazepine (romeron)
dosis : 15 – 45 mg waktu mau tidur.
9. Fluoxamine maleat (luvox)
dosis : 50 – 150 mg / hari.
10. Amoxapine (asendin)
dosis : 2 x 100 mg / hari.
Anti maniakal
1. Lithium karbonat
dosis : 300 – 1200 mg / hari.
KI : gangguan ginjal, gangguan kardiovaskuler,
elektrolit imbalance.
2. Haloperidol
3. Carbamazepine
indikasi : epilepsi, diabetes insipidus, trigeminal
neuralgia, profilaks gangguan maniakal.
Dosis : 200 – 800 mg / hari.
Anti ansietas
Obat anti ansietas yang sering digunakan adalah derivat
benzodiazepine, dipergunakan untuk menghilangkan
kecemasan (ansietas).