Pemeriksaan SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dengan meraba dan melihat payudara sendiri
guna melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada payudara. Proses ini dilakukan agar semua
perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih serius dapat segera terdeteksi sejak dini.
Etiologi
Pemeriksaan SADARI
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Pengetahuan yang baik tentang kanker payudara akan mendorong seseorang
berperilaku untuk melakukan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara yang diperoleh dari
pengalaman sendiri maupun orang lain. dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
SADARI dengan perilaku SADARI.
Gambaran klinis
Pemeriksaan SADARI
Ciri benjolan
Curiga Kanker Perubahan Pada PUTING Perubahan Pada PUTING
- Hanya pada satu payudara - Luka di puting tidak sembuh > 6 - Luka di puting tidak sembuh > 6
- Perabaan keras bulan bulan
- Permukaan tidak rata - Keluar cairan merah atau - Keluar cairan merah atau
- Terfiksasi (tidak mudah kecoklatan kecoklatan
digerakkan) - Puting tertarik ke dalam - Puting tertarik ke dalam
- Sering tanpa nyeri - Kulit puting menebal - Kulit puting menebal
Patofisiologi
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Patofisiologi
SADARI / Breast Self-Examination (BSE)
PENATALAKSANAAN IVA & SADARI
Penatalaksanaan IVA
a) Cuci tangan dan memakai sarung tangan
b) Membersihkan genetalia eksterna dengan air DTT
c) Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga terlihat jelas
d) Bersihkan serviks dari cairan, darah, sekret dengan kapas lidi bersih
e) Periksa serviks sesuai langkah berikut:
1. Terdapat kecurigaan kanker atau tidak:Jika ya, pasien dirujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika pemeriksaan oleh
dokter obsgyn, lakukan biopsi.
2. Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo Kolumnar (SSK)Jika SSK tidak tampak, maka dilakukan
pemeriksaan mata telanjang tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara, yaitu hasil negatif namun SSK tidak
tampak. Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
3. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi yang sudah divelupkan ke dalam asam asetat 3-5% ke
seluruh permukaan serviks.
4. Menunggu hasil IVA selama 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih (acetowhite epithelium) atau tidak
5. Jika tidak (IVA negatif), menjelaskan kepada pasien kapan harus kembali untuk menguulangi pemeriksaan IVA
6. Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang akan dilakukan
f) Mengeluarkan speculum
g) Membuang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakailainnya ke dalam container (tempat sampah) yang tahan bocor,
sedangkan alat-alat yang dapat digunakan kembali, rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
h) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien, kapan harus melakukan pemeriksaan lagi serta rencana tata laksana jika
diperlukan.
PENATALAKSANAAN SADARI
• POSISI MENGHADAP CERMIN
• Tahap 1
melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan putting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri
tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan
• Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala.Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit ata perlekatan tumor
terhadap otot atau fascia dibawahnya
• Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermim dengan tangan di samping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara
• Tahap 4
menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan
otot di daerah axilla
PENATALAKSANAAN SADARI
• POSISI BERBARING
• Tahap 1
PersiapanDimulai dari payudara kanan.Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda.
Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan bagian
yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk
memeriksa payudara kanan.Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa menggunakan Vertical Strip dan
Circular
• Tahap 2
Pemeriksaan payudara dengan Vertical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian
bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk
mengawali pijatan pada ketiak.Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan.Gerakkan tangan Anda
perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat.Di bagian bawah bra
line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan.Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk
• Tahap 3
Pemeriksaan payudara dengan Cara MemutarBerawal dari atas payudara dengan mempertahankan benjolan yang
luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara.Lakukan sebanyak 2
kali.Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.Jangan lupa periksa bagian bawah
areolamammae.
• Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Putting PayudaraPemeriksaan Cairan diputting payudaraMenggunakan kedua
tangan kemudian tekan payudara anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara
• Tahap 5 letakkan tangan anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
KOMPLIKASI IVA & SADARI
• KOMPLIKASI IVA
Komplikasi atau Efek samping yang mungkin timbul setelah tes IVA bisa meliputi
nyeri dan rasa tidak nyaman pada vagina atau perut bawah. Keluhan ini dapat
berlangsung selama 1-2 hari setelah pemeriksaan. Apabila efek samping tersebut
tidak kunjung hilang atau disertai keluhan lain, segera periksakan diri ke dokter.
• KOMPLIKASI SADARI
• Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melihat kemungkinan adanya perubahan fisik pada
payudara. Proses ini dilakukan agar semua perubahan yang mengarah pada kondisi yang lebih
serius dapat segera terdeteksi sejak dini.
• Komplikasi yang harus di waspadai dan dilakukan tindak lanjut setelah melakukan SADARI :
a) Adanya benjolan keras pada payudara atau ketiak
b) Terlihat adanya perubahan pada permukaan kulit payudara, seperti kulit menjadi berkerut
atau terdapat cekungan
c) Terlihat adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika Anda mengangkat
payudara atau menggerakkan lengan
d) Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI
e) Keluar darah dari putting
f) Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah
menjadi seperti semula
g) Puting berubah bentuk, misalnya menjadi masuk ke dalam
h) Adanya ruam di sekitar putting
i) Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara
Konsep Asuhan Keperawatan
Kanker Serviks
• Asuhan keperawatan adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan
pelayanan kesehatan.Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga professional dan
bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kopetensi dan
kewenangan yang di milikinya secara mandiri maupun bekerjasamadengan anggota kesehatan
lainnya (Depkes RI, 2006).
Pengkajian
• Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan
pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan informasi dan menganalisa, sehingga
dapat diketahui kebutuhan pasien tersebut.Perawat melatih keterampilan konseptual dan
observasional dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan
sentuhan. Penggunaan data yang akurat dan sistematis dan akan membantu menentukan
status kesehatan dan pola pertahanan pasien serta memudahkan dalam merumuskan
diagnosa
2) Allonamnesa adalah anamnesa yang dilakukan dengan orang lain guna mendapatkan
informasi yang tepat tentang kondisi pasien.
Adapun pengkajian yang perlu diperhatiakan dalam pengkajian pada pasien dengan
diagnosa medis Kanker Serviks adalah sebagai berikut : Identitas pasien yang meliputi
nama, umur, alamat, status perkawainan, agama, pendidikan, pekerjaaan suku, tanggal
masuk RS, tanggal pengkajian, dan diagnosa medis,
Pengkajian pada klien dengan Kanker Serviks menurut
(Doenges, 2010)
a. Aktifitas/istirahat
Gejala :
1) Kelemahan atau keletihan akibat anemia
2) Perubahan pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam hari
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, dan keringat malam
4) Pekerjaan atau profesi dengan penajaman karsinogen lingkungan dan tingkat strees tinggi
b. Sirkulasi
Gejala : Nyeri dada (angina)
Tanda : Disritmia (Vibrilasi atrium), irama gallop, mur-mur,
peningkatan darah dengan tekanan nada yang kuat. Takikardi saat istirahat, sirkulasi kolaps (krisis
tirotoksikosis)
c. Eliminasi
Gejala :
Pada kanker serviks : perubahan pada defekasi, perubahan eliminasi urinalis, misalnya nyeri
lanjutan
d. Integritas ego
i. Keamanan
Gejala : Faktor stress, merokok, minum alkohol, menunda
Gejala : Tidak toleransi terhadap aktifitas, keringat
mencari pengobatan, keyakinan relegius, atau spiritual, berlebihan,
masalah tentang lesi cacat, pembedahan, menyangkal alergi terhadap iodium (mungkin digunakan pada
pemeriksaan)
diagnosis, dan perasaan putus asa. Tanda :Suhu meningkat 37,4∙C diaphoresis kulit halus,
e. Makan/cairan hangat
dan kemerahan
Gejala : Kehilangan berat badan yang mendadak, kehausan,
j. Seksualitas
muntah, mual, kebiasaan diet buruk (misalnya rendah serat, Tanda : Perubagan pola respon seksual, keputihan (jumlah
tinggi lemak, adiktif, bahan pengawet rasa) karakteristik, bau), perdarahan habis senggama
f. Neurosensori k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Pusing Gejala : Riwayat kanker pada keluarga, sisi primer :
penyakit
g. Nyaman/kenyamanan primer, riwayat pengobatan sebelumnya. Nuligravida lebih
Gejala : Adanya nyeri derajat bervariasi, misalnya besar dari usia 30 tahun, multigravida pasangan seks
multiple
ketidaknyamanan ringan sampai nyeri hebat (dihubungkan dengan
dan aktivitas seksual dini.
proses penyakit)
l. Perencanaan pulang
h. Pernapasan Gejala : mungkin membutuhkan bantuan untuk perawatan
Gejala : Frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, diri
deispnea,edema paru (pada krisis tirotoksikosis) dan aktivitas.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa kepearawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengisi kebutuhan aseptic pasien serta respon
terhadap masalah aktual dan resiko tinggi. Label dari diagnosa keperawatan memberi format untuk mengekspresikan bagian
identifikasi masalah dari proses keperawatan.
Adapun menurut Marternity and Women’s Health Care diagnosa keperawatan pada pasien dengan kanker serviks adalah
sebagai berikut :
• Menurut Nurarif (2015), diagnosa keperawatan yang muncul pada pasienkanker payudara yaitu:
a) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas dinding dada,hambatan upaya nafas (misalny nyeri saat bernafas).
Kategori: fisiologi, subkategori: respirasi, kode: D.0005.
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi. kategori:pisikologi, subkategori: nyeri dan kenyamanan, kode:
D.0077.
c) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan. Kategori: fisiologi, subkategori: Nutrisi
dan cairan Kode: D.0019.
d) Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanik (penekanan massa kanker). Kategori: lingkungan,
subkategori:keamanan dan proteksi, kode: D.0139.
e) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri. Kategori: fisiologi,subkategori: aktivitas dan istirahat, kode:
D.0054.
f) Gangguan cinta tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh. Kategori: psikologi, subkategori: integritas ego,
kode: D.0083.
g) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian. Kategori:psikologi, subkategori: integritas ego, kode: D.0080.
h) Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.Kategori: fisiologi, subkategori: aktivitas dan istirahat, kode:
D.0055.
i) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi.Kategori: perilaku, subkategori: penyuluhan dan
pembelajaran, kode: D.0111.
j) Resiko infeksi berhubugan dengan faktor resiko tindakan invasif.Kategori: lingkungan, subkategori: keamanan dan proteksi,
kode:D.0142
Intervensi Keperawatan
a) DX D005
Manajemen pernafasandan pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas(frekuensi,kedalaman, usahanafas)
1.2 Monitor saturasioksigen
1.3 Posisikan semifowler atau fowler Berikan oksigen
b.) Dx D.0077.
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi,karakteristik, durasi,frekuensi, kualitas,intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesic sesuai terapi
2.4 Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Intervensi Keperawatan
c.) DX D.0019.
Manajemen nutrisi
3.1 Identifikasi statusnutrisi
3.2 Monitor asupanmakanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasilpemeriksaanlaboratorium
3.5 Berikan medikasisebelum atau sesudah makan
d.) DX D.0139
Perawatan luka
4.1 Monnitor karakteristik luka(mis. drainase,warna, ukuran, bau)
4.2 Monitor tanda-tanda infeksi
4.3 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
4.4 Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Intervensi Keperawatan
e.) DX D.0054
Dukungan mobilisasi
5.1 Monitor TTV sebelum melai mobilisasi
5.2 Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
5.3 Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan
5.4 Jelaskan tujuan dan prosdur mobilisasi
f.) DX D.0083
Promosi citra tubuh dankoping
6.1 Identifikasikemampuan yangdimiliki
6.2 Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
6.3 Anjurkan keluarga terlibat untuk memotivasi pasien
6.4 Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
DAFTAR PUSTAKA
• Alex, K Mezei dkk. 2017. Community-based HPV self-collection versus visual inspection with acetic acid in
Uganda: a cost-effectiveness analysis of the ASPIRE trial. 8(6).
https://bmjopen.bmj.com/content/8/6/e020484. Diakses 21.11 WIB
• Doenges, Marilynn, Mary Frances Moorhouse, Alice C, Geisser. (2010) Nursing Care Plans Guiedeines For Plainning And
Documenting Patient Care. (Edisi 8).Jakarta : EGC
• Martin, Reeder, G., Koniak. (2014). Keperawatan Maternitas, Volume 1. Jakarta:EGC