Anda di halaman 1dari 17

DISUSUN OLEH :

Adi Hardi Gunandar (06221001)


Franky Francisco Siahaan (06221007)
Kresna Rosma Dwipayana (06221013)
Reza Trisulistiawan (06221018)
Rudi Akmal Maulana (06621023)
Salah satu dari banyak sistem pengendalian
kompleks adalah sistem pengendalian
selektif (selective control). Sistem selective
control dibutuhkan pada suatu proses yang
memiliki dua proses variable, namun hanya
ada satu manipulated variable. Jadi, akan
ada dua proses variable dengan satu control
valve. Bagaimana hal itu bisa terjadi?

untuk membuktikannya, kita lihat gambar


11.13.
Ada dua macam signal selector, yaitu high
selector dan low selector. High selector
berfungsi untuk memilih sinyal input
tertinggi , kemudian meneruskannya
sebagai output. Sedangkan fungsi low
selector adalah untuk memilih sinyal input
terendah dan kemudian meluruskannya
menjadi output.

Untuk melihat perbedaan antara high


selector dan low selector,perhatikan gambar
11.14
Prioritas utama pengendalian pada proses
itu adalah flow yang masuk ke tangki.
Dikehendaki selalu sama dengan set point
di FIC. Control valve harus bekerja sebagai
FV dan juga control valve harus bekerja
menurut FIC untuk mengendalikan flow
yang Masuk ke tangki. Level di dalam
tangki akan selalu tetap bila sepanjang
operasi F OUT Menyamai F IN.
Untuk mengatasi tumpahnya cairan, F IN
harus dikurangi bila F OUT terhambat.
Terhambatnya F OUT berakibat naiknya level,
tetapi dikendalikan oleh LIC dengan cara
menutup Control valve. Selective control
bisa Override control, bila output LIC lebih
rendah dari output FIC, sehingga control
Valve akan menerima signal terendah.

Dalam hal ini, pengendalian flow


dikalahkan Oleh pengendalian level. Jadi,
pengendalian F IN adalah prioritas pertama
dan pengendalian Level adalah prioritas
kedua.
Jika LIC mengandung unit integral,
pengendalian tersebut pasti mengalami
keadaan Reset wind up. Kejadian reset wind
up tidak dapat diatasi dengan batch switch.
Untuk menghindari reset wind up,
digunakan external reset.
Ada beberapa proses yang mempunyai
dua buah proses variable, tetapi hanya
mempunyai satu manipulated variable.
Salah satu pertimbangannya dengan
membuat agar response salah satu
proses variable tidak terlalu
mengorbankan Kepentingan proses
variable yang lain.
Tugas utama selective ontrol adalah
memilih prioritas pengendalian dengan
memilih salah Satu dari dua controller
tersebut sebagai unit utama dan
mengalihkan pengendalian ke unit Kedua
pada saat keadaan mendesak. Jadi,
sistem tetap mengendalikan satu proses
variable.
Median selector adalah pengkombinasian antara
high selector dan low selector. Median Selector
dapat dipilih dengan merangkaikan beberapa
signal selector seperti gambar di bawah Ini.
Faktor untuk menentukan flow coolant yang
masuk ke reaktor adalah hanya sinyal
tertinggi yang di dapat.
Contoh aplikasi sistem pengendalian yang
tidak dapat mentolerir kesalahan baca sistem
pengukuran yang dikarenakan terlalu tinggi
atau rendahnya.

Lihat gambar 11.17. untuk meyakinkan


bahwa tidak ada kesalahan pengukuran pada
kedua stream flow,
tiga buah flow transmitter dipasang di masing – masing
stream. Namun, hanya sinyal median yang dipakai
sebagai feedback sistem pengendalian. Dengan ini,
median selector dapat disimbolkan oleh kotak
dengan lambang “> <“.
• Pengendalian ratio ( ratio control ) adalah
sistem pengendalian yang lazim dipakai
di suatu proses yang menghendaki
komposisi campuran dua komponen atau
lebih dengan suatu perbandingan tertentu.
• Kunci dari pengendalian ratio terletak di
sebuah unit yang disebut devider. Arti
harafiah kata devider adalah pembagi
• Contoh, pencampuran produk A dengan produk B
dengan perbandingan (ratio) tertentu. Pada gambar
11.17 Contoh pemakaian median selector. Perbandingan
flow stream A dan flow stream B dikehendaki selalu
sama dengan K : di mana, K = A/B.
Click Here

• Jika dilihat lebih lanjut, pengendalian di atas tidak


menjamin bahwa komposisi stream A dan stream B akan
benar – benar mencapai 2:1.
• FIC – 1 akan menghasilkan flow stream A , diharapkan
sesuai dengan set point A .
• FIC – 2 akan menghasilkan flow stream B, diharapkan
sesuai dengan set point B .
• Flow di stream B diandaikan selalu sama dengan ½ flow
stream A. Kerja sistem ini sama dengan kerja sistem
feedfoward dalam penggunaan jalur remote set point.
Click Here
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai