Anda di halaman 1dari 30

ASKEP

KEPUTUSASAAN
Dosen Pembimbing : Ns.Falerisiska Yunere,M.Kep
Kelompok tiga :

Annisaa Rahmi Karoenia


Idjra Safitri
Muhammad Habibillah
Olivia Anggraini
Roby Suhendra
Sinur Liani
Ulfi Fadillah Budiyanti
Defenisi keputusasaan

Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa kehidupannya


terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorang yang tidak
memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percaya
bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.
Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan , keraguan
.duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range, 1996 )
Faktor penyebab seseorang merasakan keputuasaan

 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
 Adanya tekanan hidup
 Kurangnya iman
Tanda dan Gejala
1. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam , berlebihan, dan
berkepanjangan dalam merespon situasi yang dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal
tentang kesedihan.
a. Fisiologis :
• respon terhadap stimulus melambat
• tidak ada energi
• tidur bertambah
b.emosional :
• individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
• tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan pertolongan tuhan
• tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
• hampa dan letih
• perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
• tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
c. Individu memperlihatkan :
• Sikap pasif dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan
• Penurunan verbalisasi
• Penurunan afek dan Kurangnya ambisi,inisiatif,serta minat.
• Ketidakmampuan mencapai sesuatu
• Hubungan interpersonal yang terganggu serta Proses pikir yang lambat
• Kurangnya tanggung jawab terhadap keputusan dan kehidupannya sendiri.
d. Kognitif :
• Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan membuat keputusan
• Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan masalah yang dihadapi saat ini
• Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
• Kaku ( memikirkan semuanya atau tidak sama sekali )
• Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
• Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang ditetapkan
• Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat keputusan
• Tidak dapat mengenali sumber harapan dan Adanya pikiran untuk membunuh diri.
2. Minor ( mungkin ada )
a. Fisiologis
• Anoreksia
• BB menurun
b. Emosional
• Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
• Merasa berada diujung tanduk
• Tegang
• Muak ( merasa ia tidak bisa)
• Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang ia jalani
Rapuh
c. Individu memperlihatkan
• Kontak mata yang kurang mengalihkan pandangan dari pembicara
• Penurunan motivasi
• Keluh kesah
• Kemunduran
• Sikap pasrah
• Depresi
d. Kognitif
• Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
• Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa datang
• Bingung dan Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
• Distorsi proses pikir dan asosiasi
• Penilaian yang tidak logis
Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapat ditimbulkan dari terjadinya keputusasaan yaitu:
 Stress
 Depresi
 Galau
 Sakit
 Pola hidup tidak teratur
 Letih,lesu,lemah yang disebabkan oleh faktor psikis
 Hilangg kesempatan yang ada,karena ketik kesempatan itu datang ia sibuk dengan rasa putus asa
yang ada
 Trauma karena tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk melakukan hal yang sama
karena takut mengalami rasa putus asa untuk kedua kalinya
 Gila akibat jangka panjang yang umumnya terjadi pada sebagian orang
 Sakit yang diawali dengan makan tidak teratur ,tidur terlalu larut beban pikiran yang berlebihan
 Kematian,beberapa mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri dan tidak hanya karena sakit yang
berkepanjangan namun juga karena faktor psikis yang berlebihan.
Pencegahan
 Berbaik sangka kepada Tuhan
 Berfikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi
 Bersikap lebih fleksibel
 Kembangkan tindakan yang kreatif
 Evaluassi setiap situasi.pikirkan tindakan yang diambil sebelum bertindak
 Fokuskan pada apa yang telah kita pelajari
 Bertanggung jawab
 Menginga bahwa kegagalan adalah guru kita yang berharga
Penatalaksanaan Medis

 Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan keputusasaan.
 
 Psikoterapi
adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan terapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai realitas
sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi  ini bermacam-
macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan
dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putus asa dan
semangat juangnya.
 Terapi Psikososial
Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung
pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani
terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.

 Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa. Dari
penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungan
dengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual
keagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,
ceramah keagamaan, kajian kitab suci dsb.
 Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembali
kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)
rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasi
dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan  ibadah
keagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga, keterampilan,
berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Pada umumnya program
rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkala dilakukan evaluasi
paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderita mengikuti program
rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akan dikembalikan ke keluarga dan
ke masyarakat.

ASKEP
…………….
Kasus Terkait

Ny. D usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 28 november 2010, dengan
wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat
ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan
mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh
tunangannya pergi dengan wanita lain,pasien hanya mengurung diri dikamar,
tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga
juga mengatakan bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga
(bercerai) sekitar 1 tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal
untuk yang ke-2 kalinya pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki – laki
lagi,pasien juga pernah mencoba untuk mengakhiri hidupnya.saat dilakukan
pengkajian oleh perawat didapatkan hasil TB =160 cm, BB =58 kg
Pengkajian
Nama Perawat : Perawat 5
Tanggal Pengkajian : 28 november
Jam Pengkajian : 14.00
 
Biodata :
Pasien
Nama :Ny.D
No.Register :098765
Agama : islam
Pendidikan : Smu
Status Pernikahan : Bercerai
Umur : 30 thn
Alamat : Nologaten 23 A
Diagnosa Medis : Isos, RBD,Defisit perawatan diri
Penanggung Jawab

Nama : Murtiyah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Nologaten
Hubungan dengan pasien : Kakak pasien
Keluhan utama :
Alasan Masuk :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri dikamar, tidak
mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Faktor predisposisi : pasien merupakan orang yang tertutup
Faktor presipitasi : pasien putus asa dengna keadaannya yang selalu
mengalami kegagalan dalam menjalin suatu hubungan
Lanjutan
FISIK

Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi,
tidak tampak hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema,
terdapat lingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman.
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan
pendengaran.
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien
kurang bersih.
Ekstremitas atas : tonus otot kuat.
Lanjutan
PSIKOSOSIAL

Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar,


jarang melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.

KONSEP DIRI
a) Gambaran diri atau citra tubuh:pasien memandang dirinya adalah seorang
wanita yang kurang beruntung
b) Identitas diri :pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita
c) Peran diri : pasien mengatakan bahwa dirinya dulunya adalah seorang istri
d) Ideal diri : pasien mengatakan bahwa lebih baik dia tidak mengenal laki-laki lagi
e) Harga diri : Pasien mengatakan dirinya tidak berguna lagi,dan putus asa.
Lanjutan

HUBUNGAN SOSIAL

Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang istri yang sangat menyayangi
keluarganya, pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya.
Hubungan sosial pasien dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal
oleh tunanganya untuk yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga
hanya mengurung diri dikamar.
Lanjutan
SPIRITUAL
a) Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
b) Kegiatan ibadah : dulu pasien merupakan sosok yang rajin beribadah

STATUS MENTAL
c) Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak lelah dan putus asa
d) Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapan kosong

ALAM PERASAAN
Pasien mengatakan sering gelisah memikikan kegagalan dalam menjalin suatu
hubungan, bingung dan selalu memikirkan masa lalu yang pernah di alaminya.
Lanjutan

MATERNITAS
a) Hipomotorik :pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
b) Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh pasien
c) TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasien
d) Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya dalam menjalin
suatu hubungan.
e) Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak disadari olehnya.
f) Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor
g) Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan
EFEK
Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai

INTERAKSI SELAMA WAWANCARA


Selama dilakukan wawancara pasien terlihat banyak melamun dan kurang
memperhatikan. pasien sering diam dengan tatapan kosong apabila ditanya tentang
masalahnya.

PERSEPSI
pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan kesalahan dirinya.
PROSES BERFIKIR
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan
apa yang dirasakannya.
a) Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien
b) Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga
pasien merasa putus asa
c) Waham : pasien tidak mengalami waham.

TINGKAT KESADARAN DAN ORIENTASI


c) Kesadaran pasien : kesadaran pasien composmetis
d) Orientasi terhadap waktu, tempat, orang: orientasi pasien baik terhadap waktu, tempat
dan orang
MEMORI
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan saat ini

TINGKAT KOSENTRASI DAN BERHITUNG


Saat dilakukan pengkajian klien kurang konsentrasi.

DAYA TILIK DIRI


pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga selalu gagal
dalam suatu hubungan

DIAGNOSA MEDIS
Keputusasaan

Program terapi obat yang diberikan pasien diberikan obat-obat penenang


( diazepam 2mg 3x24 jam,anti depresan,halopenidol dll)
Analisa data
NO DATA FOKUS DIAGNOSA
1 DS : keluarga yang RBD
mengantarkan mengatakan
bahwa pasien pernah
mencoba untuk mengakhiri
hidupnya
DO : saat dilakukan
wawancara pasien hanya
diam dengan tatapan kosong
Lanjutan
NO DATA FOKUS DIAGNOSA
2 DS : keluarga mengatakan Isolasi social
pasien hanya mengurung
diri di kamar,tidak mau
berinteraksi dengan
lingkungan terlebih
dengan keluarga
DO : pasien tampak
menarik diri dari perawat
dan orang-orang yang
berusaha mendekati pasien
Lanjutan

NO DATA FOKUS DIAGNOSA


3 DS : Defisit parawatan diri
DO: wajah pasien tampak
pucat,penampilan tampak
lusuh dan tidak terawat
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai