MANAGERIAL FINANCE
1. Finance As An Area Of Study
a. What is Finance?
- Secara Umum
Finance adalah ilmu yang mempelajari financial instituions, financial
market dan bagaimana lembaga-lembaga tersebut beroperasi dalam
financial system baik di dalam negeri maupun perekonomian secara
global.
- Secara Khusus
Financial adalah ilmu yang mempelajari perencanaan keuangan,
mengelola investasi/aktiva dan bagaimana memperoleh dana bagi
perusahaan dan institusi keuangan.
- Financial Managemen
Dapat dijabarkan secara singkat dalam neraca
b. Majo Areas in Finance:
1) Financial Services
2) Managerial Finance
2. Key Activities Of The Financial Manager
a. Menyusun analisa keuangan dan perencanaan
b. Membuat keputusan investasi
c. Membuat keputusan pembiayaan / keuangan
d. Pengendalian biaya
e. Menyusun analisa operasi arus kas
Figure 1
Performing
FinancialAnalysis
and Planning
Balance Sheet
Current Current
Making Assets Liabilities
Investment Making Financing
Decisions Fixed Long – Term Decisions
Assets Funds
3. Key Activities Of The Financial Manager
Memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham.
Kesejahteraan pemegang saham diukur dari harga
pasar saham, dimana didalamnya sudah
mencerminkan wkatu (jangka panjang), besarnya
dan risiko
Level & Timing of
Cash Flows
Future Dividens
Share Price =
Required Return
Financial
Increase
Financial Decision Retrun?
Share Yes Accept
Manager Alternative or Risk?
Price?
Action
NO
Reject
Tujuan perusahaan bukan hanya memaksimumkan profit/EPS karena 3 alasa
pokok
a. Waktu
b. Arus kas masuk yang akan diterima pemegang saham
c. Resiko
Contoh
Bank-bank komersial, bank tabungan, koperasai serikat buruh (credit
union), perusahaan asuransi, yayasan dana pensiun, pendanaan
bersama (mutual funds)
Funds
Funds
Suppliers of Private Suppliers of
funds placement funds
Securities
Securities
b. Bursa Efek
Merupakan perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan
perdagangan di pasar sekunder (6-8 minggu dari saat IPO = Initial Public Offering
BAPEPAM akan melakukan review terhadap persyaratan disclosure. Apabila disetujui maka
pendaftaran tersebut menjadi efektif dan sekuritas yang ditawarkan efektif berada di
pasar perdana. Perusahaan kemudian melakukan pendaftaran untuk listing di BEJ.
BEJ melakukan review untuk persyaratan listing. Apabila disetujui perusahaan
membayar fee ke BEJ dan sekuritas tersebut terdaftar di pasar perdana.
Dalam melakukan emisi sekuritas, pertanyaan pertama yang perlu dijawab oleh perusahaan
adalah “berapa dana yang akan dihimpun dari pasar modal?”. Jumlah dana ini tentu
akan berhubungan dengan kebutuhan perusahaan (untuk ekspansi, mengganti
hutang?). Kemudian jenis sekuritas apa yang akan diberikan? Kedua pertanyaan
tersebut mungkin perlu dipikirkan bersama. Pertanyaan pelik yang perlu dijawab
adalah, “pada harga berapa sekuritas tersebut akan ditawarkan pada harga perdana?”.
Masalah ini menjadi pelik, lebih-lebih untuk penawaran saham.
Prosedur Pendaftaran Sekuritas di
BEJ
1 Lembar pernyataan
pendaftaran Kontak pendahuluan
dengan BEJ
BAPEPAM
melakukan review
PERUSAHAAN PASAR
GO PUBLIC PERDANA
Pernyataan Pernyataan Efektif
pendaftaran disclosure
- Disclosure
TERDAFTAR DI
- Kinerja perusahaan
PASAR Fee Persetujuan
- Likuiditas
SEKUNDER
- Likuiditas sekuritas
PIALANG
PIALANG
BELI
SISTEM TAWAR- BELI
MENAWAR &
NEGOSIASI
PROSES PERDAGANGAN
PROSES PENYELESAIAN
TRANSAKSI
LKP/LPP
SERTIFIKAT
Rp PENYELESAIAN SAHAM
TRANSAKSI
EMITEN / BAE
Stockholders' equity
Preferred stock - cumulative 5%, $ 100 par, 2.000shares
authorized and issued $ 200 $ 200
Common stock - $ 2.50 par, 100.000 shares authorized,
Shares issued and outstanding in 2000:76,262;
In 1999:76,244 191 190
Paid-in capital in excess of par on common stock 428 418
Retained earnings 1,135 1,012
b. Current Ratio
current assets
current ratio
current liabilities
c. Quick (Acid-Test) Ratio
Rasio ini serupa dengan current ratio kecuali bahwa rasio ini tidak
memperhitungkan inventory, yang merupakan current asset yang paling
tidak likuid
Current assets - inventory
Quick ratio
current liabilities
3. ANALYZING ACTIVIY
Activity Ratios (Rasio Aktivitas)
• Digunakan untuk mengukur kecepatan suatu account untuk dapat dikonversi
menjadi penjualan atas kas
a. Inventory Turnover
Digunakan untuk mengukur aktivitas atau likuiditas dari inventory suatu perusahaan
Cost of goods sold
Inventory turnover
Inventory
b. Average Collection period
• Merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menagih/mengumpulkan
accounts receivable (piutang)
• Digunakan untuk mengevaluasi piutang dan kebijakan penagihan piutang
accounts receivable accounts receivable
Average collection period
average sales per day annual sales
360
c. Average payment period
Merupakan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk membayar accounts payable
(hutang)
accounts payable accounts payable
Average payment period
average purchase per day annual purchase
360
d. Total asset turnover
Mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan assets-
nya untuk menghasilkan sales (penjualan)
sales
Total asset turnover
total assets
4. ANALYZING DEBT
• Posisi hutang suatu perusahaan menunjukkan besarnya jumlah uang milik
pihak lain yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan profit
• Semakin besar hutang digunakan perusahaan dibandingkan dengan total
aktivanya, maka semakin besar pula Financial Leverage perusahaan
• Pengukuran besarnya debt (hutang)
1. Pengukuran degree of indebtedness
Mengukur jumlah hutang secara relatif terhadap jumlah item neraca yang
signifikan
2. Pengukuran ability to service debts
Mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang sesuai dengan
ketetapan yang telah disepakati
a. Debt Ratio
Mengukur besarnya proporsi total asset yang dibiayai dengan debt (hutang)
Sttotal liabilities
Debt Ratio
total assets
Operating profit
Operating profit margin
Sales
d. Net Profit Margin
net profits after taxes total assets net profits after taxes
ROE x
total assets stockholders' equity stockholder' s equity
Figure 4.2 DuPont System
The DuPont system of analysis with application to Bartlett Company (2000)
Sales
$3.074.000
Minus
Cost of Goods
Sold
($2.088.000) Net Profit After
Taxes
Minus
Operating $231.000
Net Profit
Expenses
Margin
$ 568.000
Divided by 7.5%
Minus Sales
Interest $ 3.074.000
Expense Return on
($93.000 Total Assets
Multiplied
(ROA)
Minus by
6.4%
Taxes
$94.000
Sales
$3.074.000
Current Assets Total Asset
Divided by Turnover
$1.223.000
85
Total Assets
plus Return on
$3.597.000 Multiplied
Net Fixed Equity (ROE)
by
Assets 11.8%
$2.374.000
Current
Liabilities
$620.000
plus Total Liabilities
$1.643.000 Total Liabilities
Long-Term Debt and Stockholders’
$1.023.000 plus Equity = Total
Stockholders’ Assets
$ 3.597.000 Financial
Equity
Leverage
$1.954.000
Multiplier
Divided by
(FLM)
Stockholders’ 1.84
Equity
$1.954.000
b. Summarizing All Ratios
• Seluruh rasio dirangkum dalam suatu
tabel yang menggambarkan rumus dari
masing-masing rasio
• Dengan menggunakan data tersebut
selanjutnya akan dapat membahas 4
aspek kunci dari kinerja perusahaan, yaitu:
likuiditas, aktivitas, hutang dan
profitabilitas dengan cara cross sectional
dan time-series analyisis
TABLE 4.6 Summary of Bartlett Company Ratios (1998 – 2000, Including 2000
Industry Averages)
Evaluationd
Time
Industry Cross- series
Year average sectional 1998-
Ratio Formula 1998d 1999b 2000b 2000b 2000 2000 Overall
Liquidity
Net working capital Current assets-current liabilities $ 583.000 $521.000 $603.000 $427.000 good good good
current assets
Current ratio 2.04 2.08 1.97 2.05 OK OK OK
current liabilitie s
current assets - inventory
Quick (acid-test) ratio 1.32 1.46 1.51 1.43 OK good good
current liabilitie s
Activity
cost of goods sold
Inventory turnover 5.1 5.7 7.2 6.6 good good good
inventory
accounts receivable
Average collection period 43.9days 51.2days 58.9days 44.3days poor poor poor
average sales per day
accounts payable
Average payment period 75.8days 81.2days 94.1days 66.5days poor poor poor
average purchases per day
sales
Total assets turnover .94 .79 .85 .75 OK OK OK
total assets
Debt
Degree of indebtedness:
total liabilitie s
Debt ratio 36.8% 44.3% 45.7% 40.0% OK OK OK
total assets
Evaluationd
Time
Industry Cross- series
Year average sectional 1998-
Ratio Formula 1998d 1999b 2000b 2000b 2000 2000 Overall
Debt (continued)
Ability to service
debts
Times interest earnings before interest and taxes
5.6 3.3 4.5 4.3 Good OK OK
earned ratio interest
Fixed-payment earnings before interes and taxes lease payments
2.4 1.4 1.9 1.5 Good OK good
coverage ratio int. lease pay [(prin. pref.div)x [1/(1 - T)]}
Profitability
gross profits
Gross profit margin 31.4% 33.3% 32.1% 30.0% OK OK OK
sales
net profits after taxe s
Net profit margin 8.8% 5.8% 7.5% 6.4% Good OK Good
sales
Return on total net profits after taxe s
8.3% 4.5% 6.4% 4.8% Good OK Good
assets (ROA) total assets
Return on equity net profits after taxe s
13.1% 8.1% 11.8% 8.0% Good OK Good
(ROE) stockholde rs' equity
Earnings per share earnings available for common stockholde rs
$3.26 $1.81 $2.90 $2.26 Good OK Good
(EPS) number of shares of common stock outstandin g
Price/earnings (P/E) market price per share of common stock
10.5 10.0 11.1 12.5 OK OK OK
ratio earnings per share
a
Calculated from data not included in the chapter
b
Calculated by using the financial statements presented in Tables 4.2 and 4.3
c
Obtained from sources not included in this chapter
d
assessments based on data provided
TIME VALUE OF
MONEY
1. THE ROLE OF TIME VALUE IN FINANCE
– Time Value of Money merupakan konsep
terpenting dalam keuangan
Compounding
Future
Value
0 1 2 3 4 5
End of Year
Present
Value
Discounting
2. FUTURE VALUE OF A SINGLE AMOUNT
a. Konsep future value
Merupakan nilai dari sejumlah uang di masa yang akan datang dengan
menerapkan Compound Interest sepanjang waktu tertentu (annually,
semiannually, monthly, weekly, daily atau continously)
b. Persamaan (equation Future Value)
FVn = PV x (1 +k)n
FVn = PV x (FVIFk,n)
Future value interest factor = FVIFk,n = (1+k)n
d. Grafik dari future Value
Figure 5.5 Future Value Relationship
Interest rates, time periods, and future value of one dollar
e. Pemajemukan lebih dari sekali dalam setahun
• Misalnya: Semiannual Compounding (2 kali setahun) dan Quarterly Compounding (4
kali setahun)
• Persamaan umum:
k mxn
FVn PVx[1 ]
m
m = the number of time per year interest is compounded
• Persamaan untuk continuous Compunding
(pemajemukan sampe dengan ∞)
n
FVIFAk,n = (1 l )
t 1
t 1
Rumus:
FVAn = PMT x (FVIFAk,n)
Rumus:
FVAn PMT x (FVIFAk,n)
PV = Present Value
FVn = Future amount to be received n periods from now
k = opportunity cost/discount rate/required return/cost of capital
n = number of period
1
Present value interest factor = PVIF k,n =
(1 k)n
d. Grafik dari Present Value
Figure 5.6 Present Value Relationship
Discount rates, time periods, and present value of one dollar
5. PRESENT VALUE OF CASH FLOW STREAMS
Terdapat 2 jenis dasar dari aliran cash flows:
a. The Mixed Stream
Aliran cash flows yang tidak memiliki pola tertentu
b. The Annuity
Memiliki pola aliran cash flow yang sama
n
1 1 (1 6) n
PVIFAk,b = =
t 1 (1 k )
t
k
Rumus:
PVAn = PMT x (PVIFAk,n)
Table 5.10 Loan Amortization Schedule ($6.000 Principal, 10% Interest, 4-Year Repayment
Periode)
Payments
End-of-
Beginning year
Loan of-year Interest Principal principal
End of Payment principal [10x(2)] [(1) – (3)] [(2)-(4)]
Year (1) (2) (3) (4) (5)
1 $ 1.892,74 $ 6.000,00 $ 600.00 $ 1.292,74 $ 4.707,26
2 1.892,74 4.707,26 470.73 1.422,01 3.285,25
3 1.892,74 3.285,25 328.53 1.564,21 1.721,04
4 1.892,74 1.721,04 172.10 1.720,64 -
BOND AND STOCK
VALUATION
1. VALUATION FUNDAMENTALS
Value adalah suatu proses yang menghubungkan antara risk dan return untuk
menentukan harga suatu asset
Input yang dipakai dalam proses penilaian ini meliputi: cash flows (return),
timing, and the required return (risk).
• Cash Flows (return)
Nilai dari suatu asset tergantung pada cash flow yang diharapkan tersedia
dalam periode tertentu. Untuk mendapatkan nilai, suatu asset tidak harus
menyediakan annual cash flow, tetapi dapat menyediakan intermittent
cash flow atau single cash flow pada periode tertentu.
• Timing
Untuk melakukan estimasi cash flow, kita harus mengetahui waktu
(timing) dari cash flow tersebut
• Required Return (Risk)
Tingkat resiko (risk) yang ada pada suatu cash flow dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap nilainya. Semakin besar resiko dari suatu cash
flow, semakin rendah nilainya.
Annual interest diperoleh dengan mengalikan coupon interest rate dengan par value
n 1 1
Bo = 1x Mx t
t 1 (1 kd ) (1 kd )
t
Bo = 1 x (PVIFAkd,n) + M x (PVIFkd,n)
Example:
Interest dari Mills Company bond dibayar per tahun dan required return sama dengan bond’s coupon
interest rate, I = $ 100, kd = 10%, M = $1,000, dan n = 10 years.
Jika required return jatuh di bawah coupon interest rate, nilai obligasi akan lebih besar dari pada par
value, berarti obligasi dijual dengan premium (B0 – M)
Example
Dari contoh sebelumnya, jika required return naik menjadi 12%, maka:
B0 = $ 100 x (PVIFA12%,10yrs) + $ 1.000 x (PVIF12%,10yrs)
= $ 100 x (5.650) + $ 1.000 x (.322) = $ 887.00
Hasil dari keseluruhan Mills Company’s bond value, dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 7.2
Bond Values for various Required Returns (Mills Company’s 10%
coupon Interest Rate, 10-year Maturity, $ 1.000 par, January 1,2001,
Issue Paying Annual Interest)
I 2n
1 1
Bo = x Mx
2 t 1 (1 kd )t kd
(1 ) 2 n
2 2
I
= x PVIFA kd Mx PVIFA kd
2 2
,n
2
,n
Bo = 1 x (PVIFAkd,n) + M x (PVIFkd,n)
Example
Jika Mills Company bond membayar interest setiap setengah tahun ( 6 bulan), dan required stated
return, kd = 12%, maka:
$100
Bo = x PVIFA12% $1,000 x PVIFA12%
2 , 2 x10 yrs , 2 x10 yrs
2 2
= $ 50 x (PVIFA6%,20periods) + $1,000 x (PVIF6%,20 period)
= $ 50 x (11.470) + $ 1.000 x (.312) = $885.50
3. COMMON STOCK VALUATION
Pemegang common stock mengharapkan pendapatan melalui cash dividends yang
dibayarkan secara berkala dan peningkatan nilai per lembar sahamnya. Mereka membeli
saham apabila mereka percaya bahwa nilai dari saham tersebut lebih besar dari market
price (undervalued), dan mereka menjual saham apabila mereka merasa bahwa market
price lebih besar dari nilai yang sebenarnya (overvalued)
Market Efficiency
Secara ekonomis pembeli dan penjual menggunakan penaksiran mereka atas asset’s
risk and return untuk menetapkan nilai sahamnya. Bagi pembeli nilai ini menunjukkan
maximum price yang akan mereka bayar dan sebagai minimum sale price bagi penjual.
Dalam competitive markets interaksi antara pembeli dan penjual akan menghasilkan
equilibrium price yang disebut dengan market price.
Harga ini mencerminkan rekasi dari pembeli dan penjual berdasarkan informasi yang
tersedia. Mereka akan mencari informasi baru untuk menciptakan equilibrium price yang
baru.
Market Adjustment to New Information
Proses market adjustment terhadap informasi baru dapat dilihat dari rates of return yang terdiri dari
required return (k) yang dapat diestimasi dengan menggunakan beta dan CAPM, serta expected
return (k) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
^ expected benefit during each period
k
current price of asset
^
Jika expected return tidak sama dengan required return ( k ≠ k) maka market price adjustment akan
^
terjadi. Jika expected return lebih kecil dari required return ( k < k) maka investor akan membeli asset.
Tidak semua pelaku pasar percaya pada efficient market hypothesis, sehingga mengijinkan mereka
untuk melakukan antisipasi terhadap informasi baru secara benar, dan sebagai hasilnya akan
mendapatkan excess return yaitu apabila actual return > required return.
The Basic stock Valuation Equation
Nilai dari common stock merupakan present value dari seluruh keuntungan masa yang akan datang
yang diharapkan diterima oleh investor. Dengan kata lain, nilai dari selembar common stock merupakan
present value dari seluruh dividen yang diharapkan diterima dalam waktu yang tidak terbatas.
D1 D2 D~
Po = ....
(1 k s ) (1 k s )
1 2
(1 k s )~
Zero growth
Zero-growth model merupakan suatu pendekatan dividend valuation yang mengasumsikan bahwa
tidak terjadi pertumbuhan dividen, sehingga:
D1 = D2 = … = D~
Nilai dari common stock dapat dihitung dengan rumus:
n
1 1 D1
Po = D1 x (1 k )
t 1
t
D1 x( PVIFAk , ~ ) D1 x
ks ks
s
Rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung nilai dari preferred stock karena menyediakan
deviden yang tetap setiap tahun untuk pemegangnya.
Dp
Np =
kp
Do x(1 g )1 Do x (1 g ) 2 Do x(1 g ) ~
Po = ....
(1 ks )1 (1 ks ) 2 (1 ks ) ~
Variable growth
Variable-growth model adalah suatu pendekatan dividend valuation yang mengijinkan perubahan
tingkat pertumbuhan.
Untuk menetapkan nilai dari selembar saham dapat digunakan tahap berikut ini:
Step 1 Hitung nilai dari cash dividends pada akhir tahun ke t (Dt) selama pertumbuhan pertama
mulai tahun pertama sampai tahun ke N
Dt = Do x (1 +g1)t = Do x FVIFg,s
Step 2 Hitung present value dari dividen yang diharapkan selama periode pertumbuhan pertama
N
Do x(1 g1 )t N Dt N
t 1 (1 k s )t
t 1 (1 k s )
t
t 1
( Dt xPVIFk , s )
Step 3 Hitung nilai saham pada akhir periode pertumbuhan pertama, P N = (DN+1) / (ks-g2), yang
merupakan present value dari semua dividen yang diharapkan mulai tahun N+1 sampai
waktu yang tak terbatas, dengan asumsi constant growth rate g2
1 D
x N 1 PVIFk , N xPN
(1 k s ) N
kg g2
Step 4 Tambahan present value pada step 2 dan 3 untuk menentukan nilai saham, Po
N
Dox(1 g1 )t 1 D
Po = x N 1
t 1 (1 k s ) t
(1 k s )
K
ks g2
Example:
Pada tahun 2000 pembayaran deviden WARREN Industries mencapai $ 1.50 per share. Manajer
keuangan mengharapkan deviden ini akan meningkat sebesar 10% per tahun g1, selama 3 tahun
(2001,2002, dan 2003). Pada akhir tahun 2003 diperkirakan pertumbuhan dividen lebih lambat
mencapai 5% (g2). Required return 15%. Untuk mengestimasikan value of common stock pada akhir
tahun 2000, Po = P2000 dapat dihitung melalui 4 tahap:
Step 1 Nilai cash dividen selama 3 tahun dihitung dalam kolom 1, 2 dan 3 pada tabel 7.3, yang bernilai
$ 1.65, $ 1.82, dan $ 2.00 pada tahun 2001,2002, dan 2003.
Step 2 Present value dari ketiga deviden pada pertumbuhan awal dihitung dalam kolom 3,4 dan 5
yang berjumlah $ 4.14.
Table 7.3
Calculation of Present Value of Warren Industries’ Dividends
(2001-2003)
Present
value of
Dt dividends
t End of Do = D2000 FVIF10% [(1)x((2)] PVIF15% [(3) x (4)]
1 2001 $1.50 1.100 $1.65 .870 $1.44
2 2002 1.50 1.210 1.82 .756 1.38
3 2003 1.50 1.331 2.00 .658 1.32
3
D0 x(1 g1 )t
Sum of present value of dividends =
t 1 (1 k g )t
$4.14
Step 3 Value of stock pada akhir periode pertumbuhan pertama (N = 2003) dapat dihitung dengan
DN + 1 = D2004
Dengan menggunakan D2004 = $ 2.10, required return 15%, dan 5% dividen growth rate,
dapat dihitung value of the stock pada tahun 2003:
D2004 $2.10 $2.10
P2003 = 21.00
k s g 2 .15 .05 .10
Share value sebesar $21.00 harus dikonversi dalam present value (akhir 2000). Dengan
menggunakan required return 15%:
PVIFks,N x PN = PVIF15%,3 x P2003 = 658 x $21.00 = $13.8
Step 4 Tambahan present value pada step 2 dengan present value pada step 3
Effect on
Decision 1. Expected Return
Action by Measured by expected
Dividends, D1, D2…,Dn Effect on Stock
Value
and Expected dividend D1
Financial Po =
ks g
Growth, g
Manager 2. Risk Measured by the
Required Return, ks
Figure 7.3
Decision Making and Stock Value
RISK AND RETURN
1. RISK AND RETURN FUNDAMENTALS
Untuk memaksimumkan harga saham, financial manager harus
menetapkan risk dan return.
• Resiko (risk)
Adalah suatu kesempatan terjadinya kerugian keuangan atau
variabilitas dari return yang dikaitkan dengan asset tertentu
• Return
Adalah total keuntungan atau kerugian atas suatu investasi pada
periode tertentu. Untuk menghitung rate of return dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Pt Pt 1 Ct
Kt =
Pt 1
Ada 3 (tiga) perilaku dalam menghadapi resiko yaitu risk-averse, risk indifferent, dan risk-
seeking yang digambarkan dalam figure 6.1.
Risk-Indifferent
Sikap terhadap resiko yang tidak melakukan perubahan return untuk setiap kenaikan
resiko. Manager yang mempunyai sikap seperti ini tidak akan merubah return walaupun
resiko meningkat dari x1, ke x2
Risk-Averse
Sikap terhadap risiko yang mengharapkan kenaikan return untuk setiap kenaikan resiko.
Risk-Seeking
Sikap terhadap risiko yang menyetujui penurunan return akibat kenaikan resiko.
Sebagian besar investor adalah risk – averse, seperti risk – averse managers juga
mengharapkan peningkatan return atas setiap peningkatan resiko investasi mereka.
Figure 6.1
Risk Preferences behaviors
2. RISK OF A SINGLE ASSET
Resiko dapat dinilai menggunakan sensitivity analysis dan probability distributions.
Sensitivity Analysis
Suatu pendekatan untuk menilai resiko dengan menggunakan sejumlah kemungkinan return yang
diperkirakan untuk memperoleh pengertian dari variabilitas hasil. Penelitian ini dilakukan dengan
mengestimasikan hasil yang terjelek (pessimistic) dan hasil yang terbaik (optimistic), yang diukur
dengan range.
Table 6.1
Assets A and B
Asset A Asset B
Initial investment $ 10.000 $10.000
Annual rate of return
Pessimistic 13% 7%
Most likely 15% 15%
Optimistic 17% 23%
Range 4% 16%
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa investasi pada asset B lebih berisiko dengan range
16%, dari pada asset A dengan range 4%
Jadi semakin besar range suatu asset maka semakin besar pula variabilitas atau risiko yang
dikandung oleh asset tersebut
Probability Distribution
Suatu model yang berkaitan dengan probabilitas suatu hasil. Bentuk distribusi probabilitas yang
paling sederhana adalah Bar Chart, seperti yang disajikan dalam figure 6.2.sedangkan figure 6.3
merupakan Continuous Probability Distribution, yang menunjukkan semua kemungkinan hasil
pada periode tertentu.
Risk Measurement
Selain menggunakan range, resiko juga dapat diukur dengan model statistik yaitu standard
deviation dan coefficient of variation.
n
k k1 x Pr1
t 1
Setelah diperoleh expected return seperti dalam perhitungan tabel 6.2, dapat dihitung
standard deviation of returns (σk) dengan rumus
n
k (k1 k ) x Pr i
t 1
Table 6.2
Expected Values of Return for Assets A and B
Weighted Value)
Probability Returns [(1) x (2)]
Possible outcomes (1) (2) 3
Asset A
Pessimistic .25 13% 3.25%
Most likely .50 15 7.50
Optimistic .25 17 4.25
Total 1.00 Expected return 15.00%
Asset B
Pessimistic .25 7% 1.75%
Most likely .50 15 7.50
Optimistic .25 23 5.75
Total 1.00 Expected return 15.00%
Table 6.3
The Callculation of the Standard Deviation of the Returns for Assets A and
B
Asset A
i k1 k k1 - k (k1 - k )2 Pr1 (k1 - k )2 x
Pr1
1 13% 15% -2% 4% .25 1%
2 15 15 0 0 .50 0
3 17 15 2 4 .25 1
3
(k
t 1
1 k ) 2 x Pr1 2%
3
σkA = (k
t 1
1 k ) 2 x Pr1 2% 1.41%
Asset B
i k1 k k1 - k (k1 - k )2 Pr1 (k1 - k )2 x
Pr1
1 7% 15% -8% 64% .25 16%
2 15 15 0 0 .50 0
3 23 15 0 64 .25 16
3
(k
t 1
1 k ) 2 x Pr1 32%
3
σkA = (k
t 1
1 k ) 2 x Pr1 32% 5.66%
Rumus tersebut digunakan jika probabilities of the returns diketahui, dan jika probabilities diasumsikan
sama, maka dapat menggunakan rumus berikut ini:
(k
t 1
1 k )2
σk =
n 1
Normal probability distribution yang digambarkan dalam figure 6.4 mirip dengan kurva bentuk lonceng
(bell shape)
P
r
oD
be
an
bs
i i 68%
l t 68%
i y
t 68%
y
0 -3σk -2σk -1σk k +1σk +2σk +3σk
Return (%)
Figure 6.4
Bell – Shaped Curve
Table 6.4
Expected Return, Expected Value, and Standard Deviation of Return for
Portfolio XY
A. Expected portofolio returns
Expected Return
Expected portfolio
Asset X Aset Y Portfolio return calculation return, kp
Year (1) (2) (3) (4)
2001 8% 16% (.50 x 8%) + (.50 x 16%) = 12%
2002 10% 14 (.50 x 10%) + (.50 x 14%) = 12
2003 12 12 (.50 x 12%) + (.50 x 12%) = 12
2004 14 10 (.50 x 14%) + (.50 x 10%) = 12
2005 16 8 (.50 x 16%) + (.50 x 8%) = 12
Apabila dua variabel bergerak ke arah yang sama, maka kedua variabel tersebut dikatakan mempunyai
Korelasi yang positif (positively correlated), dan apabila sebaliknya dimana variabel-variabel tersebut
bergerak ke arah yang berlawanan, maka korelasinya adalah negatif (negative correlated)
Pengukuran statistik untuk Korelasi ini (correlation coefficient) mempunyai range dari +1 untuk yang
mempunyai Korelasi positif yang sempurna (perfectly positively correlated), sampai kepada -1 untuk
yang mempunyai Korelasi negatif yang sempurna (perfectly negatively correlated). Figure 6.5
menunjukkan Korelasi antara N dan M yang mempunyai Korelasi positif sempurna dan negatif
sempurna.
Time Time
Figure 6.5
Correlations
Correlation
Untuk menyebarkan resiko assets secara individual sehingga resiko yang dihadapi secara keseluruhan
bisa ditekan seminimum mungkin, maka kombinasi yang paling baik adalah berkorelasi secara negatif,
atau positif yang rendah sehingga keseluruhan variabilitas atau resiko akan dapat dikurangi.
Penyebaran untuk mengurangi resiko secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar berikut:
k
k
FIGURE 6.6
Diversification
Kombinasi uncorrelated assets dapat mengurangi risiko, sehingga correlation coefficient akan
mendekati nol (zero)
Correlation, Diversification, Risk, and Return
Semakin rendah Korelasi diantara asset return, semakin besar diversifikasi potensial dari
suatu resiko. Table berikut ini menunjukkan dampak dari Korelasi dari berbagai variasi risk
dan return.
Table 6.6
Correlation, Return, and Risk for Various Two-Asset Portfolio
Combinations
Correlation
Coefficient Range of return Range of Risk
+1 (perfect positive) Between returns of two Between risk of two
assets held in isolation assets held in isolation
0 (uncorrelated) Between returns of two Between risk of most
assets held in isolation risky asset and an
amount less than risk of
least risk asset but
greater than 0
-1 (perfect negative) Between returns of two Between risk of most
assets held in isolation risky asset and 0
International Diversification
Hal ini terjadi karena adanya fluktuasi dalam currency value yang menyebabkan
terjadinya perbedaan antara local dan foreign currency.
Salah satu model keseimbangan yang berguna untuk menjelaskan hubungan antara
resiko dan return untuk setiap asset adalah capital asset pricing model (CAPM)
Types of Risk
Resiko suatu sekuritas terdiri dari resiko yang bisa didiversifikasi (diversifiable risk) dan
tidak bisa didiversifikasi (nondiversifiable risk)
Diversifiable risk adalah bagian resiko yang melekat pada perusahaan karena berbagai
alasan yang dapat dieliminir melalui diversifikasi. Sedangkan nondlversiable risk adalah
bagian risiko yang melekat pada faktor-faktor pasar yang tidak dapat dieliminir melalui
diversifikasi. Kombinasi keduanya disebut total risk
Total security risk = nondiversifiable risk + diversiable risk
Resiko yang bisa didiversifikasi disebut resiko tidak sistematis (unsystematic risk),
sedangkan resiko yang tidak bisa didiversifikasi disebut dengan resiko sistematis
(systematic risk)
Figure 6.8 menggambarkan risiko portfolio dan diversifikasi
σkp
Diversifiable Risk
Portfolio Risk
Total Risk
Nondiversifiable Risk
1 5 10 15 20 25
Bet Coefficient
Bet coefficient (b) merupakan ukuran dari nondiversifiable risk. Bet juga merupakan
suatu index dari tingkat pergerakan asset’s return yang berhubungan dengan
perubahan market return.
Teknik untuk memperkirakan beta dapat didasarkan pada data historis (historical
data). Jika investor menggunakan beta untuk pembuatan keputusan, mereka
menganggap bahwa performance di masa lalu dari suatu pasar dapat memperkirakan
performance di masa yang akan datang.
Beta portfolio (bp) dapat diestimasi dengan menggunakan beta individu dari suatu
asset.
n
BP = (w1xb1) + (w2xb2)+ ….(wnxbn) = w xb
j 1
j j
Mutual fund manager merupakan key user dari beta portfolio dan return concept.
Mereka secara terus menerus melakukan evaluasi tentang apa yang terjadi terhadap
beta dan return jika ditambahkan atau dihilangkan dari suatu sekuritas perusahaan.
The Equation
Dengan menggunakan beta coefficient untuk mengukur nondiversifiable risk, CAPM dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Jadi required return terdiri dari tingkat keuntungan bebas resiko (risk-free rate of return)
dan tingkat keuntungan yang berasal dari premi resiko (risk premium = k m – RF)
RF = k * + IP
Dampak peningkatan inflationary expectations pada SML terlihat jelas dalam gambar
berikut ini.
Slope SML merefleksikan degree of risk aversion: semakin tinggi slopenya, semakin
besar degree of risk aversion-nya, karena tingkat return yang lebih tinggi disyaratkan
untuk setiap tingkat resiko yang diukur dengan beta. Dari gambar berikut dapat dilihat
dengan jelas bahwa “the greater risk aversion results in higher required returns for each
level of risk”
Some Comment’s on CAPM
CAPM sebenarnya merupakan model yang dikembangkan untuk
menerangkan perilaku harga sekuritas dan menyediakan mekanisme untuk
investor agar dapat menilai dampak investasi sekuritas yang diusulkan pada
keseluruhan portfolio risk dan return mereka.
Hal ini didasarkan pada asumsi efficient market yang terdiri dari sedikit
investor, dimana masing-masing mempunyai informasi dan harapan yang
sama atas sekuritas; tidak ada pembatasan investasi; tidak ada pajak; tidak
ada biaya transaksi; semua investor rasional, sedikit yang memiliki sekuritas
yang sama, bersikap risk-averse, lebih menyukai return yang lebih tinggi dan
resiko yang lebih rendah.
Karena asumsi efficient market yang kurang realistik, maka CAPM tidak
berlaku umum untuk semua assets
WORKING CAPITAL AND SHORT
TERM FINANCING
NET WORKING CAPITAL FUNDAMENTAL
Semakin besar net working capital suatu perusahaan, profit yang diperoleh rendah demikian
pula risiko yang ditanggung rendah.
Trade-off antara profitability dan risiko dengan mempertimbangkan perubahan dalam current
assets dan current liabilities dapat dilihat pada tabel 15.1
2. Agresif
• Sebagian aktiva permanen dibiayai dengan sumber dana permanen dan
sebagian lagi dgn hutang jk pdk temporer.
• Seluruh aktiva dibiayai dgn hutang jk pdk temporer.
3. Konservatif
• Seluruh aktiva permanen dibiayai dengan sumber dana permanen.
• Sebagian aktiva lancar berfluktuasi dibiayai dengan sumber dana
permanen dan sebagian lagi dibiayai dengan hutang jk pdk temporer.
Credit term, meliputi:
1) Credit period, jumlah hari sampai dengan pembayaran account payable dibayar secara
penuh
2) Cash discount, persentase pengurangan harga beli, jika pembeli membayar dalam waktu
lebih cepat.
3) Cash discount period, jumlah hari yang dimulai dari periode waktu kredit-selama periode
waktu cash discount masih tersedia
4) Beginning of the credit period, bagian dari credit term yaitu date of invoice, menunjukkan
awal dari periode kredit.
Dimana:
CD = stated cash discount in percentage terms
N = number of days payment can be dilayed by giving up the cash discount
Contoh:
Lawrence industries, operator of adalah small chain of video stores, membeli bahan baku
pada supplier tanggal 27 Februari sebesar $ 1.000 dengan credit term 2/10 net 30.
Apabila menganalisis dengan menggunakan taking the cash discount dimana membayar
pada tanggal 10 Maret, sejumlah yang harus dibayar sebesar $ 980 ($1.000-(0.02 x
$1.000), sehingga menghemat $ 20
Apabila menganalisis dengan menggunakan giving up the cash discount dimana
membayar pada akhir periode kredit (30 hari), jumlah yang harus dibayar $ 1.000
besarnya biaya karena tidak memanfaatkan cash discount sebesar 36,73% (2%:98%) x
(360:20)
b. Accrual
Accrual merupakan hutang bagi perusahaan karena telah menerima jasa tetapi
pembayaran atas jasa tersebut belum dilakukan. Misalnya wages dan taxes
4. UNSECURED SOURCES OF SHORT – TERM LOANS
Sumber pinjaman jangka pendek yang tidak dijamin terdiri dari:
a. Bank loans
Pinjaman yang diberikan bank kepada perusahaan dan bersifat short-term, self liquidating
loan.
Bank loans dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:
1) Single-Payment Notes
Pinjaman jangka pendek yang pembayarannya hanya 1 kali yaitu pada saat jatuh tempo
2) Lines of Credit
Perjanjian antara commercial bank dengan perusahaan tentang jumlah pinjaman bank
jangka pendek yang tidak memerlukan jaminan selama periode waktu tertentu.
3) Revolving credit agreement
Perjanjian antara commercial bank dengan peminjam, dimana commercial bank akan
meminjamkan sejumlah dana pada waktu tertentu.
b. Commercial paper
Bentuk pembiayaan yang terdiri dari short-term, promissory notes yang tidak memerlukan
jaminan yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan credit standing yang tinggi.
c. International loans
1) International transactions
Suatu transaksi perdagangan internasional dimana pembayaran atau penerimaannya
sering dilakukan dengan menggunakan mata uang asing.
2) Financing international trade
Letter of credit, yaitu suatu surat tertulis dari bank perusahaan kepada supplier
perusahaan diluar negeri, yang menyatakan bahwa bank akan menjamin pembayaran dari
sejumlah faktur jika seluruh perjanjian disepakati.
3) Transaction between subsidiaries
Transaksi antara cabang perusahaan di luar negeri.
5. SECURED SOURCES OF SHORT-TERM LOANS
Secured short-term financing adalah short term financing (loans) yang diperoleh dengan
menjaminkan suatu aktiva sebagai jaminan.
Dimana:
OC = Operating cycle
AAI = Average Age of Inventory
ACP = Average collection period
Contoh:
Max company produsen paper dinnerware, menjual seluruh barang dagangannya dengan kredit. Credit
term ditentukan 60 hari. Average age of inventory perusahaan 85 hari dan average collection period
selama 70 hari. Lamanya operating cyle Max company adalah 155 hari (85 hari + 70 hari)
Rumus:
CCC = OC-AAP=AAI+ACP-APP
Dimana:
APP = Average Payment Period
Operating Cycle dan cash conversion cycle dapat dilihat pada figure 16.1.
Figure 16.1
OC dan CC Maz Companys
Managing the cash conversion cycle
Untuk mengurangi biaya, cash conversion cycle di usahakan sependek mungkin.
Strategi dasar untuk mengelola cash conversion cycle adalah:
a. Tingkat perputaran persediaan diusahakan secepat mungkin
b. Periode pengumpulan account receivable diusahakan sependek mungkin
c. Pembayaran account payable selama mungkin
d. Tingkat perputaran persediaan diusahakan secepat mungkin
e. Periode pengumpulan account receivable diusahakan sependek mungkin
f. Pembayaran account payable selama mungkin
ECQ
C
as
h
Ba
la
nc
e ECQ
($) 2
Average Cash balance
Time
b. Miller – ORR Model
Digunakan apabila cash flow tidak pasti, pada model ini ditentukan:
Upper limit (jumlah maksimum)
Return point (target cash balance)
Rumus:
Return Point (RP)
Baumol Model
2 x$30 x$1.500.000
ECQ = $33,541
.08
Apabila cash balance mencapai Upper Limit, jumlah cash yang dirubah menjadi marketable
securities sebesar $ 2,798 ($4,197 - $1,399)
Apabila cash balance mencapai Zero (lower limit), jumlah marketable securities yang dirubah
menjadi kas sebesar $ 1.399 ($1.300 - $0)
ACCOUNTS RECEIVABLE
AND INVENTORY
1. ACCOUNTS RECEIVABLE
Pemberian kredit kepada konsumen bagi sebagian perusahaan merupakan biaya dalam
berbisnis karena menyebabkan uang tertahan dalam bentuk piutang sehingga kehilangan nilai
waktu dari uang tersebut serta menimbulkan resiko piutang tidak tertagih. Sebaliknya
pemberian kredit memungkinkan perusahaan untuk lebih kompetitif, mampu menarik dan
mempertahankan konsumen, serta memelihara dan meningkatkan penjualan serta laba.
Pengendalian dalam manajemen piutang terutama berkaitan dengan:
1) Kebijakan kredit, yang meliputi credit selection, credit standards dan credit terms
2) Kebijakan pengumpulan kredit
A. CREDIT SELECTION
Kredit selection merupakan keputusan yang diambil untuk memutuskan apakah akan
memberikan kredit pada seseorang konsumen atau tidak, serta berapa besarnya kredit yang
akan diberikan.
Credit Scoring
Credit scoring adalah suatu prosedur menghasilkan nilai untuk mengukur kekuatan kredit
aplikan secara keseluruhan dengan menjumlahkan rata-rata tertimbang dari masing-masing
kriteria finansial dan kredit.
Misalnya:
Tabel 17.1
Credit Scoring of Barb Baxter by Haller’s Stores
Hasil dari credit scoring dipergunakan untuk menentukan keputusan pemberian kredit misalnya:
Credit score > 75 : Extend standard credit terms
65 - : Extend limited credit
> : Penolakan aplikasi kredit
Credit standards adalah persyaratan minimum yang harus dipenuhi dalam memberikan kredit
kepada konsumen
Key Variables
Beberapa variabel yang perlu dievaluasi sehubungan dengan adanya perubahan standar kredit
adalah:
1. Volume penjualan
2. Nilai investasi dalam piutang
3. Biaya piutang tidak tertagih (bad debt expenses)
Pelonggaran standar kredit dan arah perubahan dasar yang terjadi serta pengaruhnya pada
laba terlihat sebagai berikut:
Cash Discount;
Peningkatan cash discount dana rah perubahan serta pengaruhnya pada laba adalah sebagai
berikut:
Variabel Arah perubahan Pengaruh pada laba
Volume penjualan Meningkat Positif
Analisis perubahan credit period secara kuantitatif adalah sama seperti perhitungan perubahan
credit standard.
D. COLLECTION POLICY
Collection policy adalah suatu prosedur pengumpulan piutang yang jatuh tempo
Hubungan antara collection expenditures danbad debt losses dalam collection policy adalah
sebagaiberikut:
Figure 17.1
Aging Account Receiable
Aging adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengevaluasi kredit atau kebijakan kredit
dengan mengidentifikasi proporsi piutang yang outstanding untuk periode waktu tertentu.
Contoh:
Dodd Tool mempunyai piutang $ 200.000 per 31 Desember 2000. dengan kebijakan jangka
waktu kredit 30 hari maka semua piutang yang terjadi pada bulan Desember dikategorikan
sebagai piutang berjalan. Sedangkan piutang bulan November sebagai piutang outstanding 0-
30 hari, piutang bulan Oktober out standing 31 – 60 hari, dan seterusnya. Jika piutang
outstanding jumlahnya besar berarti kebijakan pengumpulan piutang yang ada tidak efektif.
Pengaruh perubahan kebijakan pengumpulan piutang secara kuantitatif dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti pada perhitungan pengaruh perubahan standar kredit dan cash
discount.
A. INVENTORY MANAGEMENT
Inventory Fundamentals:
Dua aspek utama dalam persediaan adalah types of inventory dan the appropriate level of inventory.
Type of inventory:
Persediaan bahan mentah, yaitu semua item yang dibeli untuk digunakan dalam proses manufaktur
guna menghasilkan barang jadi.
Persediaan barang dalam proses, yaitu semua item yang sedang diproduksikan.
Persediaan barang jadi, yaitu semua item barang yang telah selesai diproduksi namun belum laku
terjual.
Contoh:
Mills Industries memperkirakan carrying cost untuk persediaan adalah 25 cents per $1
persediaan per tahun, dan carrying cost untuk piutang sebesar 15 cent pers 1 piutang per
tahun. Perusahaan saat ini mempunyai persediaan sebesar $ 300.000 dan piutang sebesar
$200.000. pelanggaran jangka waktu kredit diyakini akan menaikkan penjualan sebanyak
$150.000. pertimbangan keuntungan penghematan carring cost antara piutang dan persediaan
yang terjadi adalah sebagai berikut:
Tabel 17.6 Analysis of Inventory – Accounts Receivable Systems for Mills Industries
Present proposed
Average Cost Average Cost
Cost/return
Variabel investment [(1) x (2)] investment [(1) x (4)]
(1)
(2) (3) (4) (5)
Average inventory 25% $300.000 $75.000 $150.000 $37.500
Average receivables 15 200.000 30.000 350.000 52.500
Total $500.000 $105.000 $500.00 $90.000
International Inventory Management:
Manajemen persediaan internasional terutama terkait dengan perusahaan yang melakukan
ekspor dan multi national company. Permasalahan yang dihadapi terutama menyangkut
pengiriman bahan/barang karena adanya perbedaan jarak, misalnya saja terjadi penundaan
dan kerusakan barang.
2 xSxO
EOQ =
C
Dimana:
S = kebutuhan persediaan dalam unit per periode
O = Order cost per kali pemesanan
C = Carrying cost per unit persediaan per periode
Q = Unit pemesanan persediaan dalam unit
Karena adanya kesulitan dalam memperkirakan lamanya lead time (waktu menunggu
datangnya persediaan yang dipesan), pada umumnya perusahaan menyelenggarakan safety
stock, yaitu persediaan cadangan yang dapat digunakan jika lead time dan atau tingkat
pemakaian persediaan lebih besar dari yang diperkirakan.
Termina cash flow = After-tax cash flows from -- After-tax cash flows from
new asset termination of old asset termination of old asset
Relevant cash flow untuk proyek ekspansi sama dengan proyek replacement hanya saja aliran
kas dari aset lama adalah sama dengan nol
Change in net working capital adalah selisih antara perubahan dalam aktiva lancar dengan
perubahan dalam hutang lancar.
Contoh: Danson Company dalam mendapatkan perlengkapan modal baru memerlukan
tambahan aktiva lancar sebesar $ 22.000 akan tambahan hutang lancar sebesar $ .000. maka
tambahan modal kerja yang terjadi adalah $ 13.000
Figure 8.5 Taxable Income from Sale of Asset
Taxable income for sale of asset at various sale prices
for Hudson Industries
Contoh perhitungan initial investment:
Powell corporation mencoba untuk menentukan pengeluaran awal dari investasi
penggantian mesin. Harga beli mesin baru $380.000 dan memerlukan $20.00 untuk biaya
pemasangan mesin tersebut. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga $240.000
dan telah susut dengan metode MACRS 5 tahun. Depresiasi mesin baru juga
menggunakan metode MACRS 5 tahun. Mesin lama dapat dijual dengan harga $280.000.
perusahaan mengharapkan kenaikan aktiva lancar sebesar $35.000 dan kenaikan hutang
lancar $18.000 akan menyertai proses penggantian mesin tersebut. Tingkat pajak baik
untuk capital gain maupun untuk pendapatan original sebesar 40%. Nilai buku dari mesin
lama sebesar $69.600 karena telah disusut selama 3 tahun masing-masing sebesar 20%,
32% dan 19% per tahun dengan metode MACRS.
Perhitungan nilai cash inflow dapat menggunakan kerangka laporan rugi laba sebagai berikut:
Revenue
Expenses (excluding depreciation) (-)
------------------------------------------------------------------------
Profit before depreciation and taxes
Depreciation (-)
------------------------------------------------------------------------
Net profit before taxes
Taxes (-)
------------------------------------------------------------------------
Net profit after taxes
Depreciation (+)
------------------------------------------------------------------------
Operating cash inflows
_____________________________________________________________
Contoh: Powel Corporation mempunyai data pendapatan dan biaya (tidak termasuk
depresiasi) dari mesin lama dan mesin baru sebagai berikut:
Table 8.6
Powell Corporations’ Revenue and Expenses (Excluding Depreciation) for Proposed
and Present Machines
Table 8.7
Depreciation Expense for Proposed and Present Machines for Powell Corporation
Applicable MACRS depreciation Depreciation
Cost percentages (from Table 3.8) [(1) x (2)
Year (1) (2) (3)
With proposed machine
1 $ 400,000 20% $80,00
2 400,000 32 128,000
3 400,000 19 76,000
4 400,000 12 48,000
5 400,000 12 48,000
6 400,000 5 20,000
Totals 100% $400,000
With Present machine
1 $ 240,000 12% (year -4 depreciation) $ 28,800
2 240,000 12 (year-5 depreciation) 28,800
3 240,000 5 (year-6 depreciation) 12,000
4 Because the present machine is at the end of the third 0
5 year of its cost recovery at the time the analysis is 0
6 performed, it has only the final 3 years of depreciation 0
(as noted above yet applicable
Total $ 69,00
Dengan memperhitungkan tingkat pajak sebesar 40%, perhitungan arus kas masuk Powel corporation
untuk mesin lama dan mesin baru adalah sebagai berikut:
Table 8.9 Calculation of Operating Cash Inflows for Powell Corporation’s Proposed and Present
Machines
Year
1 2 3 4 5 6
With proposed machine
Revenuea $ 2,520,000 $ 2,520,000 $ 2,520,000 $ 2,520,000 $ 2,520,000 $ 0
- Expenses (excl. depr) b 2,300,000 2,300,000 2,300,000 2,300,000 2,300,000 0
Profits before depr.and taxes $ 220,000 $ 220,000 $ 220,000 $ 220,000 $ 220,000 $ 0
- Depreciationa 80,000 128,000 76,000 48,000 48,000 20,00
Net Profits before taxes $ 140,000 $ 92,000 $ 144,000 $ 172,000 $ 172,000 -$ 20,000
- Taxes (rate = 40%) 56,000 36,000 57,600 68,000 - 8,000
Net Profits before taxes $ 84,000 $ 55,200 $ 86,400 $ 103,000 $ 103,200 - $12,000
+ Depreciation 80,000 128,000 76,000 48,000 48,000 20,00
Operating cash inflows $ 164,000 $ 183,200 $ 162,400 $ 151,200 $ 151,200 $ 8,000
Tabel 8.10
Incremental (relevant) operating Cash Inflows for Powell Corporation
Dimana:
proceeds from sale of new and old asset sering disebut salvage value (nilai sisa) yang
mencerminkan nilai bersih removal cost atau cleanup cost yang diharapkan dapat saat
penghentian proyek.
Perhitungan pajak tergantung pada nilai jual asset dibandingkan dengan nilai buku. Jika:
Harga jual > nilai buku, pajak merupakan arus kas keluar
Harga jual < nilai buku, ada rabat pajak
Harga jual = nilai buku, tidak ada perhitungan pajak
Change in net working capital, nilai ini akan sama besar dengan nilai bersih perubahan
modal kerja pada initial investment.
CONTOH:
Meneruskan contoh Powell corporation, asumsi bahwa mesin baru dapat dilikuidasi dengan
nilai $50.00setelah pembayaran removal dan cleanup cost. Sedangkan nilai buku mesin
tersebut pada akhir tahun ke-5 adalah $20.000. mesin lama benar-benar usang sehingga nilai
likuidasi pada akhir tahun ke-5 adalah $0. perusahaan mengharapkan pengembalian net
working capital sebesar $17.000. tingkat pajak diperhitungkan 40%. Maka terminal cash flow
proyek akan terlihat sebagai berikut:
Asumsi usulan proyek suatu perusahaan adalah risiko yang akan dihadapi
adalah tidak berubah dan perusahaan tersebut memiliki dana yang tidak
terbatas.
Teknik capital budgeting yang akan dibahas dalam bab ini adalah 3 teknik
yang populer.
Payback period
Net present value
Internal rate of return
Teknik-teknik lain yang tidak dibahas secara mendalam dalam bab ini
adalah:
Present Value Payback Period
Average (Accounting) Rate of Return (ARR)
Profitability index (PI)
2. PAYBACK PERIOD
Payback period adalah jangka waktu yang dibutuhkan bagi sebuah perusahaan untuk memperoleh
kembali investasi awalnya atas suatu proyek yang sudah diperhitungan dari cash inflows.
II
PP=
CF
Dimana:
PP = Payback Period
II = Initial Investment
CF = Cash Inflows
Untuk kasus mixed stream (cash inflows tidak sama setiap tahunnya):
Investasi awal dikurangi cash inflows tahun pertahun sampai investasi awalnya kembali.
Contoh:
n
CFt
NPV = (1 k )
t 1
t
II
n
NPV = CF xKPVIF
t 1
t k ,t )
Dimana:
NPV = net present value
CF = cash inflows
k = cost of capital
n = number of years
PVIF = present value interest factor
Project A
Annual cash inflows $ 14.000
X Present value annuity interest factor, PVIFA a 3.791
Present value of cash flow $53.074
- Initial investment 42.000
Net present value (NPV) $11.074
Project B
Present
Cash Present value interest factor, value
inflows PVIFb [(1) x (2)]
Year (1) (2) (3)
1 $ 28.000 .909 $25.452
2 12.000 .826 9.912
3 10.000 .751 7.510
4 10.000 .683 6.830
5 10.000 .621 6.210
Present value of cash inflows $55.914
- Initial investment 45.000
Net present value (NPV) $ 10.914
a
from table Adalah-4, for 5 years and 10%
b
from table Adalah-3, for given year and 10%
4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR)
Adalah discount rate yang digunakan untuk membuat present value of cash inflows sama dengan initial
investment dari suatu proyek.
NPV = $0
n CFt
$0 = t II
t 1 (1 IRR)
n CFt
t II
t 1 (1 IRR)
n 1 II
t
t 1 (1 IRR) CFt
The Decision Criteria
Jika IRR > cost of capital proyek diterima
Jika IRR < cost of capital proyek ditolak
Figure 9.2
NPV Profiles
Net present value profiles for Bennett Company’s Projects A and B
Conflicting Rankings
Tingkatan/penggolongan diperlukan pada saat usulan proyek – proyek yang adalah bersifat
mutually exclusive atau ketika pendistribusian modal diperlukan.
Conflicting rankings menggunakan hasil dari NPV dan IRR dari perbedaan dalam jumlah dan
waktu dari cash flows.
NPV beranggapan Intermediate Cash Inflows akan diinvestasikan dengan tingkatan cost of
capital, sedangkan IRR berasumsi intermediate cash inflows akan diinvestasikan pada
tingkat bunga yang sama dengan IRR dari proyek.
Reinvestment rate
10% 15%
Number of years
earning interest
(tidak) Future value Future value
Year Cash inflows [3-(1)] FVIF10%.t [92) x (4)] FVIF15%.t [(2) x(6)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 $52.000 2 1.210 $62.920 1.323 $ 68.796
2 78.000 1 1.100 85.800 1.150 89.700
3 100.000 0 1.000 100.000 1.000 100.000
Future value end of years 3 $ 248.720 $ 258.496
NPV @ 10% = $ 16.867
IRR = 15%
a Initial investment in this project is $ 170.000
Table 9.8
Project Cash Flows After Reinvestment
Reinvestment rate
10% 15%
Initial Investment $ 170.000
Year Operating cash inflows
1 $ 0 $ 0
2 0 0
3 248.720 258.496
NPV@10% $ 16.87 $ 24.213
IRR 13.5% 15.0%
Which Approach Is Better
Tidaklah mudah untuk memilih salah satu pendekatan, untuk itu harus dilihat dari segi teori dan
praktisnya.
Theoretical View
Jika hanya didasari oleh teori, maka NPV adalah merupakan pendekatan yang terbaik untuk
Capital Budgeting.
Yang terpenting disini, NPV mengasumsikan bahwa pada saat intermediate cash inflows
diinvestasikan, reinvested-nya adalah pada tingkat cost of capital perusahaan bukan pada
tingkat bunga tertinggi seperti dengan IRR.
Practical View
Bukti menunjukkan bahwa manajer keuangan lebih menyukai menggunakan IRR.
Penggunaan IRR bagi mereka lebih masuk akal karena didasari oleh rate of return dari pada
actual dollar returns. Dan juga karena tingkat bunga, profitability, dan lain-lain tercermin
dalam rate of return tahunan.
Mereka mendapati bahwa NPV lebih susah karena tidak mengukur keuntungan relatif dari
jumlah yang diinvestasikan.
Profitability index
PI = Present value cash inflows dibagi dengan initial investment
Basic Assumptions
a. Business risk – risiko atas perusahaan yang tidak dapat menutupi biaya
operasinya. Artinya, perusahaan menerima usulan proyek, maka ini tidak akan
mempengaruhi kemampuan atas operating costs.
b. Financial risk-risiko atas perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban
keuangan yang diharapkan (bunga, biaya sewa, deviden preferred stock).
Artinya, jika perusahaan menerima usulan proyek dan membiayainya, maka hal
ini tidak akan merubah financing cost kemampuan perusahaan.
c. Biaya setelah pajak yang relevan.
Dengan kata lain, cost of capital diukur dengan dasar after-cost. Hal ini sesuai
dengan dasar yang dipakai dalam capital budgeting decisions.
Risk and Financing Cost
General relationship antara risiko dan financing cost.
K1 = r1 + bp + fp
Dimana:
k1 = specific/nominal cost of the various types of long-term financing, I
r1 = risk-free cost of the given type of financing, I (Rf)
bp = business risk premium
fp = financial risk premium
bp + fp = risk premium
Kombinasi ini disebut dengan target capital structure-kombinasi optimal yang diharapkan antara
debt dan equity yang kebanyakan perusahaan ingin capai dan pertahankan. Yang harus
diperhitungkan disini adalah overall cost of capital bukan biaya atas masing-masing sumber
modal.
The Cost of Specific Sources of Capital
Berasal dari sumber dana pembiayaan jangka panjang perusahaan untuk membiayai investasi aktiva tetap
perusahaan.
Ada 4 sumber dasar yang berasal dari pendanaan jangka panjang: long-term debt, preferred stock, common
stock, dan retained earnings.
Seperti terlihat dibawah ini:
Balance Sheet
Current liabilities
Assets Long-term debt
Stockholders’ equity
Preferred stock
Common stock equity
Sources of Long term
Common stock funds (Capital Structure)
Retained earnings
Net Proceeds
Adalah dana sebenarnya yang diterima dari penjualan surat berharga
Flotation costs
Adalah total biaya yang ditimbulkan karena menerbitkan dan menjual surat berharga – mengurangi besarnya
net proceeds. Di sini termasuk underwriting costs dan biaya administrasi.
Before – Tax Cost of Debt
Cost of debt sebelum pajak, kd, dari sebuah bond dapat dicari dengan:
a. Using Cost Quotations
net proceeds dari penjualan bond = par value
maka biaya sebelum pajak = coupon interest rate
Menggunakan Yield to maturity (YTM) lihat chapter 7)
Dimana:
Kd = before-tax cost of debt
I = annual interest in dollar
Nd = net proceeds from the sale of debt (bond)
N = number of years to the bond’s maturity
M = par value
K1 = kd x (1-T)
Dimana:
Kp = cost of preferred stock
Dp = annual dividend (dalam satuan mata uang)
Np = net proceed dari penjualan preferred stock
(Hasil penjualan preferred stock-flotation cost)
4. THE COST OF COMMON STOCK
Cost of Common Stock adalah besarnya pengembalian yang dikehendaki dari saham oleh
investor di pasar.
Ada 2 bentuk dari pembiayaan dengan common stock yaitu:
a. Retained earnings
b. New common stock
Dimana:
Rf = risk – free rate of return
Km= market return; return on the market portfolio of assets
b = beta coefficient (nondiversifiable risk)
Dimana:
Kn = cost of a new issue of common stock
D1 = expected dividend
Nn = net proceeds from sale of new common stock – Po
g = expected growth rate of dividends
f = percentage of flotation cost
Weighting Schemes
Bisa dengan:
a. Book Value Versus Market Value
Book value weights menggunakan perhitungan akuntansi untuk mengukur proporsi dari masing-masing
jenis modal dalam capital structure perusahaan
Market value weights mengukur proporsi dari masing-masing tipe dari modal berdasarkan market
value-nya
Market value weights lebih disukai dibandingkan dengan book value weights
b. Historical versus target
Historic weights adalah book atau market value weights berdasarkan proporsi dari actual capital
structure
Target weights adalah book atau market value weights berdasarkan proporsi dari desired capital
structure
6. THE MARGINAL COST AND INVESTMENT DECISIONS
The Weighted Marginal Cost of Capital (WMCC)
Adalah rata-rata tertimbang biaya modal yang dihubungkan dengan total pembiayaan baru
yang akan datang. Dengan asumsi tidak akan merubah risiko investasi.
AFj
BPj =
wj
Setelah itu dapat dibuat weighted marginal cost of capital (CMCC) schedule, yaitu grafik
yang menghubungkan WACC perusahaan pada saat total pembiayaan
Makin besar IRR (dari ka), maka makin besar NPV. Berdasarkan ini, maka paling tidak IRR = ka
PersentaseperubahanEBIT
Degree of operating leverage: DOL =
Persentaseperubahanpenjualan
TR - TVC
=
TR TVC FC
Operating leverage ada bila perubahan EBIT yang terjadi karena perubahan
tertentu dari penjualan lebih besar daripada perubahan penjualan
b.Financial Leverage
Menunjuk penggunaan yang potensial fixed financial costs untuk memperbesar
pengaruh perubahan EBIT terhadap common stock earning per share.
PersentaseperubahanEPS
Degree of financial leverage: DFL =
PersentaseperubahanEBIT
EBIT
=
EBIT - I - (PDx1/1- T)
PD = Preferred stock dividend
c. Total Leverage
Menunjukkan penggunaan fixed operating cost maupun fixed financial costs
yang potensial untuk memperbesar pengaruh perubahan penjualan terhadap PES
PersentaseperubahanEPS
Degree of Total leverage: DTL =
Persentaseperubahansales
TR - TVC
Degree of Total leverage: DTL =
TR - TCVC - FC - I - (PDx1/1- T)
= DOL x DFL
Contoh soal
Cables Inc. perusahaan computer cable, memperkirakan penjualan
pada tahun yang akan datang mencapai 20.000 unit dengan harga
$5 per unit. Variable operating costs $2 per unit, fixed operating costs
$ 10.000, interest $ 20.000 dan preferred stock dividend $ 12.000.
tingkat pajak perusahaan 40% dan perusahaan mempunyai common
stock outstanding, sebesar 5.000 lembar. Tabel 12.7 menunjukkan
besarnya EPS pada tingkat penjualan 20.000 unit dan 30.000 unit.
Capital structure:
Merupakan salah satu keputusan finansial yang paling kompleks berkaitan dengan
variabel-variabel keputusan finansial yang lain. Keputusan capital structure yang buruk
menyebabkan tingginya cost of capital, yang akan menurunkan NPV, yang dapat
menjadikan beberapa proyek yang dievaluasi tidak layak. Pengambilan keputusan yang
efektif memperkecil COC, mempertinggi NPV sehingga memperbesar kemungkinan
proyek layak dilaksanakan. Dan akan meningkatkan nilai perusahaan.
Types of Capital
Sumber modal berada disisi kanan neraca perusahaan, selain hutang jangka pendek.
Yaitu: hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Times Interest earned ratio dan fixed payment coverage ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi fixed payment berkaitan dengan penggunaan hutang.
Rendahnya debt payment ratio berkaitan dengan tingginya degree of financial leverage,
semakin tinggi risiko yang ditanggung perusahaan. Dalam teori perusahaan harus
mengelola financial leverage konsisten dengan capital structure that maximizes owners
wealth.
Tax Benefits
Manfaat utama dari debt financing adalah tax shield, karena pembayaran bunga
mengurangi jumlah pajak atas earning yang dibayar perusahaan, sehingga mempertinggi
earning available to bondholder dan stockholder.
The cost of debt financing. Merupakan hasil dari:
1) Peningkatan probabilitas bankruptcy yang disebabkan karena kewajiban hutang
2) The agency costs of the lender’s monitoring the firm’s action
3) Biaya dihubungkan dengan manajer mempunyai informasi lebih banyak tentang
prospek perusahaan daripada investor.
Probability of Bankruptcy
Kemungkinan bangkrut suatu perusahaan tergantung pada business risk dan financial risk
Business risk:
Adalah risiko yang muncul karena perusahaan tidak dapat menutup operating cost.
Semakin tinggi operating leverage (penggunaan fixed operating cost) semakin tinggi
business risk. Stabilitas penjualan dan biaya juga mempengaruhi business risk. Business
risk bervariasi antara perusahaan.
Financial risk
Adalah risiko yang timbul karena perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban
financialnya. Cash flow yang diperoleh investor dari bond mempunyai risiko lebih rendah
daripada dividen dari preferred stock, dividen P/S mempunyai risiko lebih rendah daripada
dividen dari common stock.
Agency costs Imposed by Lenders
Pada saat perusahaan meminjam dana dengan menerbitkan hutang, tingkat bunga yang
ditentukan oleh lebih banyak tentang kegiatan operasional dan prospek perusahaan
daripada investor. Asymmetric information dapat mempengaruhi capital structure
perusahaan, sebagai berikut:
Seandainya manajemen menemukan investasi yang sangat menguntungkan dan
membutuhkan tambahan modal. Dengan mempertimbangkan kesempatan tersebut,
manajemen yakin bahwa saham undervalued apabila investor tidak punya informasi tentang
investasi tersebut.
Pada kasus tersebut, manajemen akan meningkatkan hutang bila mereka tahu stock
undervalued (underpriced). Penambahan hutang tersebut merupakan signal yang positif bagi
investor tentang prospek perusahaan.
Apabila manajemen menerbitkan saham, karena mengetahui stock overvalued maka
investor menganggap hal tersebut merupakan signal yang negatif.
V = nilai perusahaan
ka = Weighted average cost of capital
Bila EBIT diasumsikan konstan, nilai perusahaan dimaksimalkan oleh minimalnya WACC. (lihat
figure 12.5)
Contoh Soal
Cooke Company, perusahaan soft drick, mempersiapkan untuk menentukanoptimal
capital structure. Perkiraan tingkat EBIT adalah sebagai berikut: kemungkinan
penjualan mencapai $400.000 adalah 25%, kemungkinan penjualan mencapai $
600.000 adalah 50% dan 25% kemungkinan mencapai penjualan $ 800.000. fixed
operating cost $ 200.000 dan variable costs 50% dari sales. Berikut ini adalah
perhitungan EBIT (dalam $ 000)
Tabel 12.12 merupakan perhitungan expected EPS pada tingkat debt ratio 0%, 30%
dan 60% serta coefficient of variation dari EPS berkaitan dengan tiap tingkat debt
ratio, dengan menggunakan tabel 12.10, kolom 5 yang menunjukkan jumlah
common stock. Tabel 12.11 menunjukkan perhitungan bunga (kolom 3)
Tabel 12.10
Capital Structures Associated With Alternative Debt Ratios for Cooke Company
Capital Structure ($ 000) Shares of
common Stock
Equity Outstanding (000)
a
Debt Ratio Total Assets Debt [(1) x (2)] [(2) – (3) [(4) ÷ $ 20]b
(1) (2) (3) (4) (5)
0% $500 $0 $500 25.00
10 500 50 450 22.50
20 500 100 400 20.00
30 500 150 350 17.50
40 500 200 300 15.00
50 500 250 250 12.50
60 500 300 200 10.00
a
Because the firm, for convenience, is assumed to have no current liabilities, its total equal its total capital of $ 600.00
b
The $20 value represents the book value per share of common stock equity noted earlier
Table 12.11
Level of debt, Interest Rate, and Dollar Amount of
Annual Interest Associated with Cooke Company’s Alternative Capital Structures
Capital Structure Debt Rate Interest Rate Interest
Debt Ratio On All Debt On All Debt [(1) x (2)]
(1) (2) (3)
0% $0 0.0% $0.00
10 50 9.0 4.50
20 100 9.5 9.50
30 150 10.0 15.00
40 200 11.0 22.000
50 250 13.5 33.75
60 300 16.5 49.50
Table 12.12
Calculation of EPS for Selected Debt Ratios ($000) for Cooke Company
Debt Ratio = 0
Probability of EBIT .25 .50 .25
EBIT (Table 12.9) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Interest (Table 12.11) 0.00 0.00 0.00
Net profit before taxes $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Taxes (T=.40) 0.00 40.00 80.00
Net profit after taxes $ 0.00 $ 60.00 $ 120.00
0.00 2.40 4.80
Expected EPSa $ 2.40
Standard deviation of EPSa $ 1.70
Coefficient of variation of EPS a 0.71
Debt Ratio = 30%
Probability of EBIT .25 .50 .25
EBIT (Table 12.9) $ 0.00 $ 100.00 $ 200.00
Less: Interest (Table 12.11) 15.00 15.00 15.00
Net profit before taxes ($ 15.00) $ 85.00 $ 185.00
Less: Taxes (T= .40) ( 6.00)b 35.00 74.00
Net profit after taxes ($ 9.00) $ 51.00 $ 111.00
EPS (25.0 shares, Table 12.10) ($ 0.51)` 2.91 6.34
Expected EPSa $ 291
Standard deviation of EPSa $ 2.42
Coefficient of variation of EPSa 0.83
EBIT
Capital Structure $ 100.00 $200.00
Debet Ratio Earning per share (EPS)
0% $ 2.40 $ 4.80
30 2.91 6.34
60 3.03 9.03
Figure 12.6 EBIT-EPS Approach A Comparison of Selected Capital
Structure for Cooke Company (Data from Table 12.12
Considering Risk in EBIT – EPS Analysis
Pada saat menggunakan analisis EBIT – EPS, penting untuk menentukan
risiko tiap alternatif capital structure. Secara grafis risiko tiap kemungkinan
capital structure dapat dilihat pada financial breakeven point (EBIT-axis
intercept) dan degree of financial leverage yang terlihat pada slope dari capital
structure. Semakin tinggi financial breakeven point dan semakin curam slope
capital structure line, semakin tinggi financial risk. Semakin rendah Times
interest earned, semakin tinggi risiko. Berdasarkan gambar 12.6 capital
structure untuk debt ratio 60% lebih berisiko dari pada debt ratio 30% atau 0%
Required return akan meningkat bila financial risk meningkat (tabel 12.14)
The value of the firm yang dikaitkan dengan alternatif capital structure dapat
diestimasi dengan menggunakan satu dari standard valuation model. Misalnya;
Zero-growth valuation model:
Po = EPS
ks
Po = Per share value of the firm
ks = Required return