Anda di halaman 1dari 2

Klasifikasi belut adalah sebagai berikut :

Kelas : Pisces

Subkelas : Teleostei

Ordo : Synbranchoidae

Famili : Synbranchidae

Genus : Synbranchus

Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus albus Zuieuw (belut
sawah); Macrotema caligans Cant (belut muara); Anguilla sp (belut laut/sidat).

Ciri khusus

belut sawah memiliki ciri-ciri seperti :  Warna kulit lebih cerah  Panjang tubuh bisa
mencapai 45 -50 cm ketika dewasa 11  Bobotnya bisa mencapai 200-300 gr/ekor  Habitat
hidup di area persawahan  Gerakan lincah dan sensitif terhadap getaran/gerakan makhluk
lain.  Bagian kepala lebih runcing dibandingkan ikan sidat  Bentuk ekor lancip  Bentuk
mata lebih kecil  Termasuk hewan hermaprodit (dapat berganti kelamin)  Induk betina
(siap kawin) pada usia 10 bulan ke bawah dengan panjang 20 – 30 cm dan bobot 20 – 30
ekor/kg  Induk jantan (siap kawin) pada usia 10 bulan ke atas dengan panjang 35 – 45 cm
dan bobot 4 – 8 ekor/kg.  Memiliki teksstur daging yang lembut  Memiliki kandungan gizi
tinggi.

Ciri umum

Ciri-ciri fisik belut ini adalah memiliki kepala yang bulat, memiliki gigi yang lebih
runcing, lipatan insang yang lebih banyak, dan warna kulit berbintik-bintik
menyerupai pasir serta sirip di bagian ekor lebih lebar menyerupai sidat. Belut ini
dapat tumbuh hingga mencapai berat 1 kg per ekor.

Kelimpahan

Belut sawah (Monopterus albus) merupakan ikan air tawar yang dapat ditemukan pada areal
persawahan. Di Indonesia, belut sawah tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat. Belut memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik lokal
maupuninternasional. Permintaan belut baik di pasar domestik maupun mancanegara
cenderung meningkat. Seperti permintaan belut di negara-negara di kawasan Asia, dapat
mencapai 60 ton per hari dan hanya terpenuhi 10 persen dari angka tersebut (Kuncoro,
2010; Muktiani, 2011).

Manfaat/peranan belut sawah

Manfaat belut bagi kesehatan

1. mengobati dan mencegah anemia


2. meningkatkan system kekebalan tubuh
3. mencegah osteoporosis
4. vitamin B pada belut meningkatkan fungsi enzim
5. vitamin A pada belut membantu sel pertumbuhan
Jangkrik

Klasifikasi Ilmiah jangkrik (Gryllus bimaculatus) menurut Jumar (2000) adalah Kerajaan :


Animalia, Filum : Arthropoda, Kelas : Insekta, Subkelas : Pterygota, Ordo : Orthoptera,
Subordo : Ensifera, Superfamilia : Grylloidea, Familia : Gryllidae, Genus : Gryllus, Spesies :
Gryllus bimaculatus.

Ciri umum

Mempunyai dua helai antena yang berada di dekat mata.

Memiliki 6 Kaki.

Terbagi atas ruas-ruas yaitu kepala, dada, dan perut terletak di bagian belakang tubuhnya.

Ciri khusus

Jangkrik kalung memiliki kulit dan sayap luar berwarna hitam atau agak kemerahan dan pada
bagian punggung (pangkal sayap luar) terdapat garis kuning sehingga menyerupai kalung.
Jangkrik jantan dan betina dewasa dapat dibedakan dari ada atau tidaknya ovipositor pada
ujung abdomen yang mencirikan jangkrik betina. Meskipun secara umum ukuran-ukuran
tubuh jangkrik jantan lebih besar, jangkrik betina memiliki bobot badan lebih tinggi dari pada
jantan.

Kelimpahan

Jangkrik dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia dan hidup dengan baik pada daerah yang
bersuhu antara 20-32°C dan kelembaban sekitar 65-80%, bertanah gembur/berpasir dan
memiliki persediaan tumbuhan semak belukar. Jangkrik hidup bergerombol dan
bersembunyi dalam lipatan-lipatan daun kering atau bongkahan tanah. Jangkrik tidak selalu
dapat dijumpai di alam karena hanya bermunculan pada bulan-bulan tertentu saja yaitu
pada Juni-Juli dan Nopember-Desember.Jangkrik sulit ditemui pada bulan Januari-Mei dan
Agustus-Oktober karena jumlahnya terbatas dan bukan merupakan musim jangkrik.

Peranan/manfaat jangkrik

Jangkrik di Indonesia  dimanfaatkan sebagai pakan burung berkicau, pakan ikan arwana,
pakan udang serta lele.

http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/199/3/BAB%20II%20UH.pdf

Anda mungkin juga menyukai