Anda di halaman 1dari 35

Oleh :

LAPORAN Pramana Saras Utami


Angga Pramaharta
Darma
-TinjauanPustaka-
KASUS
HIPERTENSI Supervisor :
dr. I Made Bagus Dwi Aryana,

DALAM
Sp.OG (K)

KEHAMILAN
Pendahuluan
World Health Organization (WHO)
Hipertensi dalam menemukan bahwa 16%
Hipertensi merupakan salah
Kehamilan (HDK) kematian ibu di negara maju
satu masalah kesehatan
merupakan salah satu disebabkan oleh hipertensi
yang paling sering terjadi
diantara tiga penyebab dalam kehamilan.
selama kehamilan dengan Lebih dari 30% kematian ibu di
mortalitas dan morbiditas
angka kejadian sekitar 5- Indonesia pada tahun 2010
pada ibu bersalin selain
15%. disebabkan oleh hipertensi
infeksi dan perdarahan. dalam kehamilan.

Hipertensi yang disebabkan Penanganan hipertensi selama Pengenalan dini terhadap


oleh kehamilan dianggap kehamilan harus segera manifestasi klinis dan
sebagai komplikasi dilakukan setelah diagnosis kriteria penegakkan
ditegakkan.
obstetrik, dimana Pemberian terapi obat
diagnosis harus dapat
menimbulkan efek yang antihipertensi harus segera dikenali guna memberikan
signifikan yakni dapat dilakukan untuk menjaga pertolongan yang adekuat
menghasilkan morbiditas tekanan darah agar tetap dalam terhadap ibu dan janin.
atau kematian maternal. kisaran normal.
Definisi

Hipertensi dalam
Kehamilan (HDK) → Diagnosis hipertensi
hipertensi yang terjadi saat ditegakkan bila didapatkan :
kehamilan berlangsung - Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
(biasanya terjadi pada usia - Tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
kehamilan memasuki 20
minggu).
Epidemiologi
◦ Hipertensi terjadi pada sekitar 5-15% kehamilan.
◦ Preeklampsia terjadi pada sekitar 5% kehamilan dan sebagai faktor penyebab dari 16% kematian ibu secara
global.
◦ Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan.
◦ Di Asia dan Afrika, hampir sepuluh persen dari semua kematian ibu terkait dengan hipertensi dalam
kehamilan sementara komplikasi pada kehamilan berkontribusi terhadap 25% dari semua kematian ibu di
Amerika Latin.
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan
Report of the National High Blood Pressure Education
Program Working Group on High Blood Pressure in
Pregnancy tahun
2001

- Hipertensi Gestasional Klasifikasi


- Preeklampsia (ringan dan berat)
- Eklampsia
- Superimposed Preeklampsia
- Hipertensi Kronis
Faktor
Risiko
◦Faktor risiko tinggi :
◦riwayat preklampsia
◦hipertensi kronis
◦gangguan ginjal
◦Faktor risiko
rendah :
◦primigravida
◦IMT
◦usia maternal
◦riwayat keluarga
PATOFISIOLOGI
TEORI KEGAGALAN INVASI
TROPOBLAS
KEHAMILAN NORMAL :

Invasi trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis & jaringan sekitar → degenerasi
lapisan otot & jaringan matriks menjadi elastis → dilatasi arteri spiralis
→  penuurnan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan peningkatan aliran
darah pada daerah utero plasenta → aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi
jaringan juga meningkat

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN :


tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks
sekitarnya → menjadi tetap kaku dan keras → lumen arteri spiralis tidak
memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi → mengalami vasokonstriksi →
kegagalan remodeling arteri spiralis → aliran darah uteroplasenta menurun →
hipoksia dan iskemia plasenta
Teori Oksigen Teori Angiogenesis

Tekanan oksigen yang seharusnya Peningkatan soluble fms-like


meningkat untuk mendukung tyrosine kinase (sFlt-1) insidental
trofoblas, gagal meningkat

TEORI Pengeluaran hypoxia


induced- factor (HIF-
Antagonis faktor
angiogenik (PLGF &
KEGAGALA 1) VEGF)

N INVASI Aktivasi Transforming


Growth Factor-beta3
Gangguan invasi

TROPOBLAS (TGF-beta3)
tropoblas

Inhibisi proliferasi
tropoblas
Lapisan otot arteri
spiralis tidak mengalami
distensi dan
vasodilatasi

Terbentuknya arteri spirales yang tidak


“high flow” dan “low resistance”
Kegagalan invasi trofoblas
ke dalam arteria spiralis

Terbentuknya arteri
spirales yang tidak Hipoperfus Pelepasan radikal
“high flow” dan bebas (O2- dan OH-) Kerusakan endotel
i
“low resistance” plasenta serta Na+

Gangguan barrier mekanik


dan penurunan produksi PGE2
(prostasiklin) →
vasokonstriksi

TEORI ISKEMIA PLASENTA, RADIKAL BEBAS,


DAN DISFUNGSI ENDOTEL
FAKTOR IMUNOLOGI (HLA-G)

Sperma (antigen asing)


berfusi dengan ovum
ibu
Berkurangnya HLA-G di desidua
plasenta
G
Human Leukocyte Antigen
G (HLA-G) A
Mendukung modulasi imun
G
Menghambat invasi
A ke dalam
trofoblas
L desidua
Tropoblas tidak dikenali oleh
antibodi ibu, kehamilan
berjalan baik
Manifestasi Klinis

Preeklampsia (ringan&berat), Superimposed


Preklampsia, Hipertensi Kronik, Hipertensi Eklampsia
Gestasional

◦ oligouria yaitu produksi urin < 400 ml/24


jam
◦ gejala neurologis seperti stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gejala pada
◦ edema paru yang dapat bermanifestasi sesak nafas dan sianosis preeklampsia
◦ gangguan hepar berupa nyeri epigastrium atau kuadran kanan +
atas Kejang umum tonik klonik
◦ gangguan ginjal berupa peningkatan kadar kreatinin serum
◦ pertumbuhan janin yang terganggu
• Anamnesis

DIAGNOSIS • Pemeriksaan fisik


• Pemeriksaa
n
penunjang
Diagnosis Pemeriksaan Fisik
◦evaluasi tekanan
darah
Anamnesis
◦pemeriksaan Leopold
◦keluhan atau gejala sebelum atau
selama masa kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
◦riwayat kehamilan sebelumnya
◦pemeriksaan urin lengkap →
(adanya hipertensi serta penyulit
proteinuria
yang ada selama kehamilan
sebelumnya) ◦darah lengkap
◦riwayat penyakit terdahulu ◦tes fungsi hati
◦riwayat penyakit keluarga ◦tes fungsi ginjal
◦gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari. ◦USG
◦kardiotokografi
▪ Pada wanita hamil setelah usia kehamilan > 20 minggu Preeklampsia
▪ Sebelum kehamilan tekanan darah adalah normotensi
▪ Disertai dengan adanya proteinuria

Dibagi menjadi preeklampsia dengan gambaran


klinis ringan dan preeklampsia dengan gambaran klinis
berat.
PREEKLAMPS
IA DENGAN
GAMBARAN
KLINISRINGAN
Preeklampsi
a dengan
gambaran
klinis berat
◦ Peningkatan tekanan
darah sistolik ≥ 160
mmHg,
peningkatan darah
tekanan
≥ 110
diastolik
mmHg
proteinuria
◦>Adanya
500 mg /24 jam
atau dengan
pengukura
n kualitatif (dipstick)
+3.
Diagnosis
Hipertensi Gestasional Hipertensi Kronis

◦Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140 ◦Peningkatan tekanan darah ≥ 140/90


mmHg dan/atau tekanan darah diastolik mmHg dari sejak sebelum kehamilan
≥ 90 mmHg pada usia kehamilan > 20 atau sebelum usia kehamilan 20 minggu
minggu ◦Tanpa proteinuria
◦Tekanan darah sebelumnya normal
◦Tidak menghilang setelah 12 minggu
◦Tanpa disertai dengan proteinuria pasca persalinan
◦Menghilang setelah 12 minggu
pasca persalinan
1. Peningkatan tekanan darah yang melonjak
tajam sebelumnya telah Superimposed
meskipun Preeklampsia
mendapat agen antihipertens yan
adekuat
2. Trombositopenia i
(100.000/microliter) g ◦ timbulnya proteinuria (≥ 300 mg/ 24 jam) di
3. Peningkatan serum hepar usia
kehamilan ≥ 20 mingg u, pada wanita hamil
yang sebelumnya telah terdiagnosis dengan hipertensi
transaminase dua kali dari batas
kronis
normal yang ◦ peningkatan tekanan darah yang tiba-tib a di
4. Insufiensi ginjal onset baru usia
kehamilan <20 minggu pada pasien hipertensi kronik
atau yang sudah mendapatkan terapi antihipertensi adekuat
dengan adanya proteinuria yang baru / peningkatan
memburuk jumlah proteinuria yang sebelumnya memang terdapat
yang
5. Edema paru riwayat proteinuria pada awal usia kehamilan.
6. Gangguan cerebral dan
7. End organ damage
visual persisten
Dibagi
berdasarkan :

TATALAKSAN - Hipertensi Gestasional


- Preeklampsia Ringan
- Preeklampsia Berat
- Eklampsia

A
- Superimposed
Preeklampsia
Preeklampsia Ringan (Penanganan
Konservatif)
Rawat Jalan Rawat Inap

◦ Tidak selalu tirah baring ◦ Hasil fetal assessment yang buruk


◦ Diet regular/ tidak ada diet khusus ◦ Kecenderungan terjadi preeklampsia berat atau
◦ Pemeriksaan adanya gejala preeklampsia berat
fetal assessment (USGdan
stressed test (NST)) non- ◦ Tidak adanya perbaikan kondisi
setelah beberapa kali kontrol
◦ Melakukan kontrol kandungan (ANC)
setiap minggu.
◦ Bila usia kehamilan < 37 minggu dan gejala
tidak memburuk → kehamilan dapat
dipertahankan sampai usia kehamilan aterm.
◦ Bila usia kehamilan ≥ 37 minggu → kehamilan
akan dipertahankan sampai timbul onset partus
atau mencapai 40 minggu, atau dapat dilakukan
induksi persalinan.
PREEKLAMPSIA RINGAN
(PENANGANANAKTIF)
• usia kehamilan sudah aterm
• hasil fetal assessment buruk dan mengarah ke emergensi
• terdapat tanda-tanda impending eklampsia
• Preeklampsia disertai gejala subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus,
mual muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif tekanan darah
Preeklampsia
Berat
◦Harus segera dirawat inap di rumah sakit
◦Tirah baring miring ke sisi kiri secara intermiten
◦Diberikan infus dengan ringer laktat atau ringer dekstrose 5%
◦Pemberian magnesium sulfat (MgSO4) → sebagai pencegahan dan terapi kejang

◦ Pemberian MgSO4 dibagi menjadi:


◦ Loading dose (initial dose) bila hanya tersedia MgSO4 40% : dosis awal 4 g MgSO4 40%
dilarutkan dalam normal saline 10 cc IV pelan / 10-15 menit.

◦ Bila tersedia MgSO4 20% initial dose dapat diberikan 4 g (20 cc MgSO4 20% dilanjutkan dengan
dosis maintenance dengan MgSO4 40% dalam syringe pump/infuse dengan kecepatan 1-2
g/jam).
Cara pemberian MgSO 4 : Bila kembali terjadi kejang (setelah
◦ Ambil 4 g MgSO 4 40% (10 cc) dilarutkan dalam normal Saline IV / 10-15 menit. pemberian dosis awal maupun
◦ Sisanya, 6 g MgSO 4 (15 cc) dimasukan ke dalam satu botol larutan Ringer Dektrose
5% diberikan pe rinfus dengan tetesan 28 tetes per menit atau habis dalam 6 jam.
lanjutan dari MgSO4,) → diberikan
lagi MgSO4 20% 2 gram IV.
Syarat-syarat pemberian MgSO4 lanjutan:
Apabila masih tetap
◦ Refleks patella normal
◦ Laju pernapasan > 16 kali/menit (refrakte terhada kejang
◦ Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc; 0,5 cc/kgBB/jam r p salah MgSO4), →
◦ Tersedia Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc (antidotum). Antidotum diberikan bila
timbul gejala dan tanda intoksikasi MgSO 4 , maka diberikan injeksi Kalsium Glukonat
dibawah ini:
diberika satu regimen
10% dalam 10 cc IV pelan dalam waktu 3 menit.
n
a. 100 mg IV sodium thiopental
b. 10 mg IV diazepam
c. 250 mg IV sodium
amobarbital
Pemberian Anti
Hipertensi
◦Bila tekanan darah ≥180/110 atau MAP>125 mmHg

◦Nifedipin 10 mg oral dilanjutkan dengan 10 mg oral setiap 30 menit sampai target


penurunan tekanan darah terpenuhi (penurunan tekanan darah sistolik 20-30%
tekanan darah sistolik awal atau MAP < 125 mmHg)

◦ Nicardipin secara IV drip

◦ Metildopa 500-3000 mg per oral dibagi 2-4 dosis


Preeklampsia Berat (Penanganan
Kehamilan)
Penanganan Konservatif Penanganan Aktif

◦ Usia kehamilan < 34 minggu dengan kondisi ◦ Usia kehamilan ≥ 35 minggu, dimana kehamilan
ibu dan janin yang stabil. dapat diakhiri setelah mendapat terapi
◦ Dilakukan perawatan di fasilitas kesehatan yang medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
adekuat dengan tersedia perawatan intensif ◦ Kehamilan harus segera diakhiri tanpa
bagi maternal dan neonatal. memandang umur kehamilan bila dijumpai
◦ Direkomendasikan untuk melakukan rawat inap. adanya kejang-kejang, gagal ginjal akut, edema
paru, solutio plasenta dan fetal distress.
◦ Pemberian kortikosteroid untuk membantu
◦ Pada pasien dengan sindrom HELLP, persalinan
pematangan paru janin.
bisa ditunda dalam 48 jam bila umur kehamilan
<
35 minggu, untuk memberikan kesempatan
pematangan paru.
Persalinan sedapat mungkin diarahkan pervaginam

Bila pasien belum inpartu :


• Dilakukan induksi persalinan bila skor Bishop > 5
• Indikasi seksio sesarea

Bila pasien sudah inpartu :


• Kemajuan persalinan dikelola dengan partograf WHO atau kurva Friedman.
• Monitor tekanan darah tiap 30 menit.
• Tindakan operatif pervaginam (vakum atau forceps sesuai indikasi).
• Seksio sesarea dilakukan : kegawatan ibu dan/atau janin, atau indikasi obstetrik.
◦Dapat diberikan agen antihipertensi apabila tensi ≥ 160/100
mmHg. Jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai dengan
preeklampsia berat. Hipertensi
◦Untuk terminasi kehamilan : analog dengan preeklampsia Gestasiona
ringan
l
◦Penanganannya sama dengan penanganan Superimpose
preeklampsia berat
d
◦Menghentikan kejang dan mencegah kejang ulangan
→  pemberian MgSO4 (dosis dan tatacara Preeklampsia
pemberian sama dengan pada preeklampsia berat).
◦Menurunkan tekanan darah sampai sistolik < 160 mmHg
dan diastolik < 110 mmHg atau MAP 106 – 125 mmHg.
◦Memperbaiki keadaan umum ibu Eklampsia
◦Mencegah dan mengatasi komplikasi
◦Sikap terhadap kehamilan → semua kehamilan dengan
eklampsia harus diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin, setelah kondisi ibu stabil.
PENCEGAHAN
Upaya non-farmakologi : edukasi, deteksi prenatal dini dan
manipulasi diet
Upaya farmakologi : pemberian aspirin dosis rendah dan
antioksidan
KOMPLIKASI
◦ Komplikasi pada ibu:
◦ Eklampsia
◦ Stroke hemoragik
◦ Sindrom HELLP (Hemolysis- Elevated Liver enzyme- Low Platelet count)

◦ Komplikasi pada plasenta:


◦ Abrupsio Plasenta

◦ Komplikasi janin:
◦ Pertumbuhan janin terhambat
PROGNOSIS
Pada hipertensi gestasional dan
preeklampsia ringan → cenderung
baki
sedangkan
Pada preklampsia yang
berkembang menjadi eklampsia,
superimposed preklampsia →
cenderung buruk
SIMPULA
N
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai