Anda di halaman 1dari 5

TRENGGILING

“Manis Javanica”

Galih Septiyani
B0118016
Agroteknologi
TRENGGILING

Trenggiling “Manis Javanica” merupakan hewan mamalia. Dikenal juga dengan


anteater ( pemakan semut). Trenggiling memiliki karakteristik yang sama dengan
xenarthrans, yakni satwa pemakan semut raksasa (armadillo). Berdasarkan analisis
genetika, trenggiling jawa dikelompokkan dalam ordo Pholidota dan memiliki
kedekatan dengan ordo Carnivora dalam satu clade Ferae. (Murphi et al., 2001; Beck et
al., 2006; Cahyono, 2008).
MORFOLOGI

• Trenggiling adalah hewan mamalia. Tubuh individu dewasa SVL sekitar 79-88 cm
panjangnya, tubuhnya dilindungi oleh sisik-sisik yang dapat bergerak dan berujung runcing.
• Sisik menutupi bagian kepala - ujung nostril sampai ujung ekor. Sisik tersusun tumpang
tindih. Bagian tengah tubuh memiliki sisik sejumlah 17-20 baris dan lebih dari 20 baris sisik
dibagian ekor.
• Warna sisik dibagian dorsal dan lateral coklat-zaitun hingga kekuningan dan keras. Tubuh
bagian bawah tertutup rambut berwarna keputihan hingga coklat pucat dan kulitnya
berwarna abu-abu hingga kebiruan.
• Kepala kecil runcing, mata kecil, bagian telinga luar sangat mereduksi. Hidung berdaging
dan mulut tanpa gigi, lidah panjang dan kecil hingga 25 cm.
Siklus Hidup Trenggiling

Trenggiling (Manis javanica) mempunyai siklus hidup dengan


melakukan perkembamgbiakan dengan beranak (vivipar),
habitatnya berada di daerah hutan hujan tropis, lebih tepatnya
tinggal di bagian akar pohon, dalam lubang dan sarang anai-anai
dan semut yang digali, serta pada batang pohon yang berlubang
Mencari Makan
Trenggiling menggunakan indera penciumannya untuk
mendapatkan semut atau rayap. Setelah menemukan tempat yang
diinginkan, ia menggali dengan cakar kaki depannya hingga
semut atau rayap keluar dari sarang.
Selanjutnya, trenggiling mulai menangkap semut atau rayap
tersebut dengan lidahnya yang panjang dan lengket.
 
 

Anda mungkin juga menyukai