PPDS Obgin
Diharapkan mampu
Memahami KEPUTUSAN ETIK dalam
pelayanan praktik profesi dokter
Memahami masalah HUKUM dalam
praktik profesi dokter
Memahami prinsip ETIKA DAN
MEDIKOLOGAL dalam praktik profesi
dokter
Memahami pasien, PRIVASI dan
KERAHASIAAN dan Informed
Consent.
TOPIC TREE
Tujuan & Sasaran
Tujuan Instruksional Umum
peserta didik mampu mengetahui masalah Etika dan Medikolegal
Sasaran Pembelajaran
Mengerti dan memahami tujuan instruksional umum dan khusus tentang etika dan medikolegal
ETIKA (BIOETIKA)
NILAI NORMA
Pra-moral: Proposisi (“dalil”) pemindah nilai ke tingkat kehidupan
tidak/belum merujuk pada suatu norma konkrit perilaku konkrit, baik fungsi positif atau negatif.
manusia; misalnya kesehatan, kehidupan, integritas fisik, Ungkapan teknis pengalaman etis manusia
seksualitas. Generalisasi relevan tentang apa yang secara normal relevan.
Moral:
mengharuskan manusia melakukan/merujuk sesuatu tindakan
konkrit pada suatu norma konkrit; misalnya kesetiaan yaitu
untuk menepati janji, keadilan yakni kesediaan menghargai
hak orang lain.
PEMBAGIAN
TEORI
ETIKA
Ditinjau dari Ditinjau dari
SEGI INTI Ditinjau dari SUBYEK PELAKSANA
SEGI METODOLOGI
PEMBAGIAN TEORI ETIKA
1. Etika kebijaksanaan:
a. Dasar agama/kepercayaan: moralitas agama
non-samawi.
b. Dasar filsafat : etika kebahagiaan (Yunani)
2. Etika kewajiban :
a. Dasar agama: moralitas agama samawi (etika
teonom)
b. Dasar filsafat: Immanuel Kant (etika otonom).
Ditinjau dari
SEGI INTI
PEMBAGIAN TEORI ETIKA
1.Etika Substantif
Dasarnya etika kebijaksanaan atau etika
kewajiban.
2.Etika Prosedural
a. Dasar Keadilan: contoh John Rawls
b. Dasar Komunikasional: contoh Juergen
Ditinjau dari
Habermas
SEGI
METODOLOGI
PEMBAGIAN TEORI ETIKA
1. Etika maksim
(prinsip subyektif bertindak, sikap dasar hati nurani ketika bersikap-tindak-perilaku-
konkrit).
Misalnya etika kebijaksanaan. Bisa dilihat konteksnya,
keterarahan pada maksim tertentu yang merangkai dalam
satu jalinan makna (seperti tanggungjawab), dapat
memperlihatkan watak seseorang dan dapat
membedakan antara legalitas dan moralitas.
2. Etika norma-norma
Dasarnya ialah peraturan-peraturan (hukum) sehingga
tak bisa membedakan legalitas - moralitas.
Ditinjau dari
SUBYEK
PELAKSANA
PENDEKATAN ANALISIS ETIKA
NORMATIF
Apa yang harus dilakukan 01 PRAKTIS
Apa yang paling banyak
dilakukan orang
02
NON NORMATIF
upaya menyusun secara faktual apa
yang sebenarnya terjadi 03
Teori utilitarian
01 consequence-based
02 Teori obligation-based
03
TEORI ETIKA Teori rights-based
EROPA 04
Teori komunitas
(community-based)
05 Teori relation-based
06 Teori case-based
TEORI ETIKA EROPA
01 utilitarian 02 03
obligation- rights-
consequence- based based
based
Suatu perbuatan dinyatakan moralitas merupakan sesuatu yang Didasarkan pada penghargaan
sebagai suatu kebaikan atau murni berdasarkan pada nalar. terhadap hak-hak manusia untuk
keburukan berdasarkan dari Menolak tradisi, intuisi, suara memiliki, hidup, merdeka dan
keseimbangan konsekuensi hati nurani, atau emosi sebagai berekspresi. Seseorang dianggap
kebaikan atau keburukan yang sumber dari kebijakan moral. memiliki area private dimana dia
ditimbulkannya. Suatu alasan bermoral yang valid merupakan tuan bagi takdir dirinya
akan membenarkan tindakan. sendiri. Hak-hak yang ada bisa jadi
Perbuatan didasarkan pada bersifat mutlak atau relatif.
kewajiban moral.
TEORI ETIKA EROPA
04 05 06 case-
Community relation-based
-based based
Pertimbangan etis diatur oleh Menekankan kepada hubungan Suatu pembuatan keputusan
nilai komunitas termasuk keluarga dan hubungan yang praktis pada setiap
diantaranya pertimbangan dokter-pasien yang khusus. munculnya kasus. Teori ini
terhadap kebaikan umum, Sebagai contoh, kebijakan moral memiliki suatu preasumsi
tujuan-tujuan sosial, dan dapat didasarkan pada pemikiran filosofis yang terfiksir.
tradisi. Teori ini berlawanan bahwa tidak ada yang boleh
dengan teori rights-based yang dilakukan yang dapat merusak
didasarkan atas individualisme. fungsi normal dari suatu unit
keluarga.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
ETIKA KEDOKTERAN/
KAIDAH DASAR BIOETIKA
AUTONOMY JUSTICE
menghormati hak-hak pasien, terutama mementingkan fairness dan keadilan
hak otonomi pasien (the rights to self
determination) dan merupakan kekuatan
01 04 dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya
yang dimiliki pasien untuk memutuskan (distributive justice) atau pendistribusian
suatu prosedur medis. dari keuntungan, biaya dan risiko secara
adil.
ETIKA KLINIK Jonsen-Siegler W (2002)
MEDICAL INDICATION PATIENT
• Diagnosis PREFERRENCES
• Nature of diesase • Advance directive
• Condition of patient
• Previous spoken
• Prognosis
• Treatment option • Previous choices
INFORMATION
Terdiri atas dua bagian, yaitu PENGUNGKAPAN dan PEMAHAMAN. Pengertian berdasarkan
2 pemahaman yang adekuat membawa konsekuensi kepada tenaga medis untuk memberikan informasi
sedemikian rupa agar pasien dapat mencapai pemahaman yang adekuat.
CONSENT
Terdiri dari KESUKARELAAN dan PERSETUJUAN. Kesukarelaan mengharuskan tidak adanya
tipuan, misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus bebas dari “tekanan” yang dilakukan
3 tenaga medis yang bersikap seolah-olah akan “dibiarkan” apabila tidak menyetujui tawarannya.
UNSUR POKOK dalam pembuatan Informed Consent
01
Pihak yang menyampaikan penjelasan
05
Pihak yang berhak menyatakan persetujuan
PRINSIP DASAR INFORMED CONSENT
Misfeasance:
02 melakukan pilihan tindakan medis yang
tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat
(improper performance)
03 Nonfeasance:
tidak melakukan tindakan medis yang merupakan kewajiban
baginya.
MALPRAKTIK
2 SYARAT KELALAIAN/
TERPENUHINYA KEALPAAN
Dokter pelaku dalam penalarannya Dokter pelaku tidak teliti/hati-hati
01 02
tidak berpraduga lege artis (tidak dalam tindakan mediknya
cermat dalam memaksimalkan sebagaimana layaknya kaum
upaya, baik kealpaan yang profesional.
disadarinya maupun kealpaan yang
tidak disadarinya.
RANGKUMAN
Pembelajaran etika dan medicolegal sebagai penjernih logika dan peningkat daya kritis dokter
dalam menyeimbangkan keputusan etis terhadap keputusan medis di klinik dengan analisis dan
pendekatan medicolegal merupakan pelengkap utama kajian etika (kaidah dasar bioetik dan
etika klinik) yang berguna untuk membina sikap tanggungjawab, kesadaran hukum dan
profesionalisme dokter di kemudian hari.