Anda di halaman 1dari 10

D os e n Pe n g a m p u h : Wa O d e A i s a Z o a h i ra , S . ke p. , Ns . , M .

Ke p
M a t a Ku l i a h :
Ke s e l a m a t a n Pa s i e n & K 3 Ke p e rawa t a n
 
 
 
MA K A L A H M A N A J E M E N R E S I KO K 3 D I DA L A M DA N D I LUA R G E D U N G
 
 
 

DI S U S U N O L E H :
 
 
 
 
NAMA : A D I L A H NI S S YA H S A F F I NU L FA H
NIM : P 202 1 0 2 0 0 3
KELAS : T 1 K E PE R AWATA N
 
 
 
 
 
 
PRO G R A M S T DI S - 1 K E PE R AWATA N
FA K U LTA S I L M U - I L MU K E S E H ATA N
U NI V E R S I TA S MA NDA L A WA LU YA
T. A 2 02 1 / 20 22
 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih
termasuk buruk. Pada tahun 2014 saja, lebih dari
seribu tujuh ratus pekerja meninggal di tempat
kerja. Tidak saja di negara-negara berkembang, di
negara maju sekalipun kecelakaan kerja konstruksi
masih memerlukan perhatian serius
BAB II
PEMBAHASAN
A.Konsep Manajemen Risiko K3
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu
ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan tidak terlepas
dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja baik dari
segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan
organisasi, baik kecelakaan kerja, gangguan kesehatan, maupun
pencemaran lingkungan harus merupakan bagian dari biaya
produksi. Manajemen K3 pada dasarnya mencari dan
mengumpulkan kelemahan operasional yang memungkinkan
terjadinya kecelakaan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan
mengungkapkan sebab suatu kecelakaan, dan meneliti apakah
pengendalian secara cermat dapat dilakukan atau tidak.
Kesalahan operasional yang kurang lengkap,keputusan yang
tidak tepat, salah perhitungan, dan manajemen yang kurang
tepat dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan
(Rumondang, 2015).
B.Teori Penyebab Kecelakaan dan Manajemen K3
Ada beberapa teori yang menjelaskan penyebab suatu
kecelakaan. Dahulu teori penyebab kecelakaan memandang
bahwa kecelakaan disebabkan oleh tindakan pekerja yang
salah (misalnya pada The Accident-Proneness Theory).
Semenjak dikenalkannya The Chain-of-Events Theory, The
Domino Theory, dan The Distraction Theory, maka
pihak organisasi dan manajemen yang dianggap berperan
sebagai penyebab suatu kecelakaan. Anggapan tentang
kecelakaan kerja yang bersumber kepada tindakan yang tidak
aman yang dilakukan pekerja telah bergeser dengan anggapan
bahwa kecelakaan kerja bersumber kepada factor-faktor
organisasi dan manajemen (Andi, 2015). Pihak manajemen
harus bertanggungjawab terhadap keselamatan. Para pekerja
dan pegawai mestinya dapat diarahkan dan dikontrol oleh
pihak manajemen sehingga tercipta suatu kegiatan kerja yang
aman. Pada teori yang terbaru makin terlihat bahwa penyebab
kecelakaan kerja semakin komplek.
C.Faktor Risiko K3 Didalam dan Diluar gedung RS
1. Faktor Risiko K3 Didalam Rumah Sakit
a).Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang
mudah terbakar atau meledak (obat–obatan).
b).Bahan beracun, korosif dan kaustik .
c).Bahaya radiasi .
d).Pencahayaan.
e).Syok akibat aliran listrik .
f).Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda
tajam .Cth : Ampul Obat, Jarum Suntik,
g).Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit.
2. Faktor Resiko K3 Diluar Rumah Sakit
a).Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit atau instansi
kesehatan dapat digolongkan dalam :
Lingkungan bangunan RS harus bebas dari banjir.
Lingkungan RS harus bebas dari asap rokok, tidak berdebu, tidak becek,
atau tidak terdapat genangan air, dan dibuat landai menuju ke saluran
terbuka atau tertutup, tersedia lubang penerima air masuk dan disesuaikan
dengan luas halaman.
Pencahayaan Faktor-Faktor Risiko K3 di Luar Gedung
Kebisingan
Kebersihan
Saluran air limbah domestik dan limbah medis harus tertutup dan terpisah
Luas lahan bangunan dan halaman harus disesuaikan dengan luas lahan
keseluruhan
Tempat-tempat tertentu yang menghasilkan sampah harus disediakan tempat
sampah
Jalur lalu lintas pejalan kaki dan jalur kendaraan harus dipisahkan.
Ketetapan yang diatur oleh the environment protection act 1990
mendefinisikan : Polutan, Limbah terkendali, Limbah khusus.
Kriteria limbah berbahaya.
D. Cara Pengendalian dan Monitoring Risiko K3
Didalam dan Diluar Gedung Rumah Sakit
1.Cara Pengendalian dan Monitoring Risiko Dalam
K3Didalam Rumah Sakit
a)Planning/ (Perencanaan)
Fungsi perencanaan adalah suatu usaha
menentukan kegiatan yang akan dilakukan di masa
mendatang guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
b)Organizing/ (Organisasi)
Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
rumah sakit / instansi kesehatan dapat dibentuk
dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat rumah
sakit / instansi kesehatan daerah (wilayah) sampai
ke tingkat pusat atau nasional.
c)Actuating/ (Pelaksanaan)
Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah
kegiatan mendorong semangat kerja, mengerahkan
aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas
yang akan menjadi aktivitas yang kompak
(sinkron), sehingga semua aktivitas sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
d)Controlling/ (Pengawasan)
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang
mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana
sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang dikehendaki.
2.Cara Pengendalian dan Monitoring Risiko Dalam
K3Diluar Rumah Sakit
Eliminasi–memodifikasi desain untuk
menghilangkan bahaya
Subtitusi–pengganti bahan kurang berbahaya
atau mengurangi energi sistem
Kontrol teknik / Perancangan–menginstal sistem
ventilasi, mesin penjagaan, interlock
Kontrol administratif–tanda-tanda keselamatan,
daerah berbahaya, tanda untuk trotoar pejalan kaki
Alat Pelindung Diri (APD)–kacamata safety,
perlindungan pendengaran, pelindung wajah,
respirator, dan sarung tangan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai