Anda di halaman 1dari 11

JACQUES

DERRIDA
Muh. Riswang
Ha ris Mustof a Tri wobo wo
Sofia Isti Azelia
Ahmar Abiad Lubis
Arif Dzakwanuddin
About Jacques Derrida
Jacques Derrida adalah seorang filsuf Perancis yang dianggap
sebagai pengusung tema dekonstruksi di dalam filsafat
postmodern. Jacques Derrida lahir di El Biar, Aljazair pada
tanggal 15 Juli 1930. Segera setelah Perang Dunia II, Derrida
mulai mempelajari filsafat. Pada tahun 1949, dia pindah ke
Paris dan mempersiapkan diri mengikuti ujian filsafat untuk
masuk ke sekolah bergengsi École Normale Supérieure. .
Derrida adalah seorang keturunan Yahudi. Pada tanggal 9
Oktober 2004, ia meninggal dunia di usia 74 tahun karena
penyakit kanker.
Karya-Karya Derrida
Derrida menerbitkan buku pertamanya pada tahun 1990. Selama
berada di École Normale, Derrida mempelajari Hegel bersama
seorang filsuf bernama Jean Hyppolite.

Di awal tahun 60an, Derrida menerbitkan sebuah esai berdasarkan


sebuah karya Levinas yang berjudul Violence and Metaphysics. Di
tahun 1967, Derrida kembali menerbitkan tiga buah buku hasil
karyanya sekaligus yakni Writing and Difference, Speech and
Phenomena, dan Of Grammatology. Setelahnya, banyak sekali
karya-karya menganggumkan yang diterbitkan oleh Derrida.

3
Tentang Tanda

Tanda terdiri atas dua komponen: (1) citra akustik yang disebut
penanda (signifier/signifiant); dan (2) konsep atau citraan mental
yang disebut petanda (signified/signifii). Penanda merupakan kesan
bunyi yang dapat kita imajinasikan dari mulut penutur, sedangkan
petanda adalah konsep yang ditunjuk oleh penanda, tetapi
gambarannya hanya bisa dirasakan secara mental di dalam pikiran
penutur

4
Teks
Pernyataan Derrida (1976:158) yang penting tentang teks
adalah “there is no outside-text” (‘tidak ada yang di luar dari
teks’ atau ‘semuanya ada dalam teks’).

Hal yang dimaksud Derrida dalam pernyataan “there is no


outside-text” adalah petanda transendental (baca: pengarang)
teks. Suatu pembacaan menurut Derrida (1976:158) “ia tidak
dapat secara sah melampaui teks menuju sesuatu selain itu,
menuju rujukan (realitas yang metafisik, historis,
psikobiografis, dll.) atau menuju suatu tanda di luar teks yang
isinya dapat terjadi, dapat terjadi di luar bahasa, artinya, dalam
arti yang kami berikan di sini untuk kata itu, di luar tulisan
secara umum. "

5
Diffѐrence
diffѐrence diffѐrance

Différence dan différance diucapkan sama dalam


bahasa Prancis-homofon. Derrida mau
menunjukkan sesuatu yang tidak dapat didengar,
dan hanya kelihatan dalam tulisan.

Kata kerja différer (infinitif) dapat berarti


'membedakan' atau menunda. Jadi, différance
"berarti' perbedaan, penundaan, juga
barangkali perselisihan, suatu keganjilan dalam
keutuhan makna, ranjau dalam konstruksi teks.

6
Kritik Terhadap Filsafat Barat
Logosentrisme
• Berpusat pada logos, akal pikiran. logsentris tersebut tentu memerangkap diri
mereka dalam struktur biner — menaruh satu hal lebih baik baik dari yang lain —
dan lainnya tersingkirkan.
Fonosentrisme
• Ucapan (Bahasa lisan) dianggap sebagai sumber kebenaran dan bersifat otentik.
Padahal tulisan memuat makna maupun tafsiran yang berbeda-beda dan selalu
terbuka akan berbagai kemungkinan.
Metafisika Kehadiran
• Yang paling benar adalah yang paling hadir (the most present). Kehadiran
pengarang (author) yang seakan-akan punya wewenang (authority) atas
kebenaran.
7
DEKONSTRU
KSI
Yaitu menghancurkan sekaligus menyusun ulang dengan
cara yang lain.
Dalam sistem filsafat Derrida, dekonstruksi berarti
“Mengalihkan/menggeser pemikiran dari pusat ke
pinggiran”.

8
Pikiran dan makna berkeliaran, mengambang di antara
kemungkinan-kemungkinan yang berbeda-beda. Mereka
tidak tetap, tetapi bervariasi dan bergerak. Makna juga dapat
tergelincir. Bila membaca suatu teks, kata-kata dapat diberi
tafsiran yang berbeda-beda, dan teks dapat selalu dibaca
dengan cara baru.

Mis:
1. Berhentilah menuntut ilmu, karena ilmu tidak bersalah.
2. Tragedi WTC 9/11

9
Dekonstruksi Sebagai Double Reading
• Rekonstruksi teks: komentar atau penafsiran ketat, suatu scholarly reading atas
sebuah teks: membaca dalam bahasa aslinya, memahami karya-karya pengarang
sebagau suatu keseluruhan, akrab dengan konteksnya, dst. Melalui proses ini
terkuaklah interpretasi dominan sebuah teks – istilah khas Derrida dalam Speech
and Phenomenon: “vouloir-dire”-nya. Makna sebagaimana yang dimaksud
pengarang, apa yang hendak dikatakannya.
• Destabilisasi atas stabilitas interpretasi dominan. Unsur kedua ini menghadapkan
“vouloir-dire” tadi pada keberlainan (otherness) yang bisa jadi kontradiktif
dengan dirinya sendiri. Sering kali dalam hal ini, Derrida bermain kata untuk
menunjukkan bagaimana “vouloir-dire” itu macet, mentok, tak dapat diputuskan.
Mis: Pharmacon (racun atau obat).

10
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai