Anda di halaman 1dari 31

Ruhut Parmahanion

Dohot Paminsangon
RPP Huria Kristen Batak Protestan
Kata dan Istilah dalam Gereja

Bahasa Batak Bahsa Indonesia


Pinsang, Ban, Pabali Siasat Gereja, Pengasingan

Bahasa Asing
Exocommunication
Arti Kata dalam RPP

Ruhut Parmahanion Dohot Paminsangon


• Tata aturan • Penggembalan • Dan • Peneguran
• Hukum • Pemeliharaan • Hal menghukum
• Cara menghukum
RPP dalam Konfessi HKBP
1. Dalam Konfessi HKBP tahun 1951 pasal 8E dan 1996 pasal 7E, Pertanda dari Gereja yang
benar ialah:
• Kalau injil dikhotbahkan dan diajarkan dengan murni
• Kalau sakramen yang dua itu dilayankan dengan benar
• Kalau hokum penggembalaan dan siasat Gereja dijalankan dengan benar.
2. Agenda HKBP (Tata Kebaktian XII tata Kebaktian Bila ada Anggota Jemaat yang kena Siasat
Gereja)
• Penghukuman Pertama
• Penghukuman yang sangat berat
RPP dalam Aturan dan Peraturan HKBP
2002
1. Peraturan pasal 2 butir 1, Warga HKBP adalah
• Yang sudah dibaptis dan hidup dalam ketaatan kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus
• Yang Tunduk kepada konfessi, Aturan dan Peraturan, Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja, serta
norma-norma kekristenan di HKBP
• Namanya tertulis pada buku keluarga atau buku keluarga atau buku register warga jemaat.
2. Peraturan pasal 2 butir 4, Orang berhenti dari kewargaan Jemaat jika
• Pindah ke Gereja yang bukan HKBP
• Beralih ke agama lain
• Dikeluarkan dari Jemaat sesuai dengan Peraturan Penggembalaan dan Siasat Gereja
• Meninggal dunia
Pemahaman Tentang
RPP
Pendahuluan
RPP harus dilakukan dan
Yesus Kristuslah Gembala
diterima sebagai tindakan
yang baik yang memilih dan
Allah untuk menjaga
menggembalakan umatNya
kekudusan GerejaNya (matius
(Yohanes 10: 11).
18: 15-18, 1 Korintus 14: 26).

Kristus memilih hambaNya Umat percaya harus


menjadi gembala di antara mengikuti tatanan (RPP),
umatNya, tetapi ada saja untuk menjaga kekudusanNya
gembala yang tak dapat ( 2 korintus 5: 17, 1 Tesalonika
dipercaya. 5: 23).

Umat percaya harus hidup


kudus karena Allah yang
Kristus tetap memperhatikan
memanggil manusia itu kudus
umatNya dan tak akan
dan menghindari dosa dan
membiarkan mereka
iblis (Imamat 19:2, Yesaya
terenggut dariNya.
6:3, Matius 5: 48; 1 Petrus 1 :
15-16, 2: 1-2).
Arti RPP
1. Aturan untuk menjaga kekudusan Gereja dan menuntun orang berdosa untuk bertobat/Hidup
kembali (Yehezkile 33: 11, 1 Korintus 5: 5)
2. RPP dilakukan sebagai tindakan kasih bukan hukuman, untuk melindungi umat Tuhan (Yehezkiel 3:20,
Matius 16:19)
3. Peneguran jemaat akan percuma bila tidak didasari kasih karena tujuannya adalah menjaga
keselamatan.
4. Cara menjalankan RPP pada pelanggaran
• Menuntun anggota agar teguh dalam Kasih Kristus
• Menjaga kemurnian dan mencegah penyebaran dosa
• Mengingatkan jemaat untuk menghindari dosa melalui khotbah, pengajaran, doa dan
penggembalaan.
Pelaksanaan RPP
1. Pelaksana RPP adalah Jemaat bukan hanya Parhalado, hanya untuk praktisnya
pembahasan dilakukan oleh Parhalado dalam rapatnya. Tetapi keputusan diterima
sebagai keputusan Jemat. Parhalado tidak boleh seenaknya memberikan
keputusan.
2. Orang yang dipersalahkan harus diberitahu kesalahannya agar ia merendahkan
hati, takut atau malu bila dirasakan bahwa seluruh Jemaat yang menegurnya.
3. Rapat pembahasan harus dilakukan dengan doa karena semua yang terlibat juga
mungkin berbuat dosa. Hanya kasih Allah yang melindungi kita.
Yang Terkena RPP
1. Peneguran/penghukuman diberikan pada anggota jemaat dan partohonan yang
melanggar Firman Allah dengan jelas atau tersembunyi.
2. Uraian pelanggaran yang jelas diberikan pada bagian III-VI
3. Kesalahan yang tersembunyi sukar untuk dibuka dan akibatnya lebih buruk
karena sering tidak diakui bahkan disukai pelakunya, bahkan disadari atau tidak
pelaku pelanggaran seperti ini sering ketagihan.
4. Allah secara langsung yang akan menghukum kesalahan yang tersembunyi.
Sikap Gereja terhadap Jemaat yang terkena siasat Gereja selama
menjalankan RPP

1. Allah lebih menyukai pertobatan, karena itu Gereja harus tetap menggembalakan dan
mendoakannya, sebab bagaimana mungkin terhukum bertobat bila tidak mendengar firman Tuhan.
2. Jemaat yang terkena RPP haruslah dikunjungi dan tetap diingatkan walaupun hatinya tetap
keras. Jemaat terkena RPP harus merasakan kasih dari Gembala, berharap agar hatinya bisa luluh
(melembek).
3. Terhukum tetap dalam pengasingan (1 Korintus 5:11, 2 Tesalonika 3:6, Titus 3: 10). Perlakukan
sebagai hutang jemaat untuk mengembalikannya kepada kebenaran.
4. Pada pelaksanaannya:
1. Harus ada pemberitahuan
2. Pelanggaran yang dilakukan oleh parhalado baiknya diketahui oleh Praeses
5. Semua pelanggaran harus dicatat dalam notulen dan buku RPP.
Penerimaan Kembali dalam Jemaat
1. Gereja selalu siap menerima orang yang mengakui kesalahnnya.
2. Hamba Tuhan membantu penulisan permintaan untuk diterima kembali guna dibahas Rapat
parhalado. Setelah diputuskan yang bersangkutan diberitahu keputusannya sebelum
diumumkan dalam kebaktian minggu.
3. Penerimaan kembali dalam jemaat harus dilakukan dihadapan Gembala yang Agung
sebagai hari besar, yaitu hari perdamaian di seluruh jemaat.
4. Untuk yang sekarat penerimaan kembali dapat segera dilakukan bila telah dinyatakan
keinginan ybs pada pendeta dan segera dapat dilayankan Perjamuan Kudus.
5. Parhalado yang diterima kembali dapat menjalankan kembali tohonannnya bila itu tidak
mengecilkan hati orang dalam jemaat.
Aturan Menjalankan RPP
Cara Penggembalaan dan Peneguran/Penghukuman

1. Tuhan Yesus mengajari muridNya tentang penggembalaan (Yohanes 21:17) dan langkahnya (Matius
18: 15-17)
2. Sebelum ada yang bersalah, sebaiknya dilakukan penggembalaan agar jangan ada yang hilang
dari Jemaat. Perlu diingat semakin besar kesalahan semakin sulit memperbaikinya.
3. Tindakan dosa beragam: tak sengaja, terpaksa, karena dibujuk, terlanjur, direncanakan, disengaja.
4. Tuhan Yesus memberi kuasa untuk mengampuni atau menetapkan dosa ( Matius 16: 19, 18:18,
Yohannes 20:23)
5. Kasih Tuhan Yesus sangat besar untuk menerima kembali mereka yang berdosa, demikian juga
hendaknya GerejaNya.
6. Anggota jemaat perlu dituntun agar mengenali kekurangannya atau dosanya yang tersembunyi
atau dosa turunan. Firman Tuhankah yang dapat menegur dan menuntunnya.
7. Allah tidak bisa dibohongi. Kita harus terus menjaga kekudusan diri kita dengan Firman Tuhan
Tingkataan RPP
Mengikuti kitab suci ada 5 tingkat yang harus diingat saat menjalankan RPP
1. Tuntunan/Penjelasan pada jemaat . Jemaat perlu tahu, RPP dimaksud untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan (2 Timotius 3:
16, Kolose 3: 16) Jemaat perlu mendengar dan mengerti Hukum Tuhan agar tidak melanggarnya.
• Tuntunan jemaat agar jangan mulai berdosa (2 Tesalonika 3:12).
• Tuntunan jemaat agar segala tindakan memuliakan Tuhan (1 Korintus 10: 31, Roma 14: 18).
• Tuntunan parhalado akan Aturan dan Peraturan , Konfessi, dan RPP agar tidak salah mengerti.
2. Yang Perlu dijaga. Pikiran atau keinginan yang dapat menjauhkan kita dari Allah dan Firmannya contoh; Menggunkaan Almanak
sebagai parhalaan Efesus 5:11
3. Yang perlu ditegur. Orang yang bersalah ditegur satu dua kali agar tidak dilakukan terus menerus Matius 18:15-17
4. Hukuman. Sebelum dihukum hendaknya:
• diingatkan 2-3 kali akan kesalahannya
• dibawa ke rapat Parhalado dipimpin pendeta
• diberikan surat teguran resmi dari Jemaat
• diumumkan ke tengah jemaat
5. Pengucilan. Diperlakukan sebagai bukan anggota jemaat
Berbagai Macam Tindakan
yang Bertentangan dengan
Hukum Tuhan
Hukum ke-1 dan Ke-2 (Patuh pada Allah)

Memberikan sesajenan, memilih hari baik, bertanya pada dukun, peramal


(astrologi), dll.

Menggunakan berbagai ajimat, mencari berbagai ilmu hitam kekebalan, dll

Menyembah mulajadi na bolon dll.

Berillahkan harta (mammonisme, materialisme, konsumerisme, kapitalisme)


Hukum ke-3 (Menyebut Nama Allah)
Tidak menggunakan nama baik Allah dengan hormat.
Misalkan: bersumpah palsu dan mengutuk. Tidak
mengakui Tuhan Yesus di depan mereka yang berbeda
agama.
Hukum ke-4 (Menguduskan Hari Sabat)
Malas beribadah, bekerja pada hari minggu hingga tidak beribadah, mengijinkan bidat berkhotbah
di rumahnya, mangadati pada hari minggu, parhalado yang menjalankan keputusan yang tidak
didukung pendeta Ressort atau wakilnya, rapat Parhalado yang tidak sesuai dengan AP HKBP,
menggangu peribadahan minggu, memberikan sakramen padahal bukan Pendeta, mengijinkan
bidat berkhotbah di gereja. Tidak membayar iuran jemaat, tidak mau membaptis anaknya,
menerima baptisan ulang, tidak menyuruh anaknya belajar Firman Tuhan, yang tidak mengakui
agamanya diantara orang beragama lain, mengolok-olok yang beribadah dan menerima
perjamuan Kudus. Parhalado yang salah menjalankan tohonannya.
Hukum ke-5 (Menghormati Orangtua)

Menjelek-jelekkan, menentang, mengancam, membentak orangtuanya, membawa perselisihan, misalnya


pertentangan antar anggota jemaat, pada orang yang tidak percaya termasuk yang mendorong
perceraian, melecehkan orangtua.

Menganggap remeh orangtua, memukul mengusir orangtuanya. Tidak mau mengurus orangtua,
merampas milik ibu tiri.
Hukum ke-6 (Pembunuhan)

Menyakiti Mencelakakan
sesama, sesama, sendiri,
pemabuk, dengan orang Pengguguran
penjual narkoba, suruhan, atau kandungan
menyakiti ikut/disuruh
ciptaan Tuhan orang
Hukum ke-7 (Perzinahan)

Berselingkuh, berhubungan intim dengan orang yang bukan istri/suaminya

Berpakaian tak pantas, berkata kotor, suka film porno

Memperkosa, germo dan WTS, menggunakan pelet, beristri lebih dari satu, mengusir istrinya, menolak berhubungan
intim dengan suami/istrinya, membantu pekerjaan yang jahat tsb, gay dan lesbian, nafsu yang cemar (Roma 1: 24-27)
Hukum ke-8 (Pencurian)

Mengambil yang
Penadah turut
bukan hak miliknya,
mengambil untuk dari Menyandera/menculik
mencuri, copet,
hasil cuiran
rampok, korupsi
Hukum ke-9 (Pencurian)
Berbicara dibelakang orang lain, berbohong/mengatakan
yang tidak benar di depan orang, membengkokkan
hukum, bersumpah palsu, membuat surat kaleng
Hukum ke-10 (Pencurian)

Mamolamola anak teman, menipu/memperdaya, berlaku curang

Menginginkan milik teman, terutama yang kecil, miskin dan para janda, mamolamola istri
teman, memberi modal penjudi atau memberi tempat berjudi, menggeser batas hak milik
Beragai Macam Pencobaan
yang Menjauhkan Hidup dari
Kekristenan.
Pernikahan diatur

Hari kelahiran Anak dan Pembaptisan

Belajar Sidi

Ketika ada yang meninggal

Mangongkal Holi

Gondang
Sebagian Tindakan yang
Harus Dilawan dan
Ditinggalkan
• Judi dapat menjauhkan seseorang dari
Tuhan, jemaat perlu diingatkan untuk tidak
Judi ikut atau memberikan rumahnya
menjadi tempat perjudian. (Lukas 19:1-7. I
Korintus 12:14-16).
• Pembunuh yang telah divonis pengadilan
diumumkan dan dikucilkan. Gereja juga
Pembunuh harus mendoakan agar bertobat dan siap
menerima bila ybs sudah mengakui dan
sungguh menyesal.
• Pemabuk harus diingatkan dan
Pemabuk dan
keluarganya perlu didukung untuk
penganja
melawannya. I Timotius 3:3, Amsal 31:4-6
Sikap Terhadap Penganut
Agama Lain, Gereja Lain,
dan Bidat
Gereja perlu menjaga kerukunan beragama agar tetap dapat melakukan pekerjaannya.

kerukunan beragama tidak berarti “semua agama sama”. Kita harus tetap percaya hanya dalam Yesus keselamatan dan
kebenaran (Kisah 4:12, I Korintus 3:11, Yohanes 14:6)

Kita harus ingat keberadaan kita sebagai orang Kristen pada upacara nasional dan mengakui Kristus adalah Raja segala
raja dan Tuan segala tuan (Roma 13:1-7, I Timotius 2:2, Kisah 5:29, Wahya 19:16). Demikian juga ketika berdoa dalam
acara nasional, kita harus berdoa dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Anggota jemaat yang “kawin kontrak” atau hanya menikah catatan sipil diumumkan tidak lagi anggota jemaat karena
pernikahaannya tidak diakui Gereja (I Korintus 7:12- 13+39). Pelaku yang mau kembali dapat diterima setelah menyatakan
keinginannya dan mengikuti pengajaran.

Gereja lain dianggap sebagai kumpulan yang terpisah dari HKBP selama belum diakui sebagai satu Gereja. Anggota Gereja
yang iman percayanya tidak bersebrangan dengan HKBP dapat diterima menjadi anggota dengan membawa surat
keterangan.

Bidat hanya mendasarkan ajarannya pada sebagian isi Alkitab, karenanya tidak diakui iman percayanya oleh HKBP.Anggota Gereja
yang mengikuti bidat harus ditegur/dihukum.

Anda mungkin juga menyukai