Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KPERAWATAN JIWA

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)


KELOMPOK III:
Ayu Devayanti (P202102008)
KasmaWati (P201901020)
Irma Lestari (P201901016)
Novika Andriani (P201901028)
Nofiatri Ilyas (P202102007)
Siti Badriah Ruslin.L (P201901033)
Yamin (P201901014)
Wa Ode Sudarti (P201801067)
 
• KONSEP MEDIS
A. Pengertian
Perilaku kekerasan dalam keluarga adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap perempuan maupun anak. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
Undang-Undang PKDRT ini menyebutkan bahwa Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara
fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1 ayat
1).
B. Rentang Respon Marah
Tindakan kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
dapat membahayakan fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut
juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu
stressor dengan gerakan motorik yang tidak dikontrol.
- Asertif : Mampu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain dan merasa lega.
- Frustasi : Merasa gagal mencapai tujuan disebabkan karena tujuan yang tidak realistis.
- Pasif : Diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan yang sedang
dialami.
- Agresif : Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang masih terkontrol.
- Amuk : Tindakan destruktif dan bermusuhan yang kuat dan tidak terkontrol.
C. Karakteristik Kekerasan Dalam Keluarga

1. Isolasi sosial

2. Kekuasaan dan Kontrol

3. Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

4. Proses transmisi antargenerasi

D. Faktor Presdiposisi

1. Faktor Psikologis

2. Faktor Sosial Budaya

3. Faktor biologis
E. Etiologi

Menurut Stearen kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas,
tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
kemarahan yaitu frustasi, hilangnya harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak
terpenuhi.

Frustasi, sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan / keinginan yang
diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak
mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan
keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.

Hilangnya harga diri; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk
dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa
rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.
F. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala atau perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam


keadaan marah diantaranya adalah:

- Perubahan fisiologi Tekanan darah meningkat

- Perubahan Emosional Mudah tersinggung

- Perubahan Perilaku Agresif pasif

- Menyerang atau menghindar (fight of flight)

- Menyatakan Secara Asertif (Assertiveness)

- Memberontak (acting out)


G. Lingkup Rumah Tangga

Lingkup rumah tangga dalam Undang-Undang ini meliputi (Pasal 2 ayat 1):
1. Suami, isteri, dan anak (termasuk anak angkat dan anak tiri).
2. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud
dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan
perwalian, yang menetap dalam rumah tangga (mertua, menantu, ipar dan besan);
dan/atau.
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut (Pekerja Rumah Tangga)
H. Bentuk-Bentuk KDRT
1. Kekerasan fisik
2. Kekerasan psikis
3. Kekerasan Seksual
4. Penelantaran Rumah Tangga

I. Siklus Penganiayaan Dan Kekerasan


Alasan lain yanng sering diajukan menngapa wanita sulit meninggalkan hubungan
yang abusive ialah siklus kekerasan atau penganiayaan.
J. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain :
1. Sublimasi
2. Proyeksi
3. Represi
4. Reaksi
5. Displacement

K. Psikopatologi
Depkes (2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan
marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan
kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak
menyenangkan dan terancam.
Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain, akan memberikan
perasaan lega, menu runkan ketegangan, sehingga perasaan marah dapat diatasi.

Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya dilakukan


individu karena ia merasa kuat. Cara demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah
bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang berkepanjangan dan dapat menimbulkan
tingkah laku destruktif, seperti tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain

maupun lingkungan.
• ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS
 
Ny. T, umur 36 tahun sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga(KDRT) yang dilakukan oleh
suaminya. Sudah 2 tahun terakhir semenjak suami Ny. T tidak bekerja sikapnya berubah sering kasar,
marah-marah, memukulinya. Menurut kakak Ny. T, Ny. T belum dikarunia anak dan Ny.T bekerja sebagai
karyawan di bank swasta. Suami Ny.T sering bertengkar karena Ny. T terlambat pulang karena rapat.
Ny.T sudah menjelaskan tentang alasan keterlambatan pulangnya, tetapi suaminya tidak percaya, karena
marah Ny.T didorong hingga jatuh dan pipinya terbentur dimeja. Suami Ny. T pun juga sering marah
apabila istri tidak memenuhi kebutuhan suami dan terkadang suaminya sering melakukan kekerasan dalam
hubungan seksual. Menurut kakaknya Ny. T, saat ini kondisinya sering melamun, merasa takut dan
terancam, pandangan kosong, lebih sering menyendiri, tidak mau berbicara sehingga Ny. T tidak bekerja
lagi, tidak ada kontak mata. Karena khawatir dengan kondisi adiknya, maka kakaknya membawanya
konsultasi ke rumah sakit jiwa. Hasil pengkajian diperoleh terdapat luka lebam/memar disekujur tubuh dan
tampak memar pada pipi kiri,. Saat ditanya tentang suaminya dia hanya diam dan meneteskan air mata .
A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. T
Umur : 36 tahun
Tanggal Pengkajian : 12 November 2021
Informan : Pasien & keluarga pasien

2. FISIK
Tanda Vital :TD: 120/80 mmHg
N: 80x/menit
S: 37oC
P: 20x/menit

Ukur : TB: 156 cm


BB: 50 kg
3. KLASIFIKASI DATA
Data Subjektif
1. Klien mengatakan merasa takut kepada suaminya
2. Klien mengatakan malu dan malas untuk bergabung, berinteraksi dengan orang lain
3. Klien lebih sering menyendiri, merasa takut dan terancam, tidak mau berbicara
4. Klien mengatakan sering dipukuli apabila tidak memuaskan dan melayani nafsu suaminya
5. Klien mengatakan suami sering menampar pipi pasien, memaki-maki pasien, dan memukuli pasien
6. Klien mengatakan sakit diseluruh bagian tubuhnya

Data Objektif
1. Pasien nampak menyendiri dan melamun.
2. Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara.
3. Klien berbicara dengan lambat
4. Klien tampak ketakutan apabila didekati
5. Klien nampak tegang dan menunjukkan gerakan tremor
6. Afek dari klien tumpul
7. Interaksi kontak mata klien kurang dan mudah beralih pandangan
8. Terdapat luka lebam/memar disekujur tubuh dan tampak memar pada pipi
ANALISA DATA

DATA
1. DS :- Klien mengatakan malu dan malas untuk bergabung, berinteraksi dengan orang lain
- Klien lebih sering menyendiri, merasa takut dan terancam, tidak mau berbicara
DO :- Pasien nampak menyendiri dan melamun.
- Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara.
- Klien berbicara dengan lambat
- Interaksi kontak mata klien kurang dan mudah beralih pandangan

PENYEBAB
Faktor penyebab KDRT Keadaan ekonomi rendah, ketergantungan ekonomi istri terhadap suami
Pergeseran fungsi keluarga Stress dan cemas Perasaan terancam Kemarahan
Mekanisme koping tidak adekuat Hubungan tidak seimbang Antara suami dan istri
Pandangan bahwa suami lebih berkuasa daripada istri Tindakan dekstruktif dan tidak asertif
Perilaku kekerasan terhadap istri Istri mengalami kesepian dan khawatir Sering melamun adanya
stress berlebihan Isolasi sosial

MASALAH
Isolasi sosial
 
DATA
2. DS : - Klien mengatakan merasa takut kepada suaminya
- Klien mengatakan sering dipukuli apabila tidak memuaskan dan melayani nafsu suaminya
- Klien mengatakan suami sering menampar pipi pasien, memaki-maki pasien, dan memukuli pasien
DO : -Terdapat luka lebam/memar disekujur tubuh dan tampak memar pada pipi
- Klien tampak ketakutan apabila didekati
- Klien nampak tegang dan menunjukkan gerakan tremor

PENYEBAB
Faktor penyebab KDRT Keadaan ekonomi rendah, ketergantungan ekonomi istri terhadap suami
Pergeseran fungsi keluarga Stress dan cemas Perasaan terancam Kemarahan
Mekanisme koping tidak adekuat Hubungan tidak seimbang Antara suami dan istri Pandangan
bahwa suami lebih berkuasa daripada istri Tindakan dekstruktif dan tidak asertif Perilaku kekerasan
terhadap istri Istri mengalami kecemasan Ansietas

MASALAH
Ansietas
DATA
3. DS : - Klien mengatakan suami sering menampar pipi pasien, memaki-maki pasien, dan memukuli pasien
- Klien mengatakan sakit diseluruh bagian tubuhnya
DO :- Terdapat luka lebam/memar disekujur tubuh dan tampak memar pada pipi

PENYEBAB
Perilaku kekerasan terhadap istri Lebam Gangguan integritas kulit

MASALAH
Gangguan integritas kulit
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Ansietas
3. Gangguan Integritas Kulit
intervensi

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial berhubungan dengan kecemasan dan depresi

SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan kemampuan untuk membina
hubungan yang erat, hangat,terbuka dan independen dengan orang lain dapat teratasi dengan kriteria
hasil:
1. Minat interaksi meningkat (5)
2. verbalisasi isolasi menurun (5)
3. verbalisasi ketidakamanan ditempat umum menurun (5)
4. perilaku menarik diri menurun (5)
5. kontak mata membaik (5)

SIKI
Promosi sosialisasi
Observasi:
- identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain.
- identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain.
LANJUTAN……

Terapeutik:
- motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan.
- motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok.
- berikan umpan balik positif dalam perewatan diri.
Edukasi:
- anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
- anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain.
- Latih bermain peran untuk meningkatkan keterampilan komunikasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif

SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan tingkat ansietas
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
1. verbalisasi kebingungan menurun (5)
2. verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun (5)
3. perilaku gelisah menurun (5)
4. perilaku tegang (5)
5. konsentrasi membaik (5)
6. pola tidur membaik (5)

SIKI
Reduksi ansietas
Observasi:
- identifikasi saat tingkat ansietas berubah(misal kondisi,waktu,stressor)
- identifikasi kemampuan mengambil keputusan.
- monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
LANJUTAN……

Terapeutik:
- ciptakan suasan terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan.
- temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan.
- pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian.
-motivasi mengindentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Edukasi:
- jelaskan prosedur,termasuk sensasi yang mungkin dialami.
- informasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan, dan prognosis.
- anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi.
-latih teknik relaksasi.
Kolaborasi:
pemberian obat antlansietas, jika perlu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan factor mekanis

SLKI
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan integritas kulit dan jaringan
dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Integritas kulit dan jaringan
1. kerusakan jaringan menurun (5)
2. kerusakan lapisan kulit menurun (5)
3. nyeri menurun (5)
4. kemerahan menurun (5)
5.pigmentasi abnormal (5)

SIKI
Perawatan integritas kulit
Observasi:
- identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
- penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
LANJUTAN……

Terapeutik:
- gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
- hindari produk dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi:
- anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum)
- anjurkan minum air yang cukup.
- anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya.
IMPLEMENTASI DAN CATATAN
PERKEMBANGAN

DIAGNOSA KEPERWATAN :

1. Isolasi sosial berhubungan dengan kecemasan dan depresi

IMPLEMENTASI :

Mengikutsertakan dan memotivasi pasien mengikuti TAK: sosialisasi sesi 1

EVALUASI :
● S : pasien mengatakan “selamat pagi, nama saya ibu T, hobi saya memasak”
● O : pasien mengangguk ketika diminta ikut TAK sesi 1, pasien kooperatif, pasien mengikuti TAK sesi 1
hingga selesai.
● A : pasien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap dengan pasien lain dan kelompok.
● P : bina hubungan saling percaya, ikut sertakan sera motivasi pasien mengikuti semua sesi TAK.
LANJUTAN……
IMPLEMENTASI:
1. Membina hubungan saling percaya dengan ;
- Memberi salam setiap interaksi
- Memperkenalkan nama dan tujuan perawat berkenalan
- Menanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
- Menunjukkan sikap jujur dan menepati janji
- Menayakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien
- Membuat kontrak interaksi yang jelas
2. Mendengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan pasie

EVALUASI :
S : pasien menyebutkan kegiatan sehari-harinya “bangun tidur, merapikan tempat tidur, mandi, makan pagi,
tidur siang, makan siang, tidur, mandi, makan malam”, pasien mengatakan suka tidur.
O : pasien mau duduk berdampingan, pasien terlihat gelisah, pasien menjawab pertanyaan seperlunya saja
sambil tersenyum, pasien tidak mau bercerita
A : pasien menunjukkan sedikit tanda-tanda percaya kepada perawat, pasien belum bersedia
mengungkapkan masalahnya
P : dengarkan dengan penuh perhatian perasaan pasien.
LANJUTAN……

IMPLEMENTASI :
1. Tanyakan pada pasien tentang :
- Orang yang tinggal seumah atau teman sekamar pasien
- Orang yang paling dekat dengan pasien di rumah atau di ruang perawatan.
- Apa yang membuat pasien dekat dengan dengan orang tersebut
- Orang yang tidak dekat dengan pasien di rumah atau di ruang perawatan
- Apa yang mebuat pasien tidak dekat dengan orang tersebut
- Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien penyebab menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien

EVALUASI :
S : pasien mengatakan lebih banyak tiduran di kamar, pasien mengatakan tidak suka berkumpul dan mengobrol, lebih
suka tiduran dan menyendiri di tempat tidur
O : pasien jarang berkomunikasi dengan perawat dan pasien lain, pasien tidak banyak bicara, pasien harus banyak
ditanya agar bicara, pasien terlihat sungkan untuk bicara, pasien terlihat bingung dan ketakutan ketika ditanya
mengenai kehidupan dirumah
A : pasien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
P : ajak pasien untuk berkenalan dengan yang lain.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
2. Ansietas berhubungan dengan koping individu tidak efektif

IMPLEMENTASI :
1. Membina hubungan saling percaya :
- Memberi salam setiap interaksi
- Memperkenalkan nama dan tujuan perawat berkenalan
- Menanyakan dan panggil nama kesukaan pasien
- Menunjukkan sikap jujur dan menepati janji
- Menayakan perasaan pasien dan masalah yang dihadapi pasien
- Membuat kontrak interaksi yang jelas

EVALUASI :
S : pasien membalas sapaan perawat. Pasien mengatakan bahwa dirinya bernama ibu T, suasana hati
pasien saat ini sedang khawatir dan takut akan sesuatu, pasien bersedia untuk dikaji dan melakukan kontrak
waktu berikutnya
P : pasien mau membalas dan berjabat tangan, pasien duduk berdampingan dengan perawat, kontak mata
bagus, pasien mau mengutarakan masalah, ekspresi wajah pasien gelisah, sesekali tersenyum kepada
perawat dan pasien mau menjawab semua pertanyaan perawat
A : TUK 1 (membina hubungan saling percaya) tercapai
P : lanjutkan TUK 2 (pasien mengenal ansietasnya)
LANJUTAN…..

EMPLEMENTASI :
1. Pasien dapat mengenal ansietasnya:
- Menyapa pasien dan menanyakan bagaimana perasaannya saat ini
- Menanyakan apa penyebab dari kecemasan yang dialami
- Menjelaskan informasi apabila kecemasan tidak dapat diatasi oleh pasien sendiri dan
membantu pasien untuk mengontrol kecemasan
- Membuat kontrak dengan pasien untuk diskusi selanjutnya.

EVALUASI :
S : : pasien membalas sapaan perawat. Pasien dapat menceritakan keadaannya saat ini. Pasien
dapat menceritakan kecemasannya dan apa yang menyebabkan dirinya cemas. Pasien memahami
akibat dari kecemasan berlebih. Pasien bersedia untuk melakukan pertemuan berikutnya
O : kontak mata bagus, pasien mampu mengatakan kondisinya saat sedang cemas, mengetahui
penyebab kecemasannya dan akibat dari kecemasannya, pasien tampak sedikit tenang
A : TUK 2 (pasien mengenal ansietasnya) tercapai
P : lanjutkan TUK 3 (Pasien dapat menunjukkan starategi koping efektif dalam menghadapi
ansietasnya dengan menggunakan teknik relaksasi ateknik distraksi)
LANJUTAN……

IMPLEMENTASI :
1. Pasien dapat menunjukkan starategi koping efektif dalam menghadapi ansietasnya dengan
menggunakan teknik relaksasi ateknik distraksi :
- Menyapa pasien dan menanyakan bagaimana perasaannya saat ini
- Membantu klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan teknik distraksi selama 15
menit
- Memberikan pujian kepada klien atas pencapaiannya melakukan teknik relaksasi nafas dalam
dan teknik dikstraksi yang baik
- Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengobrol bersama keluarga maupun petugas
yang ada diruang perawatan

EVALUASI :
S : pasien menjawab sapaan perawat. Pasien mau mengungkapkan perasaannya saat itu. Keluarga pasien
mengatakan bersedia membantu pasien mengatasi kecemasannya. Keluarga pasien bersedia membantu pasien
mengatasi kecemasannya dengan teknik relaksasi dan distraksi
O : pasien masih tampak sedikit gelisah, pasien mampu memperhatikan perawat, pasien mampu mempraktikkan
teknik relaksasi nafas dalam dan distraksi, pasien tampak lebih tenang
A : TUK 3 (Pasien dapat menunjukkan starategi koping efektif dalam menghadapi ansietasnya dengan
menggunakan teknik relaksasi ateknik distraksi)
P : lanjutkan TUK 4 (Pasien dapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol rasa cemasnya)
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan factor mekanis

IMPLEMENTASI :
- Mengidentifikasi penyebab luka lebam/memar
- Mencuci area yang kemerahan dengan menggunakan sabun dan keringkan
- Menghindari produk berbahan alcohol pada kulit kering
- Melindungi permukaan kulit dengan menggunakan atau kombinasi berikut:
- Oleskan lotion pada daerah luka lebam/memar
- Tutup luka dengan balutan steril
- Pantau tanda-tanda klinis dari infeksi luka

EVALUASI :
S : pasien mengeluh rasa nyeri sekitar luka ketika di palpasi
O : pada balutan luka terlihat warna jambu dan tidak berbau
A : luka memperlihatkan tanda awal penyembuhan
P : teruskan perawatan luka.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai