Anda di halaman 1dari 5

MAMALIA

Mamalia merupakan salah satu kelas dari hewan vertebrata dengan ciri seperti adanya
rambut dan kelenjar susu. Hewan mamalia tersebar hampir di seluruh dunia dan menempati
tipe habitat yang berbeda-beda, mulai dari daerah kutub sampai khatulistiwa, mulai dari laut
hingga daratan (Lariman, 2010). Di dunia, hewan mamalia terdiri dari 19 ordo, 122 famili,
1017 genus dengan jumlah jenis kurang lebih 12.000 (Twesten, 1989). Hal ini menunjukkan
bahwa dalam hal kekayaan mamalia, jenisnya cukup beragam. Di Indonesia terdapat 515 jenis
mamalia (12% dari jenis mamalia yang ada di dunia) (Departemen Kehutanan, 2005). Pada
pulau Sumatera terdapat tidak kurang dari 196 jenis mamalia (Anwar et al., 1984).
Ciri khusus yang membedakan golongan binatang mamalia adalah rambut (bedakan
dengan bulu pada unggas), juga tubuh hewan mamalia berdarah panas atau “endoterm”,
mempunyai neocortex pada otak mereka. Otak pada mamalia mengatur peredaran darah,
termasuk ke dalam organ jantung yang dibagi menjadi empat ruang.
Primata yang disebut mamalia merupakan hewan tercerdas termasuk salah satu
mamalia. Sebagian besar hewan mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan, tetapi ada
beberapa mamalia yang tergolong dalam ke dalam mamalia yang bertelur. Karena itu
mempunyai rahim atau melahirkan bukan merupakan sebagai ciri-ciri khusus dari hewan
mamalia.
Ciri-Ciri Mamalia
● Bertulang belakang (vertebrata)
● Mempunyai Kelenjar Susu (glandula mammae) yang dihasilkan dari mamalia betina.
● Memiliki Rambut
● Mempunyai anggota tubuh lengkap untuk berjalan, memegang, berenang ataupun yang
lainnya.
● Mamalia mempunyai kuku dan cakar untuk menangkap makanan
● Mempunyai gigi taring, gigi seri dan gigi graham
● Alat pernafasannya yaitu dengan paru-paru
● Perkembangbiakannya dengan cara melahirkan (vivivar) secara internal.
● Tempat perkembangbiakan melalui embrio di dalam rahim (uterus)
OWA JAWA
Kerajaan (Kingdom) : Animalia Filum
(Phylum) : Cordata
Subfilum (Subphylum) : Vertebrata
Kelas (Class) : Mammalia
Ordo : Primata
Suku (Family) : Hylobatidae
Marga (Genus) : Hylobates
Jenis (Species) : Hylobotes moloch Audebert
(Iskandar.2016)
Owa jawa (Hylobates moloch) merupakan primata endemik di Pulau Jawa yang
hidupnya bergantung pada adanya hutan yang masih utuh. Owa jawa merupakan salah satu
spesies arboreal, yakni tinggal di kanopi hutan bagian atas serta tidur dan beristirahat di bagian
mahkota pohon yang tertinggi diantara pohon lain di sekitarnya yang paling banyak menerima
sinar matahari. Untuk itu habitat owa jawa memerlukan kondisi hutan yang masih baik dan
stabil.
Marga Hylobates merupakan kera tidak berekor, mempunyai kepala kecil dan bulat
dengan hidung tidak menonjol dan rahang kecil, rongga dada pendek tetapi lebar, serta rambut
tebal dan halus. Rambut di sekujur badan dan anggota tubuh sangat lebat berwarna kelabu
keperakan. Marga Hylobates mempunyai telapak tangan dan pergelangan tangan yang panjang.
Demikian pula telapak kaki dan pergelangan kakinya, panjangnya hampir dua kali panjang
batang tubuhnya dan lebih dari dua kali apabila tangan diikutsertakan. Ukuran tungkai 30%
lebih panjang daripada batang tubuhnya, tetapi hanya 2/3 hingga 3/4 panjang lengannya.
Beberapa ciri fisik atau morfologi tubuh dan bagianbagiannya dapat dijadikan kunci
pengenalan owa jawa. Owa jawa memiliki warna rambut tubuh berwarna kecokelatan hingga
keperakan atau keabu-abuan, serta dengan rambut bagian atas kepalanya berwarna hitam.
Bagian muka seluruhnya juga berwarna hitam dengan alis berwarna abu-abu yang menyerupai
warna keseluruhan tubuh. Beberapa individu memiliki dagu berwarna gelap. Warna rambut
jantan dan betina berbeda, terutama dalam tingkatan umur. Pada umumnya, anak yang baru
lahir berwarna lebih cerah. Kelompok jantan dan betina memiliki rambut yang sedikit berbeda.
Panjang tubuh owa jawa sekitar 750–800 mm dengan berat tubuh jantan sekitar 4–8 kg,
sedangkan betina sekitar 4–7 kg (Supriatna & Wahyono, 2000). Owa jawa memiliki gigi seri
yang kecil dan sedikit ke depan sehingga memudahkan untuk menggigit dan memotong
makanan. Gigi taring panjang dan berbentuk seperti pedang yang berfungsi untuk menggigit
dan mengupas makanan. Gigi geraham atas dan bawah berfungsi untuk mengunyah makanan.
Ciri khas lain adalah lengannya sangat panjang dan lentur, lebih panjang dari kakinya.
Panjangnya hampir dua kali panjang tubuh dengan jari pendek dan senjang [berbeda atau tidak
simetris] dari telapak tangan. Sendi pada ibu jari dan pergelangan tangannya merupakan tipe
kontraksi peluru dan soket, bukan sendi engsel pada kebanyakan primata sehingga
mobilitasnya sangat tinggi. Owa jawa memiliki tubuh yang langsing karena beradaptasi
terhadap pergerakannya dan membantu dalam berayun (brakiasi).
Owa jawa mempunyai kebiasaan melakukan aktivitas bersuara, terutama pada pagi hari
(morning call). Perilaku bersuara tersebut juga berfungsi sebagai cara komunikasi untuk
memberitahu keberadaan kelompoknya. Suara pada Owa jawa jawa dapat didengar oleh
manusia hingga jarak 500–1.500 m. (Kappeler, 1984).
Owa jawa adalah primata yang hidup dalam sistem organisasi sosial monogami, yaitu
hanya hidup dengan satu pasangannya saja bersama dengan 1–2 individu anak. Dengan
demikian, satu kelompok owa jawa berjumlah sekitar 3–4 individu (Supriatna & Wahyono
2000). Umur dewasa seksual pada individu owa jawa jantan dicapai pada usia 4–5 tahun,
sedangkan pada individu betina pada usia 6–7 tahun. Masa kebuntingan sekitar 190–214 hari
dan jarak antara kelahiran sekitar 3–4 tahun (Geismann, 1991). Jumlah anak yang dilahirkan
dalam satu masa kebuntingan sebanyak satu individu dan akan disusui oleh induknya hingga
usia tujuh bulan. ( ISKANDAR.2016)

SURILI
Bangsa : Primata
Anak bangsa : Anthropoidea
Suku : Cercopithecidae
Marga : Presbytis
Jenis : Presbytis comata
Nama lain : Surili (Jawa Barat)
Surili merupakan termasuk jenis mamalia yang memiliki ciri yaitu menyusui, tubuhnya
memiliki rambut atau bulu, dan cara berkembangbiaknya dengan cara melahirkan (Pramudya,
2014: para 2). Hewan mamalia digolongkan menjadi tiga jenis berdasarkan makanannya yaitu:
● Hewan mamalia pemakan daging
● Hewan mamalia pemakan tumbuhan
● Hewan mamailia pemakan berbagai macam makanan
Hewan surili termasuk golongan mamalia pemakan berbagai macam makanan, karena
komposisi makanan surili terdiri dari daun muda, buah-buahan, dan tanah.
Surili merupakan hewan endemik asli dari Jawa Barat. Surili dijadikan maskot Pekan
Olahraga Nasional Jawa Barat 2016, hal ini merupakan upaya apresiasi pemerintah terhadap
satwa endemik yang terancam punah. Supriatna dan Wahyono (2002: hal. 151) menjelaskan
bahwa:
Surili (prebytis comata) adalah sebagai hewan khas endemik Jawa Barat dan merupakan
genius asli Indonesia adalah jenis monyet berukuran kecil yang memiliki ekor panjang
yang hidupnya lebih banyak di pohon. Umumnya warna tubuh suriIi dewasa mulai dari
kepala sampai bagian punggung hitam atau coklat dan keabuan. Sedangkan warna
rambut jambul dan kepala berwarna hitam. Rambut yang tumbuh di bawah dagu, dada
dan perut (ventral), bagian datum lengan dan kaki dan ekor, berwarna putih. Rambut
alis tumbuh mengarah ke depan. Warna kulit muka dan telinga hitam pekat agak
kemerahan. Suriii memiliki iris mata coklat gelap. Anak yang baru lahir berwarna putih
dan memiliki garis hitam mulai dari kepala hingga bagian ekor. Panjang tubuh betina
dan jantan hampir sama yaitu berkisaran 430-600 mm, dengan panjang ekor 560-720
mm. Berat tubuh surili rata-rata 6.5 kg.

LUTUNG JAWA
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Claas : Mamalia
Sub class : Theria
Ordo : Primata
Sub ordo : Anthropoidea
Famili : Cercopithecidea
Sub famili : Colobinea
Genus : Trachypithecus
Species : Trachypithecus auratus
Bulu Lutung Jawa (Trachypithecus auratus) berwarna hitam dan lutung betina memiliki
bulu berwana keperakan di sekitar kelaminnya. Lutung Jawa (lutung budeng) muda memiliki
bulu yang berwarna oranye. Untuk subspesies Trachypithecus auratus auratus (Spangled
Langur Ebony) meliki ras yang mempunyai bulu seperti lutung Jawa muda dengan warna bulu
yang oranye sedikit gelap dengan ujung kuning (Rowe, 1996).
Genus Trachypithecus mempunyai susunan warna utama adalah abu-abu, gelap, warna
coklat atau hitam. Bayi Trachypithecus khususnya di Benua Asia berwarna abu-abu atau warna
coklat, namun pada umumnya berwarna terang. Setelah dewasa akan berubah warna menjadi
lebih gelap dan sebagian jenis mempunyai berbagai tanda kekuning-kuningan atau putih pada
jambul kepala, bahu, atau lengan dan kaki. Seperti genus Trachypithecus yang ada di Vietnam,
jenis ini mempunyai suatu jambul panjang di atas kepala, pinggiran kening yang lebar (Nadler,
2002 dalam Fuadi, 2007). 5 Menurut Supriatna dan wahyono (2000), Lutung Jawa mempunyai
panjang tubuh dari ujung kepala hingga tungging, jantan dan betina dewasa rata-rata 517 mm,
dan panjang ekornya rata-rata 742 mm, sedangkan berat tubuhnya rata-rata 6,3 kg. Warna
rambut hitam, diselingi dengan keperak-perakan. Bagian ventral, berwarna kelabu pucat dan
kepala mempunyai jambul. Anak lutung yang baru lahir berwarna kuning jingga dan tidak
berjambul. Setelah meningkat dewasa warnanya berubah menjadi hitam kelabu. Bentuk rahang
Lutung Jawa yaitu 2:1:2:3 pada kedua rahang atas dan bawah (Ankel-Simons, 2000 dalam
Febriyanti, 2008). Jenis ini memiliki perut sacculated untuk membantu mencerna selulosa.
Lutung Jawa memiliki kelenjar ludah yang besar untuk membantu mencerna makanan. Betina
berbeda dari jantan yang memiliki warna pucat, biasanya putih kekuning-kuningan pada bagian
pinggang (Brandon-Jones, 1995 dalam Febriyanti, 2008). Bayi berwarna orange dan rata-rata
berat tubuh Lutung jawa adalah 7.1 kg (Rowe, 1996 dalam Febriyanti, 2008).

Anda mungkin juga menyukai