Anda di halaman 1dari 29

Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan

Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat


(IVA) dan
Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
Kelas 4D :
Reksy Pabka Panora
M.Bagus Kurniawan
Syahbella Gading Virasta
Dewi Kencana Fitria
Amanda Sasqia Putri
Dinda Rahma Idda Chatami
M.Fadli Pratama
Nindia Nur Fasya
Definisi

 Inspeksi visual asam asetat (IVA)


IVA test adalah metode inspeksi visual dengan asam asetat, atau dikenal juga dengan sebutan
visual inspection with acetic acid. Seperti namanya, IVA test adalah suatu cara mendiagnosis dini
kemungkinan adanya kanker serviks dengan menggunakan asam asetat.

 Pemeriksaan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri
guna melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada payudara. Proses ini dilakukan agar semua
perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera terdeteksi sejak dini.
Etiologi

 Inspeksi visual asam asetat (IVA)


Kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks memang masih rendah. Keganasan kanker
leher rahim sebetulnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Pemeriksaan bisa dilakukan
dengan metode pap smear atau dengan IVA alias inspeksi visual dengan asam asetat.

 Pemeriksaan SADARI
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Pengetahuan yang baik tentang kanker payudara akan mendorong seseorang
berperilaku untuk melakukan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara yang diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain. dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
SADARI dengan perilaku SADARI.
Gambaran klinis

 Inspeksi visual asam asetat (IVA)


1. Terdapat hubungan antara gejala klinis keputihan, nyeri panggul, dan perdarahan diluar haid dengan hasil IVA
positif
2. Terdapat hubungan antara menikah usia dini atau berhubungan seksual <18 tahun, hamil usia <21 tahun, merokok,
dan menggunakan kontrasepsi oral dengan hasil IVA positif
3. Gejala klinis yang paling berpengaruh ialah nyeri panggul sedangkan semua faktor risiko memiliki peran yang sama
dalam menghasilkan hasil IVA positif.

 Pemeriksaan SADARI
Ciri benjolan
Curiga Kanker Perubahan Pada PUTING Perubahan Pada PUTING
- Hanya pada satu payudara - Luka di puting tidak sembuh > 6 - Luka di puting tidak sembuh > 6
- Perabaan keras bulan bulan
- Permukaan tidak rata - Keluar cairan merah atau - Keluar cairan merah atau
- Terfiksasi (tidak mudah kecoklatan kecoklatan
digerakkan) - Puting tertarik ke dalam - Puting tertarik ke dalam
- Sering tanpa nyeri - Kulit puting menebal - Kulit puting menebal
Patofisiologi
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Patofisiologi
SADARI / Breast Self-Examination (BSE)
PENATALAKSANAAN IVA & SADARI
Penatalaksanaan IVA
a) Cuci tangan dan memakai sarung tangan
b) Membersihkan genetalia eksterna dengan air DTT
c) Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga terlihat jelas
d) Bersihkan serviks dari cairan, darah, sekret dengan kapas lidi bersih
e) Periksa serviks sesuai langkah berikut:
1. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak:Jika ya, pasien dirujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika pemeriksaan oleh
dokter obsgyn, lakukan biopsi.
2. Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo Kolumnar (SSK)Jika SSK tidak tampak, maka dilakukan
pemeriksaan mata telanjang tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara, yaitu hasil negatif namun SSK tidak
tampak. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
3. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah divelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke
seluruh permukaan serviks.
4. Menunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih (acetowhite epithelium) atau tidak
5. Jika tidak (IVA negatif), menjelaskan kepada pasien kapan harus kembali untuk menguulangi pemeriksaan IVA
6. Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan
f) Mengeluarkan speculum
g) Membuang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakailainnya ke dalam container (tempat sampah) yang tahan bocor,
sedangkan alat-alat yang dapat digunakan kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
h) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan pemeriksaan lagi serta rencana tata laksana jika
diperlukan.
PENATALAKSANAAN SADARI
• POSISI MENGHADAP CERMIN
• Tahap 1
melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan putting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri
tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan
• Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit ata perlekatan tumor
terhadap otot atau fascia dibawahnya
• Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermim dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara
• Tahap 4
menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan
otot di daerah axilla
PENATALAKSANAAN SADARI
• POSISI BERBARING
• Tahap 1
PersiapanDimulai dari payudara kanan.Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda.
Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk
memeriksa payudara kanan.Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa menggunakan Vertical Strip dan
Circular
• Tahap 2
Pemeriksaan payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian
bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan pada ketiak.Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.Gerakkan tangan Anda
perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat.Di bagian bawah bra
line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan.Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk
• Tahap 3
Pemeriksaan payudara dengan Cara MemutarBerawal dari atas payudara dengan mempertahankan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.Lakukan sebanyak 2
kali.Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.Jangan lupa periksa bagian bawah
areolamammae.
• Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Putting PayudaraPemeriksaan Cairan diputting payudaraMenggunakan kedua
tangan kemudian tekan payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara
• Tahap 5 letakkan tangan anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
KOMPLIKASI IVA & SADARI

• KOMPLIKASI IVA
Komplikasi atau Efek samping yang mungkin timbul setelah tes IVA bisa meliputi
nyeri dan rasa tidak nyaman pada vagina atau perut bawah. Keluhan ini dapat
berlangsung selama 1-2 hari setelah pemeriksaan. Apabila efek samping tersebut
tidak kunjung hilang atau disertai keluhan lain, segera periksakan diri ke dokter.
• KOMPLIKASI SADARI
• Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada
payudara. Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih
serius dapat segera terdeteksi sejak dini.
• Komplikasi yang harus di waspadai dan dilakukan tindak lanjut setelah melakukan SADARI :
a) Adanya benjolan keras pada payudara atau ketiak
b) Terlihat adanya perubahan pada permukaan kulit payudara, seperti kulit menjadi berkerut
atau terdapat cekungan
c) Terlihat adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika Anda mengangkat
payudara atau menggerakkan lengan
d) Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI
e) Keluar darah dari putting
f) Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah
menjadi seperti semula
g) Puting berubah bentuk, misalnya menjadi masuk ke dalam
h) Adanya ruam di sekitar putting
i) Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara
Konsep Asuhan Keperawatan
Kanker Serviks

• Asuhan keperawatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan
pelayanan kesehatan.Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional dan
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kopetensi dan
kewenangan yang di milikinya secara mandiri maupun bekerjasamadengan anggota kesehatan
lainnya (Depkes RI, 2006).
Pengkajian
• Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan informasi dan menganalisa, sehingga
dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut.Perawat melatih keterampilan konseptual dan
observasional dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sentuhan. Penggunaan data yang akurat dan sistematis dan akan membantu menentukan
status kesehatan dan pola pertahanan pasien serta memudahkan dalam merumuskan
diagnosa

(Donges dkk, 2007).


Pengumpulan data dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Anamnesa adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada pasien, untuk mengetahui
keadaan pasien dan faktor yang di milikinya. Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu :

1) Autoanamnesa adalah anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien. Pasien


sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya.

2) Allonamnesa adalah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain guna mendapatkan
informasi yang tepat tentang kondisi pasien.

Adapun pengkajian yang perlu diperhatiakan dalam pengkajian pada pasien dengan
diagnosa medis Kanker Serviks adalah sebagai berikut : Identitas pasien yang meliputi
nama, umur, alamat, status perkawainan, agama, pendidikan, pekerjaaan suku, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, dan diagnosa medis,
Pengkajian pada klien dengan Kanker Serviks menurut
(Doenges, 2010)
a. Aktifitas/istirahat
Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia
2) Perubahan pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam
4) Pekerjaan atau profesi dengan penajaman karsinogen lingkungan dan tingkat strees tinggi

b. Sirkulasi
Gejala : Nyeri dada (angina)
Tanda : Disritmia (Vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur,
peningkatan darah dengan tekanan nada yang kuat. Takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps (krisis
tirotoksikosis)

c. Eliminasi
Gejala :
Pada kanker serviks : perubahan pada defekasi, perubahan eliminasi urinalis, misalnya nyeri
lanjutan

d. Integritas ego
i. Keamanan
Gejala : Faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda
Gejala : Tidak toleransi terhadap aktifitas, keringat
mencari pengobatan, keyakinan relegius, atau spiritual, berlebihan,
masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada
pemeriksaan)
diagnosis, dan perasaan putus asa. Tanda :Suhu meningkat 37,4∙C diaphoresis kulit halus,
e. Makan/cairan hangat
dan kemerahan
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, kehausan,
j. Seksualitas
muntah, mual, kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, Tanda : Perubagan pola respon seksual, keputihan (jumlah
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa) karakteristik, bau), perdarahan habis senggama
f. Neurosensori k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Pusing Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer :
penyakit
g. Nyaman/kenyamanan primer, riwayat pengobatan sebelumnya. Nuligravida lebih
Gejala : Adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya besar dari usia 30 tahun, multigravida pasangan seks
multiple
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan
dan aktivitas seksual dini.
proses penyakit)
l. Perencanaan pulang
h. Pernapasan Gejala : mungkin membutuhkan bantuan untuk perawatan
Gejala : Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, diri
deispnea,edema paru (pada krisis tirotoksikosis) dan aktivitas.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa kepearawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengisi kebutuhan aseptic pasien serta respon
terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label dari diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian
identifikasi masalah dari proses keperawatan.

Adapun menurut Marternity and Women’s Health Care diagnosa keperawatan pada pasien dengan kanker serviks adalah
sebagai berikut :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

b. Ansietas berhubungan dengan masalah kesehatan

c. Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit

d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit.

e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi

f. Resiko Injuryberhubungan dengan pemaparan radiasi


Perencanaan Keperawat
• Perencanaan adalah tahap ketiga dari proses keperawatan, yang dimuali
setelah data-data yang sudah terkumpul dan sudah dianalisa. Pada bagian ini,
ditemukan sasaran yang akan dicapai dan rencana tindakan keperawatan
dikembangkan. Tujuan perncanaan adalah mengurangi, menghilangkan dan
mencegah masalah keperawatan pasien (Carpenito, 2009).
• Tahap perencanaan keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan harus
SMART yaitu :
• S (Specitic) : tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda,
• M (Measurable) : tujuan harus dapat diraba,dirasakan),
• A (Archvable) : tujuan harus dapat dicapai,
• R (Realistic) : tujuan harus di pertanggung jawabkan secara ilmiah,
• T (Timing) : tujuan keperawatan tercapai dalam jangka waktu yang di tentukan.
Perencanaan dari diagnosa keperawatan berdasarkan teori :

• Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis


NOC :Pain Control
Kriteria Hasil :
1. Pasien melaporkan penurunan skala nyeri.
2. TTV dalam rentang normal.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri secara non farmakologis
NIC : Pain Management
1.1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
1.2 Anjurkan pasien untuk mengurangi faktor-faktor yang dapatnyeri.
1.3 Monitor tanda tanda vital pasien.
1.4 Ajarkan teknik manajemen nyeri non farmakologis (relaksasi nafas dalam).
1.5 Kolaborasi pemberian analgetik untuk pasien.
Dx 2: Ansietas berhubungan dengan masalah kesehatan.
NOC : Anxiety : self control Anxiety level
Kriteria Hasil :
1. Pasien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejalacemas
2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnikuntuk mengontol cemas
3. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC : Anxiety Reduction
2.1 Gunakan pendekatan yang menenangkan
2.2 Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
2.3 Identifikasi tingkat kecemasan
2.4 Dorong keluarga untuk menemani pasien
2.5 Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Dx 3 : Disfungsi seksual berhubungan dengan proses penyakit
NOC : Sexual fungtion
Kriteria Hasil :
1. Mengekspresikan kemampuan untuk melakukan aktivitas seksual meskipun mengalami ketidakmampuan fisik
2. Mengekspresikan kepercayaan diri
NIC : Sexual Conseling
3.1 Bangun hubungan teraupetik, di dasarkan pada kepercayaandan rasa hormat
3.2 Tetapkan lamanya hubungan konseling
3.3 Dorong pasien untuk mengungkapkan ketakutan dan untuk bertanya mengenai fungsi seksual
3.4 Berikan privasi dan jaminan kerahasiaan
4.1 Monitor timbulnya stress, depresi sebagai kemungkinan penyebabdisfungsi seksual
Dx 4 : Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
NOC :Knolwdge : disease process, Kowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentangpenyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya.
NIC : Teaching : disease Process
4.1 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
4.2 Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4.3 Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
4.4 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
4.5 Berikan reinforcement kepada pasien atau keluarga atas jawaban yang diberikan
5. Dx 5 : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan radiasi
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous membranes, Hemodyalis akses
Kriteria Hasil :
1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensai, elastisitas, temperature, hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak ada luka /lesi pada kulit
3. Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya secara berulang
4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan klembaban kulit dan perawatan alami
NIC : Pressure Management
5.1 Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
5.2 Monitor aktifitas dan mobilisasi pasien
5.3 Monitor status nutrisi pasien
5.4 Monitor kulit adanya kemerahan
Dx 6 : Resiko Injuryberhubungan dengan pemaparan radiasi
NOC : Risk Kontrol
Kriteria Hasil :
1. Pasien bebas dari sedera
2. Pasien mampu menjelasaka cara atau metode untuk mencegah
injury
3. Pasien mampu menjelaskan faktor resiko dari lingkungan atau
perilaku personal
4. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Mampu mengenali perubahan status kesehatan
NIC : Environment Managemen (Manajemen Lingkungan)
6.1 Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
6.2 Hindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan)
6.3 Menyediakan tempat tidur yang yaman dan bersih
6.4 Mengontrol lingkungan dari kebisingan
6.5 Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
Konsep Asuhan Keperawatan
Kanker Payudara
PENGKAJIAN
Gambaran klinis Ca Mammae yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas:
a. Kaji munculnya benjolan pada Payudara
b. Kaji Munculnya benjolan di ketiak
c. Kaji adanya Perubahan bentuk dan ukuran payudara
d. Kaji mengenai adanya Nipple Discharge
e. Kaji adanya Perubahan pada puting susu
f. Kaji apakah Kulit payudara berkerut atau tidak
g. Kaji adanya tanda-tanda kanker telah menyebar
h. Kaji adanya nyeri
i. Melakukan pengkajian pemeriksaan fisik dengan 4 tekhnik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi.
Anamnesis
Data yang mencakup wawancara meliputi:
1.Identitas pasien
2.Keluhan utama
3.Riwayat penyakit
4.Data Psikososial
5.Personal hygine
6.Pengkajian spiritual
Diagnosa Keperawatan
Kanker Payudara

• Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasienkanker payudara yaitu:
a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada,hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas).
Kategori: fisiologi, subkategori: respirasi, kode: D.0005.
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan, kode:
D.0077.
c) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi
dan cairan Kode: D.0019.
d) Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan,
subkategori:keamanan dan proteksi, kode: D.0139.
e) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi,subkategori: aktivitas dan istirahat, kode:
D.0054.
f) Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego,
kode: D.0083.
g) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. Kategori:psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0080.
h) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode:
D.0055.
i) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan
pembelajaran, kode: D.0111.
j) Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi,
kode:D.0142
Intervensi Keperawatan

a) DX D005
Manajemen pernafasandan pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas(frekuensi,kedalaman, usahanafas)
1.2 Monitor saturasioksigen
1.3 Posisikan semifowler atau fowler Berikan oksigen

b.) Dx D.0077.
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesic sesuai terapi
2.4 Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan

c.) DX D.0019.
Manajemen nutrisi
3.1 Identifikasi statusnutrisi
3.2 Monitor asupanmakanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasilpemeriksaanlaboratorium
3.5 Berikan medikasisebelum atau sesudah makan

d.) DX D.0139
Perawatan luka
4.1 Monnitor karakteristik luka(mis. drainase,warna, ukuran, bau)
4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
4.3 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
4.4 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Intervensi Keperawatan

e.) DX D.0054
Dukungan mobilisasi
5.1 Monitor TTV sebelum melai mobilisasi
5.2 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
5.3 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
5.4 Jelaskan tujuan dan prosdur mobilisasi

f.) DX D.0083
Promosi citra tubuh dankoping
6.1 Identifikasikemampuan yangdimiliki
6.2 Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
6.3 Anjurkan keluarga terlibat untuk memotivasi pasien
6.4 Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
DAFTAR PUSTAKA

• BAB II.pdf (poltekkesjogja.ac.id)

• Makalah Sadari | PDF (scribd.com)


• Akhtari, Zavare Mehrnoosh dkk. 2016. Result of randomized control trial to increase breast health awareness
among young females in Malaysia.
https://www.researchgate.net/publication/306006981_Result_of_randomized_control_trial_to_increase_breast
_health_awareness_among_young_females_in_Malaysia. Di akses pada 13 September 2021 pukul 23.42 WIB.

• Alex, K Mezei dkk. 2017. Community-based HPV self-collection versus visual inspection with acetic acid in
Uganda: a cost-effectiveness analysis of the ASPIRE trial. 8(6).
https://bmjopen.bmj.com/content/8/6/e020484. Diakses 21.11 WIB
• Doenges, Marilynn, Mary Frances Moorhouse, Alice C, Geisser. (2010) Nursing Care Plans Guiedeines For Plainning And
Documenting Patient Care. (Edisi 8).Jakarta : EGC
• Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 1. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai