SEBAGAI PROFESI
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama Tingkat Nasional dpt berasal dari non
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya PNS ditetapkan oleh Pansel
Jabatan Pimpinan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Dilakukan PNS antar kab/kota dalam
Tinggi satu provinsi
Syarat Jabatan Pimpinan Tinggi :
- Kompetensi
- Kualifikasi
- Kepangkatan
- Pendidikan dan Pelatiham
- Rekam jejak jabatan
- Integritas
- Syarat lain yang dibutuhkan
ASN Kategori ASN
• ASN terdiri dari dua kategori, yaitu PNS dan PPPK.
• PNS adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat Pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan.
• PPPK adalah WNI yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan.
• Pegawai ASN berperan sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang professional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Kewajiban ASN
ASN a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang
sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap,
perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang,
baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pegawai ASN
PNS Diangkat sebagai Pegawai Tetap oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian dan memiliki NIP
Pegawai ASN
PPPK Diangkat sebagai Pegawai dengan perjanjian
kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai kebutuhan
PELANGGARAN
KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Penegakan Kode Etik
8
PENGGOLONGAN KASUS PIDANA
BERDASARKAN DATA
NARAPIDANA AKTIF SEBAGAI
PNS 8%
58% Kasus Perlindungan Anak
Kasus Korupsi Berdasarkan data Kasus
Berdasarkan data Kasus perlindungan anak menempati
Korupsi menempati posisi ketiga dengan jumlah kasus
posisi pertama dengan sebanyak 152kasus
jumlah kasus sebanyak
5%
1082 kasus
Kasus Penipuan
Berdasarkan data Kasus Penipuan
17% menempati posisi keempat dengan
Kasus Narkoba jumlah kasus sebanyak 95 kasus
Berdasarkan data Kasus
Narkoba menempati 12%
posisi kedua dengan Kasus Lainnya
jumlah kasus sebanyak Berkaitan dengan kasus jabatan,
penggelapan, pembunuhan, KUHP
382 kasus
*Sumber data SDP tanggal 7 November 2017, Kementerian Hukum dan HAM narapidana yang berstatus aktif sebagai PNS (masa tahanan 2014 – 2017)
9
DATA NARAPIDANA AKTIF SEBAGAI PNS
BERDASARKAN PENGGOLONGAN USIA
Indeks Persepsi Korupsi 2017 • Indeks Persepsi Korupsi tahun 2017, masih
38 rendah, nilainya hanya 37 poin.
37
37 37 • Indeks persepsi korupsi di Indonesia hanya
36 meningkat dari 32 poin di tahun 2012 ke 37
36
point di tahun 2018
35
• dalam jangka waktu 7 tahun peningkatan
34
34 indeks presepsi korupsi hanya naik 7,4%.
33
32 32
32
31
“indeks presepsi korupsi di Indonesia masih
berjalan ditempat. “
30
29
Sumber data Indeks presepsi korupsi indonesia, https://www.transparency.org/
2012 2013 2014 2015 2016 2017
FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA KORUPSI
a. Penegak hukum tidak konsisten
b. Penyalahgunaan kekuasaan/wewenang
c. Langkanya lingkungan Antikorupsi
d. Rendahnya pendapatan penyelenggara
negara
e. Kemiskinan, keserakahan
f. Budaya memberi upeti, imbalan jasa &
hadiah
g. Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah dari
pada keuntungan korupsi
h. Budaya permisif/serba membolehkan
i. Gagalnya pendidikan agama dan etika
• Merugikan Keuangan Negara
• Suap
• Gratifikasi
• Penggelapan dalam Jabatan
• Pemerasan
• Perbuatan Curang
• Konflik Kepentingan
KLASIFIKASI KORUPSI