Anda di halaman 1dari 45

FARMAKOKINETIK

A ABSORBSI ORAL
Tri Cahyani W., M.Sc., Apt

 
Farmakokinetik
ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi
(yakni, ekskresi dan metabolisme) obat (Shargel & Yu, 1988 ;
Ganiswara, et al, 1995 ; Bauer, 2001) pada manusia atau hewan
dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek
perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute
pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan
disposisi obat (Lachman, et al, 1989).
Gambaran skematik peristiwa absorpsi, metabolisme, dan ekskresi dari obat-obat
setelah berbagai rute pemberian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Ansel, 1989)
efek obat Kuantitatif

data kinetika obat

hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan


intensitas efek yang ditimbulkannya.

daerah kerja efektif obat (therapeutic window) dapat


ditentukan.
Bioavailabilitas

kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.

Oleh karena itu bioavailabilitas suatu obat mempengaruhi daya terapetik,


aktivitas klinik, dan aktivitas toksik obat. (Shargel & Yu, 1988 ).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat:

1. Faktor-faktor fisiologik yang berkaitan dengan absorpsi obat


pH medium
Adanya pori-pori
Banyaknya vili dan mikrovili yang ada di daerah duodenum dan usus halus
Sifat kapiler membran sel.
Jumlah pembawa
Waktu transit obat dalam saluran cerna
Gerakan peristaltik dari duodenum
Aliran (perfusi) darah dari saluran cerna
Adanya makanan dan obat lain didalam saluran cerna
Adanya penyakit
 
 
 
 
2. Faktor-faktor farmasetik yang mempengaruhi
bioavailabilitas obat
1) Sifat Fisikokimia Obat
• Ukuran Partikel
• Luas permukaan efektif obat
• Bentuk geometrik
• Kelarutan Obat
• Bentuk kimia obat, yaitu garam, asam atau basa serta bentuk
anhidrous atau hidrous
• Polimorf obat
• Konstanta Disosiasi
• Lipofilisitas
• Stabilitas Obat

2) Faktor Formulasi Yang Mempengaruhi Bioavailabilitas


Obat.
Lanjutan
 Dalam peredaran, kebanyakan obat-obat didistribusikan melalui
cairan tubuh dengan cara yang relatif lebih mudah dan lebih
cepat dibandingkan dengan eliminasi atau pengeluaran.
 Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ sekresi
dalam bentuk metabolik hasil biotransformasi atau dalam bentuk
asalnya (Ganiswara, et al, 1995 ).
 Ada beberapa obat yang berikatan kuat dengan protein sehingga
menunda lewatnya ke jaringan sekitarnya.(Ansel, 1989)
 Konsentrasi obat diukur pada sampel biologis seperti susu,
saliva, plasma, dan urin. Secara umum serum atau plasma sering
digunakan untuk mengukur obat (Shargel, et al, 2005).
 Konsentrasi obat dalam tiap cuplikan plasma digambar pada
koordinat kertas grafik rektangular terhadap waktu pengambilan
cuplikan plasma. (Shargel & Yu, 1988).
Beberapa parameter farmakokinetik pada
sediaan oral, yaitu:
1. TetapanLaju Absorpsi (Ka) dan Waktu Paruh Absorpsi (t½a)
Tetapan laju absorpsi (Ka) adalah tetapan laju absorpsi order
kesatu dengan satuan waktu-1. Ka diperoleh dengan membuat
kurva antara waktu absorpsi dengan log Cpdiff kemudian
diregresikan sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ka
dapat dihitung dengan rumus:
Ka (waktu-1) = 2, 303 x (-slope) atau
Ka (waktu-1) = 2,303 x (-b)
Sedangkan t½a ddihitung dengan menggunakan rumus:
t½a = 0, 693/Ka
2. Tetapan kecepatan eliminasi (Ke) dan waktu paruh
eliminasi (t½e)
Tetapan laju eliminasi (Ke) adalah tetapan laju
eliminasi order kesatu dengan satuan waktu-1. Harga
Ke diperoleh dengan membuat kurva antara waktu
eliminasi dengan log Cp kemudian diregresikan
sehingga diperoleh persamaan regresi. Harga Ke
diperoleh dengan rumus:
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-slope) atau
Ke (waktu-1) = 2,303 x (-b)
t½e = 0,693/Ke
3. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum
(tmaks)
tmaks adalah waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat
disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai
konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat.
Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi maksimum
tidak tergantung pada dosis tetapi tergantung pada tetapan laju
absorpsi (Ka) dan eliminasi (Ke). Harga tmaks dapat dihitung
sebagai berikut:
In (Ka/Ke)
Tmaks =
Ka – Ke
4. Kadar maksimum dalam darah (Cpmaks)
Cpmaks adalah konsentrasi plasma puncak
menunjukkan konsentrasi obat maksimum
dalam plasma setelah pemberian obat secara
oral
Pada konsentrasi maksimum, laju absorpsi
obat sama dengan laju eliminasi, sehingga
harga Cpmaks dapat dihitung dengan rumus di
bawah ini:
Cpmaks = Cpo (e-Ke.tmaks – e-Ka.tmaks)
5. Volume distribusi (Vd)
Volume distribusi dipengaruhi oleh keseluruhan laju eliminasi
dan jumlah perubahan klirens total obat di dalam tubuh.
Do x F x Ka
Vd =
Cpo (Ka – Ke)
6. Area di bawah kurva (AUC)
AUC mencerminkan jumlah total obat aktif yang mencapai
sirkulasi sistemik. AUC merupakan area di bawah kurva
kadar obat dalam plasma – waktu dari t = 0 sampai t = ~
(lihat gambar 2). Harga AUC dapat diperoleh dengan cara:
a. AUC dari 0 - n jam, dapat dihitung dengan rumus luas segitiga yaitu ½ x alas x
tinggi
b. AUC dari waktu n1 – nx dihitung dengan rumus
Cn-1 + Cn (tn – tn-1)
2

c. AUC dari waktu nx - ~ dihitung dengan rumus


Cpnx
  Ke
7. Klirens total (Cltot)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan dari obat
persatuan waktu oleh seluruh tubuh (ml/menit). Klirens obat
merupakan ukuran eliminasi obat dari tubuh tanpa
mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Klirens total
adalah jumlah total seluruh jalur klirens di dalam tubuh
termasuk klirens melalui ginjal dan hepar.
Cltot = Vd . Ke
8. Volume kompartemen sentral (Vp)
Volume kompartemen sentral berguna untuk menggambarkan
perubahan konsentrasi obat karena merupakan kompartemen
yang diambil sebagai kompartemen cuplikan. Vp berguna
dalam menentukan klirens obat. Besaran Vp memberikan
petunjuk adanya distribusi obat di dalam tubuh.
Harga Vp dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Do
Vp =
Ke x [AUC]~
9. Jumlah obat terabsorpsi, persen obat terabsorpsi dan persen obat
tidak terabsorpsi
a. Jumlah obat terabsorpsi menurut waktu dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ab Cp + Ke [AUC]t
=
Ab~ Ke [AUC]o
 
b. Persen obat terabsorpsi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus:
Ab
% terabsorpsi = x 100%
Ab~
c. Persen obat tidak terabsorpsi :
% obat tidak terabsorpsi = 100% - % obat terabsorpsi
Model Kinetika Absorbsi
Obat di dalam Obat di dalam Obat
saluran cerna; Ka plasma; DB, K dieliminasi;
DGI Cp, Vd DE

Laju perubahan jumlah obat di dalam tubuh = laju perubahan


obat di dalam plasma = laju absorbsi – laju eliminasi
Kurva kadar plasma vs waktu

Kadar puncak, Cpmax


Fase Absorbsi :
Kadar plasma obat, Cp

Fase Puncak:

Waktu kadar
Waktu , t Fase Eliminasi:
puncak, tmax
Model absorbsi orde nol
 Laju absorbsi orde nol :

 Laju eliminasi orde satu :

 Laju perubahan jumlah obat di dalam tubuh :

 Hasil integrasi dan substitusi DB = Cp.Vd :


Model absorbsi orde satu
 Laju pengurasan orde satu dari GI :
 Di mana :
 Sehingga :

 Dan

 Hasil integrasi dan substitusi DB = Cp.Vd :


Model absorbsi orde satu

Merupakan suatu tetapan untuk


masing-2 obat, sering disingkat
dgn A
Kadar puncak plasma, Cpmax
Waktu untuk mencapai kadar puncak, tmax
Langkah2 penentuan parameter dan persamaan profil Fk
K=
t1/2 eliminasi
0,693/t1/2

0
FKaDB
Cp  (e  Kt  e  Kat )
Kadar diklofenak dalam plasma (Cp), μg/ml

Vd ( K  Ka)
Slo
=Kp

Slo
a

p =K
ln Ka
t max  K

Ka  K

t1/2
absorbsi

Ka = 0,693/t1/2 abs

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu sampling, t, jam
Data kadar plasma
obat per oral sebagai
berikut. Tentukan 20,0

Cp = 13 (e-0,107t – e-0,347t)
A = 13mg/L
parameter-2 FK yang
12 11
sesuai, dan tuliskan
persamaan kurvanya. 10

Kadar plasma, Cp
10,0
9,0 X
(mg/L)
8,0
Kadar 7,0 X
Waktu, t
(jam)
obat, Cp
(mg/L)
6,0
** ****
5,2
5,0
*X **
1 3,13 4,0
4,0
*
2 4,93
3,0 * *
3 5,86
4,0 *
4 6,25 3,0
2,0
2,0 *
5 6,28
6 6,11
7 5,81 *
1,0
1,0
8 5,45 0,9

9 5,06 0,8
0,7
t1/2e=6,5 jam *
10 4,66 0,6

12 3,90 0,5 *
14 3,24 0,4
t1/2a=2 jam K=0,693/6,5 jam *
16 2,67 0,3 K= 0,107 jam-1
18 2,19
24 1,20 0,2
28 0,81 Ka= 0,693/2 jam
32 0,54 Ka= 0,347 jam-1
36 0,36
0,1
5 7
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
12 14 16 18,5 20
18 24 28 30 32 36 40 Waktu, t (jam)
Model Kompartemen satu
pemberian secara oral
Faktor penentu laju absorpsi
ekstravaskular

 Bentuk sediaan:
o Padatan: Tablet, serbuk, kapsul
o Cair: larutan, eleksir, emulasi
o Padat/Cair: suspensi
 Anatomi dan fisiologi tempat absorpsi:
o Saluran cerna:
• Luas permukaan dinding usus,
• Kecepatan pengosongan lambung,
• Pergerakan saluran cerna,
 Hal di atas akan berpengaruh pada fraksi obat yang
terabsorpsi: (F)
Kompartemen-satu terbuka
pemberian obat per oral
Profil konsentrasi obat di darah
pada pemberian oral
Kompartemen-satu terbuka
pemberian obat per oral
Kompartemen-satu terbuka
pemberian obat per oral
Kompartemen-satu terbuka
pemberian obat per oral
Perhitungan konstanta laju eliminasi (ka)
dengan metode residual
Penomena “FLIP FLOP” ka
dan k
Menentukan ka dengan menggambarkan
prosen obat tidak terabsorpsi vs waktu
Menentukan ka dengan menggambarkan
prosen obat tidak terabsorpsi vs waktu
Menentukan ka dengan menggambarkan
prosen obat tidak terabsorpsi vs waktu
Pengaruh ka dan k pada
Cmaks, tmaks dan AUC
KEGUNAAN FARMAKOKINETIKA
1. Bidang farmakologi
Farmakokinetika dapat menerangkan mekanisme kerja suatu obat dalam tubuh, khususnya
untuk mengetahui senyawa yang mana yang sebenarnya bekerja dalam tubuh; apakah
senyawa asalnya, metabolitnya atau kedua-duanya. Data kinetika obat dalam tubuh sangat
penting untuk menentukan hubungan antara kadar/jumlah obat dalam tubuh dengan
intensitas efek yang ditimbulkannya. Dengan demikian daerah kerja efektif obat
(therapeutic window) dapat ditentukan. (Cahyati, 1985)
2. Bidang farmasi klinik
a) Untuk memilih route pemberian obat yang paling tepat.
b) Dengan cara identifikasi farmakokinetika dapat dihitung aturan dosis yang tepat untuk
setiap individu (dosage regimen individualization).
c) Data farmakokiketika suatu obat diperlukan dalam penyusunan aturan dosis yang
rasional.
d) Dapat membantu menerangkan mekanisme interaksi obat, baik antara obat dengan obat
maupun antara obat dengan makanan atau minuman.
 3. Bidang toksikologi
Farmakokinetika dapat membantu menemukan sebab-sebab terjadinya efek toksik dari
pemakaian suatu obat.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai