a. Identify Coping
b. Generate Insights/ Sense
Making/Finding Meaning
Evaluasi, terminasi/kesimpulan,
penutupan, dan tindak lanjut
Konseling process
1. Analisis
2. Sintesis
3. Diagnosis
4. Prognosis
5. Konseling (Intervention/
treatmen )
6. Follow-up
11
Analisis
Tujuan :
memperoleh pemahaman tentang diri klien sehubungan dengan
syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian
diri, baik untuk masa sekarang maupun yang akan datang.
12
Sintesis
Langkah untuk merangkum, mengolong-golongkan serta
menghubung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga
tergambarkan keseluruhan pribadi klien.
13
Diagnosis
Bordin:
Dependence (ketergantungan)
Lack of information (Kekurangan Informasi)
Self-conflicts (Konflik diri) Pepinsky
Choice anxiety (Kecemasan membuat Lack of assurance (kurangpastian/ ragu-ragu)
keputusan/pilihan) Lack of information (kurang informasi)
No problems ( “merasa” tidak mempunyai masalah) Lack of skills (kurang ketrampilan)
Dependence (ketergantungan)
Self conflicts (konflik diri)
15
b. Etiologi (Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah)
16
4. Prognosis
17
5.Konseling
Konseling dapat dipandang sebagai keseluruhan
proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat
dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling.
18
Pada tahap konseling dilakukan :
19
Pengembangan Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa strategi :
• Forcing Conformity
• Changing Attitude
• Learning The Needed Skills
• Selecting The Appropriate Environment
• Changing Environment
20
Forcing Conformity
• Strategi membantu klien dalam kondisi, disatu sisi harus melaksanakan tugas-tugas tertentu
dan harus dijalani, namun pada sisi lainnya ia tidak senang untuk melaksanakan
Changing Attitude
• Strategi mengubah sikap dalam mentelesaikan masalah
Changing Environment,
• Mengembangkan lingkungan yang mendukung pemecahan masalah. Beberapa upaya
pemecahan masalah gagal karena karena lingkungan yang tidak mendukung.
21
6. Follow Up
Langkah follow-up dapat diartikan sebagai hal-hal yang
perlu direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk
dikembangkan dan/atau tindak lanjut dari alternatif yang
telah dilaksanakan di lapangan.
22
PROSES ASSESMENT
DALAM PSIKOLOGI KLINIS
2. METODE ASESMEN
Ada beberapa metode asesmen yang dapat digunakan
untuk menegakkan diagnosa, yaitu:
1. Interview/wawancara (Auto anamnesa & Allo anamnesa)
2. Observasi (obs.langsung yg memiliki tingkat validitas tinggi
dlm asesmen)
3. Life record (mll data” klien, spt ijazah, buku harian, surat,
album foto, penghargaan, riwayat kesehatan, dsb)
4. Checklist (biasanya digunakan bersamaan dg observasi)
5. Psikotes (membantu mengurangi bias selama asesmen
berlangsung)
Pengumpulan Data untuk Assesmen,
melalui
Wawancara
Pengalaman subyek
Teknik : Langsung (focus) dan Tidak
langsung (umum)
INTERVIEW DIAGNOSTIK
Ditujukan pada pasien / klien yang mengalami gangguan
(Psikotik)
Fokus utama pada simtom “K” untuk melihat parah /
tidaknya durasi; sejarah masa lalunya, dan prediksi ke masa
depan.
Bersifat kaku berupa mental status
(sudah berfokus pada tujuan tertentu)
Meliputi :
Intelektual dan proses berpikir gangguan persepsi; perhatian
dan orientasi; ekspresi emosi; pemahaman konsep diri dan
penampilan perilaku.
INTAKE INTERVIEW
Fokus utama :
Keinginan klien
Motivasi untuk menyelesaikan masalah
Dilakukan secara langsung (tatap muka)
SYARAT INTERVIEW
Rapport
Menciptakan kenyamanan
Saling mengenal
Saling percaya
FASE PERTENGAHAN
Mendapatkan informasi untuk merumuskan tentang
perubahan – perubahan karakter “S”
Keluhan dan simptom apa yang dirasakan sekarang;
Kejadian yang menimbulkan stress yang selama ini
dipendam
Individu seperti apa, adakah fungsi organik yang
mempengaruhinya
Melakukan inquiry
FASE PENUTUPAN