Anda di halaman 1dari 21

DIKSI

 Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata Yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan
Satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.

 Kata yang tepat akan membantu seseorang


mengunkapkan dengan tepat apayang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Di
samping itu, pemilihan kata itu harus pula
sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan
kata-kata itu.  
MAKNA DENOTATIF DAN KONOTATIF

 Makna denotatif adalah makna dalam wajar


secara eksplisit. Makna wajar ini adalah
makna yang sesuai denganapa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang
dikandung sebuah kata cara objektif.
 Kata makan, misalnya, bermakna
memasukkan sesuatu ke dalam mulut,
dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan
seperti ini adalah makna denotatif.
 Makna konotatif adalah makna asosiatif ,makna yang timbul
sebagai akibat dari sikap sosial,sikap pribadi, dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual
Misalnya:
Rumah gedung, wisma, graha
Penonton pemirsa, pemerhati
Dibuat dirakit, disulap
Sesuai harmonis 
Tukang ahli, juru
Pembantu asisten
Pekerja pegawai, karyawan
Tengah madia
Bunting hamil,mengandung
Mati meninggal, wafat
MAKNA UMUM DAN KHUSUS
 

 Dalam hal ini, kata yang acuanya lebih luas


disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan
kata acuanya lebih khusus disebut kata
khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan
mas.
KATA KONKRET DAN ABSTRAK
 
 

 Kata yang acuanya semakin mudah dicerap


pancaindra disebut kata konkret, seperti meja,
rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara.
Jika acuan
 Kata abstrak mampu membedakan secara
halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus.
Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral
atau dihambur-hamburkan dalam suatu
karangan,
SINONIM

Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada


asanya mempunyai makna yang sama.
Agung, besar, raya
Mati, magkat, wafat, meninggal
Cahaya, sinar
Ilmu, penetuhan
Penitian, penyelidikan
Dan lain-lain.
PEMBENTUKAN KATA

Ada dua cara pembentukan kata, yaitu


dari dalamdan dari luar bahasa Indonesia.
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk
kosakatabaru dengan dasar kata yang sudah
ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru
melalui unsur serapan.
 
Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kata baru, misalnya

Tata daya serba


 Tata buku daya tahan serba putih
 Tata bahasa daya pukul serbaplastik
 Tata rias daya tarik serba kuat
 Tata cara daya serap serba tahu
Hari tutup lepas
 Hari sial tutup tahun lepastangan
 Hari jadi tutup buku lepas pantai
 Hari besar tutup usia lepas landas
Dari luar bahasa Indonesia

 Bank wisata
 Kredit santai
 Valuta
 Televisi
Bentuk-bentuk serapan itu ada empat
macam.

 Kita mengambil kata yang sudah sesuai dengan ejaan


bahasa Indonesia. Yang termaksud kata-kata itu ialah
Bank Opname, dan Golf
 Kita mengambil kata dan menyesuaikan kata itu dengan
ejaan bahasa Indonesia.
Subject subjek,
Aphotheek apotek,
Standard standar, dan
University universitas.
 Kita menerjemahkan istilah-istilah asing ke dalam
bahasa Indonesia. Yang tergolong ke dalam bentuk
ini ialah
starting point titik tolak,
meet the press jumpa pers,
up to date mutakhir,
briefing taklimat, dan
hearing dengar pendapat.
 Kita mengambil istilah yang tetap seperti aslinya
karena sifat keuniversalannya. Yang termaksud
golongan ini ialah
De facto Status quo
Cum laude, dan Ad hoc.
menggunakan kata dalam
situasi resmi
 Kata yang lazim dipakai dalam bahasa tutur atau
bahasa setempat dihindari.
Misalnya: nongkrong Raun
 Kata-kata itu dapat dipakai kalau sudah menjadi milik
umum.
Contoh:
Ganyang anjangsana
Lugas kelola
Heboh pamrih
Santai
 Kata-kata mengandung nilai rasa hendaknya
dipakai secara cermat dan hati-hati agar
sesuai ddengan tempat dan suasana
pembicaraan.
 Contoh:
 Tunanetra buta
 Tunarungu tuli
 Tunawicara bisu
 Kata yang tidak lazim dipakai dihindari,
kecuali kalu sudah dipakai oleh masyarakat.
Contoh:
Konon puspa
Bayu lapau
Laskar didaulat
Beberapa contoh pemakain
kata
 Kata raya tidak dapat disamakan dengan kata
besar, agung. Kata-kata itu tidak selalu dapat
dipertukarkan. Contoh: mesjid raya, rumah
besar, hakim agung.
 Kata masing-masing dan tiap-tiap harus
diikuti oleh kata benda, sedangkan kata
masing-masing tidak boleh diikuti oleh kata
benda.
Contoh yang benar

 Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga puluh


orang
 Berbagai gedung bertingkat di jakarta
memiliki gaya arsitektur masing-masing.
 Masing-masing mengemukakan
keberatanya.
 Para pemimpin negara APEC yang hadir di
Jakarta masing-masing dijaga ketat oleh
pegawal kepersidenan Indonesia.
 Pemakaian dan kata lain-lain harus
dipertimbangkan secara cermat. Kata dan lain-
lain sama kedudukanya dengan seperti,antara
lain, misalanya.
Misalnya:
 Bentuk yang salah Bentuk yang benar
 Dalam ruang itu kita Dalam ruang itu kita
dapat menemukan kita dapat me- barang-
barang seperti nemukan meja, buku, meja,
buku, bangku bangku, dan lain- dan lain-lain.
lain.
 Pemakain kata pukul dan jam harus dilakukan
secara tepat. Kata pukul menunjukkan waktu,
sedangkan kata jam menunjukkan jangka
waktu.
Misalnya:
Seminar tentang idiologi yang
diselenggarakan oleh fakultas kedokteran
Universitas Indonesia berlangsung selama 4
jam, yaitu dari jam 8.00 s.d. 12.00. (salah)
 Kata sesuatu dan suatu harus dipakai secara
tepat. kata sesuatu tidak diikuti oleh kata
benda, sedangkan kata suatu harus diikuti oleh
kata benda.
Contoh:
 Ia mencari sesuatu.
 Pada suatu waktu ia datang dengan wajah
berseri-seri.
 Kata dari dan daripada tidak sama pemakainya.
Kata dari dipakai untuk menunjukkan asal
sesuatu, baik bahan maupun arah.
Contoh:
 Ia mendapat tugas dari atasannya.
 Cincin itu berbuat dari emas.
 Kata daripada berfungsi membandingkan.
Contoh:
 Duduk lebih baik daripada berdiri.
 Indonesia lebih luas daripada Malaysia.

Anda mungkin juga menyukai