A. Ruang Lingkup Pembahasan Etika B. Hubungan Etika dengan Ilmu Tauhid C. Hubungan Etika dengan Ilmu Hukum D. Hubungan Etika dengan Psikologi E. Hubungan Etika dengan Ilmu Masyarakat F. Hubungan Etika dengan Filsafat A. Ruang Lingkup Pembahasan Etika Menyelidiki sejarah etika dan pelbagai teori (aliran) lama dan baru tentang tingkah laku manusia. Membahas tentang cara-cara menghukumkan / menilai baik dan buruknya sesuatu pekerjaan. Menyelidiki faktor-faktor penting yang mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku manusia. Menerangkan mana akhlaq yang baik dan mana pula akhlak yang buruk menurut ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur’an dan Hadits Nabi saw. Mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh juga meningkatkan budi pekerti ke jenjang kemuliaan, misalnya melatih diri untuk mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Menerangkan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya sehingga manusia terangsang mengerjakan kebaikan dan menjauhi yang buruk dan tercela. B. Hubungan Etika dengan Ilmu Tauhid Ilmu tauhid menyangkut aqidah dan keimanan. Akhlak yang baik menurut pandangan Islam, haruslah berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup sekedar disimpan dalam hati Iman harus dilahirkan dalam perbuatan yang nyata dan dalam bentuk amal shaleh, atau tingkah laku yang baik. Jika iman melahirkan amal shaleh, barulah dikatakan iman itu sempurna. Karena telah direalisir. Akhlaqul karimah adalah mata rantai iman. Contoh, malu (berbuat kejahatan) adalah salah satu daripada akhlaqul mahmudah. Hadits: “malu itu adalah cabang daripada keimanan”. Akhlaq yang buruk adalah yang menyalahi prinsip-prinsip iman. Sekalipun suatu perbuatan pada lahirnya baik, tetapi titik tolaknya bukan karena iman, maka hal itu tidak ada penilaian di sisi Allah. Berbeda nilai amal baiknya orang beriman dengan amal baiknya orang yang tidak beriman. Hubungan antara aqidah dan etika tercermin dalam pernyataan Rasulullah saw, yang diriwayatkan dari Abi Hurairah. اكمل المؤمنين إيمانا احسنهم خلقا. Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang terbaik budi pekertinya (Riwayat at- Tirmidzi). C. Hubungan Etika dengan Ilmu Hukum Antara etika dengan hukum terjalin hubungan erat, karena lapangan pembahasan keduanya sama-sama berkisar pada masalah perbuatan manusia. Tujuannya pun sama, yakni mengatur perbuatan manusia demi terwujudnya keserasian, keselarasan, keselamatan dan kebahagiaan mereka. Bagaimana harusnya bertindak, terdapat dalam kaidah-kaidah hukum dan kaidah- kaidah etika. Bedanya ialah: Hukum memberikan putusan hukumnya perbuatan, Etika memberikan penilaian baik atau buruknya. Putusan hukum ialah menetapkan boleh tidaknya perbuatan itu dilakukan dengan diiringi sanksi-sanksi apa yang bakal diterima oleh pelaku. Penilaian etika ialah apakah perbuatan itu baik dikerjakan yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, Menilai apakah perbuatan itu buruk yang akan mengantarkan seseorang kepada kehinaan dan penderitaan. Ada masalah yang dibicarakan etika, tetapi tidak dicakup oleh hukum ( hukum umum yang bersifat sekuler yang dibuat oleh manusia). Etika memerintahkan berbuat apa saja yang berguna dan melarang segala yang merusak, Sedangkan hukum sekuler kadang-kadang tidak sejauh itu. Misalnya menyantuni fakir miskin dinilai oleh etika sebagai perbuatan yang baik dan terpuji, Namun dalam hukum sekuler tiada hukum yang mengharuskan perbuatan itu dan tiada sanksi manakala hal itu ditinggalkan. Dalam hukum Islam semua perbuatan yang dinilai baik dan buruknya oleh akhlaq, telah mendapatkan kepastian hukum tertentu. Misalnya, menyingkirkan duri dari jalan raya, etika menilainya sebagai kelakuan yang baik, Sedangkan dalam hukum wadl’i tiada arti apa- apa, tiada ganjaran apa-apa. Namun dalam hukum Islam dinyatakan sebagai perbuatan yang dihukumkan MANDUB. Dengan demikian, pertalian antara hukum fiqih Islam dengan etika Islam demikian eratnya dibandingkan dengan hukum sekuler dan etika flsafat. Semua perbuatan yang dinilai oleh akhlak, mendapatkan kepastian hukum dalam Islam. Kategori : wajib, sunat, mubah, haram dan makruh. Sebaliknya, segala perbuatan yang diputuskan hukumnya oleh hukum Islam, etika Islam memberikan penilaian baik dan buruknya. Hukum Islam menghukum segala tingkah laku manusia baik yang lahir maupun yang tersembunyi, salah satu daripada lima kategori tersebut. Demikian pula halnya batas segala perbuatan, baik yang lahir maupun yang tersembunyi. D. Hubungan Etika dengan Psikologi Psikologi tidak dapat dipisahkan dari etika, karena etika sangat membutuhkannya. Psikologi membahas masalah kekuatan yang terpendam dalam jiwa, perasaan, faham, pengenalan, ingatan, kehendak dan sebagainya. Kesemuanya merupakan faktor-faktor penting dalam etika. Masalah-masalah kejiwaan itulah yang mempengaruhi dan melahirkan akhlaq dalam kehidupan manusia. E. Hubungan Etika dengan Ilmu Masyarakat Ilmu masyarakat (sosiologi) menerangkan perihal proses perkembangan masyarakat yang meliputi faktor-faktor pendorongnya sampai kepada tujuan gerakan-gerakan sosial. Faktor penghalang tumbuhnya suatu masyarakat yang membuat terbelakang dibandingkan dengan masyarakat lainnya yang telah maju. Oleh karena pembahasannya jelas menyentuh tingkah laku manusia, tidak ragu lagi pertaliannya dengan akhlak. Mempelajari sosiologi menolong ilmu akhlaq mendapatkan pengertian tingkah laku manusia dalam kehidupannya yang penting untuk menentukan penilaian baik buruknya tingkah laku itu. F. Hubungan Etika dengan Filsafat Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan menggunakan pikiran. Bagian-bagiannya meliputi: Metafisika : penyelidikan di balik alam yang nyata. Kosmologia : penyelidikan tentang alam (filsafat alam) Logika : pembahasan tentang cara berpikir cepat dan tepat. Etika : pembahasan tentang tingkah laku manusia. Theodicea : pembahasan tentang ke- Tuhanan. Antropologia : pembahasan tentang manusia. Jelaslah bahwa etika termasuk salah satu komponen dalam filsafat. Banyak ilmu-ilmu yang pada mulanya merupakan bagian filsafat karena ilmu tersebut kian meluas dan berkembang Akhirnya membentuk rumah tangganya sendiri dan terlepas dari filsafat. Demikian juga etika dalam proses perkembangannya, sekalipun masih diakui sebagai bagian dalam pembahasan filsafat Kini telah merupakan ilmu yang mempunyai identitas sendiri. وهللا أعلم بالصواب
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita