Anda di halaman 1dari 54

PROMOSI

KESEHATAN KERJA & PENCEGAHAN


HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

Direktorat Bina K3 Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan


Ketenagakerjaan dan K3
Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Paradigma Sehat?
 “cara pandang, pola pikir atau pola
pembangunan kesehatan yang diarahkan
pada peningkatan, perlindungan dan
pemeliharaan kesehatan”
 “pengembangan perilaku dan lingkungan
sehat dengan fokus pada upaya promotif dan
preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan
rehabilitatif”
Promosi Kesehatan
Pengertian
 Pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan, melindungi, dan memelihara
kesehatannya.
 Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Upaya promosi kesehatan sehingga
tercipta perilaku dan lingkungan kerja sehat
juga produktivitas yang tinggi
Upaya Pengendalian PAK m
c

NAB s

Promotif: Preventif: Kuratif : Rehabilitatif:


-Pemeriksaan -Pemeriksaan - Pengobatan - Alat bantu
kes. Kerja kes.kerja - P3K dengar
-Pembinaan -Imunisasi - Rawat jalan - Protese
-Gerakan O.R -APD - Rawat inap - Mutasi
-Tdk merokok -Rotasi - Kompensasi
-Gizi seimbang -Pengurangan
-Ergonomi waktu kerja
-Pengendalian
lingk.kerja
-Higiene sanitasi
Permasalahan
 Upaya promosi kesehatan kerja masih partial,
belum komprehensif
 Upaya kesehatan umumnya masih kuratif
 Kesehatan masih dianggap beban biaya
 Program promosi kesehatan kerja belum
terkoordinasi dengan semua faktor terkait
 Pendekatan pasif,pendekatan individu masih
kurang
 Belum ada data dasar kondisi kesehatan
para pekerja
Tujuan
 Mengembangkan perilaku kerja sehat
 Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
 Menurunkan angka absensi sakit
 Meningkatkan produktivitas kerja
 Menurunnya biaya kesehatan
 Meningkatnya semangat kerja
Prinsip
 Komprehensif; melibatkan beberapa disiplin ilmu
 Partisipasi; pekerja dan manajemen
 Keterlibatan berbagai sektor terkait; pemerintah,
organisasi pengusaha, organisasi pekerja & buruh,
dan para profesional
 Sosialisasi, pelatihan dan evaluasi
 Sesuai dengan peraturan dan kebijakan perusahaan
 Berkesinambungan; terus menerus dan jangka
panjang
Strategi
 Pemberdayaan; ditujukan kepada sasaran
primer yaitu para pekerja
 Bina suasana; untuk sasaran sekunder seperti
serikat pekerja, P2K3, PJK3
 Advokasi(regulasi); ditujukan kepada sasaran
tersier yaitu organisasi pengusaha, manajemen
Strategi Pemberdayaan
 Pembelajaran: meningkatkan kesadaran,
kemampuan dan kemauan
 Dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat pekerja
 Disesuaikan dengan keadaan,
permasalahan dan potensi setempat
 Diupayakan untuk mempengaruhi
lingkungan
Materi Sasaran Pemberdayaan
 Konsep hidup sehat, fisik dan mental
 Kesehatan lingkungan kerja dan
sanitasi
 Keselamatan dan kesehatan kerja
(ergonomi)
 Perlindungan PAK
 Gaya hidup sehat
 Gizi kerja
Materi Sasaran Pemberdayaan
Konsep hidup sehat, fisik dan mental
Kesehatan lingkungan kerja dan sanitasi
Keselamatan dan kesehatan kerja (ergonomi)
Perlindungan PAK
Gaya hidup sehat
Gizi kerja
Materi Sasaran Pemberdayaan
Konsep hidup sehat, fisik dan mental
Kesehatan lingkungan kerja dan sanitasi
Keselamatan dan kesehatan kerja (ergonomi)
Perlindungan PAK
Gaya hidup sehat
Gizi kerja
Materi Sasaran Pemberdayaan
Konsep hidup sehat, fisik dan mental
Kesehatan lingkungan kerja dan sanitasi
Keselamatan dan kesehatan kerja (ergonomi)
Perlindungan PAK
Gaya hidup sehat
Gizi kerja
Materi Sasaran Pemberdayaan
Konsep hidup sehat, fisik dan mental
Kesehatan lingkungan kerja dan sanitasi
Keselamatan dan kesehatan kerja (ergonomi)
Perlindungan PAK
Gaya hidup sehat
Gizi kerja
Strategi Advokasi
 Upaya mendekati, mendampingi, mempengaruhi
para pembuat kebijakan membuat kebijakan
berwawasan K3
Strategi Bina Suasana
 Membuat suasana/iklim yang mendukung
terwujudnya perilaku sehat
Strategi Bina Suasana
Membuat suasana/iklim yang mendukung terwujudnya perilaku
sehat
Materi sasaran Bina Suasana dan Advokasi
 Manajemen promosi kesehatan di tempat
kerja
 Hubungan kesehatan dengan produktivitas
 Sosialisasi peraturan yang berkaitan dengan
K3 dan APD
Langkah Langkah Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

“GOOD HEALTH, GOOD BUSINESS.”


Langkah-langkah Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
1. Menggalang Dukungan Manajemen
2. Melaksanakan Koordinasi
3. Penjajagan Kebutuhan
4. Kebutuhan Prioritas dan Perencanaan
5. Pelaksanaan
6. Monitoring, Evaluasi dan Perbaikan
1. Menggalang dukungan manajemen
 Inisiatif membangun komitmen
 Direktur atau manajer merupakan modal
 Pilih wakil manajemen
 Tindak lanjuti keberhasilan, harapan
 Sampaikan keuntungan PKDTK
2. Melaksanakan koordinasi
 Membentuk kelompok kerja (team)
 Tim Kesehatan
 Tim Keselamatan
 Tim Lingkungan
3. Penjajagan Kebutuhan
 Melalui diskusi informal
 Melalui penyediaan kotak saran
 Mengadakan pertemuan dengan pekerja
 Melalui penelitian yang sederhana

 Faktor yang mempengaruhi :


 Tingkat pendidikan
 Beragam budaya
 Penggantian waktu kerja
 Komunikasi terbuka
 Isu yang sedang berkembang
4. Kebutuhan Prioritas &
Perencanaan
 Prioritas
 Keinginan dan kebutuhan
 Masalah
 Perencanaan
 Jangka pendek 6 bln – 2 thn atau Jangka panjang
 Sesuai kebutuhan
 Tujuan
 Keseimbangan kemampuan
 Aktivitas,dana, sumber daya, jadwal
5. Pelaksanaan
 Arah kegiatan:
- meningkatkan kesadaran
- peningkatan kemampuan
- peningkatan dukungan lingkungan kerja
 Apa yang ingin dicapai
 Kegiatan apa
 Sumber daya
 Jadwal
 Penanggung jawab
6. Monitoring, evaluasi dan
perbaikan

 Apakah rencana sesuai dengan tujuan


 Kebutuhan yang dapat meningkatkan
 Kegiatan apa yang dibutuhkan
 Revisi dan perbaikan program
Perilaku Sehat
 Tidak merokok
 Olahraga aerobik yang teratur & terukur
 Pola makan Sehat
 Dapat mengelola stres
 Tidur cukup
 Pencegahan HIV/AIDS di tk
 Lingkungan kerja
1. Tidak Merokok
 Asap rokok; Environmental Tobbaco
Smoke, penyakit paru dan jantung
 Nikotin; stimulan, vasokonstriksi perifer,
adiksi
 Abu/debu rokok; kesan jorok
 Tar; menempel pada gigi, kuku dan cilia
pipa pernapasan sehingga tidak
berfungsi, karsinogen
2. Olahraga aerobik
 Format Olahraga: FIT; Frekuensi,
Intensitas, Tempo

 Prinsip
Olahraga: PLP; Pemanasan,
Latihan, Pendinginan
3. Pola Makan Sehat
 Diet Kalori Seimbang
 50% Karbohidrat
 20% Protein
 30% lemak
 Pedoman Umum Gizi Seimbang
 Memasak dengan merebuh, mengukus, ditim,
dipanggang, microwave
 Masukan protein harus cukup
 Banyak konsumsi sayuran dan buah
 Jangan lupa makan ikan
 Cukup minum air dan batasi garam
 Suplemen vitamin & mineral; vit C, E, Beta Karoten,
Asam folat, vit D dan kalsium
4. Mengelola Stres
 SelaluPro aktif, cegah Reaktif
 Berusaha dan bertawakal
 Manajemen waktu
 Manajemen keuangan
 Keharmonisan rumah tangga
 Pendalaman ajaran agama
5. Tidur / Istirahat Cukup
 Jangan minum minuman berkafein
 Jangan tidur dengan perut lapar
 Hindari tidur dengan lampu terang
 Sirkulasi udara yang baik di kamar tidur
 Olahraga teratur & terukur
 Hindari rokok & minuman keras
 Tidur di tempat tidur yang bersih & nyaman
6.Pencegahan HIV/AIDS di TK
 Kebijakan perusahaan
 Program :
 Sosialisasi, pelatihan, TOT for worker
educator ( counsellor )
 Bentuk tim worker educator
 Menjaring tk dgn resiko tinggi untk ikut
VCT (Voluntary counseling and testing)
LATAR BELAKANG
 AIDS mudah menular dan mematikan
 Belum ada obatnya
 Berhubungan erat dengan perilaku
 Perlu upaya pencegahan yg lebih
maksimal
 Perlu disusun upaya
penanggulangan
KASUS HIV &
AIDS
DILAPORKAN

STATUS HIV
YANG BELUM
DILAPORKAN
HANYA DENGAN TEST DARAH
ORANG BISA MENGETAHUI
DIRINYA TERINFEKSI HIV ATAU
TIDAK
Voluntary Counselling and Testing
(VCT)
=
Konseling dan Tes Sukarela

Konseling bersifat sukarela dan rahasia,


yang dilakukan sebelum dan sesudah
tes HIV

VCT dilakukan setelah klien memahami


dan menandatangani informed consent
Kapan dan Sampai Kapan
Obat ARV diberikan dan harus di
minum?

 Seumur hidup
 Diminum 2 kali
dalam sehari
 ( Jam 8 pagi dan
jam 8 malam )
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/ MEN/IV/2004


 DILAKUKAN BERSAMA-SAMA OLEH :
PEMERINTAH

PENGUSAHA

SERIKAT PEKERJA/BURUH
KEWAJIBAN PEMERINTAH

 Melakukan pembinaan thd program pencegahan dan


penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
 Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB atau
sendiri2 melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
 Dapat dilakukan dengan melibatkan fihak ketiga
dan atau ahli dibidang HIV/AIDS.
KEWAJIBAN PENGUSAHA
 Menetapkan kebijakan PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS di tempat
kerja (dpt dituangkan dalam PP atau PKB)
 Mengkomunikasikan kebijakan mell :
 Penyebarluasaninformasi
 Penyelenggaraan pendidikan dan latihan

 Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh


dari tindakan dan perlakuan diskriminatif.
 Menerapan prosedur K3 khusus.
KEWAJIBAN SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH

 Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha


atau sendiri-sendiri melaksanakan upaya
pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja;
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004
Pasal 2
(1) Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
(2) Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja sebagaimana dimaksud ayat (1),
pengusaha wajib :
a. Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja, yang dapat dituangkan
dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
b. Mengkomunikasikan kebijakan dengan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi melalui program pendidikan yang berkesinambungan
c. Memberikan perlindungan dari tindak dan perlakuan diskriminatif.
d. Menerapkan prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan Per-UU dan
standar yang berlaku
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 5 :
(1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes
HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh atau
kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
(2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh

(3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus


wajib menyediakan konseling
TES HIV
 DILARANG digunakan untuk :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Kelanjutan status pekerja/buruh
 Kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.

 DAPAT DILAKUKAN atas dasar :


 Kesukarelaan
 Dengan persetujuan tertulis
 Menyediakan konseling sebelum dan sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian
khusus.
 Tidak digunakan untuk sebagaimana ad. Dilarang
diatas
PERMENNAKER NO. PER. 05/MEN/1993
TENTANG JUKNIS PENDAFTARAN KEPESERTAAN,
PEMBAYARAN IURAN, PEMBAYARAN SANTUNAN DAN
PELAYANAN JAMSOSTEK

Penyakit yang
diakibatkan oleh :
 Narkotik
 Penyakit Kelamin
 AIDS
 Alkohol

TIDAK DITANGGUNG
DALAM PROGRAM
JAMSOSTEK
Permasalahan :
 Masih banyak perusahaan yang belum
memiliki komitmen dan kebijakan atau belum
melaksanakan program pencegahan dan
penanggulangan HIV dan AIDS di tempat
kerja;
 Masih terdapat beberapa kasus sikap dan
tindakan diskriminatif terhadap tenaga kerja
terkait HIV dan AIDS.
 Program HIV/AIDS di tempat kerja yang
dilakukan pihak lain belum
terdata/terkoordinasi dengan baik
DAMPAK HIV/AIDS BAGI PERUSAHAAN
Menurunnya produktifitas:
-Meningkatnya absensi kerja
-Tingginya pergantian karyawan
-Berkurangnya karyawan yang berpengalaman

Muncul konflik di tempat kerja yg menurunkan


moral pekerja

Meningkatkan pengeluaran (biaya perawatan


kesehatan karyawan, Asuransi, Biaya Pensiun
Dini, waktu yang terbuang untuk merekrut
karyawan pengganti, dll ...
Pencegahan HIV/AIDS di TK
Pencegahan HIV/AIDS di TK
Pencegahan HIV/AIDS di TK
7. Lingkungan Kerja
 Higieneperusahaan
 Ergonomi
 Keselamatan kerja
SKEMA PROMOSI KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN SASARAN STRATEGI UPAYA OUT PUT

• HIDUP SEHAT DI
 TERSIER
TEMPAT KERJA
PENGUSAHA
PROMOSI MANAJEMEN 1. SEHAT FISIK
KESEHATAN BOARD • KAMPANYE 2. SEHAT MENTAL
DI TEMPAT • PELATIHAN 3. SEHAT SUASANA
KERJA KERJA
ADALAH UPAYA • ORIENTASI 4. SEHAT PERALTN
 SECUNDER 1. ADVOKASI
UNTUK KERJA
SERIKAT
2. BINA • MEDIA
MEMELIHARA PEKERJA INFORMASI 5. SEHAT
MELINDUNGI P2KL, DLL SUASANA
LINGKUNGAN
DAN 1. PEMBER • KEHUMASAN KERJA
MENINGKATKAN DAYAAN • DUKUNGAN
KESEHATAN KEBIJAKAN
 PRIMER
PARA
PEKERJA
PEKERJA • DLL
PRECEDE
Phase 5 Phase 4 Phase 3 Phase 2 Phase 1
Administrative Educational and Behavioral and Epidemiological Social
and policy organizational environmental diagnosis Diagnosis
diagnosis diagnosis diagnosis

Predisposing
Predisposing
HEALTH factors
factors
HEALTH
PROMOTION
PROMOTION
Behavior
Behavior
Health
Health Reinforcing
Reinforcing and
education and
education factors
factors lifestyle
lifestyle
Quality
Quality
Policy Health
Policy
Enabling
Health ofoflife
life
regulation
regulation Enabling
factors Environment
Environment
organization
organization factors

Phase 6 Phase 7 Phase 8 Phase 9


Implementation Process Impact Outcome
evaluation evaluation evaluation

PROCEED

Anda mungkin juga menyukai