Anda di halaman 1dari 4

Review Penelitian Eksperimental Akuntansi

Artikel:
Using Field Experiments in Accounting and Finance
Sumber: Journal of Accounting Research (2016)

Latar Belakang:
 Penelitian eksperimen telah menjadi landasan sains sejak lama. Dalam konteks ilmu
sosial, khususnya ekonomi, para ahli semakin banyak menggunakan teknik eksperimen
lapangan untuk mengeksplorasi fenomena ekonomi. Eksperimen lapangan di bidang
ekonomi biasanya menggunakan metode acak untuk mengukur efek "treatment".
Eksperimen lapangan juga umumnya dilakukan di lingkungan yang fenomenanya terjadi
secara alami.
 Menariknya, penelitian akuntansi secara tradisional banyak berfokus pada pengukuran
dan audit informasi kinerja perusahaan yang digunakan oleh manajemen internal untuk
pengambilan keputusan dan pengguna eksternal informasi keuangan, seperti analis dan
investor. Karena sifat kelembagaan akuntansi, penelitian di bidang akuntansi biasanya
bersifat archival, dengan fokus pada penggunaan database keuangan untuk memberikan
bukti empiris.
 Namun, penggunaan model empiris memiliki tantangan yang cukup besar terkait dengan
adanya identifikasi "treatment". Penelitian akuntansi yang bersifat archival dalam skala
besar sering diganggu oleh tidak adanya variasi eksogen, sehingga membatasi sejauh
mana peneliti dapat secara efektif menunjukkan kausalitas. Oleh karena itu, penggunaan
metode eksperimental juga menjadi hal yang penting dalam penelitian akuntansi.

Tujuan Penelitian
 Artikel ini berupaya untuk memberikan "panduan" bagaimana untuk mengembangkan,
menerapkan, dan mengeksekusi eksperimen lapangan yang efisien dan kuat dalam
akuntansi dan keuangan.

Pendekatan Empiris dalam Penelitian Eksperimental


 Merujuk pada kacamata empiris, kesulitan yang muncul dalam menguji kausalitas adalah
ada tidaknya treatment. Peneliti tidak akan dapat secara langsung mengamati apa yang
akan terjadi dalam keadaan alternatif. Dengan demikian, penelitian eksperimental harus
dapat secara jelas mengukur perbedaan kondisi (treatment) yang ada.
 Pengukuran kontrafaktual menjadi kunci dalam treatment di penelitian eksperimental.
Sebagai contoh:
Dengan generalisasi, definisikan y1 sebagai hasil dengan treatment dan y0 sebagai hasil
tanpa treatment. Dengan adanya treatment (dinotasikan sebagai T), maka T = 1 saat
treatment diberlakukan dan T = 0 saat treatment tidak berlaku. Maka, efek treatment
untuk orang i kemudian dapat diukur sebagai τi = yi1 - yi0.
 Dalam penelitian akuntansi, identifikasi dalam eksperimen alami umumnya
menggunakan model regresi Difference-in-Difference (DID):
yit = Xitβ + Titτ + ηit,
di mana:
i : unit observasi;
t : unit waktu (misalnya, tahun);
yit : hasil yang diinginkan;
Xit : variabel kontrol;
Tit : variabel treatment (biner);
ηit : αi + λt + εit;
dan τ adalah perbedaan hasil sebelum dan sesudah treatment.
Asumsi identifikasi utama dalam kasus ini adalah:
a. bahwa tidak ada korelasi antara T it dengan variabel perubahan unit yang bervariasi
waktu, dan
b. bahwa pemilihan ke dalam treatment tidak bergantung pada efek spesifik individu
sementara.
 Alternatif yang berguna untuk pendekatan Difference-in Difference (DID) adalah metode
Prospensity Score Matching (PSM) yang dikembangkan oleh Rosenbaum dan Rubin
(1983). Sekali lagi, jika terdapat dua kondisi yang dapat diamati, efek treatment rata-rata,
τ, akan sama dengan y1 - y0. Namun, mengingat hanya y1 atau y0 yang diamati untuk
setiap observasi, kecuali jika penempatan ke dalam kelompok treatment dilakukan secara
random, umumnya τ y1 - y0. Solusi yang dianjurkan oleh Rosenbaum dan Rubin [1983]
adalah asumsi “conditional independence assumption” yaitu dengan menemukan vektor
kovariat (Z). Untuk memperkirakan efek treatment rata-rata (pada subjek yang di-
treatment), hanya diperlukan kondisi yang lebih lemah (E). Dengan demikian, efek
treatment dirumuskan τ = E (y1 − y0|Z)
 Eksperimen laboratorium
Eksperimen laboratorium adalah eksperimen yang menciptakan lingkungan skala mikro di
laboratorium di mana kontrol yang memadai dapat dipertahankan. Kontrol tersebut
diperlukan untuk memastikan pengukuran efek treatment yang tepat.
a) Lingkungan tersebut terdiri dari sekumpulan agen (1, ..., n) dan komoditas (1, ..., k).
b) Setiap agen (ε) memiliki utilitas (u), knowledge (k), dan kemampuan (w) masing-
masing maka agen dijelaskan dengan εi (ui, Ki, wi). Selanjutnya, lingkungan ditentukan
oleh kumpulan agen, ε = (εi, ..., εn).
c) Untuk melengkapi lingkungan mikroekonomi, peneliti menetapkan instititutional
setting (I) yang mencakup karakteristik relevan dari lembaga yang diminati. Jadi,
sistem eksperimental, S = (ε, I), terdiri dari lingkungan mikroekonomi dan institusi.
d) Agen, yang diasumsikan memiliki preferensi yang konsisten dan untuk membuat
keputusan yang memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri, memilih pesan, dan
institusi menentukan alokasi melalui aturan yang mengatur.

Eksperimen Lapangan
 Eksperimen lapangan merupakan suatu usaha aktif untuk membawa proses
pengumpulan data dari lapangan secara langsung, di luar laboratorium.
 Harrison dan List (2004) mengusulkan enam faktor yang dapat digunakan untuk
menentukan konteks lapangan percobaan:
a) sifat kumpulan subjek,
b) sifat informasi yang dibawa subjek ke tugas,
c) sifat komoditas,
d) sifat aturan yang diterapkan,
e) sifat taruhannya, dan
f) lingkungan tempat subjek beroperasi.
Dengan menggunakan faktor-faktor ini, peneliti dapat mendiskusikan skema klasifikasi
yang membantu mengatur pemikiran seseorang tentang faktor-faktor yang mungkin
penting saat melakukan eksperimen ke lapangan.
 Beberapa jenis Penelitian Eksperimen Lapangan
a. Artefactual Field Experiment (AFE)
1. Penelitian eksperimen artefaktual hampir sama seperti penelitian eksperimen
laboratorium. Yang membedakan adalah subjek penelitian yang dipandang "non-
standard". Sebjek penelitian bukan sukarelawan mahasiswa namun ahli di
bidangnya.
2. AFE telah berhasil digunakan dalam banyak aplikasi ekonomi, termasuk dalam
ekonomi publik, ekonomi lingkungan, ekonomi tenaga kerja, dan organisasi
industri, serta untuk mengeksplorasi masalah dalam akuntansi dan keuangan.
3. Dalam akuntansi dan keuangan, Libby dan Brown (2013) menggunakan eksperimen
untuk menentukan apakah auditor memiliki toleransi yang lebih rendah untuk salah
saji ketika angka laporan laba rugi terkait dilaporkan pada tingkat yang lebih dis-
agregat. Eksperimen diklasifikasikan sebagai AFE, karena eksperimen tersebut
menggunakan auditor AS yang berpengalaman sebagai kumpulan subjek.
b. Framed Field Experiment (FFE)
1. FFE hampir sama dengan AFE tetapi dengan konteks bidang dalam kumpulan
komoditas, tugas, pertukaran, atau informasi yang dapat digunakan subjek.
2. Jenis eksperimen ini penting dalam arti bahwa: berbagai faktor mungkin
memengaruhi perilaku, dan, dengan berpartisipasi pada lingkungan yang menjadi
perhatian utama, peneliti dapat meneliti apakah — dan sejauh mana — faktor-
faktor tersebut memengaruhi perilaku.
c. Natural Field Experiment (NFE)
1. NFE sama dengan FFE yang terjadi di lingkungan di mana subjek secara alami
melakukan tindakan dalam ekserimen, tetapi dalam NFE, subjek tidak mengetahui
bahwa mereka adalah peserta dalam eksperimen.
2. NFE ini penting karena ini mewakili pendekatan yang menggabungkan elemen
paling menarik dari metode eksperimental dan data yang terjadi secara alami:
pengacakan dan realisme.

Analisis Data dan Membangun Pengetahuan Ilmiah dari Eksperimen Lapangan


 Terdapat tiga isu dalam Analisis Data dan Membangun Pengetahuan Ilmiah dari
Penelitian Eksperimen Lapangan:
a. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ganda adalah situasi di mana sekelompok hipotesis diuji secara
bersama-sama dan peneliti harus memutuskan hipotesis mana yang ditolak. Dalam
bidang ekonomi eksperimental, ada tiga skenario umum yang melibatkan pengujian
hipotesis ganda:
1. mengidentifikasi efek treatment secara simultan untuk serangkaian hasil;
2. mengeksplorasi efek treatment melalui analisis subkelompok; dan
3. melakukan pengujian hipotesis untuk beberapa kelompok treatment.
b. Kebaharuan Penelitian
Penelitian eksperimental harus dilakukan dalam rangka mengamati isu-isu yang
relvean dan baru. Selain itu, penelitian juga harus mampu mengisi keterbatasan dari
berbagai penelitian-penelitian sebelumnya.
c. Replikasi sebagai kunci membangun pengetahuan ilmiah
Setidaknya ada tiga level di mana replikasi dapat beroperasi.
1. Yang pertama dan paling sempit: pengambilan data aktual yang dihasilkan oleh
penelitian eksperimental dan menganalisis ulang data untuk memastikan temuan
asli.
2. Gagasan kedua: menjalankan eksperimen yang mengikuti penelitian serupa untuk
menentukan apakah hasil serupa dapat dihasilkan menggunakan subjek baru.
3. Yang ketiga dan paling umum: menguji hipotesis dari studi asli menggunakan desain
penelitian baru.

Eksperimen dan Akuntansi


Topik akuntansi yang cocok untuk penelitian eksperimen
 Auditing
 Pengukuran dan Pelaporan Keuangan
 Pengungkapan Informasi
 Akuntansi Manajerial
- Struktur Insentif
- Internal Control dan Praktik yang Sehat
 Akuntansi Internasional
 Perpajakan

Apa yang Membuat Eksperimen Lapangan dalam Akuntansi dan Keuangan Menantang?
 Riset akuntansi sering berfokus pada setting di mana randomisasi mungkin sulit untuk
dicapai
 Eksperimen lapangan dalam akuntansi sering memerlukan partisipasi dari perusahaan,
yang mungkin tidak bersedia berpartisipasi
 Biaya pelaksanaan eksperimen lapangan seringkali tinggi bagi peneliti

Anda mungkin juga menyukai