Anda di halaman 1dari 32

Bujur Sangkar Latin

Dosen Pengampu: Ahmad Farham Majid, S.Pd., M.Pd.


Kelompok
2 01 Nur Rahmi Rusli
20700118006
02 Muh. Abdu
20700118009

03 Nor Amirah 04 Ummul Khaeri


20700118017 20700118041

05 Rifqah Khoridah Nur 06 Nur A’laa Ihsan


20700118026 20700118031
Definisi
BUJUR SANGKAR LATIN

5.1
Bujur sangkar latin ordo n adalah jajaran dari Ada sebuah eksperimen yang
n objek (biasanya dipakai bilangan 1,2,3,…,n) dirancang untuk menguji efek dari 5
berbentuk bujursangkar yang diatur menurut obat terhadap manusia (pasien).
n baris dan n kolom sedemikian hingga setiap Misalkan obat-obat tersebut dilabeli
objek(bilangan) muncul tepat satu kali di 1,2,3,4,5. Pilih 5 subjek dan setiap
setiap baris dan setiap kolom. subjek diberi satu macam obat yang
berbeda. Subjek-subjek tertentu
mungkin saja alergi atau malah kebal
1 2 3 4 5 terhadap pengaruh obat jenis
2 3 4 5 1 tertentu, sehingga kalau rancangan
1 2 3 3 4 5 1 2 tidak tepat, kesimpulan dari
1 2 2 3 1 4 5 1 2 3 eksperimen bisa sangat menyimpang.
2 1 3 1 2 5 1 2 3 4
Berikan setiap subjek setiap jenis obat, selama lima hari berturut-turut

Sn Sl R K J
A 1 2 3 4 5
B 1 2 3 4 5
C 1 2 3 4 5
D 1 2 3 4 5
E 1 2 3 4 5

Hari dimana suatu jenis obat diberikan dapat memengaruhi hasil (misalnya seseorang
pada hari Senin melakukan sesuatu, tidak memberi respon yang baik terhadap
pemberian obat pada hari Senin). Begitu juga, obat yang dimakan pada hari
sebelumnya mungkin memengaruhi hasil dari obat-obat yang diberikan pada hari-hari
berikutnya. Jadi pemberian obat-obat kepada setiap subjek dalam urutan yang sama
akan memberikan hasil yang “biasa”.
Dibuat rancangan yang berbentuk bujur sangkar latin ordo 5;. Salah satu
kemungkinan adalah tampak pada table berikut :

Sn Sl R K J
A 1 2 3 4 5
B 2 3 4 5 1
C 3 4 5 1 2
D 4 5 1 2 3
E 5 1 2 3 4

Bujursangkar latin ordo n untuk setiap bilangan asli lebih dari 1

1 2 3 … n-1 n
2 3 4 … n 1
3 4 5 … 1 2
. . .  
. . . … … …
. . .  
n-1 n 1 … n-3 n-2
n 1 2 … n-2 n-1
Bujursangkar latin mula-mula diperkenalkan oleh Fisher
(1926) untuk merancang eksperimen-eksperimen dalam
bidang pertanian. Beberapa contoh aplikasi dari bujursangkar
latin dapat dilihat pada Cox (1958) Brunk and Federer
(1953), and Box (1978). Bujursangkar latin cocok dipakai
jika terdapat dua factor, misalnya subjek dan hari, mobil dan
posisi roda, atau baris dan kolom, dan kita ingin mengontrol
kedua factor tersebut.
5.2
Bujur Sangkar
Latin
ORTHOGONAL
Definisi
 

Misalkan dan adalah persegi latin yang berlainan dengan derajat . Kedua persegi
tersebut dikatakan saling ortogonal jika terdapat pasangan terurut ( yang berlainan.

Bila kita padukan, kita mempunyai 9


Contoh pasangan terurut berikut.
Berikut adalah contoh BSL (1,2) (2,1) (3,3)
(2,3) (3,2) (1,1)
(3,1) (1,3) (2,2)
1 2 3 2 1 3
Dengan kesembilan pasangan berurutan
yang diperoleh ternyata tak ada pasangan
2 3 1 3 2 1 yang sama. Hal ini memperlihatkan bahwa
kedua persegi latin di atas saling
3 1 2 1 3 2
ortogonal.
Contoh
Berbeda dengan contoh sebelumnya, persegi latin di bawah ini tidak saling ortogonal,
karena jika dipadukan akan tercipta pasangan terurut yang muncul dua kali.

1 4 3 2 4 1 3 2

3 2 4 1 1 4 2 3

2 1 4 3 2 3 1 4

4 3 2 1 3 2 4 1

   
 
Paduan kedua persegi latin ini memunculkan adanya pasangan terurut yang sama,
misalnya (2,2) muncul dua kali. Demikian pula (2,4) muncul dua kali.

Secara umum, jika adalah persegi latin-persegi latin dengan derajat , maka semuanya
membentuk keluarga ortogonal jika tiap-tiap pasang persegi yang terjadi saling ortogonal.
Contoh
SOAL
1) Uji Emisi Gas Buang Mobil
Blocking : 4 supir, 4 mobil
Treathment : 4 jenis bensin (A, B, C, D)

MOBIL
SUPIR 1 2 3 4

1 A B D C

2 D C A B

3 B D C A

4 C A B D
2) Pengetesan kualitas kain untuk pakaian
 Pengetesan kualitas kain untuk pakaian. Box dan kawan-kawan(1978) melakukan percobaan
menguji kualitas kain sebagai bahan utama pakaian, dengan mesin tes tertentu. Dengan mesin
ini, 4 lembar kain material dapat digosok bersamaan dengan menggunakan 4 kertas gosok yang
berbeda, dan ke mudian pesusutan berat dari masing-masing kain dapat diukur. Terdapat 4 baki
di label A,B,C dan D dalam mesin digunakan sebagai tempat pakaian yang uji kualitasnya dan
setiap bakteri tersebut dapat diletakkan di salah satu posisi dari empat posisi yang mungkin
p1,p2,p3 dan p4. Dalam percobaan ini 4 jenis kain atau perlakuan, dilabel 1,2,3, dan 4,
bandingkan kualitasnya. Peneliti ingin mengontrol pengaruh-pengaruh dari 4 baki, 4 posisi yang
berbeda dalam mesin, 4 pengoperasian, empat jenis kertas gosok. Suatu kelasifikasi 4 dari
satuan-satuan percobaan penggunaan keluarga bujur sangkar latin beranggotakan 3 bujur
sangkar latin ordo 4. Misalkan digunakan 4 jenis kertas gosok dinamakan Masing-masing
menjadi 4 bagian sama, dan gunakan setiap bagian dalam satu satuan percobaan. Terdapat 4
pengoperasian, R1,R2,R3, DAN R4, masing-masing menguji 4 jenis kain dengan Baki berbeda
dalam posisi berbeda dan dengan potongan kertas gosok berbeda dalam hal ini dapat digunakan
KBSLO dengan ordo-4 berikut.
Blocking : 4 posisi, 4 perlakuan
Treathment : 4 jenis kain (1,2,3,4)
  : 4 baki (A, B, C, D)
: 4 kertas gosok ()

R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4 R1 R2 R3 R4
P1 1 3 4 2 P1 A D B C P1 𝛼
   𝛽 𝛾
  𝛿
 

P2 2 4 3 1 P2 B C A D P2  𝛽 𝛼  𝛿
   

P3 3 1 2 4 P3 C B D A P3 𝛾  𝛿  𝛼
   𝛽

P4 4 2 1 3 P4 D A C B P4 𝛿  𝛾   𝛽 𝛼
 

jenis kain baki kertas gosok


  Jikaterdapat sebuah keluarga

Teorema 5.2.1 ortogonal dari p persegi


latin dalam derajat n, maka
Teorema 5.2.1
  Jika terdapat sebuah keluarga ortogonal dari p persegi latin dalam
derajat n, maka

 Persegi Latin
Bukti
r 2 3 1
 Misalkan bahwa membentuk sebuah keluarga ortogonal dari p persegi
1 r 2 3
latin derajat . Misalkan adalah unsur pada baris ke-i dan kolom ke-j
dalam , dengan . Kita beri label kembali unsur-unsur dalam persegi latin 3 1 r 2
pertama. Jika , kita tukar r dengan 1 dan sebaliknya di seluruh . Langkah 2 3 1 r
ini sama sekali tidak akan mengubah persegi latin dan tidak pula  Persegi Latin
berpengaruh terhadap ortogonalitasnya.
1 2 3 r
r 1 2 3
3 r 1 2
2 3 r 1
 Persegi Latin
r 2 3 1
Lanjutan 1 r 2 3
3 1 r 2
  Melalui cara yang sejenis, kita dapat mengubah persegi latin demikian 2 3 1 r
sehingga tiap baris pertamanya diawali dengan unsur 1. Dalam bentuk  Persegi Latin
umum pengubahan ini adalah sebagai berikut
1 2 3 r
r 1 2 3
3 r 1 2
2 3 r 1
 Persegi Latin

1 2 3 … n

Melalui cara ini baris pertama tiap-tiap persegi latin mempunyai bentuk
1 2 3 … n  Persegi Latin
yang sama yaitu
1 21 23 3… …n n 1 2 3 … n
1 2 3 … n

Lanjutan 3 3

Sekarang kita perhatikan unsur-unsur yang muncul


  pada baris dan kolom tertentu pada persegi
latin di atas. Misalnya kita amati unsur yang berlokasi pada baris ke-3, dan kolom
 Persegi Latin
1, yaitu .
 Persegi Latin
 
Persegi Latin
merupakan persegi latin sehingga seperti tadi, mempunyai  
Persegi Latin
yang bernilai 1. Namun 1 hanya
 
muncul satu kali pada kolom 1. Oleh karena itu, tidaklah mungkin sama dengan 1 sebab
kontradiksi dengan asumsi bahwa merupakan persegi latin.
Berdasarkan sifat ortogonalitas kita mengetahui bahwa jika Kontradiktif
. Hal inidengan
mudahsifat ortogonalitas
dipahami karena jika
untuk beberapa k tertentu, akibatnya yang kontradiktif dengan sifat ortogonalitas. Jelaslah
1 bahwa
2 3 bilangan-bilangan
… n semuanya berlainan. Karena unsur 1 sudah dipasangkan dengan maka
juga tidak ada yang sama dengan 1. Hasil ini memperlihatkan bahwa paling banyak hanya ada
bilangan-bilangan tersebut dan . Teorema terbukti.

 Persegi Latin
Lanjutan

 
• Teorema 5.2.1 mengidentifikasikan, tidak ada keluarga
bujur sangkar latin ortogonal ordo n yang
beranggotakan lebih dari anggota.
• Suatu himpunan bujursangkar latin ortogonal ordo n
beranggota sebanyak bujursangkar latin ordo n disebut
keluarga bujur sangkar latin komplit.
Contoh

  Misalkan kita mempunyai persegi latin :

1 2 3 2 1 3 3 2 1

2 3 1 3 2 1 1 3 2

3 1 2 1 3 2 2 1 3

  Persegi Latin   Persegi Latin   Persegi Latin

Selidikilah apakah persegi latin dan persegi latin merupakan keluarga ortogonal dari
persegi latin
Penyelesaian

  Persegi Latin dan Persegi Latin

1 2 3 32 21 13

2 3 1 13 32 21

 
Berdasarkan 3 teorema
1 2
5.2.1, 21 yang
persegi latin 13 berordo
32 3
  hanya memiliki keluarga ortogonal sebanyak , yaitu persegi
Bila kitadan
latin padukan,
persegikita mempunyai 9 pasangan terurut berikut.
latin
  (1,3) (2,2) (3,1)
(1,2) (2,1) (3,3)
(2,1) (3,3) (1,2)
(2,3) (3,2) (1,1)
(3,2)
(3,1) (1,1)
(1,3) (2,3)
(2,2)
Dengan kesembilan pasangan berurutan yang kita peroleh ternyata tak ada
pasangan yang sama. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua persegi latin di
atas saling ortogonal.
Contoh
Untuk memperjelas cara-cara pengubahan bentuk persegi latin ke bentuk standar, yaitu
persegi latin yang mempunyai baris pertama berikut ini diberikan sebuah contoh .

Misalkan kita mempunyai sebuah persegi latin :

4 3 2 1 Kemudian ingin mengubahnya menjadi sebuah persegi latin


dalam bentuk standar, yang memiliki baris pertama 1, 2, 3, 4.
  3 4 1 2 Pertama-tama kita pertukarkan angka 4 dengan 1, dan
2 1 4 3 sebaliknya, sehingga diperoleh persegi latin
1 2 3 4
1 3 2 4
 
3 1 4 2

2 4 1 3

4 2 3 1

 
Lanjutan

1 3 2 4
Berikutnya tiap angka 3 kita ganti dengan 2, dan sebaliknya.
3 1 4 2 Langkah ini memberikan persegi latin berikut
2 4 1 3

4 2 3 1

1 2 3 4
Persegi latin ini sudah termasuk persegi latin standar karena
2 1 4 3 baris pertamanya memiliki unsur-unsur dengan urutan 1, 2, 3, 4.
3 4 1 2

4 3 2 1

 
Teorema 5.2.2
Misalkan p sebuah billangan prima dan k
bilangan bulat positif. Jika n > 1 dan n = pk
maka terdapat sebuah keluarga bujur
sangkar latin orthogonal ordo n.

  Teo 5.2.1
Jika terdapat sebuah keluarga ortogonal dari p
persegi latin dalam derajat n, maka
Misalkan b1, b2, …, bn adalah elemen-elemen sebuah field finit GF(n) dengan n = p k elemen. Misalkan b­1
elemen identitas perkalian dan b n elemen identitas penjumlahan dalam field ini. Untuk e = 1, 2, 3, … , n – 1,
didefinisikan jajaran n x n,
A(e) = aij(e) dengan aij(e) = (be x bi) + bj,
di mana x dan + operasi pada GF(n).

i Akan
  ditunjukkan bahwa A(e) merupakan bujur sangkar latin. Untuk itu, misalkan a ij(e) = aik(e), maka
(be x bi) + bj = (be x bi) + bk
Misalkan invers jumlah dari (be x bi) adalah c, maka
c + (be x bi) + bj = c + (be x bi) + bk
Bukti:
Bukti: (c + (be x bi)) + bj = (c + (be x bi)) + bk
0 + b j = 0 + bk
b j = bk
j=k
Ini berarti elemen-elemen (unsur-unsur) pada setiap baris A (e) berbeda semua. Selanjutnya, misalkan a ji(e) =
aki(e). b1, b2, b3, …, bn
Maka, 4 Misal3b = 3 2dan b =1b
3 j k
(be x bj) + bi = (be x bk) + bi
b e x bj = b e x b k 3 Jika b
4j = 3 maka
1 b =
k 2 3
b j = bk , Sehingga j = k
j = k Teo 25.2.2 1 4 3
Misalkan p sebuah billangan prima
Ini berarti elemen-elemen (unsur-unsur) pada setiap kolom A berbeda semua. Dengan demikian A
(e) dan k bilangan
(e) bulat
bujur sangkar latin. 1 2
positif. Jika n > 1 dan n = p maka terdapat sebuah
k 3 4
keluarga bujur sangkar latin orthogonal ordo n.
 
Misalkan b1, b2, …, bn adalah elemen-elemen sebuah field finit GF(n) dengan n = p k elemen. Misalkan b­1
elemen identitas perkalian dan b n elemen identitas penjumlahan dalam field ini. Untuk e = 1, 2, 3, … , n – 1,
didefinisikan jajaran n x n,
A(e) = aij(e) dengan aij(e) = (be x bi) + bj,
di mana x dan + operasi pada GF(n).

Akan ditunjukkan bahwa, A(1), A(2), … , A(n-1) saling Karena


  e ≠ f, maka be ≠ bf jadi be – bf ≠ 0. Sehingga
ii
orthogonal. Untuk itu, pandang A(e) dan A(f) dengan (be–bf) mempunyai invers kali. Kalau kedua ruas
e ≠ f. Misalkan, (***) dikalikan dengan invers kali tersebut, didapat
(aij(e), aij(f)) = (akl(e), akl (f)) bi = bk atau i = k
Bukti:
Bukti: Maka
aij(e) = akl (e) dan aij(f) = akl (f) ,
Akibatnya dari (*), diperoleh
(be x bi) + bj = (be x bk) + bl
sehingga: bj = bl
(be x bi) + bj = (be x bk) + bl …………….(*)
j=l
dan Karena i = k dan j = l, maka A(e) dan A(f) orthogonal.
(bf x bi) + bj = (bf x bk) + bl ……………...(**) Karena e, f {1, 2, 3, … , n – 1} dan e ≠ f, maka
Kurangkan (*) dengan (**) didapat bujursangkar-bujursangkar A(1), A(2), … , A(n-1) saling
(be x bi) - (bf x bi) = (be x bk) - (bf x bk) 4 orthogonal.
3 2 1 4 3 2 1
Teo 5.2.2
ekuivalen dengan
Misalkan
3 p sebuah
4 1billangan
2 prima 3 dan4k bilangan 1 bulat
2
(be - bf) x bi = (be - bf) x bk ……………... (***)
positif. Jika n > 1 dan n = p maka terdapat sebuah
k

keluarga
2 1 bujur4sangkar
3 latin2orthogonal
1 ordo
4 n. 3
  Dengan demikian, teorema terbukti.
1 2 3 4 1 2 3 4

   
Contoh
Berdasarkan teorema 5.2.2, bisa dikatakan bahwa terdapat pasangan persegi
latin yang saling ortogonal dalam derajat 3. Ini diperoleh dengan melihat bahwa
3 dapat dinyatakan sebagai bilangan prima berpangkat 1, yakni 3 = 3 1 . Begitu
pula untuk hasil yang lain. Misal karena 4 = 2 2, maka terdapat keluarga persegi
latin orthogonal. Banyaknya persegi latin yang saling orthogonal pada derajat 4
adalah p ≤ 4 – 1 = 3

Teo 5.2.2
Misalkan p sebuah billangan prima dan k bilangan bulat
positif. Jika n > 1 dan n = p k maka terdapat sebuah
keluarga bujur sangkar latin orthogonal ordo n.

  Teo 5.2.1
Jika terdapat sebuah keluarga ortogonal dari p
persegi latin dalam derajat n, maka
Teorema
5.2.3
Teorema 5.2.3
 
Jika terdapat himpunan r bujursangkar latin orthogonal ordo m dan himpunan r bujursangkar
latin orthogonal ordo n, maka terdapat himpunan r bujursangkar latin orthogonal ordo mn.

Bukti :
Misal himpunan r bujursangkar latin orthogonal ordo m dan himpunan r bujursangkar latin
orthogonal ordo n yang lain. Untuk e = 1, 2, 3, …, r, dilambangkan dengan matriks
bujursangkar ordo n yang unsur pada baris ke-u kolom ke-v adalah pasangan terurut .
Selanjutnya, didefenisikan matriks sebagai berikut,
 
Jelas bahwa matriks berordo mn x mn. Selanjutnya akan ditunjukkan adalah himpunan
bujursangkar latin orthogonal ordo mn. Perhatikan . Pandang sebuah baris . Dua unsur di dua
kolom yang berbeda adalah dan . Kedua unsur ini berbeda karena dan bujursangkar latin.
Selanjutnya, pandang sebuah kolom dari . Dua unsur di dua baris berbeda di kolom ini adalah
dan . Kedua unsur ini berbeda karena dan bujursangkar-bujursangkar latin. Dengan demikian
adalah bujur sangkar latin. Untuk menunjukkan dan orthogonal, misalkan
 

Diperoleh,

Sehingga i = p dan j = q (karena dan orthogonal). Begitu juga dengan orthogonalitas dan
berakibat bahwa u = s dan v = t. jadi dan orthogonal.
Dengan demikian teorema terbukti.
 
Perhatikan bahwa karena 3 = , menurut Teorema 5.2.1 terdapat sepasang
bujursangkar latin orthogonal ordo 3. Begitu juga terdapat keluarga
bujursangkar latin 5 = , maka terdapat keluarga bujursangkar latin. Karena
orthogonal ordo 5 yang berisi 4 bujursangkar latin. Karena 6 bukan pangkat dari
bilangan prima, Teorema 5.2.2 tidak dapat dipakai untuk menentukan apakah
ada 5 bujursangkar latin orthogonal ordo 6.
Ingat bahwa setiap bilangan bulat n 1 dapat ditulis secara tunggal sebagai
perkalian dari pangkat bulat bilangan-bilangan prima. Dengan kata lain,
n = … ; bilangan prima dan bilangan bulat positif. Perkalian ini disebut
dekomposisi perpangkatan prima dari bilangan n. sebagai contoh,
Thank
Q & A section
you

Anda mungkin juga menyukai