Anda di halaman 1dari 29

Clinical Assessment

and Management of
Delirium in the
Palliative Care Setting
dr. Bryan
PENDAHULUAN
01 DELIRIUM 02 PREVALEN
SI
. Sindrom multifaktorial
kompleks yang
dihasilkan oleh disfungsi
. 18-35% pada pasien rawat
inap umum dan lebih tinggi
hingga 50% pada pasien

03 04
otak organik global perawatan intensif

PERAWATAN DAMPAK
PALIATIF
. Prevalensi dilaporkan
mencapai 13-42% di rawat
inap perawatan paliatif.
. Delirium memiliki banyak
konsekuensi, termasuk
tingginya morbiditas dan
mortalitas
PERAWATAN
PALIATIF
Pendekatan yang meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keluarga
mereka menghadapi masalah yang
terkait dengan penyakit yang
mengancam jiwa, melalui
pencegahan dan pembebasan
penderitaan melalui identifikasi dini,
penilaian sempurna dan pengobatan
rasa sakit dan masalah lainnya
seperti fisik, psikososial dan spiritual.
PENDAHULUAN

Tujuan dari artikel review ini adalah untuk memberikan


panduan klinis untuk pengelolaan delirium pada pasien
dewasa dalam perawatan paliatif.
PENCARIAN
LITERATUR

SUMBE WAKT KATA


R U KUNCI
Pencarian literature berasal Dari 2006 hingga Delirium, confusion, palliative,
dari database Cochrane, 3 Januari 2017 prevention, antipsychotic agents,
haloperidol, alpha adrenergic agents,
Ovid MEDLINE, Basis data
cholinesterase inhibitors,
EMBASE, dan SCOPUS benzodiazepines, therapeutics,
medications,drugs, pharmacology, dan
treatment
PENCARIAN
LITERATUR
INKLUSI EKSLUSI
Original human clinical trial Case report
Systematic review Editorial
Meta-analysis Literatur terfokus pada demensia
Clinical practice guidelines tremens dan populasi anak-anak.
TANDA KLINIS DAN
KRITERIA DTANDAR
DIAGNOSIS DELIRIUM
DELIRIUM
Perubahan dari perhatian dasar dan hilangnya
kesadaran dalam waktu singkat (jam-hari) secara
fluktuasi dengan tingkat keparahan selama
periode waktu 24 jam.

KRITERIA KLINIS
Gangguan siklus tidur-bangun, delusi, disartria,
disgrafia, labilitas emosional, dan aktivitas
psikomotorik abnormal (hipo atau hiperaktivitas).
PENDEKATAN KLINIS DELIRIUM

Algoritma untuk penilaian dan pengelolaan


delirium pada pasien perawatan paliatif
SKRINI
01Alat skrining
observasional dan alat
NG
skrining kognitif atau uji DELIRI
.konsentrasi singkat.
UM
02Single Question in Delirium
(SQiD) bertanya kepada
keluarga atau teman pasien:

.
“Apakah Anda merasa
[nama pasien] lebih bingung
akhir-akhir ini?'”

03Instrumen skrining yang


umum digunakan adalah

.
Confusion Assessment
Method (CAM)
PENEGAKAN DIAGNOSIS
DELIRIUM
Kriteria delirium DSM-5 terdiri dari gangguan perhatian dan kesadaran; ketajaman
onset (jam-hari); defisit kognitif tambahan, dan gangguan tersebut disebabkan oleh
kondisi medis akibat zat (intoksikasi atau withdrawl), racun, atau beberapa faktor
KLASIFIKASI
DELIRIUM

Jenis aktivitas motorik


Hiperaktif

Hipoaktif

Campuran
PATOFISIOLOGI
DELIRIUM

● Teori-teori klinikopatologis serebral termasuk peradangan saraf, penuaan saraf,


stress oksidatif, berbagai perubahan neurotransmiter, neuroendokrin,
penyimpangan dan disregulasi melatonin, di samping gangguan dalam integrasi
jaringan saraf.

● Disfungsi blood-brain-barrier dalam peradangan sistemik dapat menyebabkan


sitokin dan mediator memasuki sistem saraf pusat (SSP) dan memicu peradangan
saraf yang menyebabkan delirium
ETIOLOGI
PENCEGAHAN

01. Intervensi non-farmakologi

02. Intervensi farmakologi


Tidak ditemukan bukti yang jelas untuk pengurangan kejadian delirium dengan
cholinesterase inhibitor atau obat antipsikotik perioperatif dari RCT di rumah
sakit nonintensif.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM
TATALAKSANA
DELIRIUM
● Dalam perawatan paliatif, bukti menunjukkan bahwa
kira-kira 50% dari episode delirium dapat kembali
normal, terutama yang dipicu oleh obat-obatan, infeksi,
dan kelainan elektrolit.
● Delirium reversibel dan delirium ireversibel seringnya
presentasi klinis sangat mirip; mungkin tidak bisa
dibedakan sampai dilakukan pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan radiologis).
MANAJEMEN UNTUK DELIRIUM
REVERSIBEL

Delirium terinduksi Opioid-Induced Dehidras


obat Neurotoxicity i
Penghentian resep obat Dikelola dengan pengurangan Hidrasi yang baik dapat
deliriogenik secara aktif adalah dosis opioid jika nyeri digunakan dalam
komponen penting dari terkontrol dengan baik, atau manajemen pasien delirium.
manajemen delirium. opioid switch dengan
penurunan dosis
equianalgesik dari opioid baru
minimal sepertiganya
MANAJEMEN UNTUK DELIRIUM
REVERSIBEL

Tumor Otak
Hiperkalemia atau
Penatalaksanaan tergantung pada Metastasis
Kortikosteroid memiliki efek
tingkat keparahan gejala, keinginan neuropsikiatri termasuk delirium
pasien, dan perkiraan harapan hidup, namun masih sering digunakan
dan termasuk hidrasi parenteral untuk mengurangi edema peri-
dengan saline dan pengobatan tumor
dengan bifosfonat atau kalsitonin.
MANAJEM
EN
FARMAKO
LOGI
DELIRIUM
PADA
PERAWATA
ANTIPSIKOTIK

1st
Butyphenone: haloperidol
2nd
Olanzapine, quetiapine,
3rd
Aripripazole
Phenothiazine: risperidone, ziprasidone,
levomepromazine, clozapine
chlorpromazine,
prochlorperazine,
promazine
ANTIPSIKOTIK
ANTIPSIKOTIK

Metabolisme haloperidol
ANTIPSIKOTIK
ANTIPSIKOTIK

EPS KEJANG
Terdiri dari distonia, Antipsikotik dapat
akatisia, parkinsonisme, menurunkan
dan tardive diskinesia seizure threshold.

PROLONG QT
NMS
Dicetuskan oleh antagonis
INTERVAL
Peningkatan risiko kematian
dopamin dan berpotensi jantung mendadak terjadi pada
fatal pada 1% pasien pengguna antipsikotik generasi
dengan antipsikotik. pertama dan kedua
PERAN BENZODIAZEPIN
DALAM TATALAKSANA
DELIRIUM
Klinisi dalam perawatan paliatif berhati-hati dalam meresepkan benzodiazepin pada pasien
karena kekhawatiran menyebabkan dan/atau memperburuk delirium.

Obat lain dalam pengobatan delirium yaitu methylphenidate, modafinil,


asam valproat, gabapentin, ondansetron, dan melatonin. Namun saat ini tidak
direkomendasikan untuk praktek klinis rutin karena bukti yang terbatas.
PEDOMAN PRAKTIK
KLINIS

Pedoman delirium sering terbatas Tantangan lain secara umum adalah


dalam membuat rekomendasi formal kontennya perlu diperbarui secara
yang kuat karena relatif kurangnya berkala dan perlu diterjemahkan secara
penelitian berkualitas tinggi saat ini. optimal ke dalam praktik klinis
PALLIA
TIVE
SEDATI
Sedasi pada fase terminal, didefinisikan
sebagai pemberian obat sedasi yang

ON
disengaja dalam dosis dan kombinasi
yang diperlukan untuk mengurangi
kesadaran pasien terminal sebanyak
diperlukan untuk meredakan 1 atau
lebih gejala refraktori secara memadai.
EDUKASI DAN
DUKUNGAN

1. Anggota keluarga membutuhkan dukungan dari tim


kesehatan, termasuk saran tentang bagaimana
menanggapi pasien delirium, strategi non-farmakologis,
serta informasi tentang delirium .
2. Intervensi psikoedukasi meliputi informasi verbal dan
leaflet delirium untuk anggota keluarga dan “debriefing”
pasien yang telah pulih dari suatu episode delirium.
KESIMPULAN

Manajemen delirium dalam konteks perawatan paliatif lebih


berfokus pada penargetan gejala , penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk manfaat dan kemanjuran farmakoterapi dan
strategi multikomponen untuk mengurangi morbiditas dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.

Anda mungkin juga menyukai