Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS KEPERAWATAN

TRANSKULTURAL
Daisy Novira
CONTOH KASUS (1)
 Gambaran Kasus :
Ny. D, berusia 29 tahun masuk ke unit keperawatan onkologi dengan
keluhan nyeri pelvic dan pengeluaran cairan pervagina. Hasil
pemeriksaaan Pap Smear didapatkan menderita Ca Cerviks stadium II
dan telah mengalami Histerektomy radikal dengan bilateral salpingo-
oophorectomy. 

Riwayat kesehatan masa lalu : jarang melakukan pemeriksaan fisik


secara teratur. Ny D mengatakan bahwa tidak pernah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri. Tinggi badan 5 kaki 4 inci dan BB 89
pound. Biasanya dia memiliki BB 110 pound. Dia seorang perokok dan
menghabiskan kurang lebih 2 pak sehari dan berlangsung selama 16
tahun. Dia sudah memiliki 2 orang anak.

(referensi : Widaningsih,Penerapan Model Leininger dalam Asuhan


Keperawatan)
CONTOH KASUS (2)
 Ny. D Kehamilan pertama ketika dia berusia
16 tahun dan kehamilan yang kedua saat
berusia 18 tahun. Sejak saat itu dia
menggunakan kontrasepsi oral secara teratur.
Dia menikah dan tinggal dengan suaminya
bersama 2 orang anaknya dirumah ibunya,
dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Suaminya seorang pengangguran. Dia
menggambarkan suaminya seorang yang
emosional dan kasar.
CONTOH KASUS (3)
 Nilai-nilai keluarga Jawa Timur :
1. Keluarga merupakan kesatuan antara suami-istri dan anak yang
belum menikah yang tinggal serumah.
2. Sistem nilai dan ideologi keluarga/budaya Jatim dipengaruhi oleh
budaya sebelum islam.
3. Figur suami dan bapak dalam keluarga Jatim sangat dominan.
4. Komitmen kuat untuk saling menolong anggota keluarga yang
membutuhkan.
5. Pejah gesang derek kyai.
 Implikasi Keperawatan : Dalam melakukan asuhan keperawatan pada

keluarga Jatim, perawat seharusnya melibatkan keluarga inti


(terutama bapak) dan keluarga besar, termasuk kyai sebagai
pembimbing spiritual mereka.
( Referensi : Mishbahatul, Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan Transkultural)
CONTOH KASUS (4)
 Nilai-nilai keluarga Minangkabau :
1. Ibu memegang peran sentral dalam pendidikan,
pengamanan kekayaan dan kesejahteraan keluarga
(termasuk kesehatan).
2. Sejak kecil anak dididik untuk tinggal terpisah dari
keluarganya( perantau )
3. Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah
 Implikasi keperawatan : Dalam melakukan asuhan
keperawatan pada keluarga Minangkabau , perawat
seharusnya melibatkan keluarga inti (terutama dari
pihak ibu) dan keluarga besar, serta disesuaikan
dengan ajaran agama islam.

Anda mungkin juga menyukai