Anda di halaman 1dari 7

Kasus Halal-Haram Obat


• Dalam kehidupan masyarakat yang semakin modern, kebutuhan akan obat maupun
suplemen berkualitas dan memenuhi standar estetika menjadi sebuah kebutuhan tidak
terelakkan. Sediaan farmasi baik obat maupun suplemen tidak saja dituntut memiliki khasiat
yang maksimal, tetapi juga harus indah dan nyaman untuk penggunanya. Salah satu sediaan
farmasi yang menjadi alternatif untuk memenuhi standar kualitas dan kenyamanan pengguna
adalah sediaan kapsul. Masyarakat saat ini mengenal kapsul dalam bentuk soft capsule
maupun hard capsule dengan berbagai bentuk dan warna warni yang menarik. Soft capsule
dan hard capsule ini ada yang berdiameter mikrometer hingga sentimeter. Belum lagi
bentuknya yang bundar, oval, pipih, maupun berbentuk karakter kartun misalnya pada kapsul
suplemen untuk anak-anak. Warna warni kapsul pun semakin variatif dan menarik. Warna
pun bahkan menjadi identitas dari suatu produk obat maupun suplemen.
• Dengan berbagai variasi kapsul yang ada di atas, hal ini menunjukkan bahwa kapsul sebagai
teknologi penghantaran obat sangat populer di masyarakat. Selongsong kapsul dibuat untuk
melindungi bahan aktif baik obat ataupun vitamin di dalamnya dari berbagai gangguan luar
seperti udara maupun cahaya. Selain itu selongsong kapsul berfungsi juga menutup rasa atau
aroma yang kurang enak dari senyawa aktif di dalamnya, dengan begitu pengguna kapsul
dapat menelan obatnya tanpa khawatir rasa atau bau yang kurang enak.
• Salah satu bahan kapsul yang paling populer adalah gelatin. Teknologi kapsul
gelatin dipilih oleh para produsen farmasi karena unggul dalam ketersediaan
hayatinya, selain lebih mudah dimodifikasi dari sisi biofarmasetiknya. Bahan baku
gelatin adalah kulit dan tulang dari hewan mamalia seperti sapi dan babi. Secara
garis besar sumber gelatin untuk pembuatan kapsul dibagi atas gelatin tipe A yang
berasal dari kulit babi dengan pH (tingkat keasaman) 7,5-9,0 dan gelatin tipe B
yang berasal dari kulit dan tulang sapi dengan pH 4,8- 5,0. Saat ini gelatin tipe A
lebih unggul secara teknologi. Selain itu produksi gelatin tipe A lebih cepat dari
produksi gelatin tipe B serta bahan baku gelatin tipe A jauh lebih melimpah dari
bahan baku gelatin tipe B.
• Fakta bahwa keunggulan gelatin A yang bersumber dari babi ini menjadi sebuah
permasalahan dalam industri produk farmasi halal. Hak mayoritas konsumen obat
dan suplemen di Indonesia yang beragama Islam, membuat para produsen farmasi
mulai melirik alternatif teknologi kapsul yang halal. Sertifikasi kapsul gelatin halal
pun menjadi salah satu nilai tambah produk untuk meraih kepercayaan konsumen
muslim. Sesungguhnya pekerjaan rumah para ahli farmasi adalah mencari
teknologi untuk meningkatkan kualitas farmasetik kapsul tipe B, selain melirik
alternatif bahan pembuat kapsul selain gelatin.
• Alternatif lain bahan kapsul yang pertama adalah HPMC
(Hidroxypropylmetylcellulose), yang lebih stabil secara farmasetik, kadar airnya
rendah tetapi memiliki kekurangan tampilan fisik yang kurang jernih dan harganya
mahal. HPMC kurang menguntungkan untuk industri farmasi. Alternatif bahan
kapsul kedua adalah karagenan, bahan bakunya melimpah di Indonesia karena
berasal dari rumput laut. Tetapi bahan karagenan saat ini kurang stabil dan
tampilan fisiknya kurang menarik sehingga belum diproduksi secara massal.
Alternatif bahan kapsul yang ketiga adalah PVA (Poly Vinyl Alkohol). Bahan ini
diduga memiliki kualiatas farmasetik sebaik gelatin walupun masih banyak
kekurangannya sehingga teknologi pengolahannya masih diteliti sampai saat ini.
ANALISIS KASUS

Anda mungkin juga menyukai