Anda di halaman 1dari 24

BAB 10

AKUNTANSI TRANSAKSI SALAM


DAN SALAM PARALEL

Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik


Kontemporer
Yaya, R., Martawiredja, A.E. dan Abdurahim, A. (2014),
Salemba Empat, Jakarta.

Akt-FEB-UMY
DEFINISI DAN PENGGUNAAN TRANSAKSI
SALAM DAN SALAM PARALEL
• Bai’ as salam atau biasa disebut dengan salam,
merupakan pembelian barang yang pembayarannya
dilunasi di muka, sedangkan penyerahan barang
dilakukan di kemudian hari.
• Digunakan untuk memfasilitasi pembelian suatu barang
(biasanya barang hasil pertanian) yang memerlukan
waktu untuk memproduksinya.
• Salam paralel merupakan jual beli barang yang
melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi
salam pertama dilakukan dilakukan antara nasabah
dengan bank, sedang transaksi salam kedua dilakukan
antara bank dengan petani atau pemasok.
KETENTUAN SYAR’I, RUKUN TRANSAKSI DAN
PENGAWASAN SYARIAH TRANSAKSI SALAM
DAN SALAM PARALEL
Ketentuan Syar’i Transaksi Salam dan Salam
Paralel
Landasan syar’i dibolehkannya transaksi salam adalah
sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi SAW riwayat
Ibnu Abbas berikut:

“Barang siapa yang melakukan salaf (salam) hendaknya ia


melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas
pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”

Ketentuan syar’i transaksi salam diatur dalam fatwa


DSN no 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Salam.
Fatwa tersebut mengatur tentang ketentuan pembayaran,
barang, salam paralel, waktu penyerahan dan syarat
pembatalan kontrak.
Rukun Transaksi Salam
Rukun-rukun salam meliputi:
(a)transaktor : Pembeli (muslam) yang dalam
hal ini nasabah dan penjual (muslam ilaih)
yaitu Bank Syariah;
(b)objek akad salam berupa barang dan harga
yang diperjualbelikan dalam transaksi salam;
dan
(c)ijab dan kabul yang menunjukkan
pernyataan kehendak jual beli secara salam,
baik berupa ucapan atau perbuatan.
A. Transaktor Rukun Transaksi Salam
• Transaktor terdiri atas pembeli (muslam) dalam hal ini
nasabah dan penjual (muslam ilaih) dalam hal ini bank
syariah.
• Kedua transakstor disyaratkan memiliki kompetensi berupa
akil baligh dan kemampuan memilih yang optimal seperti
tidak gila, tidak sedang dipaksa dan lain yang sejenis.
Adapun untuk transaksi dengan anak kecil, dapat dilakukan
dengan izin dan pantauan dari walinya.
• Terkait dengan penjual, fatwa DSN no 05/DSN-MUI/IV/2000
mengharuskan agar penjual menyerahkan barang tepat pada
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah disepakati.
• Penjual diperbolehkan menyerahkan barang lebih cepat dari
waktu yang disepakati dengan syarat kualitas dan jumlah
barang sesuai dengan kesepakatan dan ia tidak boleh
menuntut tambahan harga.
B. Objek salam Rukun Transaksi Salam

DSN menyatakan beberapa ketentuan dalam transaksi


salam :
1.Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai utang
2.Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
3.Penyerahannya dilakukan kemudian
4.Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan
5.Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
6.Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis
sesuai kesepakatan
Rukun Transaksi Salam

• Terkait dengan alat pembayaran, DSN


mensyaratkan alat bayar harus diketahui
jumlah dan bentuk nya.
Alat bayar bisa berupa uang, barang atau
manfaat. Pembayaran harus dilakukan
pada saat kontrak disepakati. Pembayaran
itu sendiri tidak boleh dalam bentuk
pembebasan utang.
C. Ijab dan Kabul Rukun Transaksi Salam

Ijab dan Kabul adalah pernyataan dari kedua


belah pihak yang berkontrak, dengan cara penawaran
dari penjual (bank syariah) dan penerimaan yang
dinyatakan oleh pembeli (nasabah).

Pelafalan perjanjian dapat dilakukan dengan


lisan, isyarat (bagi yang tidak bisa bicara),
tindakan maupun tulisan, tergantung pada praktik
yang lazim di masyarakat dan menunjukkan
keridhaan satu pihak untuk menjual barang salam
dan pihak lain untuk membeli barang salam.
Rukun Transaksi Salam Paralel
Berdasarkan fatwa DSN no 5 tahun 2000,
disebutkan bahwa akad salam kedua (antara
bank sebagai pembeli dengan petani sebagai
penjual) harus dilakukan terpisah dari akad
pertama.
Adapun akad kedua baru dilakukan setelah
akad pertama sah.
Rukun-rukun yang terdapat pada akad salam
pertama juga berlaku pada akad salam kedua.
Pengawasan Syariah Transaksi Salam Dan Salam
Paralel
a) Memastikan barang yang diperjualbelikan tidak
diharamkan oleh syariah Islam;
b) Memastikan bahwa pembayaran atas barang salam kepada
pemasok telah dilakukan diawal kontrak secara tunai
sebesar akad salam;
c) Meneliti bahwa akad salam telah sesuai dengan fatwa DSN-
MUI tentang salam dan peraturan bank Indonesia yang
berlaku;
d) Meneliti kejelasan akad salam yang dilakukan dalam format
salam paralel atau akad salam biasa;
e) Meneliti bahwa keuntungan bank syariah atas praktik
salam paralel diperoleh dari selisih antara harga beli dari
pemasok dengan harga jual kepada nasabah/pembeli akhir.
ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

• Bank
5s Syariah
1. Negosiasi
sebagai Penjual dan Akad Nasabah
(muslam ilaih) Salam
pada salam 1 dan sebagai
Pembeli 2. bayar Pembeli
(Muslim) pada (Muslim)
salam 2
6. Kirim dokumen

4. Bayar
PEMASOK 5 Kirim barang
3. Negosiasi &
akad salam
TEKNIS PERHITUNGAN DAN
PENJURNALAN TRANSAKSI SALAM
Kasus 1 : Transaksi Salam Pertama
PT. Thariq Agro Mandiri , membutuhkan 100 ton biji jagung
hibryda untuk keperluan ekspor 6 bulan yang akan datang.
Pada tanggal 1 Juni 20XA, PT. Thariq Agro Mandiri melakukan
pembelian jagung dengan skema salam kepada Bank Syariah
Sejahtera. Adapun informasi tentang pembelian tersebut
adalah sebagai berikut:
 Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas no 2
 Kuantitas : 100 ton
 Harga : Rp 700.000.000 ( Rp 7.000.000 per ton)
 Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50
ton (2 September dan 2 Desember 20XA)
 Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
Transaksi Salam Kedua
 Untuk pengadaan produk salam sebagaimana diinginkan oleh PT.
Thariq Agro Mandiri, bank syariah selanjutnya pada tanggal 2 Juni
20XA mengadakan transaksi salam dengan petani yang bergabung
dalam KUD. Tunas Mulia dengan kesepakatan sebagai berikut:
‾  Spesifikasi barang : Biji jagung manis hybrida kualitas no 2
‾ Kuantitas : 100 ton
‾ Harga : Rp 650.000.000 (Rp 6.500.000 per ton)
‾ Penyerahan modal : uang tunai sejumlah Rp 650.000.000
‾ Waktu penyerahan barang: dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50
ton (1 September dan 1 Desember 20XA)
‾ Agunan : Tanah dan kendaraan senilai Rp 700.000.000
‾ Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
‾ Denda kegagalan penyerahan karena kelalaian atau kesengajaan: 2%
dari nilai produk yang belum diserahkan.
Penjurnalan Transaksi Salam
a. Penerimaan dana dari nasabah pembeli
Pada saat akad disepakati, pembeli disyaratkan untuk sudah
membayar produk salam secara lunas. Berdasarkan PSAK no 103
paragraf 17 disebutkan bahwa kewajiban salam diakui pada saat
penjual menerima modal usaha sebesar modal usaha salam yang
diterima.
Jurnal: Pada saat bank syariah melakukan akad salam
dengan PT. Thariq Agro Mandiri (PT. TAM) dan menerima
dana salam sebesar Rp 700.000.000, maka jurnal
transaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


01/06/XA Db.Kas/rekening nasabah 700.000.000
pembeli – PT. TAM

Kr. Utang salam 700.000.000


b. Penyerahan modal salam dari bank syariah kepada
pemasok atau petani
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 11 disebutkan bahwa
piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan
atau dialihkan kepada penjual. Modal usaha salam dalam
bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan (PSAK no
103 paragraf 12).
Jurnal: Pada tanggal 1 Juni, bank syariah menyerahkan
modal berupa uang tunai sebesar Rp 650.000.000,- ke
rekening KUD di bank maka jurnal saat penyerahan modal
salam oleh bank syariah kepada KUD adalah sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


01/06/XA Db. Piutang salam 650.000.000
Kr. Kas/rekening nasabah 650.000.000
penjual –KUD TM
c. Penerimaan barang pesanan dari
pemasok atau petani
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 16 disebutkan bahwa
barang pesanan yang diterima diakui sebagai persediaan.
Adapun waktu penerimaan produk salam dari pemasok atau
petani, dilakukan sesuai dengan tanggal kesepakatan.
Pada saat penerimaan produk salam, sangat mungkin
terjadi perbedaan antara kualitas dan nilai wajar barang dengan
kualitas dan nilai kontrak. Perbedaan tersebut antara lain
berupa;
(1)Kualitas barang dan nilai wajar barang, sama dengan nilai
kontrak;
(2)Kualitas barang lebih rendah dan nilai wajar barang lebih
rendah dari nilai kontrak;
(3)Kualitas barang dan nilai wajar barang, lebih tinggi dari nilai
kontrak;
(1)Kualitas barang dan nilai wajar barang, sama
dengan nilai kontrak;
Berdasarkan PSAK no 103 paragraf 13a, disebutkan
bahwa jika barang pesanan sesuai dengan akad, maka
dinilai sesuai dengan nilai yang disepakati.

Misalkan pada tanggal 1 September 20XA


dan 1 Desember 20XA, KUD TM menyerahkan
masing-masing 50 ton biji jagung manis hybrida
kualitas no 2 sebagaimana yang disepakati
dalam perjanjian salam. Adapun nilai wajar
produk tersebut pada saat penyerahan sama
dengan nilai kontrak yaitu Rp 325.000.000 (50
ton x Rp 6.500.000 per ton).
dept of acct - umy
Jurnal saat penyerahan produk salam dari KUD ke bank
syariah adalah :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
01/9/XA Db. Persediaan produk salam 325.000.000
Kr. Piutang salam 325.000.000
Ket: Penyerahan tahap pertama
sebanyak 50 ton biji jagung
kualitas 2 dengan kualitas
barang dan nilai wajar barang
sama dengan nilai kontrak.
01/12/XA Db.Persediaan produk salam 325.000.000
Kr. Piutang salam 325.000.000
Ket: Penyerahan tahap pertama
sebanyak 50 ton biji jagung
kualitas 2 dengan kualitas
barang dan nilai wajar barang
sama dengan nilai kontrak.
dept of acct - umy
d. Penyerahan barang salam dari bank syariah kepada
nasabah pembeli
Misalkan dalam kasus di atas, setelah menerima produk salam
dari KUD TM pada tanggal 1 September 20XA dan 1 Desember 20XA
masing-masing sebanyak 50 ton dengan kualitas dan harga sesuai
dengan kesepakatan antara bank syariah dan KUD TM (Rp
325.000.000), bank langsung mengirim produk salam ke gudang milik
PT TAM pada tanggal 2 September 20XA dan 2 Desember 20XA pada
kuantitas dan kualitas sesuai kesepakatan. Maka jurnal atas pengiriman
barang kepada nasabah pembeli tersebut adalah sebagai berikut :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


02/09/XA Db. Utang salam 350.000.000
Kr. Persediaan produk salam 325.000.000
Kr. Pendapatan bersih salam 25.000.000

02/12/XA Db. Utang salam 350.000.000


Kr. Persediaan produk salam 325.000.000
Kr. Pendapatan bersih salam 25.000.000
PENYAJIAN
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.24-25), piutang
salam dan utang salam adalah akun yang terkait
dengan jual beli dengan skema salam.
Ketentuan penyajian transaksi tersebut dalam
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Piutang salam disajikan sebesar jumlah tercatat.
Piutang salam yang tidak dapat dipenuhi oleh
pemasok dan pemasok menyatakan tidak dapat
memenuhi kewajibannya disajikan sebagai
piutang qardh.
2. Utang salam disajikan sebesar jumlah tercatat.
PENGUNGKAPAN
Berdasarkan PAPSI 2013 (h. 4.25), hal-hal yang harus
diungkapkan terkait transaksi pembiayaan dengan
skema salam antara lain:
1. Rincian piutang salam dan utang salam berdasarkan
jumlah, jangka waktu, jenis valuta, jenis, dan kuantitas
barang pesanan.
2. Piutang salam dari pemasok dan utang salam kepada
nasabah yang merupakan pihak berelasi. 
Sekian
Terima Kasih
Wassalamu’alaikum wr wb

Anda mungkin juga menyukai