Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Keperawatan pada pasien

Limfoma Maligna di Tursina 1 RSUDZA

Pembimbing : Ns. Inda Mariana H. MNs

Mahasiswa K3S:
Welmina Dina Abaa,
Elena Safitri,
Hanni Syahyani,
Desri Maulizani
• Limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening)
merupakan bentuk keganasan dari sistem limfatik yaitu
sel-sel limforetikular seperti sel B, sel T dan histiosit
sehingga muncul istilah limfoma maligna (maligna =
ganas). Pada orang sehat sistem limfatik tersebut justru
merupakan komponen sistem kekebalan tubuh.
• Ada dua jenis limfoma maligna yaitu Limfoma Hodgkin
(HD) dan Limfoma non-Hodgkin (LNH) (Vinjamaran,
2017).

Definisi Limfoma Maligna


• Usia
Penyakit limfoma maligna banyak ditemukan pada usia dewasa muda
yaitu antara 18-35 tahun dan pada orang diatas 50 tahun.
• Jenis kelamin
Penyakit limfoma maligna lebih banyak diderita oleh pria dibandingkan
wanita.
• Gaya hidup yang tidak sehat
Risiko Limfoma Maligna meningkat pada orang yang mengkonsumsi
makanan tinggi lemak hewani, merokok, dan yang terkena paparan UV.
• Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang sering dihubugkan dengan resiko tinggi terkena
limfoma maligna adalah peternak serta pekerja hutan dan pertanian. Hal
ini disebabkan adanya paparan herbisida dan pelarut organik.

Etiologi
• Imfodenopati superficial. Sebagian besar pasien datang dengan
pembesaran kelenjar getah bening asimetris yang tidak nyeri
dan mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha)
• Demam
• Sering keringat malam
• Penurunan nafsu makan
• Kehilangan berat badan lebih dari 10 % selama 6 bulan
(anorexia)
• Kelemahan, keletihan
• Sesak nafas
• Anemia, infeksi dan perdarahan dapat terjadi

Manifestasi Klinis
• Stadium I : Penyebaran Limfoma hanya terdapat pada satu
kelompok yaitu kelenjar getah bening.
• Stadium II : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau
lebih kelompok kelenjar getah bening, tetapi hanya pada
satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut.
• Stadium III : Penyebaran Limfoma menyerang dua atau
lebih kelompok kelenjar getah bening, serta pada dada dan
perut.
• Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar
getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti
sumsum tulang, hati, paru-paru, atau otak

Stadium Limfoma Maligna


• Radioterapi
Radiasi local untuk tempat utama yang besar harus
dipertimbangkan pada pasien yang menerima kemoterapi dan
ini dapat bermanfaat khusus jika penyakit mengakibatkan
sumbatan/obstruksi anatomis.
• Kemoterapi
Terapi obat tunggal Khlorambusil atau siklofosfamid kontinu
atau intermiten
• Terapi kombinasi.
misalnya COP (cyclophosphamide, oncovin, dan prednisolon)

Penatalaksanaan
“Penerapan Intervensi Berbasis Evidence Based Practice
untuk Mengatasi Efek Samping pada pasien yang Menjalani
Kemoterapi”
• Penulis: Maria Syelvrida Tumina & Sri Yona
• Jurnal Keperawatan, Vol 13 No 1 (99-110) Tahun 2021
• Penelitian menggunakan metode literature review diambil dari
database online (Scopus, ProQuest, Sage Publication) tahun
2013-2019. Hasil penelitian menemukan bahwa terapi musik
diakui sebagai pengobatan komplementer, penggunaan terapi
musik yang teratur telah diketahui efektif untuk meningkatkan
fungsi kardiovaskuler pada pasien kanker. Kombinasi terapi
musik dan terapi pijat periorbital juga dapat mengurangi mual
dan muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi.

Jurnal Terkait
• Pasien An. M (usia 7 tahun) datang dengan keluhan
lemas dan akan melanjutkan kemoterapi. Riwayat
penyakit pasien adalah Limfoma Hodgkins dan dirawat di
RSUDZA. Hasil pengkajian didapatkan TD 100/60
mmHg, Nadi 89x /menit, RR 20x /menit, T 36,5’C, TB
115 cm, BB 22 kg. Terapi yang sudah diberikan
Prednisone 5 mg, Dipenhydramine 1 amp, dan
Entoposide + NaCl 0,9%

Kasus
No Data Etiologi Problem
1 DS : Mual muntah Risiko
- ibu pasien mengatakan anak ketidakseimbangan
anak sedikit sulit makan nutrisi kurang dari
- ibu mengatakan makanan yang kebutuhan tubuh
disediakan tidak habis dimakan
DO :
- Ku : baik,
- GCS : compos mentis
- Pasien tampak mual
- TD : 90/60 mmHg
- HR : 90 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,4 0C

Analisa Data
No Data Etiologi Problem
2 DS : Penurunan Hb Ketidakefektifan
Ibu pasien mengatakan anaknya perfusi jaringan
lemah saat sebelum dilakukan perifer
transfusi
DO :
- Pasien tampak lemah
- TD : 90/60 mmHg
- HR : 90 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,4 0C
- Hb 11,0 g/dl
Dx NOC NIC
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. kaji pemenuhan
selama 2x24 jam diharapkan nutrisi klien
masalah risiko ketidakseimbangan nutrisi 2. kaji penurunan nafsu
kurang dari kebutuhan tubuh dapat makan
teratasi dengan kriteria hasil: 3. berikan makanan
• Mempertahankan berat badan selagi hangat
• Klien mampu menghabiskan makanan 4. ciptakan suasana
yang disediakan makan yang
• Klien mengalami peningkatan nafsu menyenangkan
makan dengan terapi musik
5. kaji masukan oral
selama 24 jam
6. berikan snack sehat
yang disukai klien

Intervensi
Dx NOC NIC
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor vital sign
selama 2x24 jam diharapkan 2. Monitor denyut
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan jantung pasien
perifer dapat teratasi dengan kriteria hasil: 3. Pantau hb pasien
• nadi dalam batas normal 4. Berikan cairan IV
• irama jantung dalam batas normal 5. Monitor tanda awal
• tekanan darah dalam batas normal syok
6. Anjurkan pasien
untuk bedrest
Tanggal Dx Implementasi
Selasa 1 1. melakukan pengkajian pemenuhan nutrisi klien
14/09/2021 2. mengkaji penurunan nafsu makan
Pukul 16.00 3. memberikan makanan selagi hangat
4. menciptakan suasana makan yang
menyenangkan dengan menganjurkan terapi
musik yang disukai pasien anak
5. mengakaji masukan oral selama 24 jam
6. memberikan snack sehat yang disukai klien

2 1. melakukan monitoring vital sign


2. melakukan monitoring denyut jantung pasien
3. memantau hb pasien
4. memberikan terapi cairan IV
5. melakukan monitoring tanda awal syok
6. menganjurkan pasien untuk bedrest

Implementasi
Tanggal Evaluasi
Rabu S:
15/08/ 2021 - ibu pasien mengatakan anak mulai mau makan
Pukul: 10.00 - ibu mengatakan makanan yang disediakan ½ porsi habis
  dimakan
Dx 1 O:
- Ku : baik, GCS : compos mentis
- Pasien tampak tenang
- TD : 100/70 mmHg
- HR : 90 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,4 0C
A: risiko ketidakseimbangan nutrisi
P:
1. kaji pemenuhan nutrisi klien
2. kaji penurunan nafsu makan
3. berikan makanan selagi hangat
4. kaji masukan oral selama 24 jam
5. ciptakan suasana makan yang menyenangkan
6. anjurkan keluarga menggunakan terapi musik pada anak
Evaluasi
Tanggal Evaluasi
Rabu S : Ibu pasien mengatakan anaknya lemah saat sebelum
15/08/ 2021 dilakukan transfusi
Pukul: 11.00 O:
  - Pasien tampak lemah
Dx 2 - TD : 100/60 mmHg
- HR : 90 x/menit
- RR : 22 x/menit
- T : 36,4 C
- Hb : 11,0 g/dl
A : ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi,
intervensi dilanjutkan
P:
1. melakukan monitoring vital sign
2. melakukan monitoring denyut jantung pasien
3. memantau hb pasien
4. memberikan terapi cairan IV
5. monitoring tanda awal syok
6. menganjurkan pasien untuk bedrest
Thank You

Anda mungkin juga menyukai