Anda di halaman 1dari 73

Pleno

Skenario 1

Ruang Tutor 4
Nama Anggota
Tesalonika Wonggo 20011101032
Citra Rarung 20011101033
Lidya Mondoringin 20011101034
Aurell Ghosalim 20011101035
Favian Fadillah 20011101036
Fransiscus Mamuaja 20011101037
Godelfridus Palobo 20011101038
Lewis Matandung 20011101039
Livia Winengko 20011101040
Skenario
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun 5 bulan dibawa oleh
orang tuanya ke UGD RS Prof. Dr. R. D. Kandow Manado dengan
keluhan utama sesak napas. Sesak napas dialami penderita sejak 1
hari sebelum masuk RS. Sejak 4 hari yang lalu penderita
mengalami batuk, pilek dan demam. Demam dialami semakin hari
semakin tinggi dan hanya turun bila diberi obat penurun demam.
Batuk juga semakin bertambah hebat, sehingga penderita tampak
sesak, dan akhirnya dibawa ke RS. Dalam keluarga hanya
penderita yang sakit seperti ini. Riwayat kontak dengan orang yang
batuk lama disangkal. Penderita juga tidak pernah kejang.
Pemeriksaan laboratorium LED 45 , Leukosit 19.200, HB 11,2 g/dl,
trombosit 250.000/m3
Masalah
CONCERN EXPECTED

Seorang anak perempuan berusia 4 tahun 5 senjang vvv


bulan . dengan keluhan utama sesak napas.
Sesak napas dialami penderita sejak 1 hari
sebelum masuk RS

Sejak 4 hari yang lalu penderita mengalami senjang vvv


batuk, pilek dan demam. Demam dialami
semakin hari semakin tinggi dan hanya turun
bila diberi obat penurun demam.
Pembahasan
01 Anamnesis 06 Etiologi & Faktor Risiko

02 Pemeriksaan Fisik 07 Patofisiologi

03 Pemeriksaan Penunjang 08 Prognosis & Komplikasi

04 Diagnosis Utama & Banding 09 Tata laksana

05 Epidemiologi 10 Edukasi Pencegahan


Anamnesis Patofisiologi

Pemeriksaan fisik
& Etiologi & Faktor risiko
Pemeriksaan penunjang

Pneumonia
Diagnosis utama
& Prognosis & Komplikasi
Diagnosis banding

Epidemiologi Tata laksana

Edukasi Pencegahan
01

Anamnesis
Jenis Kelamin : Perempuan.
Usia : 4 tahun 5 bulan.
Status : Belum menikah

Riwayat Penyakit Sekarang


• Sesak napas sudah 1 hari.
• Batuk, pilek dan demam sudah 4 hari.
• Demam terus naik, turun Ketika diberi obat

Riwayat Penyakit Dahulu


-----

Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.

Tambahan
• Riwayat kontak dengan orang yang batuk lama, disangkal.
• Penderita tidak pernah kejang.
02

Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan Fisik Pasien Sesak Napas
Tanda – tanda vital
- Temperatur : < 35⁰C atau > 41⁰C
- Tekanan darah : sistolik < 90 mmHg
- Denyut nadi : pulsus paradoksus (denyut nadi yang menjadi
semakin lemah)
- Frekuensi napas : < 5x/menit atau > 35x/menit
Teknik Pemeriksaan

INSPEKSI AUSKULTASI

PERKUSI PALPASI
Inspeksi
Analisis Hasil Pemeriksaan

1. Inspeksi dada:
• Kulit
Perhatikan adanya warna kulit yang abnormal, kelainan kulit, kelainan vaskular, dan bekas luka tertentu. Hal ini mungkin menunjukkan
adanya riwayat kelainan paru

• Subkutis
Nilai jumlah lemak subkutis. Hal ini mungkin akan mempengaruhi pemeriksaan perkusi dada dan suara pernapasan saat auskultasi.

• Payudara
Adanya payudara yang besar pada wanita mungkin akan mempengaruhi perkusi dan auskultasi.

• Otot
Perhatikan ukuran otot thorax pasien. Hal in juga dapat mempengaruhi perkusi dan auskultasi. 

• Rangka
Perhatikan bentuk dan kesimetrisan dada. Abnormalitas dari rangka thorax dapat mempengaruhi posisi dan ekspansi paru. Contoh dari
kelainan rangka
thorax yang dapat mempengaruhi fungsi paru dan jantung adalah kelainan kongenital pectus excavatum (dada menjorok kedalam) dan
pectus carinacum (dada burung), gangguan tulang belakang seperti scoliosis atau kyphosis dan barrel-shape yang berhubungan dengan
COPD dimana didapatkan costal triangle melebar.
Inspeksi Statis dan Dinamis
Perhatikan 
a. Bentuk thorax : funnel chest, pigeon chest, barell chest, Bentuk Tulang Belakang
b. Pengembangan dada kanan dan kiri : simetri/tidak, ada retraksi atau tidak
c. Karakteristik Pernapasan 
Pengeembangan Dada
Pada saat respirasi kita menilai :
• Asimetri gerakan dada. Normal, kedua sisi dada mengembang sama besar dan pada waktu yang
bersamaan. Kelambanan pengembangan atau keterlambatan gerak salah satu sisi dada bisa
terdapat pada kelainan efusi pleura unilateral, penebalan pleura unilateral, tumor
• Retraksi dinding dada : di dada anterior, retraksi sering terjadi di supraklavikula dan suprasternal.
Pada inspeksi dada saat respirasi, perlu juga dinilai frekuensi, irama, kedalaman dan usaha pasien
untuk bernapas.
Adanya gangguan respirasi ditandai dengan peningkatan frekuensi nafas, retraksi dinding dada saat
inspirasi (terutama sela iga bagian bawah dan supraklavikula), adanya stridor atau wheezing, kontraksi
berlebihan dari otot -otot pernafasan (otot sternocleidomastodeus dan otot-otot respirasi aksesoria),
pergeseran letak trakea, sianosis, clubbing finger atau peningkatan diameter anteroposterior dinding
dada
Karakteristik Pernapasan
Palpasi
Palpasi Trakea

Palpasi trakea dilakukan dengan


meletakkan jari di sepanjang sisi trakea.
Perhatikan struktur yang berada di
antara sisi lateral trakea dan muskulus
sternokleidomastoideus. Bandingkan
sisi kanan dan kiri. Pada keadaan
normal, jarak antara tepi lateral trakea
dan muskulus sternokleidomastoideus
adalah simetris.
Palpasi Dinding Toraks

Palpasi thorak anterior : kaji temperatur dan


integritas seluruh kulit dada (jika tidak ada
keluhan pernafasan). Palpasi semua area
dada untuk mengetahui adanya massa atau
pergerakan abnormal, hindari palpasi yang
dalam jika ada keluhan nyeri (jika ada keluhan
pernafasan) 

-Nyeri tekan ► pleuritis, nyeri daerah Ke dua ibujari pada midspinal


costocondral karena rematik setinggi T10 dan  jari lain di arcus.
-Bengkak/benjolan ►peradangan atau Gerakkan ke dua ibujari kemedial.
tumor Minta pasien inspirasi maksimal
Letakkan kedua telapak tangan pada
thorak bawah klien, jari-jari disepanjang
sisi lateral selubung iga (rib cage) dan
ibu jari disepanjang costa

• Minta klien mengambil nafas dalam,


amati pergerakan kedua tangan
• Amati, sejauh mana ibu jari anda
menyimpang mengikuti ekspansi
toraks dan rasakan pergerakan dan
kesimetrisan dari pergerakan selama
respiras (normalnya gerakan simetris
kanan kiri)
Penilaian Fremitus Taktil
Fremitus taktil adalah getaran yang dihantarkan melalui
bronchopulmonary tree ke dinding dada saat pasien berbicara,
yang terasa pada palpasi.

Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :

• Untuk membandingkan fremitus kedua sisi dada, pergunakan


telapak tangan di bagian basal jari-jari atau permukaan ulnar dari
telapak tangan.
• Mintalah pasien mengulang-ulang kata : ”sembilan puluh
sembilan” atau ”dua puluh dua”. Jika belum jelas, mintalah pasien
untuk bersuara lebih keras atau lebih dalam.
• Bandingkan fremitus taktil di lapangan paru kanan dan kiri di
sebelah posterior dada pada beberapa lokasi dan anterior
• Identifikasi lokasi di mana fremitus meningkat, menurun atau
menghilang.
Kelainan Pemeriksaan
Perkusi
Perkusi pada dinding dada akan menggerakkan dinding dada dan
jaringan di bawahnya, menghasilkan suara yang dapat didengar dan
getaran yang dapat dirasakan. Perkusi membantu menentukan
apakah jaringan di bawah dinding dada berisi udara, cairan atau massa
padat.
• Letakkan telapak tangan kiri pada dinding
toraks. 
• Tekan sedikit jari telunjuk atau jari tengah
tangan kiri (jari fleksimeter) pada sela iga
• Ketuklah bagian tengah falang medial
dari jari fleksimeter dengan ujung jari
tengah kanan (jari fleksor) dengan
menggunakan sendi pergelangan tangan
sebagai poros. 
• Lakukanlah penilaian terhadap suara
perkusi yang timbul pada dinding toraks
pasien
Auskultasi
Auskultasi paru merupakan pemeriksaan yang paling penting untuk
menilai aliran udara melalui tracheobronchial tree. Membandingkan
auskultasi daerah yang simetris adalah salah satu cara yang baik pada
auskultasi.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Mendengarkan suara napas.
2. Perhatikan pola suara napas berdasarkan
intensitas, nada dan durasinya selama fase
inspirasi dan ekspirasi. Dengarkan
menggunakan stetoskop. Pasien diminta untuk
bernapas dalam. Auskultasi dilakukan dengan
pola seperti perkusi supaya dapat
membandingkan area secara simetris. 
3. Intensitas Suara
4. Rasio Inspirasi dan Respirasi
Lakukanlah penilaian terhadap suara pernafasan normal (terutama vesikuler),
yang terdengar dari stetoskop :
• Intensitas (normal, melemah, atau mengeras)
• Letaknya, apakah terdengar pada tempat yang seharusnya, atau tidak
(misalnya terdengarnya suara bronkial pada lapangan perifer paru, karena
adanya penghantar seperti infiltrat atau tumor).
• Dengarkan dengan seksama ada tidaknya suara nafas tambahan, seperti
ronkhi, ronkhi, wheezing, dan pleural friction rub.
Bunyi Auskultasi
03

Pemeriksaan
Penunjang
• Radiologi
a. Pemeriksaan foto toraks (PA/lateral), merupakan pemeriksaan
penunjang utama (gold standard)
b. Gambaran radiologisnya; gambaran infiltrat, konsolidasi lobus
atau kavitas
c. Gambaran foto toraks pada anak: infiltrat ringan pada salah
satu paru hingga konsolidasi luas pada kedua paru

• CT scan  Secara klinis mendukung ke arah pneumonia namun


foto toraksnya (–)

• Faradhita, Linda. Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, Status Imunisasi, dan Keadaan Fisik Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Tirto 1, Kabupaten Pekalongan. Semarang: Universitas Muhamadiyah Semarang. 2015 [cited 2021 Aug 31]. Available form
http://repository.unimus.ac.id/1418/3/BAB%20II.pdf

• Ardining H, Indawati W, Nasir AUZ. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Liwang F, dkk. Ed 5. Jakarta: Media Aesculapius. 2020. Jilid 1; 435
• Laboratorium
Pemeriksaan DPL, hitung jenis, LED, elektrolit dan analisis gas darah

a. Pemeriksaan DPL
 Pneumonia (virus dan mycoplasma)  Jumlah leukosit
batas normal atau sedikit meningkat
 Pneumonia (bakteri)  leukositosis (15.000 –
40.000/mm3)

b. Analisis gas darah  Ditemukan hipoksemia sedang atau


berat

• Faradhita, Linda. Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, Status Imunisasi, dan Keadaan Fisik Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Tirto 1, Kabupaten Pekalongan. Semarang: Universitas Muhamadiyah Semarang. 2015 [cited 2021 Aug 31]. Available form
http://repository.unimus.ac.id/1418/3/BAB%20II.pdf

• Ardining H, Indawati W, Nasir AUZ. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Liwang F, dkk. Ed 5. Jakarta: Media Aesculapius. 2020. Jilid 1; 435
• Mikrobiologis
a. Pemeriksaan biakan sputum dan kultur darah dengan
pemeriksaan koagulasi antigen polisakarida pneumokokkus 
Adanya S. Pneumoniae
b. Spesimen pemeriksaan: Usap tenggorok, sekret nasofaring,
bilasan bronkus, aspirasi paru dan darah.
c. Pada pneumonia anak (X), kecuali pada pneumonia berat dan
memerlukan rawat inap di RS

• Faradhita, Linda. Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, Status Imunisasi, dan Keadaan Fisik Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Tirto 1, Kabupaten Pekalongan. Semarang: Universitas Muhamadiyah Semarang. 2015 [cited 2021 Aug 31]. Available form
http://repository.unimus.ac.id/1418/3/BAB%20II.pdf

• Ardining H, Indawati W, Nasir AUZ. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Liwang F, dkk. Ed 5. Jakarta: Media Aesculapius. 2020. Jilid 1; 435
• Penanda Biologis
Pemeriksaan C-reactive protein (CRP) dan proklasitonin (PCT) 
Diagnosis dan menilai prognosis pneumonia

• Uji Serologis
a. Mendeteksi Ag dan Ab pada infeksi bakteri tipik
b. Peningkatan Ab: IgM dan IgG dapat membantu diagnosis
c. Uji serologis tidak bermanfaat mendiagnosis bakteri atipik;
mycoplasma dan chlamydia serta bbrpa virus

• Faradhita, Linda. Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, Status Imunisasi, dan Keadaan Fisik Rumah Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di
Puskesmas Tirto 1, Kabupaten Pekalongan. Semarang: Universitas Muhamadiyah Semarang. 2015 [cited 2021 Aug 31]. Available form
http://repository.unimus.ac.id/1418/3/BAB%20II.pdf

• Ardining H, Indawati W, Nasir AUZ. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Liwang F, dkk. Ed 5. Jakarta: Media Aesculapius. 2020. Jilid 1; 435
04

Diagnosis
Utama & Banding
Dalam menegakkan sebuah diagnosis, dibutuhkan:
a. Anamnesis,
b. Pemeriksaan fisik dan,
c. Pemeriksaan penunjang

• Scotta MC, Marostica PJC, Stein RT. Pneumonia in Children [Internet]. Ninth Edit. Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract in Children. Elsevier Inc.; 2019.
427-438.e4 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-323-44887-1.00025-0
• Subanada IB, Purniti NPS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pneumonia Bakteri pada Anak. Sari Pediatr. 2016;12(3):184.
Diagnosis Utama
Berdasarkan skenario dikatakan bahwa,

pasien usia 4 tahun 5 bulan dengan keluhan sesak napas dialami penderita sejak 1
hari sebelum masuk RS. Sejak 4 hari yang lalu penderita mengalami batuk, pilek
dan demam. Demam dialami semakin hari semakin tinggi dan hanya turun bila
diberi obat penurun demam. Batuk juga semakin bertambah hebat, sehingga
penderita tampak sesak. Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini.
Riwayat kontak dengan orang yang batuk lama disangkal. Penderita juga tidak
pernah kejang. Pemeriksaan laboratorium LED 45 , Lekosit 19.200 (leukositosis)

• Scotta MC, Marostica PJC, Stein RT. Pneumonia in Children [Internet]. Ninth Edit. Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract in Children. Elsevier Inc.; 2019.
427-438.e4 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-323-44887-1.00025-0
• Subanada IB, Purniti NPS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pneumonia Bakteri pada Anak. Sari Pediatr. 2016;12(3):184.
Diagnosis Utama
Dari pemeriksaan fisik dan penunjang dapat didiagnosis pasien menderita pneumonia. Hal ini
berkaitan dengan:
a. Diagnosis pneumonia ditegakkan secara klinis berdasarkan kriteria organisasi kesehatan
sedunia WHO (World Health Organization) yaitu ditemukan adanya batuk atau sesak
napas dan takipne serta pada auskultasi terdengar ronki, suara napas menurun atau suara
napas bronkial.
b. Dalam jurnal “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PNEUMONIA BAKTERI PADA ANAK”
dikatakan bahwa suhu dan jumlah leukosit berhubungan dengan pneumonia bakteri.

• Scotta MC, Marostica PJC, Stein RT. Pneumonia in Children [Internet]. Ninth Edit. Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract in Children. Elsevier Inc.; 2019.
427-438.e4 p. Available from: https://doi.org/10.1016/B978-0-323-44887-1.00025-0
• Subanada IB, Purniti NPS. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pneumonia Bakteri pada Anak. Sari Pediatr. 2016;12(3):184.
Diagnosis Banding

Bronkitis Akut:
 Biasanya terjadi pada remaja, bukan pada anak-anak
 Tanpa demam atau demam ringan
 Batuk kering berkepanjangan
 Tidak adanya demam tinggi, takikardi dan takipnea

Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months) [Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021].
Available from : https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#differential-diagnosis-heading-23  
Diagnosis Banding
Bronkiolitis
 Infeksi akut pada saluran pernapasan bagian bawah yang
mengakibatkan obstruksi jalan napas kecil
 Umumnya terjadi pada bayi berusia 1 hingga 3 bulan, dengan
insiden puncak selama musim dingin dan awal musim semi
 Biasanya dimulai dengan bersin dan rinore yang jernih

Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months) [Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021].
Available from : https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#differential-diagnosis-heading-23  
Diagnosis Banding
Covid-19
 Gejala penyakit mulai dari demam, batuk, dan sesak napas hingga gejala
saluran pernapasan atas ringan, gejala gastrointestinal, kelelahan, atau
kehilangan nafsu makan.
 Didiagnosis berdasarkan reaksi berantai polimerase cepat untuk SARS-
CoV-2 (2019 novel coronavirus) pada spesimen dari saluran pernapasan
bagian atas.

Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months) [Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021].
Available from : https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#differential-diagnosis-heading-23  
Diagnosis Banding
Asma
 Gejalanya meliputi batuk kering episodik, mengi ekspirasi, dada sesak,
perasaan tidak nyaman di dada, dan sesak napas sebagai respons
terhadap aktivitas fisik atau iritasi saluran napas.
 Eksaserbasi berat berhubungan dengan mengi saat inspirasi dan ekspirasi,
retraksi, pelebaran hidung, dan penggunaan otot pernafasan tambahan
 Dispnea, tetapi tanda-tanda infeksi biasanya tidak ada

Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months) [Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021].
Available from : https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#differential-diagnosis-heading-23  
Diagnosis Banding

Tuberkulosis
 Muncul secara subakut dengan anoreksia, penurunan berat badan
dan keringat malam
 Ada kontak dengan pasien TB

Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months) [Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021].
Available from : https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#differential-diagnosis-heading-23  
05

Epidemiologi
Menurut WHO, pneumonia ditandai dengan adanya batuk dan
pernapasan cepat atau sulit seperti:
• Pada anak 2-12 bulan : > 50X/menit
• Pada anak 1-5 tahun : > 40X/menit

Di negara maju pneumonia ditandai dengan demam (>38,0°C) dan


tanda-tanda infeksi saluran pernapasan bawah ( batuk, takipnea,
hipoksia) dengan atau tanpa kelainan pada foto toraks.

Kronman MP, dan Shah SS. Netter’s Pediatrics. Editor Florin TA, Ludwig S. Ed . China. Elsevier. 2011. 568-574.
Pneumonia masih merupakan masalah kesehatan utama
dan menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun
pada anak balita di negara berkembang.

Insidens pneumonia pada anak berusia <5 tahun adalah


10-20 kasus/100 anak/tahun di negara berkembang dan
2-4 kasus/100 anak/tahun di negara maju.

Calistania C, dan Indawati W. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Tanto C, dkk. Ed 4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Jilid 1; 174.
06

Etiologi &
Faktor Risiko
Etiologi
Viral (hingga 70% dari kasus)
• Human respiratory syncytial virus (lebih umum di antara anak-anak muda dari
5 tahun)
• Parainfluenzavirus 1, 2, dan 3
• Virus influenza A dan B
• Human adenovirus (lebih umum di antara anak-anak muda dari 5 tahun)
• Human rhinovirus
• Human herpesvirus 1 dan 2
• Human metapneumovirus (lebih umum di antara anak-anak muda dari 5
tahun)
• Human enterovirus

Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021 Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-heading-13
Etiologi
Bakteri
• Streptococcus pneumoniae (vaksinasi rutin pada masa kanak-kanak telah
menurunkan insidensi)
• Haemophilus influenzae type b (vaksinasi rutin pada masa kanak-kanak telah
menurunkan insidensi)
• Moraxella catarrhalis
• Staphylococcus aureus
• Mycoplasma pneumoniae 
• Chlamydia pneumoniae 

Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021 Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-heading-13
Faktor Risiko
● Usia : insiden tertinggi di antara anak-anak muda dari 2 tahun 6
● Seks : anak laki-laki memiliki insiden yang lebih tinggi pada semua
umur
● Kondisi pernapasan kronis yang menyebabkan infeksi
● Defisiensi imun
● Penyakit paru-paru kronis prematuritas
● Penyakit jantung bawaan
● Penggunaan inhibitor asam lambung

Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021 Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-heading-13
Faktor Risiko di Negara Berkembang

● Faktor risiko pasti


1. Malnutrisi
2. Berat badan lahir rendah (2500 g atau kurang)
3. Menyusui noneksklusif (terutama selama 4 bulan pertama kehidupan)
4. Kurangnya imunisasi campak dalam 12 bulan pertama kehidupan
5. Polusi udara dalam ruangan
6. Kesesakan

● Kemungkinan :
1. Orang tua merokok
2. Kekurangan Zn
3. Penyakit penyerta lainnya (misalnya, diare, penyakit jantung, asma)

Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021 Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-heading-13
07

Patofisiologi
Pneumonia merupakan infeksi saluran pernapasan bawah yang
disebabkan oleh invasi pathogen penyebab pneumonia. Postulate
modern menyatakan bahwa pneumonia merupakan hasil dari
disrupsi dari ekosistem pernapasan bawah yang kompleks yang
merupakan tempat dari interaksi dinamis antara pathogen
pneumonia, mikroba yang menetap, dan pertahanan imun dari inang.

Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM. Nelson textbook of pediatrics. 21th Ed. Philadelphia; Elsevier. 2020
Viral Pneumonia
1. Biasanya dihasilkan dari penyebaran infeksi di sepanjang saluran napas,
disertai dengan cedera (injury) pada epitel respiratorik, yang menghasilkan
obstruksi saluran napas meliputi pembengkakan (swelling), sekresi
abnormal, dan cellular debris.

2. Obstruksi saluran napas juga disertai dengan atelectasis, interstitial


edema, dan hypoxemia dari ventilation-perfusion mismatch

3. Infeksi virus juga bisa berpengaruh terhadap infeksi bakteri sekunder


(secondary bacterial infection) dengan mengganggu mekanisme
pertahanan inang, mengubah sekresi, dan melalui disrupsi microbiota
respiratorik

Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM. Nelson textbook of pediatrics. 21th Ed. Philadelphia; Elsevier. 2020
Bacterial Pneumonia
Ketika infeksi bakteri terjadi di parenkim paru, maka proses patologisnya berbeda
tergantung dari jenis bakteri penyebab.

• M. Pneumoniae
Hinggap di epitel respiratorik -> menghambat kerja silia -> destruksi selular dan respon
inflammatorik di submucosa. Berlangsungnya infeksi -> obstruksi saluran udara yang
disebabkan oleh sloughed cellular debris, sel inflammatorik, dan mukus.

• S. Pneumoniae
Menghasilkan edema yang membantu proliferasi organisme lalu menyebar ke bagian
paru lain.

• S. Aureus
Dimanifestasikan sebagai confluent bronchopneumonia.

Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM. Nelson textbook of pediatrics. 21th Ed. Philadelphia; Elsevier. 2020
Tahapan
1 Congestion

2 Red hepatization

3 Grey hepatization

4 Resolution

Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM. Nelson textbook of pediatrics. 21th Ed. Philadelphia; Elsevier. 2020
08

Prognosis
& Komplikasi
Prognosis
 Prognosis pneumonia tergantung pada banyak faktor, termasuk usia,
penyakit penyerta, dan pengaturan rumah sakit (rawat inap atau rawat
jalan).
 Umumnya, prognosis akan lebih baik pada pasien yang sehat/tanpa
komorbid.
 Prognosis relatif buruk pada pasien usia >60 tahun atau <4 tahun, jika
dibandingkan pada pasien dewasa muda (young adults).
 Jika pneumonia tidak diobati, mortalitas dapat meningkat hingga 30%.

• Sattar A, Sandeep Sharma. Bacterial Pneumonia [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
• Vardhmaan Jain, Rishik Vashisht, Gizem Yilmaz, Abhishek Bhardwaj. Pneumonia Pathology [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
Prognosis
 Resistensi antibiotik menjadi salah satu concern utama karena penggunaan
antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat.
 Indeks Keparahan Pneumonia (PSI) dapat digunakan sebagai alat untuk
menetapkan risiko kematian pasien.
 Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada etiologi CAP, S. pneumoniae
ditemukan sebagai penyebab kematian pada sebagian besar pasien.
Sedangkan pada Pseudomonas , Staphylococcus aureus , dan berbagai
etiologi lain memiliki tingkat kematian tertinggi pada mereka yang terkena.

• Sattar A, Sandeep Sharma. Bacterial Pneumonia [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
• Vardhmaan Jain, Rishik Vashisht, Gizem Yilmaz, Abhishek Bhardwaj. Pneumonia Pathology [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
Komplikasi
Komplikasi pneumonia yang tidak diobati atau sedang dalam
pengobatan diantaranya termasuk gagal napas, sepsis, infeksi
metastatik, empiema, abses paru, dan disfungsi multi-organ.

Pada komplikasi pneumonia yang disebabkan bakteri dapat terjadi


kegagalan pernapasan, sepsis, kegagalan multiorgan, koagulopati, dan
eksaserbasi komorbiditas yang sudah ada sebelumnya.

• Sattar A, Sandeep Sharma. Bacterial Pneumonia [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
• Vardhmaan Jain, Rishik Vashisht, Gizem Yilmaz, Abhishek Bhardwaj. Pneumonia Pathology [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
Komplikasi
Komplikasi potensial lain dari pneumonia bakteri meliputi:
• Fibrosis paru-paru
• Kerusakan parenkim paru
• Pneumonia nekrotikans
• Kavitasi
• Empiema
• Abses paru
• Meningitis
• Kematian

• Sattar A, Sandeep Sharma. Bacterial Pneumonia [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
• Vardhmaan Jain, Rishik Vashisht, Gizem Yilmaz, Abhishek Bhardwaj. Pneumonia Pathology [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31].
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
09

Tata laksana
Terapi Antibiotika Empiris

Terapi Suportif

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Pneumonia Ringan
RAWAT JALAN

• Kotrimoksasol (4 mg TMP/KgBB/kali - 20 mg
sulfametoksazol/KgBB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari

atau

• Amoksisilin 25 mg/KgBB/kali, 2 kali sehari selama 3 hari

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Pneumonia Berat
• Oksigen untuk mempertahankan saturasi >92%, dipantau setiap 4
jam. 

• Bila asupan per oral kurang, dapat diberikan cairan intravena dan


balans cairan ketat  agar tidak terjadi hidrasi berlebih

• Pada distres pernapasan berat, hindari pemberian makanan per


oral dan diganti dengan NGT/Intravena dengan perhitungan
balans cairan yang ketat

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
• Bila suhu >39 C dapat diberi paracetamol

• Nebulisasi agonis beta-2 dan/atau NaCl 0,9% untuk perbaikan


mucocilliary clearance (bukan terapi rutin)

• Pemberian Antibiotik
 Amoksisilin 50-100 mg/KgBB IV/IM setiap 8 jam dan dipantau
ketat 72 jam.
Bila respon baik : teruskan hingga 5 hari, dan dilanjutkan dengan
 Amoksisilin oral 25 mg/KgBB/kali 3 hari sekali selama 5 hari
berikutnya.

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Bila respon buruk sebelum 48 jam/keadaan memberat
 tambahkan kloramfenikol 25 mg/KgBB/kali IM/IV setiap 8 jam

• Antibiotik lini kedua : Seftriakson 80-100 mg/KgBB IM/IV satu kali sehari.

• Bila dicurigai pneumonia Staphylococcus :


 Kloksasilin 50 mg/KgBB IM/IV setiap 6 jam 
 Gentasimin 7,5 mg/KgBB IM/IV sekali sehari
Bila respon baik
 Kloksasilin oral 50 mg/KgBB/hari, 4 kali sehari selama 3 minggu

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
• Pada anak usia <5 tahun, antibiotik oral lini pertama – Amoksisilin
Alternatif :
ko-amoksiklav
Eritromisin
Klaritromisin/azitromisin

• Pada anak usia >5 tahun, biasanya penyebabnya M. pneumoniae,


antibiotik lini pertama - makrolid

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Kriteria Rawat Inap
Untuk Bayi :
• Saturasi Oksigen <92%, SIANOSIS
• Respirasi >60 kali/ menit
• Distres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
• Tidak mau minum/ menyusu
• Tidak bisa dirawat keluarga dirumah

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Kriteria Rawat Inap
Untuk Anak :
• Saturasi Oksigen <92%
• Respirasi > 50 kali/ menit
• Distres pernapasan
• Grunting
• Dehidrasi
• Tidak bisa dirawat keluarga dirumah 

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
Kriteria Pulang
• Gejala dan tanda sudah menghilang
• Asupan oral adekuat
• Pemberian antibiotik dapat diteruskan di rumah (per oral)
• Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi serta
rencana kontrol
• Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lanjutan

• Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
• Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 803-1882-1-SM.pdf <<
10

Edukasi
Pencegahan
1. Pemberian ASI, sering mencuci tangan, dan menghindari paparan
asap tembakau.

2. Imunisasi
• Vaksin konjugasi pneumokokus (Prevnar 13) untuk mencegah
penyakit pneumokokus invasif pada anak usia 6 minggu
hingga kurang dari 6 tahun.
• Pemberian vaksin influenza, Haemophilus influenzae tipe b,
pertusis, varicella, dan campak sesuai jadwal yang dianjurkan

Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021 Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-heading-13
Sumber & Referensi
1. Kronman MP, dan Shah SS. Netter’s Pediatrics. Editor Florin TA, Ludwig S. Ed . China. Elsevier. 2011. 568-574.
2. Calistania C, dan Indawati W. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Tanto C, dkk. Ed 4. Jakarta: Media Aesculapius.
2014. Jilid 1; 174.
3. Elsevier Point of Care. Community-Acquired Pneumonia in Children (Older than 3 Months). Clinicalkey. 2021
Apr 23. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#causes-headin
g-13

4. Kliegman RM, Blum NJ, Shah SS, Tasker RC, Wilson KM. Nelson textbook of pediatrics. 21th Ed. Philadelphia;
Elsevier. 2020
5. Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric Pneumonia. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/
6. Sattar A, Sandeep Sharma. Bacterial Pneumonia [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021
Aug 31]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513321/
7. Vardhmaan Jain, Rishik Vashisht, Gizem Yilmaz, Abhishek Bhardwaj. Pneumonia Pathology [Internet]. Nih.gov.
StatPearls Publishing; 2021 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
8. Faradhita, Linda. Hubungan Status Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, Status Imunisasi, dan Keadaan Fisik Rumah
Dengan Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Puskesmas Tirto 1, Kabupaten Pekalongan. Semarang: Universitas
Muhamadiyah Semarang. 2015 [cited 2021 Aug 31]. Available from:
http://repository.unimus.ac.id/1418/3/BAB%20II.pdf
9. Ardining H, Indawati W, Nasir AUZ. Kapita Selekta Kedokteran. Editor Liwang F, dkk. Ed 5. Jakarta: Media
Aesculapius. 2020. Jilid 1; 435
Sumber & Referensi
10. Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Community-Acquired Pneumonia in Children (Older Than 3 Months)
[Internet]. ClinicalKey. 2021 [cited 23 April 2021]. Available from :
https://www.clinicalkey.com/#!/content/clinical_overview/67-s2.0-94e2a112-9f27-4be1-870e-f25544751842#
differential-diagnosis-heading-23
 
11. Calistania, C, Indawati, W 2014, “Kapita Selekta Kedokteran”, 4th ed, Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. hh.175-176
12. Supriyanto, B 2006, “Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak”, Sari Pediatri, Vol. 8, No. 2;103. Available From: >> 
803-1882-1-SM.pdf <<
13. Gonie F. Fisik diagnostik pada Sistem Respirasi. PPT Materi Kuliah
14. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran. Buku Manual
Keterampilan Klinik. Basic Physical Examination : Teknik Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi [Internet]. 2018 [Cited
on 31 August 2021]. Available from : 
15. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Universitas Sebelas Maret Fakultas Kedokteran. Buku Manual
Keterampilan Klinik. Pemeriksaan Dasar Jantung Dan Paru. 2019
16. Wahyu CA. General Thoracal Examination. Internal Medicine Department Udayana University.
17. Lestari DD, Sari DK, Infantri DAM, Fajarwati D. Pemeriksaan Fisik Paru [Internet]. 2017 [Cited on 31 August 2021].
Available from :
https://stikesmukla.ac.id/downloads/PEMERIKSAAN%20FISIK%20PARU%20KEL%203%20D3%20KEP%202A.
pdf
 
18. Ikatan Dokter Indonesia.Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Primer [Internet]. 2017
[Cited on 31 August 2021]. Available from : https://idibekasikota.org/uploads/jurnal/jurnal_1517156649.pdf
19. Amin,Z 2014.“Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi keenam”. Jakarta : internapublishing ,FKUI
Thank you!
Do you have any questions or suggestions?

Anda mungkin juga menyukai