Anda di halaman 1dari 25

…..

muncul akibat teori-teori Keynes tidak dapat


menyele-saikan permasalahan ekonomi di tahun 60-
an dan 70-an. Hubungan-hubungan aggregate yang
Aliran monetaris dikembangkan Keynes mulai diragukan.
yang salah satu
pelopornya adalah
Milton Friedman Para ekonom kembali berpaling pada teori-teori
(1912-….) mikroekonomi untuk menjelaskan perilaku makro (micro
underpinnings of macro model). Bahkan, Friedman sendiri
kembali melirik model pasar persaingan sempurna
classical.
 Pada tahun 60-an orang percaya bahwa ada hubungan
terbalik antara inflasi dengan tingkat pengangguran.
Artinya, selama ini para ahli percaya jika inflasi
tinggi, tingkat pengangguran rendah. Sebaliknya jika
pengangguran tinggi, tingkat inflasi rendah, sesuai
teori Phillips.
 akan tetapi gejala-gejala ekonomi yang terjadi pada
tahun 70-an tidak sinkron pada anggapan tersebut.
Pada waktu itu, harga-harga menunjukan
kecenderungan peningkatan yang sangat tinggi,
didorong oleh naiknya harga-harga minyak tahun
1973/1974. yang sungguh merisaukan, pada saat
terjadinya kenaikan harga-harga (inflasi) tersebut,
pengangguran meningkat.
Pandangan itu antara lain tentang perlunya campur
tangan pemerintah dalam mengarahkan dan
membimbing perekonomian pada arah yang di
inginkan. Kritik paling vokal datang dari pakar-pakar
ekonomi neo-klasik konservatif. Mereka dapat dibagi
atas dua golongan, yaitu golongan tua dan golongan
muda
Dari golongan tua dapat disebutkan beberapa nama
seperti:

• Menger,
• Friedrich August von Hayek,
• Ludwig von Mises (semuanya dari Austria),
• Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari inggris)

Semuanya mencela kebijaksanaan campur tangan


pemerintah Keynes sama kerasnya dengan celaan
mereka terhadap paham sosialisme.
 Celaan paling keras datang dari kelompok
yang menamakan dirinya libertarian.

Alasan penolakan tersebut diwakili oleh


pendapat Friedrich Von Hayek yang
tertuang dalam bukunya The Road to
Serfdom (1944).

Dalam buku tersebut, Hayek mengatakan: “sekali


pemerintah melakukan intervensi pasar, ini akan
mengarah pada sosialisme, yang akhirnya akan
mengakibatkan berkurangnya kebebasan”.
Lebih jauh Hayek mengatakan: “orang
bisa percaya bahwa ia bebas, tetapi
dalam kenyataan kebebasan telah
hilang karena pikiran tiap orang sudah
dicekoki oleh pemerintah, dan apa-apa
yang di inginkan mereka terpaksa
disesuaikan dengan apa yang di
inginkan oleh pemerintah”.
Dari “golongan muda” muncul milton Friedman
dari University of Chicago.

 Friedman melihat, peran pemerintah dalam batas-


batas tertentu justru diperlukan untuk
menciptakan suatu perekonomian dimana pasar
bebas dapat berfungsi lebih efektif.

 Pandangan Friedman di atas mengikuti ajaran


dosen yang sangat dikaguminya: Henry C. Simons
(1899-1946) sewaktu ia kuliah di Chicago.
Artikelnya: A positive program for laissez-faire
(1934) sangat berpengaruh.
 Dalam tulisan tersebut Simon menganjurkan
agar dalam upaya memajukan perekonomian
perlu di berantas semua bentuk:
 monopoli;
 batasi ukuran perusahaan;
 promosikan stabilitas ekonomi;
 bentuk aturan2 yg stabil utk kebijaksanaan moneter;
 batasi iklan-iklan yang tidak perlu yang hanya menghambur-
hamburkan sumber daya dan dana.

 Untuk menjelaskan argumentasinya


Friedman memberikan contoh tentang
kebijaksanaan upah minimum.
Ketidakberhasilan ajaran-ajaran Keynes dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
melahirkan suatu aliran baru yang disebut “ Aliran
Monetaris”, yang mengutamakan kebijaksanaan
moneter dalam mengatasi kemelut ekonomi waktu
itu.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Karl Burner
untuk menggambarkan berbagai studi di bidang
ekonomi moneter dan kebijaksanaan moneter.
Perkembangan (kejutan) moneter
merupakan unsur yang penting dalam:
 perkembangan produksi,
 kesempatan kerja, dan
 harga-harga;

Friedman dalam tulisannya : A Theoritical


Framework for Monetary Analysis (1970).
Perubahan dalam jumlah uang beredar sangat
besar pengaruhnya terhadap:
1.Tingkat inflasi dalam jangka panjang
2.Perilaku GNP riil dalam jangka panjang
 Friedmanselalu menekankan bahwa
perilaku dalam laju pertumbuhan
jumlah uang beredar- akselerasi- dan
deselerasi- sangat mempengaruhi
aktivitas-aktivitas ekonomi riil.
Ketidakstabilan dalam pertumbuhan
moneter akan tercermin dalam berbagai
aktivitas ekonomi.

 Daristudi historisnya, ia
menyimpulkan bahwa secara umum laju
pertumbuhan uang yang tinggi akan
menyebabkan terjadinya booms dan
inflasi. Sementara itu, penurunan
dalam laju pertumbuhan uang dapat
menimbulkan resesi dan kadang-kadang
bahkan juga deflasi.
Tokoh-tokoh lain yang dianggap sealiran atau
pendukung-pendukung aliran monetaris antara
lain:
Karl Burner (University of Rochester)
Allan Meltzer dan Bennet McCallum (dari
Carnegie Mellon)
Thomas Mayer (University of Callifornia,
Davis)
Philip Cagan (Columbia University)
David Laidler dan Michael Parkin (University
of Western Ontario)
William Poole (Brown University)
Kubu Keynesian percaya bahwa perekonomian
cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat
output rendah (low level equilibrium). Ini terjadi
karena pengeluaran agregat cenderung lebih kecil
dari penerimaan agregat. Selain itu, hal ini
disebabkan pula kurang ampuhnya mekanisme pasar
dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan, terutama tingkat harga-harga dan tingkat
upah. Hal ini bisa terjadi karena adanya kekuatan
serikat buruh dan praktik-praktik oligopolistik dari
pihak perusahaan-perusahaan.
• Kaum monetaris tidak percaya pada teori keynesian
yang mengatakan bahwa perekonomian cenderung
berada pada keseimbangan tingkat output rendah
disebabkan kurang ampuhnya mekanisme korektif
untuk membawa pasar kembali pada posisi
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh.

• Dalam hal ini, kubu monetaris mengkritik bahwa ada


kekuatan-kekuatan pasar yang tidak diikutkan dalam
model yang dikembangkan kubu keynesian. Dua
kekuatan tersebut yang menyatakan turunnya suku
bunga akan mendorong investasi dan turunnya
tingkat harga akan mendorong konsumsi melalui apa
yang disebut Pigou Effect.
 Karena perbedaan cara pandang di
atas, implikasi kebijaksanaan dari
kedua kubu tersebut juga berbeda.
Misalnya dalam usaha meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi dan dalam
mengatasi pengganguran, kubu
keynesian lebih menyukai
kebijaksanaan fiskal yang bersifat
ekspansif. Sebaliknya, kubu monetaris
lebih menyukai kebijaksanaan
moneter yang kontraktif.
 Antara kubu keynesian dan monetaris juga berbeda
dalam melihat penyebab terjadinya fluktuasi
ekonomi. Menurut kubu keynesian fluktuasi ekonomi
terjadi karena terjadinya perubahan dalam faktor-
faktor yang menentukan pendapatan nasional seperti
pengeluaran pemerintah, investasi dan konsumsi
masyarakat. Sebaliknya, menurut kubu monetaris,
fluktuasi ekonomi terjadi karena terjadinya
pelonjakan-pelonjakan dalam jumlah uang beredar
disebabkan adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan
yang bersifat ekspansif dari pemerintah.
 Dengan alasan di atas, komunitaris menyimpulkan
bahwa fluktuasi dalam jumlah uang beredarlah
yang menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi.
Bukan sebaliknya sebagaimana yang dianut kubu
keynesian.
 Kaum keynesian percaya bahwa memang ada kaitan
yang sangat erat antara jumlah uang beredar dengan
fluktuasi ekonomi. Akan tetapi, bagi mereka bukan
keadaan moneter yang mempengaruhi jumlah uang
beredar .

 Bagi kubu keynesian, fluktuasi terjadi karena


berubahnya faktor-faktor yang mempengaruhi
pengeluaran agregat. Kebijaksanaan yang paling
ampuh untuk meredakan fluktuasi tersebut adalah
melalui kebijaksanaan counter-cyclical dengan lebih
banyak menggunakan kebijaksanaan fiskal.
 Kubu monetaris paling tidak suka dengan
penggunaan kebijaksanaan fiskal untuk
menstabilkan perekonomian. Alasannya, sangat
sulit mengimbangi setiap ayunan siklus ekonomi
karena adanya faktor waktu (lag). Karena alasan
di atas, tidak mengherankan jika kubu
monetaris lebih jauh, bahkan sangat meragukan
keampuhan analisis dan studi neo-keynesian
yang sering menggunakan model ekonometri
skala besar.
 Kubu keynesian menganggap inflasi terjadi
karena pengeluaran agregat terlalu besar.
Dengan demikian, kebijaksanaan yang
ditawarkan kubu keynesian ialah dengan
mengurangi jumlah pengeluaran agregat itu
sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengurangi pengeluaran pemerintah atau
dengan meningkatkan pajak . Kebijaksanaan
moneter pun juga bisa dilakukan, yaitu dengan
kebijaksanaan uang ketat. Kubu keynesian
tidak melihat konflik antara kebijaksanaan
fiskal dan moneter. Keduanya di anggap
sebagai komplemen.
 Sebaliknya kubu monetaris menganggap
inflasi terjadi karena jumlah uang beredar
terlalu banyak. Jika jumlah uang beredar
terlalu banyak, maka harga-harga akan naik.
Dengan demikian cara yang di anjurkan
kaum monetaris dalam menghadapi inflasi
dengan mengurangi jumlah uang yang
beredar itu sendiri.
 Perlu dicatat bahwa kebijaksanaan moneter yang
dianjurkan kubu monetaris adalah kebijaksanaan
moneter yang sifatnya netral dan berorientasi ke
arah pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Dalam hal ini kubu monetaris lebih suka
menaikkan laju pertumbuhan uang secara pelan-
pelan tetapi konstan, sesuai dengan hukum
pertumbuhan jumlah uang konstan (constant
money growth rule).
 Di lain pihak, kubu keynesian percaya bahwa
pemerintah sebaiknya memegang peran utama
dalam mengarahkan jalannya perekonomian lewat
kebijaksanaan counter-cyclical dengan melakukan
fine-tunning. Namun sebaliknya , bagi kaum
monetaris peran pemerintah harus dibatasi demi
kelancaran jalannya perekonomian secara
keseluruhan.
 Perbedaan lain antara kubu monetaris dan
kubu keynesian adalah mengenai jangka waktu
analisis. Kubu keynesian tidak terlalu
memperhatikan analisis jangka panjang. Tidak
demikian halnya dengan kubu monetaris yang
diwakili Friedman. Bagi Friedman dampak
jangka panjang dari berbagai kebijaksanaan
ekonomi harus diperhatikan untuk mengetahui
kekuatan pasar.
 Kelompok monetaris percaya bahwa kebijaksanaan
peningkatan jumlah uang dalam jangka pendek
berpengaruh terhadap output riil. Dalam bahasa
kurva IS-LM yang dikembangkan kubu neo-
keynesian, kenaikan dalam jumlah uang akan
menggeser baik kurva LM maupun kurva IS
kekanan. Berarti peningkatan dalam jumlah output.
Akan tetapi, gejala seperti ini hanya berlangsung
dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang,
perubahan dalam jumlah uang hanya menyebabkan
harga-harga naik, sedang output riil maupun jumlah
kesempatan kerja tidak akan bertambah. Dengan
demikian, kebijaksanaan moneter yang terlalu
ekspansif tidak disukai kubu monetaris.

Anda mungkin juga menyukai