TA S L I N G K U N
GAN
Parameter dan
Baku Mutu
Kualitas Air
Dipersembahkan oleh Kelompok 5 Kelas 3D
A NG G O TA :
Parameter
Penilaian epuasan Harga Transparan
yang harus diperiksa secara berkala sesuai dengan ketentuan
peraturanKlien Tinggi
perundang-undangan, sedangkan parameter
tambahan hanya diwajibkan untuk diperiksa jika kondisi
Piringan Secchi
4. Kejernihan piringan
berdiameter 20 cm
terlihat jelas
diletakkan di dasar kolam .
Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
untuk Media Air Pemandian Umum
kisaran)
A. Berdasarkan Letak:
1.Air Permukaan
2. Air Atmosfer
(Angkasa)
3.Air Tanah
B. Berdasarkan Terjadinya:
1.Sumber Air Alami
2. Sumber Air Buatan
Air
Permukaan
Air permukaan merupakan air yang berada
di atas permukaan tanah dimana
air ke
terserap tidaktanahdapatdikarenakan
dalam tanahnya lapisan rapat, sehingga
bersifat
besar air akan tergenang sebagian
dan mengalir ke daerah
yang lebih rendah. Contohnya: sungai, danau,
laut.
Karakteristik air permukaan:
1.Temperatur bervariasi
tergantung dengan musim
2. Turbiditas berbariasi
3.Organisme yang hidup yaitu bakteri, plankton
4. Fe dan Mn biasanya tidak
ada, kecuali di bagian dasar
5.Mendapat pengotoran selama pengairannya
A IR SUNG A I
Karakteristik:
1.Debitnya berubah-ubah
2. Debitnya bertambah ketika musim hujan
3.Debitnya berkurang ketika musim
kemarau
A IR LA UT
A IR DA NA U
Karakteristiknya:
Karakteristiknya: 1. Airnya berasa asin
1.Terjadi karena proses pembentukan 2. Mengandung gara (NaCl)
alam sehinggakadar
tidak memenuhim syarat,
2. Terbentuk akibat pengisian cekungan air minum yang layak untuk diminum
3.Bentuknya teratur
4. Posisi DAS sentral
Air
Angkasa
Air angkasa merupakan air yang asaalnya dari
atmosfer yang jatuh ke permukaan bumi yang
merupakan hasil dari proses penyubliman awan
atau uap air. Contohnya: air hujan, air salju, dan
air es.
Karakteristik air angkasa:
1.Bersifat soft water
2. Melarutkan unsur yang udar
terlarut di seperti O2, a
CO2, N2, debu dan minera
lainnya l bersih,
3.Dari segi tempat
tergantung pada bakteriologis
penampungan
4. maka lebih hujan merupakan patokan
Besarnya curah
utama dalam perencanaan penyediaan air
bersih
Air
Tanah
Air tanah merupakan segala macam jenis
air yang terletak di bawah lapisan tanah. Air
tanah
dibedakan menjadi dua macam, yaitu air
Air tanah dibedakan menjadi:
tanah tidak tertekan (bebas) dan air tanah
- Air tanah freatik
tertekan.
- Air tanah dalam
Contohnya: air sumur, mata air.
- Air tanah meteorit
- Air tanah magma
Karakteristik air tanah: - Air konat
1.Hard water
2. Mengandung banyak mineral
3.Kualitas fisik dana biologis lebih baik karena
sudah mengalami penyaringan alamiah
4. Dipengaruhi kondisi geologis.
A I R T A N A H BEBA S
AIR TA N A H TERTEKAN
d. Zat Organik
b. Klorida
Keterangan =
a. Volume titrasi
b. Normalitas KmnO4
c. Normalitas Asam Oksalat
d. Volume Sampel
Persiapan :
a. Mengambil air sungai dari atas jembatan dengan
menggunakan horizontal water sampling
Pengukuran
Penilaian air
b. Masukkan epuasan
sampel ke dalamHarga Transparan
jerigen minimal 5 liter
untukKlien
pembilasan
Tinggi
Insitu
c. Isi kembali jerigen yang telah dibilas dengan air
sampel, diusahakan jerigen terisi penuh dan tidak
menysakan ruangan untuk udara
d. Tambahkan pengawet sampel bila diperlukan
e. Memberikan label pada jerigen untuk air sampel
f. Petunjuk teknis pengambilan sampel, transport dan
pengawetan sampel mengacuLayanan
Beragam Portfolio pada SNI 06 2412 1991
tentang Metode Pengambilan Bundle
Kualitas Contoh Air
2) Pengukuran color dan turbidity
menggunakan cod plus colorimeter
a. Persiapkan air sampel dan air blangko pada
botol cuvet
1) Pengukuran pH, suhu, konduktivitas, dan b. Memilih menu hingga menunjukkan
DO pengukuran warna
a. Persiapkan air sampel dan water quality c. Masukkan botol yang berisi blangko
multi parameter (aquabides ) dan kemudian tekan enter
(scan blank), kemudian mengeluarkan botol
b. Masukkan alat water quality parameter
d. Masukkan botol cuvet berisi air sampel
c. Pasang kabel bergantian untuk kedalam COD plus colorimeter kemudian
mengukur parameter pilih scan sampel dan enter
d. Tekan ON lalu tekan enter e. Catat hasil pengukuran warna
e. Biarkan stabil terlebih dahulu sampai f. Lakukan langkah yang sama untuk
tanda senyum muncul mengukur turbidity
f. Parameter yang diukur akan muncul
hasilnya.
Pengukuran Eksitu
1) Pengukuran KMNO4 dengan metode permanganometri
a. Masukkan 100 ml air sampel kedalam erlenmeyer 250
2) Pengukuran clorida dengan metode argentometri
ml menggunakan pipet volume
a. Masukkan 30,0 ml air sampel kedalam erlenmeyer
b. Tambahkan beberapa tetes KmnO4 0,01 N hingga timbul
dengan ukuran 250 ml menggunakan pipet volum 10 ml
warna merah muda tipistipis sebanyak 3 kali
c. Tambahkan 5 ml H2SO4 8 N (bebas zat organik) lalu b. Tambahkan K2CrO4 1 % sebanyak 1 ml
tambahkan batu didih c. Titrasi dengan AgNO3 sampai berwarna merah bata d.
d. Panaskan campuran tersebuh kedalam thermostat water Catat hasil volum pemakaian AgNO3 pada saat titrasi
bath hingga mendidih 3) Pemeriksaan kesadahan dengan metode tritrimetri EDTA
e. Setelah mendidih, angkat lalu tambahkan 10, 0 ml d. Masukkan 50,0 ml air sampel kedalam erlenmeyer 250
larutan KmnO4 0,01 N menggunakan pipet volume ml dengan pipet volum 25 ml
f. Panaskan kembali campuran tersebut selama 10 menit e. Tambahkan 1 ml atau 20 tetes (pipet tetes ) larutan
buffer pH10 kedalam sampel air
g. Kemudian angkat dan tambahkan 10,0 ml oksalat 0,01 N
f. Tambahkan setengah setengah sendok takar indikator
h. Biarkan dingin terlebih dahulu kemudian titrasu dengan EBT (merah ungu)
larutan KmnO4 0,01 N hingga timbul merah muda g. Titrasi dengan EDTA 0,01 M hingga warna menjadi biru
i. Catat volum pemakaian larutan KMNO4 0,01 N pada h. Catat hasil pengurangan skala larutan EDTA pada larutan
saat titrasi. buffer
f. Pilih menu COD LR, kemudian masukkan cuvet
berisi blangko dan tekan enter (scan Blank)
g. Masukkan tabung berisi sampel dan tekan
enter (scan sample )
h. Mengamati dan mencatat angka yang
dihasilkan
4) Pemeriksaan COD menggunakan COD Lamotte tes
5) Pemeriksaan sisa klor
kit
i. Masukkan 50 ml air sampel dengan pipet
a. Masukkan 0,2 ml air sampel kedalam tabung
volum 25 ml kedalam erlenmeyer 250 ml
reagen COD tes kit menggunakan pipet 1 ml lalu
j. Tambahkan asam asetat glacial pada sampel
homogenkan
sebanyak 1 ml ditambah 10 ml larutan KI 10%
b. Untuk blangko dimasukkan 0,2 ml aquades yang
k. Jika warna berubah menjadi kuning maka
tersedia di laboratorium
ditambahkan amylum 1% sebanyak 1 ml.
c. Masukkan tabung COD tes kit yang berisi blangko
Titrasi dari warna biru hingga titik akhir titrasi
dan berisi air sampel ke dalam Reaktor COD,
berupa warna biru hilang
seting alat pada 2 jam dengan suhu 150 oC
l. Bila setelah ditambah KI tidak terbentuk
d. Mengambil reagen yang berisi sampel dan blangko
warna kuniing, titrasi tidak usah dilanjutkan
menggunakan penjepit dan diamkan sampai
karena air tidak mengandung sisa chlorin
dingin
e. Menuangkan reagen blangko kedalam cuvet
kemudian masukkan ke dalam cod plus
colorimeter
Dampak Terhadap
Kesehatan
1. Parameter Fisika
a. Bau : bau yang tidak enak, mengindikasikan salah satunya adanya pencemaran oleh
bakteri coli tinja (E.coli) yang dapat menyebabkan penyakit tipus.
b. Jumlah TDS : Dampaknya ialah tergantung pada spesies kimia dalam penyebab
masalah tersebut.
c. Kekeruhan : air yang keruh sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat
tersuspensi. Hal ini berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba itu patogen.
d. Rasa : Air yang berasa (tidak tawar) menunjukan adanya kandungan berbagai zat
yang dapat membahayakan kesehatan tergantung dari penyebab timbulnya rasa
tersebut.
e. Suhu : suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi
pelarutan zat kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan
kesehatan.
f. Warna : warna air menjadi kecoklatan hingga hitam dapat mengindikasikan adanya
kandungan bahan kimia seperti logam besi, mangan dan sianida yang berasal dari
pembuangan limbah pabrik.
2. Parameter Kimia
a. Air Raksa (mercury) : Hg yang organik cenderung merusak susunan saraf pusat
seperti kelainan kepribadian dan tremor, convulsi, pikun, insomania, kehilangan
kepercayaan diri, depresi, dan rasa ketakutan, sedangkan Hg anorganik bisanya
merusak ginjal, dan menyebabkan cacat bawaaan.
b. Arsen (As) : secara khronis keracunan arsen dapat menimbulkan anorexia, kolk,
mual, diare atau konstipasi, iceterus, pendarahan pada ginjal, dan kanker kulit. As
dapat menimbulkan iritasi, alergi, dan cacat bawaaan.
c. Cadmium (Cd) : Keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestial, dan
penyakit ginjal.
d. Khromium valensi 6 : Inhalisi Cr dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung.
Di dalam paru-paru, Cr dapat menimbulkan kanker.
e. Selenium : Dalam dosis besar Se akan menyebabkan gejala GI bila berlanjut, maka
akan terjadi gejala gangguan susunan urat syaraf dan dapat juga menyebabkan
kematian
f. Seng (Zn) : Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar
tinggi dapat bersifat racun.
… LANJUTAN
g. Sulfat : Jumlah MgSO4 yang tidak terlalu besar sudah menimbulkan diare.
h. Timbal (Pb) : Keracunan Pb akan menimblkan gejala, garis hitam pada gusi, gangguan
GI, anorexia, muntah-muntah kelumpuhan, dan kebutaan.
i. Benzena : Toxisitasnya dapat akut lokal, akut sistemik maupun kronis. Pengaruhnya
terhadap SSP bersifat narkotik dan anestetik, anemia,leukemia.
j. Besi (Fe) : dalam dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian seringkali
disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.
k. Fluorida : Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh
terganggu, terjadi fluorosis gigi serta kerangka, keracunan berat dapat terjadi cacat
tulang, kelumpuhan, dan kematian.
l. Mangan (Mn) : Keracunan seringkali bersifat kronis sebagai akibat inhalasi debu dan
uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala susunan urat syaraf, bila pemaparan
berlanjut maka, bicara melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, dan berjalan
seperti penderita parkinsonism.
m. Nitrat : Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan
methaemoglobinameia.
… LANJUTAN