P E R S AT U A N D A L A M K E B H I N E K A A N
PERSATUAN DALAM KEBHINEKAAN
Tumbuhnya Tumbuhnya
Perspektif Historis Kesadaran Kesadaran
“Nasionalisme ”Nasionalisme
Purba” Tua”
Membumikan
Persatuan dalam
Kerangka
Pancasila
“Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak
berakar di dalam buminya nasionalisme.” - Bung Karno –
”Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharmma Mangrwa”, berbeda – beda namun satu, tiada
kebenaran yang mendua (Tantular, 2009:505).
PEMISKINAN DAN TUNTUTAN PERSATUAN
• Awal abad ke-16 merupakan puncak ketegangan antara negara hindu dan islam yang direpresentasikan
oleh ketegangan antara Majapahit dan Demak serta Pajajaran dan Banten
• Pertempuran antara feodalisme kuno dan feodalisme baru
• Pelaksanaan tanam paksa, Cultuurstelsel (1830-1870) menuntut kontrol pemerintahan secara lebih ketat.
• Kemenangan program liberal Hindia Belanda (sejak 1870) yang mendorong ke arah integrasi ekonomi,
politik, dan integrasi budaya Hindia Belanda
• Watak imperialisme belanda di nusantara mencerminkan watak kapitalisme
• Kapitalisme amerika merupakan kapitalisme royal, inggris kapitalisme setengah royal, belanda
kapitalisme setengah kikir, spanyol kapitalisme kikir
• Inggris memiliki basis grondstoffen sehingga sejak abad ke-17 Inggris mempelopori revolusi industri
• Belanda tidak memiliki basis grondstoffen, hanya mampu mengembangkan kapitalisme tua. Kemudian
melakukan imperialisme penanaman modal yang membuatnya menuju arah imperialisme modern
• Mencari laba tinggi dengan cara mempermurah harga sewa tanah dan upah buruh, pengembangan
pendidikan dihambat.
• Finanz imperialisme belanda memiskinkan semua kalangan menimbulkan dorongan ke arah penyatuan
semua yang kecil kecil (buruh kecil, tani kecil, perajin kecil) dan menghasilkan PERSATUAN