Anda di halaman 1dari 39

1

MANAJEMEN PUBLIK
– Partisipasi Dalam Pelayanan Publik –

Sukarni Novita Sari, S.Sos.,


MA
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
2 Deskripsi Perkuliahan

Bahan Kajian
• Konsep Partisipasi Dalam Pelayanan Publik (Public Participation In Public Services)
• Konsep Citizens Engagement
• Konsep Stakeholders Engagement

Tujuan Perkuliahan
• Mahasiswa memahami arti pentingnya Citizens Engagement
• Mahasiswa memahami tentang pemetaan Stakeholders
• Mahasiswa memahami pengertian Konsultan Publik
• Mahasiswa memahami pengertian Citizens Charter
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
3 Partisipasi Publik

Pring dan Noe (2002) mendefinisikan


partisipasi publik sebagai label yang
mencakup semua yang digunakan
untuk menjelaskan berbagai mekanis-
me bahwa seseorang atau kelompok
dapat melakukan komunikasi dan
pandangan mereka terhadap masalah
publik.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


4 Partisipasi Publik

White (1995) mendefinikan partisipasi


publik sebagai keterlibatan aktif dari
populasi lokal dalam pengambilan
keputusan mengenai proyek-proyek
pembangunan serta implementasinya.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


5 Partisipasi Publik

Definisi lain juga ditemukan oleh


UNDESA yang menyoroti lebih lanjut
bahwa dalam partisipasi publik, masya-
rakat diberikan kesempatan untuk
memperbaiki kondisi hidup mereka de-
ngan bergantung pada inisiatif mereka
sendiri.

Partisipasi masyarakat sebagai pember-


dayaan diri memerlukan mobilisasi dan
kontrol publik.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
6 Partisipasi Publik

Clapper (1993:14) mendefinisikan par-


tisipasi masyarakat sebagai upaya se-
mua orang termasuk dalam "publik"
untuk mempengaruhi kegiatan peme-
rintah, apakah mereka menikmati hak
dan kewajiban kewarganegaraan atau
tidak.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


7 Partisipasi Publik

Partisipasi publik merupakan salah satu


aspek yang diperlukan dalam manaje- Effective Vs. Efficient
men pelayanan publik yang lebih efektif
dan efisien.

Perkembangan paradigma pelayanan


publik yang menempatkan penerima
layanan sebagai pusat kontrol kualitas
pelayanan dan membuat partisipasi
publik memiliki nilai dukung yang sig-
nifikan. Do Things Right Do the Right Things

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


8 Prinsip-prinsip Partisipasi Publik

1. Involvement.
2. Transparency and traceability.
3. Joint responcibility.
4. Room for maneuvere.
5. Balance and equal opportunities.
6. Mutual respect.
7. Fairness.
8. Information.
9. Clear language.
10. Deadlines.
11. Organization.
12. Decision and feedback. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
13. Legal Scope.
9 Bentuk-bentuk Partisipasi Publik

Masyarakat berpartisipasi dengan merencana-


kan aksi secara mandiri. Mereka mengembang-
Masyarakat berpartisipasi
kan kontak dengan lembagadalam eksternalmengem-
untuk
bangkan
sumber dandan
daya menganalisa
saran-saran rencana
teknis kerja.dibu-
yang Par-
Masyarakat menyumbangkan tenaganya un-
Masyarakat
tisipasi
tuhkan, dilihat
tetapidiberi
sebagai
informasi
kontrol hak, bukan
bagaimana atassumber
apa
hanya yang seba-
daya
Vaneklasen dan Miller (Handayani, 2006) tuk mendapatkan
Masyarakat berpartisipasi
makanan, dengan
karena
uang adanya
atau
cara menja-
imbal-
sudah
gai alatdiputuskan
tersebut mencapai
digunakantujuan,
dan apaprosesnya
berada yang
di sudah
tangan melibat-
terjadi.
masyara-
Masyarakat
wab
an
permintaan
lainnya.
beberapa Masyarakat
duduk
dari
pertanyaan.
lembaga
dalam menyediakan
lembaga
eksternal
Hasil jawaban
resmi
untuk
sumber dia-
Pengambil
kan
kat metodologi
keputusan
sepenuhnya. dalam
Secaramenyampaikan
mencari perspektif
ideal partisipasi infor-
semes-
1. Partisipasi Simbolis. tanpa namun
nalisis
daya,
memenuhimelalui
pihaktujuan.
luar
tidak
proses
untuk
terlibat
Mungkin
pemilihan
identifikasi
dalam
adadankeputusan
pengambil-
masalah
tidak
tinya
masi berwujud
yang tetapi
berbeda partisipasi
tidak
serta
mendengarkan interaktif
menggunakan ataupunbe-
tanggapan
proses
mempunyai
dan
an
bersama
keputusan
cara pengatasan
tetapi
kekuasaan
sehingga
biasanya
masalah
mereka
yang
terjadi
sesungguhnya.
tanpa
tidak
setelahmema-
memiliki
2. Partisipasi Pasif. pengorganisasian
dari masyarakat
lajar diri, tetapi
terstruktur. sehingga
Karena tentunyahanya
masyarakat
informasi hal terse-
terlibat
sukkan
keterikatan
keputusan
but pandangan
menuntut besar
untuk diambil.
meneruskan
masyarakat.
kapabilitas sumber partisipasinya
daya manusia
3. Partisipasi Konsultatif. berjalan
dalam pengambilan
satu arah. keputusan dan terikat
ketika
yang masa pemberian
optimal. Di negara insentif
dunia selesai.
ketiga yang um-
4. Partisipasi dengan Insentif Material. untuk mempertahankan tujuan, maka institusi
umnya
lokal diberpemerintahan
masyarakat juga menjadi totaliter menggunakan
kuat.
5. Partisipasi Fungsional.
model partisipasi simbolis, pasif ataupun kon-
6. Partisipasi Interaktif. sultatif. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
7. Pengorganisasian Diri.
10 Tingkatan Partisipasi Publik

Pada makalahnya 8 yang Citizen


termu-Control
7 American
at di Journal of the Delegated Power Citizen Power
Institute of Planners
6 dengan Partnership
judul “A Ladder of Citizen Placation
5
Participation”, bahwa terda-
4 partisi-
pat 8 tangga tingkat Consultation Tokenism
pasi berdasarkan 3 kadar ke-
Informing
kuatan masyarakat 2 dalamTherapy
memberikan pengaruh peren- Manipulation
canaan.
1 Manipulation
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
– Sherry Arnstein (1969)
11 Tingkatan Partisipasi Publik

Tingkat partisipasi ini adalah yang


paling rendah, yang memposisikan
Manipulation
Manipulation 1

masyarakat hanya dipakai sebagai


pihak yang memberikan persetu-
juan dalam berbagai badan pena-
sehat. Dalam hal ini tidak ada
partisipasi masyarakat yang sebe-
narnya dan tulus, tetapi disele-
wengkan dan dipakai sebagai alat
publikasi dari pihak penguasa.
Masukan masyarakat hanya digu-
nakan untuk memajukan agenda Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA

yang ada.
12 Tingkatan Partisipasi Publik

Dengan berkedok melibatkan parti- Therapy


Therapy 2
sipasi masyarakat dalam perenca-
naan, para ahli memperlakukan
anggota masyarakat seperti proses
penyembuhan pasien dalam terapi.
Rakyat berpartisipasi dengan di-
beritahu apa yang telah diputus-
kan atau telah terjadi. Ini melibat-
kan pengumuman sepihak oleh
administrator tanpa mendengar-
kan tanggapan masyarakat. Contoh
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
terapi dapat dilihat dalam program
13 Tingkatan Partisipasi Publik

Therapy
Therapy 2

perumahan publik di mana kelom-


pok penyewa digunakan sebagai
kendaraan untuk mempromosikan
kampanye pembersihan. Para pe-
nyewa dibawa untuk membantu
"menyesuaikan nilai-nilai dan sikap
untuk orang-orang dari masyarakat
yang memiliki kekuasaan lebih
besar."
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
14 Tingkatan Partisipasi Publik

Memberikan informasi kepada Informing


Informing 3
masyarakat tentang hak-hak mere-
ka, tanggungjawab dan berbagai
pilihan, dapat menjadi langkah
pertama yang sangat penting
dalam pelaksanaan partisipasi
masyarakat. Meskipun yang sering
terjadi adalah pemberian informasi
satu arah dari pihak pemegang
kekuasaan kepada masyarakat,
tanpa adanya kemungkinan untuk
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
memberikan umpan balik atau
15 Tingkatan Partisipasi Publik

Informing
Informing 3
kekuatan untuk negosiasi dari
masyarakat. Dalam situasi saat itu
terutama informasi diberikan pada
akhir perencanaan, masyarakat
hanya memiliki sedikit kesempatan
untuk mempengaruhi rencana.
Alat yang paling sering digunakan
untuk berkomunikasi (satu arah)
adalah media berita, pamphlet,
poster, dan tanggapan pertanyaan.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
16 Tingkatan Partisipasi Publik

Masyarakat diberikan informasi


tentang proyek atau masalah dan
Consultation
Consultation 4

diminta untuk memberikan ko-


mentar atau masukan. Tangga par-
tisipasi ini masih palsu karena tidak
memberikan jaminan bahwa kepri-
hatinan warga dan idenya akan di-
perhitungkan. Tetapi pihak power-
holders membatasi masukan dari
warga negara semata-mata untuk
membuat seakan-akan ada partisi-
pasi. Orang-orang hanya dianggap Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA

sebagai abstraksi statistik dan par-


17 Tingkatan Partisipasi Publik

tisipasi diukur dengan berapa ba-


nyak datang ke pertemuan, mem-
Consultation
Consultation 4

bawa pulang brosur, atau menja-


wab kuesioner. Capaian dalam
tangga ke-4 ini adalah bahwa
mereka telah ikut serta dalam
partisipasi. sementara itu yang
dicapai powerholders adalah bukti
bahwa publik telah terlibat dalam
partisipasi. Metode yang sering
digunakan adalah survei, pertemu-
an lokal, dan dengar pendapat Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA

dengan masyarakat.
18 Tingkatan Partisipasi Publik

Pada tingkat ini masyarakat mulai Placation


Placation 5
mempunyai beberapa pengaruh
meskipun beberapa hal masih
tetap ditentukan oleh pihak yang
mempunyai kekuasaan. Dalam
pelaksanaannya beberapa anggota
masyarakat dianggap mampu
dimasukkan sebagai anggota
dalam badan-badan kerjasama
pengembangan kelompok masya-
rakat yang anggota-anggotanya
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
merupakan wakil dari berbagai
19 Tingkatan Partisipasi Publik

instansi pemerintah. Walaupun Placation


Placation 5
usulan dari masyarakat diperha-
tikan sesuai dengan kebutuhannya,
namun suara masyarakat seringkali
tidak didengar karena kedudukan-
nya relatif rendah atau jumlah
mereka terlalu sedikit dibanding
anggota dari instansi pemerintah.
hak-hak dan tanggungjawab
berbagai elemen struktur tersebut
tidak didefinisikan dan ambigu.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
Ambiguitas tersebut kemungkinan
20 Tingkatan Partisipasi Publik

Placation
Placation 5

akan menyebabkan konflik yang


cukup besar pada akhir proses
perencanaan tahunan. Dalam hal
ini masyarakat sudah berpartisipasi
luas tetapi belum mendapat
keuntungan yang besar dari
powerholder.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


21 Tingkatan Partisipasi Publik

Pada tingkat ini, atas kesepakatan Partnership


Partnership 6
bersama, kekuasaan dalam berba-
gai hal dibagi antara pihak masya-
rakat dengan pihak pemegang
kekuasaan. Dalam hal ini disepakati
bersama untuk saling membagi
tanggung jawab dalam perenca-
naan dan pembuatan keputusan
serta pemecahan berbagai masa-
lah. Telah ada kesamaan kepenti-
ngan antara pemerintah dan
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
masyarakat.
22 Tingkatan Partisipasi Publik

Dalam hal ini pemerintah melaku-


Delegated Power
Delegated Power 7

kan proses pengambilan keputusan


dan pendanaan. Di sisi lain masya-
rakat diberikan beberapa delegasi
kekuasaan untuk membuat kepu-
tusan. Publik akan berpartisipasi
dalam analisis bersama, pengem-
bangan rencana aksi dan pemben-
tukan atau penguatan lembaga
lokal. Proses ini melibatkan meto-
dologi interdisipliner yang mencari Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
23 Tingkatan Partisipasi Publik

berbagai perspektif dan membuat


Delegated Power
Delegated Power 7

penggunaan proses belajar siste-


mik dan terstruktur. Sebagai
kelompok mengambil keputusan-
keputusan daerah dan menentu-
kan bagaimana sumber daya yang
tersedia yang akan digunakan,
sehingga mereka memiliki kepen-
tingan dalam mempertahankan
struktur atau praktek dalam melak-
sanakan program pemerintah. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
24 Tingkatan Partisipasi Publik

Pada tingkat ini masyarakat memi- Citizen Control


Citizen Control 8
liki kekuatan untuk mengatur
program atau kelembagaan yang
berkaitan dengan kepentingan
mereka. Mereka mempunyai
kewenangan dan dapat menga-
dakan negosiasi dengan pihak-
pihak luar yang hendak melakukan
perubahan. Dalam hal ini usaha
bersama warga dapat langsung
berhubungan dengan sumber-
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
sumber dana untuk mendapat
25 Tingkatan Partisipasi Publik

Citizen Control
Citizen Control 8

bantuan atau pinjaman tanpa


melalui pihak ketiga. Jadi masyara-
kat memiliki kekuasaan untuk
merencanakan, melaksanakan dan
mengawasi program yang dibuat-
nya.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


26 Tingkatan Partisipasi Publik

8 Citizen Control

7 Delegated Power Citizen Power

6 Partnership

5 Placation
4 Consultation Tokenism
3 Informing
2 Therapy
Manipulation
1 Manipulation
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
27 Tingkatan Partisipasi Publik

1. None – Artinya outsider semata-mata


bertanggung jawab pada semua pihak,
dengan tanpa keterlibatan masyarakat
2. Information or Indirect – Sama dengan
tidak ada partisipasi tetapi informasi
merupakan sesuatu yang spesifik.
3. Consultation – Outsider mendasarkan
Goethert (1998) dalam Imparato atas informasi dengan tidak langsung
dan Ruster (2003:22-23) mem- diperoleh dari masyarakat.
bagi 5 tingkat partisipasi yaitu:
4. Shared Control – Masyarakat dan outsi-
der berinteraksi sejauh mungkin secara
bersamaan.
5. Full Control – Masyarakat mendominasi
dan outsider membantu ketika diperlu-
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA

kan.
28 Tingkatan Partisipasi Publik

Masyarakat berpartisipasi dengan merencana-


kan aksi secara mandiri. Mereka mengembang-
Masyarakat berpartisipasi
kan kontak dengan lembagadalam eksternalmengem-
untuk
bangkan
sumber dandan
daya menganalisa
saran-saran rencana
teknis kerja.dibu-
yang Par-
Masyarakat menyumbangkan tenaganya un-
Masyarakat
tisipasi
tuhkan, dilihat
tetapidiberi
sebagai
informasi
kontrol hak, bukan
bagaimana atassumber
apa
hanya yang seba-
daya
tuk mendapatkan
Masyarakat berpartisipasi
makanan, dengan
karena
uang adanya
atau
cara menja-
imbal-
Sherry Arnstein (1969) sudah
gai alatdiputuskan
tersebut mencapai
digunakantujuan,
dan apaprosesnya
berada yang
di sudah
tangan melibat-
terjadi.
masyara-
Masyarakat
wab
an
permintaan
lainnya.
beberapa Masyarakat
duduk
dari
pertanyaan.
lembaga
dalam menyediakan
lembaga
eksternal
Hasil jawaban
resmi
untuk
sumber dia-
Pengambil
kan
kat metodologi
keputusan
sepenuhnya. dalam
Secaramenyampaikan
mencari perspektif
ideal partisipasi infor-
semes-
1. Partisipasi Simbolis. tanpa namun
nalisis
daya,
memenuhimelalui
pihaktujuan.
luar
tidak
proses
untuk
terlibat
Mungkin
pemilihan
identifikasi
dalam
adadankeputusan
pengambil-
masalah
tidak
tinya
masi berwujud
yang tetapi
berbeda partisipasi
tidak
serta
mendengarkan interaktif
menggunakan ataupunbe-
tanggapan
proses
mempunyai
dan
an
bersama
keputusan
cara pengatasan
tetapi
kekuasaan
sehingga
biasanya
masalah
mereka
yang
terjadi
sesungguhnya.
tanpa
tidak
setelahmema-
memiliki
2. Partisipasi Pasif. pengorganisasian
dari masyarakat
lajar diri, tetapi
terstruktur. sehingga
Karena tentunyahanya
masyarakat
informasi hal terse-
terlibat
sukkan
keterikatan
keputusan
but pandangan
menuntut besar
untuk diambil.
meneruskan
masyarakat.
kapabilitas sumber partisipasinya
daya manusia
3. Partisipasi Konsultatif. berjalan
dalam pengambilan
satu arah. keputusan dan terikat
ketika
yang masa pemberian
optimal. Di negara insentif
dunia selesai.
ketiga yang um-
4. Partisipasi dengan Insentif Material. untuk mempertahankan tujuan, maka institusi
umnya
lokal diberpemerintahan
masyarakat juga menjadi totaliter menggunakan
kuat.
5. Partisipasi Fungsional.
model partisipasi simbolis, pasif ataupun kon-
6. Partisipasi Interaktif. sultatif. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
7. Pengorganisasian Diri.
29 Tingkatan Partisipasi Publik

1. Partisipasi Simbolis.
2. Partisipasi Pasif. Vaneklasen dan Miller (Handayani, 2006)
3. Partisipasi Konsultatif.
4. Room for maneuvere.
5. Balance and equal opportunities. Masyarakat diberi informasi atas apa yang
Masyarakat berpartisipasi dengan cara menja-
6. Mutual respect. sudah diputuskan dan apa yang sudah terjadi.
Masyarakat
wab beberapaduduk
pertanyaan.
dalam lembaga
Hasil jawaban
resmi
7. Fairness. Pengambil keputusan menyampaikan infor-
tanpa melalui
dianalisis pihakproses
luar untuk
pemilihan
identifikasi
dan tidak
masalah
8. Information. masi tetapi tidak mendengarkan tanggapan
mempunyai
dan cara pengatasan
kekuasaanmasalah
yang sesungguhnya.
tanpa mema-
dari masyarakat sehingga informasi hanya
9. Clear language. sukkan pandangan masyarakat.
berjalan satu arah.
10. Deadlines.
11. Organization.
12. Decision and feedback. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
13. Legal Scope.
30 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Conyers (1994:154), ada tiga


alasan utama mengapa partisipasi
masyarakat mempunyai sifat sangat
penting, yaitu:
1. Partisipasi masyarakat merupakan
suatu alat untuk memperoleh in-
formasi mengenai kondisi, kebutu-
han dan sikap masyarakat
setempat, yang tanpa kehadirannya
program pembangunan serta
proyek-proyek akan gagal.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
31 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Conyers (1994:154), ada tiga


alasan utama mengapa partisipasi
masyarakat mempunyai sifat sangat
penting, yaitu:
2. Masyarakat akan lebih memperca-
yai proyek atau program pemba-
ngunan jika merasa dilibatkan da-
lam proses persiapan dan perenca-
naannya, karena mereka akan lebih
mengetahui seluk beluk proyek
tersebut dan akan mempunyai rasa
memiliki terhadap proyek tersebut.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
32 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Conyers (1994:154), ada tiga


alasan utama mengapa partisipasi
masyarakat mempunyai sifat sangat
penting, yaitu:
3. Timbul anggapan bahwa merupa-
kan suatu hak demokrasi bila
masyarakat dilibatkan dalam
pembangunan masyarakat mereka
sendiri.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


33 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Siahaan (2002:4), partisipasi


masyarakat memiliki keuntungan sosial,
politik, planning dan keuntungan
lainnya, yaitu:
1. Pandangan Sosial – Keuntungan
utamanya adalah untuk mengaktif-
kan populasi perkotaan yang cen-
derung individualistik, tidak punya
komitmen dan dalam kasus yang
ekstrim teralienasi. Dalam hal ini
secara simultan mempromosikan
semangat komunitas dan rasa
kerjasama dan keterlibatan. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
34 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Siahaan (2002:4), partisipasi


masyarakat memiliki keuntungan sosial,
politik, planning dan keuntungan
lainnya, yaitu:
2. Pandangan Politik – Partisipasi
lebih mempromosikan participatory
dibanding demokrasi perwakilan
(representative democracy) sebagai
hak demokrasi dari setiap orang
dan dengan demikian publik secara
umum, untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan.
Partisipasi publik juga akan mem- Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
35 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Siahaan (2002:4), partisipasi


masyarakat memiliki keuntungan sosial,
politik, planning dan keuntungan
lainnya, yaitu:
bantu dewan (counsellors) dan para
pembuat keputusan lainnya untuk
mendapatkan gambaran lebih jelas
mengenai permintaan-permintaan
dan aspirasi konstituen mereka atau
semua pihak yang akan terpenga-
ruh, dan sensitivitas pembuatan
keputusan dapat dimaksimalkan
jika ditangani secara tepat. Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
36 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Siahaan (2002:4), partisipasi


masyarakat memiliki keuntungan sosial,
politik, planning dan keuntungan
lainnya, yaitu:
3. Dari segi Planning – Partisipasi
menyediakan sebuah forum untuk
saling tukar gagasan dan prioritas,
penilaian akan public interest
dalam dinamikanya serta
diterimanya proposal-proposal
perencanaan.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


37 Arti Penting Partisipasi Publik

Menurut Siahaan (2002:4), partisipasi


masyarakat memiliki keuntungan sosial,
politik, planning dan keuntungan
lainnya, yaitu:
4. Keuntungan lain – Dari partisipasi
publik adalah kemungkinan terca-
painya hubungan yang lebih dekat
antara warga dengan otoritas kota
dan menggantikan perilaku
they/we menjadi perilaku us.

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA


38 Pendekatan Partisipasi Publik

Merupakan bentuk paling


1. Community – Based Strategies dasar dari pembangunan
partisipatif.
Merupakan bentuk umum
2. Area – Based Strategies dari program-program pe-
merintah.
Schubeller (1996:3) Merupakan struktur fung-
sional dari sistem infra-
3. Functionally – Based Strategies struktur sebagai kerangka
Dimana
referensi.memerlukan
seluruh proses manaje-
4. Process – Based Strategies men infrastruktur sebagai
kerangka referensi.
Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA
Terimakasih
Sampai Bertemu di Kelas Berikutnya

Disusun oleh: Sukarni Novita Sari, S.Sos., MA

Anda mungkin juga menyukai