Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP DASAR PELAKSANAAN

K3

MATA KULIAH: DASAR K3


(KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA)

DISUSUN OLEH:
1. R I R I N P A R A M I T A Y U N U S
14120200117
 
KELAS B6
Prinsip Dasar K3

Secara garis besar prinsip K3 adalah perlindungan terhadap pekerja hal ini
sejalan dengan filosofi paling mendasar dari Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan melalui perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.
Imam Soepomo mengkategorikan perlindungan pekerja ke dalam tiga
kelompok, yaitu perlindungan ekonomis, sosial dan teknis. Dimana K3
termasuk ke dalam kelompok perlindungan teknis.
Berikut beberapa prinsip-prinsip dasar K3

 Prinsip pertama adalah bahwa jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja

merupakan hak pekerja, ditetapkan juga bahwa jaminan tersebut mencakup


perlindungan atas moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan
harkat dan martabat manusia maupun nilai-nilai agama sebagaimana disebutkan
dalam ketentuan Pasal 86 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan. Selanjutnya, hak tersebut dijamin kesamaan pelaksanaan dan
kesempatan perolehannya, tanpa diskriminasi atas dasar apapun baik kepada
pekerja yang memiliki status pekerja tetap, kontrak, harian, pekerja dari
perusahaan labor supply dan pekerja lainnya.
•Prinsip kedua adalah tanggung jawab pengusaha.
Prinsip tersebut diatur dalam Pasal 160 2w kitab
Undang-Undang Hukum Perdata sebagai berikut: “si
majikan diwajibkan untuk mengatur dan memelihara
ruangan-ruangan, piranti-piranti atau perkakas-perkakas
dalam mana atau dengan mana ia menyuruh melakukan
pekerjaan”

Terdapat juga beberapa teori yang membahas mengenai


prinsip tersebut, diantaranya teori Risk Profesionelle,
Employer`s Liability, Reasonable Care, maupun derivasi
analog doktrin Vicarious Liability. Pokok bahasan dalam
teori-teori tersebut adalah bahwa pengusaha selaku
pemberi kerja, bertanggungjawab dalam konteks
profesionalismenya sebagai pengusaha, atas kesehatan
dan keselamatan kerja pekerja yang dipekerjakannya.
Isi Teori yang terdapat pada Prinsip yang Ke 2

Pengusaha harus melakukan upaya-upaya preventif untuk melindungi pekerja dari


kecelakaan kerja yang diperkirakan akan berisiko mengalami cedera, penyakit, kecacatan,
sampai pada kematian. Apabila upaya-upaya yang telah dilakukan tersebut gagal,
pengusaha tetap bertanggungjawab atas timbulnya risiko-risiko, dalam bentuk
kompensasi/ganti kerugian.
Adapun sub prinsipnya mencakup tanggung jawab pengusaha untuk memastikan bahwa
pekerja memahami adanya risiko, memastikan bahwa cara kerja yang akan dilakukan
aman bagi pekerja (alat kerja dan cara mengoperasionalkannya aman), memastikan
bahwa pekerja memahami langkah-langkah pencegahan timbulnya risiko dan bahwa
sarana dan prasarana pencegahannya tersedia dengan memadai dan dalam kondisi baik.
Sub prinsip berikutnya adalah bahwa tanggung jawab-tanggung jawab tersebut di atas
tidak terwakilkan/tidak dapat dialihkan.
Prinsip terakhir adalah prinsip campur
tangan negara atau intervensi pemerintah.
Perlindungan hukum dalam perburuhan,
khususnya bidang kesehatan, merupakan
campur tangan negara atas kemungkinan
perlakuan eksploitasi pengusaha sebagai
pihak ekonomi kuat terhadap pekerja sebagai
pihak ekonomi lemah. Perlindungan oleh
negara umumnya termaktub dalam peraturan
perundang-undangan yang bersifat publik,
sebagai pembatasan yang bersifat memaksa
terhadap asas kebebasan berkontrak antara
pengusaha dan buruh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai