Anda di halaman 1dari 21

Manajemen UMKM

Wanita Pengusaha dan Tantangannya


Pengertian Wirausaha

Sumber: Zimmerer (2008: 26)


Pengertian Wirausaha
Wirausaha atau entrepreneur (bahasa Perancis, entrepende) berarti
melakukan (to undertake), dan mencoba (trying). Jadi, “entrepende” diartikan
sebagai “di antara pengambil” (between taker) atau “perantara” (go-between).
Wirausaha adalah kemampuan (an ability) yang di dalamnya tercakup ‘usaha
(effort), aktivitas, aksi, tindakan dan lainnya untuk menyelesaikan suatu tugas
(task)—Frinces (2011: 8).

Unsur pokok entrepreneur yang sukses (Hendro, 2011:61)


a. Kemampuan membaca peluang, berinovasi, mengelola, dan menjual (IQ).
b. Keberanian (EQ) mengatasi rasa takut, mengendalikan resiko, dan keluar dari
zona nyaman.
c. Keteguhan hati , ulet, pantang menyerah, teguh akan keyakinan, dan kekuatan
pikiran.
d. Kreatiitas dan menginspirasi untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi dan
experiences.

Sumber: Zimmerer (2008: 26)


Pengertian Wirausaha
Originalitas dalam sistem baru (to
Opportunity
(Possibility)
think, to create, dan to break) Visioner
(Reinventing
the tuture)

CHANGE!
Daya Inovasi
(berada dalam
sistem) Realitas
Constraint Persepsi “Here” and
(Impossibility) “Now”
Berisi pengalaman, wawasan,
ilmu, dan keyakinan diri

Sumber: Kasali (Recode, 2007: 270).


Karakteristik Wirausaha
Motivasi berusaha Orientasi ke masa depan
Pekerja keras, semangat, Memiliki visi ke depan
pantang menyerah, dan (visioner, futuris); berpikir
komitmen yang tinggi positif (positive thinking)

Karakter
Wirausaha

Jaringan usaha Responsif dan kreatif


Memiliki jejaring Jiwa kepemimpinan Berpikir kritis; proaktif;
perkawanan (networking), kreatif; inovatif; efisien;
semangat bekerja sama Berani bertindak; produktif
membangun tim yang
solid; berjiwa besar; berani
atas risiko; semangat
bermusyawarah; terbuka;
mentor dan instruktur yang
inspiratif
Sumber: Suryana (2010: 54).
Wirausaha dan Keragaman Budaya
1. Wirausahawan muda: wirausaha generasi muda yang berumur awal 20-an
tahun.
2. Wirausahawan wanita: memperlihatkan kemampuan prestasi, membantu
ekonomi keluarga, atau frustasi terhadap pekerjaan sebelumnya.
3. Wirausahawan minoritas: kaum minoritas berniat dan beminat besar untuk
mengembangkan bisnis.
4. Wirausahawan imigran: pedagang
pendatang yang menghadapi
kesulitan untuk memperoleh
pekerjaan formal.
5. Wirausahawan paruh waktu (partime):
pebisnis pemula untuk mengisi waktu
lowong, pintu gerbang untuk
berkembang menjadi usaha besar.
Wirausaha dan Keragaman Budaya
6. Bisnis rumahan: bisnis rumahan beih beragam dan cenderung menjalankan
perusahaan jasa atau perusahaan berteknologi tinggi.
7. Bisnis keluarga: bisnis yang pengendalian keuangannya dilakukan oleh
satu atau lebih anggota keluarga.
8. Wirasutri: sepasang suami-istri wirausahawan yang bekerja bersama
sebagai rekan kerja dalam bisnis mereka. Wirasutri di buat dengan cara
menciptakan pekerjaan yang didasarkan atas keahlian masing–masing
orang. Orang–orang yang ahli di bidang ini diangkat menjadi penanggung
jawab divisi tertentu dari bisnis–bisnis yang sudah ada.
9. Wirausahawan sosial, adalah
wirausaha yang menggunakan
berbagai keahlian mereka tidak hanya
untuk membuat bisnis menjadi
menguntungkan, tetapi juga untuk
mencapai tujuan sosial dan lingkungan
bagi kebaikan bersama.
Potensi Perempuan di Dunia Bisnis
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan 50,26%. Setengah
dari perempuan usia produktif adalah bagian dari angkatan kerja nasional
(BPS, 2014).
2. Lebih dari 40% pekerja di sektor industri dan jasa adalah perempuan. Di
sektor perdagangan, jumlah pekerja perempuan tercatat seimbang dengan
pekerja lelaki (BPS, 2014).
3. Dari 100 penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja dengan status
usaha sendiri, 37 orang adalah perempuan (BPS, 2014).
4. Perempuan memiliki andil dalam
status kepemilikan 42,8 % dari
perusahaan di Indonesia (World
Bank, 2009).
5. Sepertiga UKM di Indonesia dimiliki
oleh perempuan (International
Finance Corporation, 2011) .
Peran Strategis Wanita Wirausaha
Perempuan memiliki peran yang strategis
dalam meningkatkan
kualitas hidup keluarga dan membangun
kewirausahaan di Indonesia.
• 60% usaha kecil dan mikro di Indonesia
dimotori perempuan yang paling
bertahan dari krisis moneter, ekonomi,
pangan, dan energi yang menimpa
dunia dan Indonesia dalam kurun waktu
10 tahun terakhir.
• Berpotensi menciptakan alternatif
pendapatan bagi keluarga.
• Berperan sebagai manajer dalan
mengelola ekonomi keluarga.
Peran Strategis Wanita Wirausaha
Menurut data
kementerian terkait,
jumlah perusahaan
mikro di Indonesia
sangatlah besar.
Meskipun perannya
belum signifikan karena
kelemahan yang
dimilikinya masih sangat
mendasar: permodalan,
managerial skill, akses
perbankan, dll.
Faktor Penentu Wirausaha Wanita
1. Tekanan ekonomi (keuangan keluarga) serta latar belakang sosial budaya—
faktor penentu yang bersifat langsung. Beberapa faktor rincian yang termasuk
faktor latar belakang sosial budaya adalah:
• Agama (identitas formal) dan pemahamannya tentang usaha dalam
pandangan agamanya;
• Tingkat pendidikan formal dan keahlian yang berkaitan dengan cara pandang
seorang perempuan terhadap dunia usaha;
• Umur dan kejiwaan yang berkaitan dengan cara menghadapi masalah rumah
tangga;
• Etnis dan kebiasaan;
• Status perkawinan;
• Lokasi geografis
2. Kebijakan pemerintah dan stabilitas lingkungan sosial-ekonomi domestik—faktor
penentu tidak langsung. Faktor ini sangat berpengaruh terhadap keputusan
seorang perempuan untuk berwirausaha atau tidak. Sebab, instabilitas sosial-
ekonomi domestik sangat berkaitan dengan masa depan sebuah bisnis.

Sumber: Tambunan (2012)


Kategori dan Motivasi Wirausaha Wanita
Kategori Alasan atau Motivasi Berwirausaha
I Berwirausaha perlu dilakukan:
 agar tetap merasakan kesibukan,
 menyalurkan hobi,
 tertarik pada sesuatu yang baru, dan
 karena keluarga atau suami memiliki usaha yang harus diurus.
II Berwirausaha harus tetap dilakukan karena:
 seiring dengan terus meningkatknya kebutuhan terhadap aspek keuangan dan
 perlunya pendapatan tambahan untuk menopang stabilitas ekonomi rumah tangga.
III Berwirausaha harus tetap dilakukan karena:
 bertujuan menguasai sesuatu atau mendapatkan fleksibilitas kehidupan;
 adanya tantangan dan rasa penasaran untuk mencoba sendiri dalam membuat
sesuatu dan memasarkannya
 ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ‘saya bisa melakukan sesuatu’ dan
‘saya bisa mandiri’ tanpa bergantung pada orang lain
 menjadi orang yang mandiri
 dapat melahiran kepuasan sendiri
 menjadi contoh bagi anak-anak agar memiliki jiwa wirausaha dan kemandirian
 memberi kesempatan kepada orang lain atau membantu mereka agar berdaya diri

Sumber: Tambunan (2012)


Tantangan Wanita Wirausaha
Sejatinya perempuan memiliki peran ganda, yaitu peran domestik
(kerumahtanggaan) dan peran publik—aktif di masyarakat.
1. Konstruksi sosial dan budaya: Peran
perempuan hanya sebatas di lingkup
domestik—mengurus rumah dan
keluarga , lebih banyak menghadapi
tekanan sosial.
2. Akses pendidikan (berwirausaha) rendah.
Semakin tinggi tingkat pendidikan,
semakin kecil tingkat partisipasi
perempuan, termaksud didalamnya akse
pelatihan kewirausahaan
3. Akses layanan pinjaman rendah. Lebih
banyak menggunakan modal tabungan
sendiri .
Tantangan Wanita Wirausaha
1. Kesenjangan upah antara pekerja perempuan dan laki-laki masih
tinggi, yaitu 22,26% untuk sektor non-pertanian dan 38.93% untuk
sektor pertanian (BPS, 2014). Artinya, untuk jenis pekerjaan dan
kualifkasi sama, perempuan hanya menerima upah 77,74% dari upah
laki-laki pada sektor nonpertanian, dan 61,07% dari upah laki-laki
pada sektor pertanian.
2. Perempuan masih mendominasi jumlah pekerja dengan status
pekerja keluarga/tidak dibayar.
3. Perempuan pekerja mengemban
beban ganda antara pekerjaan dan
urusan rumah tangga.
4. Perempuan pengusaha masih
mengalami kesulitan dalam
mendaftarkan usahanya dan
mendapatkan akses pembiayaan.
Kriteria Usaha Milik Perempuan
1. Usaha Milik Perempuan ini bukanlah hasil, melainkan alat yang
digunakan untuk mencapai sebuah hasil. Ada empat kriteria yang
dijadikan acuan penggambaran kepemilikan usaha.
2. Pemerintah Indonesia, melalui Badan Pusat Statistik (BPS), dapat
menggunakan defnisi tersebut sebagai dasar pengumpulan data
terpilah kepemilikan usaha.
3. Lembaga penelitian, universitas dan Pusat Studi Gender/Wanita dapat
memanfaatkan defnisi tersebut dalam studi atau program untuk
membantu usaha milik perempuan.
4. Diharapkan dengan tersedianya data yang valid dan
komprehensif, disertai dengan program, kebijakan,
dan penelitian yang strategis untuk
mendokumentasikan dan membantu usaha milik
perempuan, maka kontribusi dan peran perempuan
dalam dunia usaha akan semakin nyata terlihat.
Sumber: Tambunan (2012)
Karakteristik Wirausaha

Program dan
kebijakan afirmasi
Proses Penelitian dan
pengumpulan dan studi kasus yang
analisis data terkait

Definisi Usaha Milik


Perempuan

Sumber: Suryana (2010: 54).


Kekuatan Wirausaha Perempuan
Indonesia
1. Multitasking—dapat mengerjakan berbagai hal secara bersamaan dan
didukung oleh dinamika yang tinggi;
2. Organisatoris/manajer yang handal—perempuan mengelola ekonomi rumah
tangga sepanjang hidup. Hal ini diperkuat oleh telaah kalangan psikolog
bahwa kaum perempuan memiliki tingkat emosional yang lebih baik daripada
lelaki.
3. Telaten—70% kesuksesan berwirausaha ditentukan oleh kecerdasan emosi;
dan, masalah ini dimiliki oleh kaum perempuan.
4. Networking—kemampuan menjaga hubungan yang baik dengan mitrabisnis
yang sangat baik; hal ini terjadi karena perempuan memiliki tingkat
keluwesan yang sangat baik tatkala berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pihak lain.
5. Negosiator yang handal—kemampuan melakukan “bargaining position”
dengan pihak ketiga.
6. Memiliki rasa sensitif dan tanggung jawab yang lebih dibandingkan lelaki.
Responsibilitas yang baik merupakan salah satu ekspresinya sebagai ibu.
Sumber: Tambunan (2012)
Faktor Penunjang Perkembangan Wanita
Pengusaha
1. Naluri kewanitaan yang berkerja lebih cermat, pandai mengamati masa
depan, menjaga keharmonisan, kerjasama dalam rumah tangga dapat
diterapkan dalam kehidupan usaha.
2. Mendidik anggota keluarga agar berhasil di kemudian hari, dapat
dikembangkan dalam personel manajemen perusahaan.
3. Faktor adat istiadat, di mana wanita memegang peranan dalam mengatur
ekonomi rumah tangga.
4. Lingkungan kebutuhan hidup seperti jahit
menjahit, menyulam, membuat kue, aneka
masakan, kosmetika, mendorong lahirnya
wanita pengusaha yang mengembangkan
komoditas.
5. Majunya dunia pendidikan wanita sangat
mendorong perkembangan wanita karir,
menjadi pegawai, atau membuka usaha
sendiri dalam berbagai bidang usaha.
Sumber: Alma (2011:44)
Karakteristik Wirausaha Perempuan
Indonesia
1. Organisasi bisnis lebih sederhana dibandingkan usaha besar karena UMKM
yang dijalankan oleh wanita usaha berskala kecil dan dalam bentuk volume
produksi yang juga sehingga modal dan pekerja yang dioperasionalkan pun
kecil.
2. Pekerja yang digunakan lebih cenderung perempuan. Alasannya, pekerja
perempuan lebih mudah dikoordinasikan dan dikendalikan dibandingkan
pekerja lelaki.
3. Gaya manajemen yang relatif sederhana, terutama di UMKM. Tetapi, gaya
manajemen ini berbanding lurus dengan tingkat pendidikan wanita
pengusaha itu.
4. Tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki oleh sebagian besar wanita
pengusaha masih rendah, terutama di kelompok UMKM dan pedesaan.
Sebagian besar dari mereka “hanya” memiliki ijazah sekolah tingkat dasar.
5. Kebanyakan wanita pengusaha Indonesia tidak memiliki akses jejaring yang
luas, misalnya dengan usaha besar.
Sumber: Tambunan (2012)
Faktor Penghambat Wirausaha
Perempuan Indonesia
1. Tingkat pendidikan yang masih rendah dan jarang mendapatkan
sentuhan pengembangan diri melalui pelatihan, terutama perempuan
wirausaha yang berasal dari pedesaan.
2. Beban rumah tangga yang besar, khususnya di pedesaan. Salah satu
sebabnya adalah rumah tangga di desa jarang menggunakan jasa
pembantu rumah tangga.
3. Sebagian besar perempuan di Indonesia terhalangi untuk membuka
lahan usaha sendiri. Beberapa penghalang yang acapkali terjadi
adalah tradisi dan kebiasaan; agama, dan legal-formal yang
diterapkan oleh masyarakat setempat.
4. Kurangnya akses mereka terhadap lembaga keungan bank dan non-
perbankan (unbankable). Padahal, masalah ini berkaitan erat dengan
masalah permodalan UMKM dan hak kepemilikan aset usaha para
wanita pengusaha.
Sumber: Tambunan (2012)
Studi Kasus: Wirausaha Wanita Indonesia
1. Menurut hasil temuan riset, wirausaha wanita dibedakan menjadi dua:
a. Wirausaha wanita yang berkembang sebagai komitmen program
pemberdayaan wanita’;
b. Wirausaha anita yang berkembang karena tuntutan untuk survive
sebagai konsekuensi dari keterbatasan dan diskriminasi.
2. Berdasarkan data temuan riset tersebut, Anda dan kelompok Anda
(maksimal 3 orang) diminta untuk memberi penjelasan tentang:
a. Ungkapan bahwa “ada wanita pengusaha yang berwirausaha
karena berkomitmen memberdayakan kaum perempuan”.
b. Ungkapan bahwa “ada wanita pengusaha yang berwirausaha agar
tetap survive dan keberadaan, serta kelebihannya diakui oleh kaum
pria”.
c. Berikan contoh pelaku usaha untuk dua pandangan di atas, baik
lokal maupun internasional.
3. Kirim hasil penjelasan Anda dan kelompok Anda ke alamat email:
abuzahrafariha@gmail.com, paling lambat hari Rabu, 4 Juli 2017.
Sumber: Tambunan (2012)

Anda mungkin juga menyukai