Anda di halaman 1dari 16

Prosedur Perawatan dan

Perbaikan Konstruksi Rangka


dan Dinding Bangunan Gedung
Lutfi Ismiyati / 13 KGSP / 15
4.7. PEMELIHARAAN STRUKTUR PADA DINDING

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:


• Periksa bagian dinding luar bangunan (susunan bata atau blok, plesteran, dan
sebagainya) dari keretakan, pengelupasan, atau kerusakan lainnya. Kemudian,
perbaiki sesuai kerusakannya.
• Perhatikan bahwa retakan besar yang terjadi pada dinding terutama retakan
vertikal mdmbelah lurus dari atas ke bawah mungkin disebabkan oleh adanya
pergerakan (penurunan atau pergeseran) dari pondasi.
• Segera lakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan jika diperlukan (seperti
penyuntikan pondasi).
• Retakan-retakan kecil seperti rambut yang terjadi pada dinding perlu dicermati
apabila terus membesar karena menunjukkan tanda adanya masalah pada pondasi.
Konsultasikan pada konsultan konstruksi untuk menanganinya sesegera mungkin.
• Retakan-retakan demikian umumnya tidak mempengaruhi kekuatan struktur dan
tidak berbahaya, tetapi bila retakan terkena udara luar dapat mengakibatkan
masuknya air ke dalam dinding sehingga menyebabkan kelembaban.
• Retakan baru yang timbul harus diawasi dan bila retakan terus membesar maka
tindakan perbaikan harus segera dilakukan.
• Retakan kecil pada plesteran dinding umumnya disebabkan kualitas adukan
plesteran yang kurang baik, seperti kurangnya semen, penggunaan pasir yang kotor,
atau terlalu banyak air yang digunakan.
• Retakan besar agak sulit diperbaiki, tetapi ada satu cara yang dapat dipakai, yaitu:
potong plesteran pada dinding yang retak kurang lebih selebar 30 cm pada kedua sisi
dinding, buka retakan dengan pahat pada kedua sisi dinding, lalu isi dengan adukan
beton (perbandingan semen atau pasir L:4). Kemudian, pasang kawat ayam (chicken
wire), yaitu anyaman yang terbuat dari kawat tipis, dengan menggunakan paku
beton pada retakan di kedua sisi dinding. Setelah itu, plester kembali sehingga
tampak sama dengan dinding di sekitarnya.
• Jika plesteran dinding mengelupas dan jatuh, potong area dinding lalu plester
kembali hingga tampak sama dengan dinding disekitarnya.
• Buatlah permukaan bata atau brok (pada area tempat presteran mengelupas)
menjadi kasar karena salah satu alasan plesteran lepas adalah permukaan bata atau
blok yang terlalu halus hingga sulit bagi beton untuk menempel.
• Berilah zat aditif perekat atau cairan semen pada permukaan bata atau blok
sebelum mengerjakan plesteran.
• Jika plesteran mengalami retakan kecil seperti rambut maka dapat diperbaiki
dengan adukan perbaikan (propriotery fiiler/ untuk bagian luar dinding atau
menggunakan adukan semen atau air.
• Retakan yang lebih besar dapat menggunakan adukan semen atau pasir halus 1:1
dengan ditambahkan lem pVA secukupnya.
• Setelah area tempat retakan pada dinding diperbaiki, ampelaslah plesteran dinding
supaya harus, lalu beri cat dasar (meni) dengan cat emulsi (cat berbahan dasar air).
• Kemudian, lapisi kembali dengan 2 lapis cat emulsi agar tampak sama dengan
area dinding disekitarnya.
4.7.1 Dinding Bata Merah atau Konblok
Dinding berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pura sebagai penahan
beban (wall bearing). Di lapangan kondisi dinding bata berbeda-beda. Kadang ditemui
dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga memungkinkan tumbuhnya lumut
di permukaannya. Kondisi demikian kerap terjadi di daerah dengan muka tanah tinggi
atau retak dinding bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah seperti di
perbukitan (misalnya: vila atau paviliun peristirahatan). penyebabnya adalah mortar
dinding yang diletakkan diantara batu bata tidak menggunakan mortar yang kedap air.
Pemeliharaan pada saat prakonstruksi yang dilakukan antara lain:
• Pasangan batu bata harus dibasahi terus-menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
• Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus
mendapatkan perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
• Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bahan
pengisi celah seperti disebutkan dalam Persyaratan Teknis Pasangan Bata.
• Khusus pasangan dinding bata ekspos harus menggunakan bata super
dengan permukaan yang baik dan selama pelaksanaan harus
dilindungi supaya tidak terkena adukan dan kotoran lainnya yang
bisa mengakibatkan perubahan warna ataupun tekstur bata ekspos.

Pemeliharaan pada saat pasca konstruksi yang dilakukan antara lain:


• Apabila dinding terjadi rembes air atau selalu basah:
• Hilangkan plesteran dinding terlebih dahulu.
• Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah
vertikdoal.
• Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dan sebagainya, spesi yang
terdapat di antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata dalam arah
horizontal sepanjang 1 meter.
• Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air
(campuran 1 PC:3 pasir).
• Bila telah mengering, lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
• Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa.
• Kemudian, plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
Apabila dinding retak:
• Untuk retak rambut, korek bagian permukaan dinding, tambal dengan saus
semen, atau gunakan semen grouting khusus untuk retakan dinding.
• Untuk retak konstruksi karena adanya perubahan bentuk struktur utama
bangunan, sebaiknya perbaikan yang dilakukan adalah perbaikan struktur atau
penguatan bagian struktur yang bersangkutan.
Apabila dinding basah karena saluran air bocor :
• Pastikan letak kebocoran.
• Perbaiki kebocoran pipa air.
4.7.2 DindingBeton
Bangunan yang menggunakan expose concrete seperti di dinding
luar bangunan, lapisan luar kolom.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
• Bersihkan permukaan expose concrete dengan menggunakan
sabun, bilas sampai bersih, dan lakukan setiap 6 bulan sekali.
• Lakukan pemberian cat transparan dengan warna 'doff atau
ungrossy’ pada permukaan yang ada sebanyak 2 lapis.
4.8.2 Struktur Rangka Atap Baja
Pemeliharaan yang dilakukan khusus terhadap struktur rangka atap baja antara
lain:
• Untuk bangunan dengan atap rangka baja, periksa rangka dan sambungan
bautnya dari karat, pengelupasan, dan sebagainya.
• Perbaiki sesuai kerusakannya. Jika ingin mengecat ulang bagian-bagian tersebut,
pastikan bagian yang terkena karat telah dibersihkan terlebih dahulu.
• Perika lapisan pelindung karat pada baja dan baut-baut penguatnya, lalu ganti
atau kencangkan sesuai kebutuhan. Jika ingin mengecat ulang bagian-bagian
tersebut, pastikan bagian yang terkena karat telah dibersihkan terlebih dahulu.
• Perlu ada pemeriksaan setiap tahun dan bila ditemukan adanya karat maka harus
segera dilakukan perbaikan dengan cara mengampelas bagian berkarat dengan
ampelas halus (terbuat dari karbon dan silikon). Kemudian, lapisi dengan cat
dasar besi (meni besi) terutama pada bagian yang terbuka, lalu cat dengan
menggunakan cat tahan air (gloss paint/weathershieId ).
• Daerah-daerah terbuka yang sering terkena air hujan dan sinar matahari langsung
harus mendapatkan perhatian khusus, seperti ujung kolom dan bagian atap,
terutama bagian barok datar rangka atap (gording) rusak bila atap mengalami
kebocoran.
• semua bagian struktur rangka baja harus dicat ulang minimal setiap 4 tahun sekali.

4.8.3 Struktur Rangka Atap Baja Ringan


Khusus rangka atap baja ringan, kita perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Pilihlah rangka atap baja ringan dari produsen yang bertanggung jawab dan
selalu menjaga kualitas.
• Pikirkan konsekuensi dari risiko kegagalan dibandingkan selisih harga beli
karena baja ringan sifatnya hanya sekali pakai.
• Jangan terkecoh pada garansi yang ditawarkan karena terdapat produsen yang
menganggap garansi hanya selembar kertas yang gampang disiapkan.
• Tanyakan dokumen sertifikasiyang telah dimiliki.
• Teliti gambar kerja atau fabrikasi yang ada. Apakah setiap
kuda-kuda, gording, usuk, dan eremen penutup atap lainnya
memiliki gambar fabrikasi dan ukuran untuk fabrikasi yang
tercantum dengan jelas.
• Tanyakan mengenai baut yang digunakan bukan baut eceran
(non-struktural) tanpa spesifikasi teknis.
• Mintakan rekomendasi dari pihak-pihak yang memahami
konstruksi seperti konsultan perencana.
• Tanyakan pengetesan atau pengujian terhadap struktur kuda-
kuda secara utuh.
• Tanyakan kualitas tukang pemasangnya.
Pemeliharaan terhadap baja ringan sebagai berikut:
Untuk mengurangi risiko karat, maka baja ringan mendapatkan lapisan
Galvalum dan galvanis. semakin banyak dan bagus pelapisannya, semakin kuat
pula kotahanannya terhadap serangan karat.
4.8.4 Struktur Rangka Atap Kayu
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
• Untuk bangunan dengan atap rangka kayu, periksa bagian-bagian kayu dari pembusukan,
serangan rayap, dan sebagainya. Kencangkan atau ganti baut atau paku yang longgar atau
hilang.
• Perika bagian-bagian bangunan yang terbuat dari kayu dari serangan rayap dan pembusukan.
Perbaiki, ganti, atau cat ulang sesuai kebutuhan.
• Berilah cat dasar pada bagian kayu yang terkena udara luar langsung (exposed)sebelum
mengecat (baik baru maupun cat ulang).
• Periksa bagian-bagian kayu pada beranda dan perbaiki sesuai kerusakan sama seperti di atas.
• Pada langit-langit ruangan (plafon) pasti terdapat bukaan menuju bagian bawah rangka atap.
Periksa bagian rangka atap yang terdapat pada ruangan paling sedikit setahun sekali. Perbaiki
bagian-bagian yang rusak pada ruang rangka kuda-kuda atap ini.
• Bila kayu-kayu penyusun rangka atap terserang rayap atau serangga, atau mengalami
pembusukan akibat lembab atau kebocoran, segera lakukan tindakan perbaikan.
• Jika serangan rayap atau serangga tergolong ringan maka dapat diatasi dengan
membersihkan sarang rayap atau serangga dan menggunakan oli mesin untuk
mencegah serangan rayap berikutnya (cara ini cukup mudah dan efektif).
• Jika kerusakan yang terjadi lebih serius maka tindakan lebih besar harus
dilakukan.
• Sangat sulit melakukan perbaikan atau penggantian struktur rangka kayu atap
seperti kaki kuda-kuda, balok datar kuda-kuda (gording), penahan plafon, dan
sebagainya tanpa membongkar penutup atap (genteng, fiber, dan sebagainya)
dan bagian langit-langit. pekerjaan demikian membutuhkan biaya besar. Hal
yang mungkin dilakukan adalah membongkar penutup atap hanya pada area
kerusakan (setempat), tetapi bila tidak bisa maka terpaksa dilakukan
pembongkaran atap.
• Beri balok penopang terlebih dahulu, lalu potong atau pasang balok tambahan
pada daerah kayu yang rusak.
• Perbaikan balok penahan langit-langit (plafon) mungkin memerlukan
penahan dahulu yang tergantung pada rangka kuda-kuda atap.
• Beri pemeliharaan terlebih dahulu terhadap bagian kayu yang rusak atau
beri balok pengganti, lalu bautlah pada ujung-ujungnya dengan
menggunakan baut M berdiameter 12 mm yang dilengkapi cincin atau
ring karet (sealer). Periksa sambungan pada rangka atap dan perbaiki
bila terdapat kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai